Bab. 20 hampir saja

Suara ketukkan pintu dan panggilan Alin, membuat Revan dan Lenna berjingkat kaget. Jantung keduanya seolah melompat keluar.

"Sial !! Brengsek!!..." umpat Revan dalam hati, ada amarah yang terlukis diwajah tampannya, kedua manusia itu tampak panik dan tergesa-gesa membenahi pakainya.

Dengan cepat, Revan menarik lengan Lenna yang masih sibuk membenahi pakaian dalamnya

"Bersembunyi lah dibawah sini" kata Revan panik, ia mendorong tubuh Lenna agar masuk kedalam kolong meja kerjanya.

Suara ketukkan dan panggilan itu masih terdengar, dengan langkah lebar dan cepat menuju pintu. Lalu meraih gagang pintu dan membukanya

Alin yang melihat kondisi Revan yang nampak berantakkan membuatnya terhenyak, ia bisa melihat ada kemarahan dari mata sang suami

"Ma-mas?", ia menatap suaminya dengan tatapan curiga dan aneh. Namun yang lebih membuat Alin aneh adalah, sikap suaminya yang tampak begitu dingin

"Ada apa?" Ucap Revan dengan nada dingin, wajahnya nampak menahan emosi. Tingkah suaminya membuat Alin bertanya-tanya.

"Enggak ada apa-apa kok, Mas. Aku tadi mau kedapur haus, tapi aku sepertinya denger suara-suara aneh dari arah sini" Jawab Alin.

Matanya mengedar semua sudut ruangan, namun, ketika pandangannya mengarah kesofa, matanya seolah terkunci disana. Ia mengerutkan dahi, kondisi sofa yang berada disudut ruangan nampak berantakkan.

Sebelum Alin banyak bertanya, Revan telah dulu menjelaskan. "Aku tadi tiduran disofa" ucap Revan dengan nada dingin. Membuat Alin menatap wajah sang suami, tatapan keduanya bertemu.

Revan menatap tajam sang istri. Alin yang mendapat tatapan itu mengalihkan pandangannya kesegala arah. "Apa, kerjaan Mas udah selesai?" tanya Alin

"Belum, sebentar lagi". Setiap jawaban dan sikap suaminya yang diberikan membuat Alin bertanya-tanya. Ia bisa merasakan, disetiap penekanan kata ada nada emosi yang ingin meledak.

Alin menganggukkan pelan kepalanya, lalu memutuskan untuk kekamarnya saja, rasa haus yang melanda mendadak hilang seketika. Sebelum pergi, ia meminta Revan untuk segera kembali kekamar mereka

Revan mengantar isterinya sampai didepan pintu ruangannya, ketika sang istri benar-benar telah kembali ke kamar. Barulah ia segera menghampiri Lenna yang masih berada dibawah meja. Ia menarik pergelangan tangannya

Revan menempelkan jari telunjuknya kebibir Lenna, isyarat agar tetap diam. Wajahnya terlihat pias, keringat membasi dahinya. "Gimana, Mas?" kata Lenna berbisik pelan.

"Aman" bisik Revan. Ia mendorong pelan tubuh Lenna, ia mengisyaratkan agar Lenna duduk diatas meja. Revan menoleh kearah dimana jam dinding tergantung. Jarum jam menujukkan pukul 03.22 menit. "Gila ! ternyata udah hampir pagi" batin Revan. Ia menatap Lenna kembali, "Luar biasa banget ini cewek, kayak gak ada capeknya ngelayani Aku" gumamnya dalam hati, seringai tipis melengkung dibibirnya

"Kita lanjuti yang tadi lagi ya?" ucap Revan berbisik didepan telinga Revan, tubuh Lenna meremang, ketika Revan mencium telinganya dengan intim. Lalu mengangguk pelan

Keduanya pun melanjutkan kembali penyatuan yang tadi sempat usai. Revan membungkam mulut Lenna dengan mulutnya, bahkan keduanya seperti tidak ada capeknya.

Malam itu, keduanya telah melakukan penyatuan berkali-kali, merasa tidak ada puasnya. Setelah lebih dari lima belas menit, akhirnya mereka menyudahi penyatuannya. Saat itu jam telah menunjukkan pukul empat pagi.

Lenna, berjalan menuju kamarnya dengan mengendap-ngendap. kepalanya berkeliling menatap sekitar. Namun, ketika akan memasuki kamar, rasa haus riba-tiba melanda.

Akhirnya, ia memutuskan untuk turun kebawah. Ia berjalan pelan melangkah, melewati setiap sekat ruangan. Ketika ia akan melwati kamar pasangan suami istri itu, tiba-tiba bunyi pintu di buka.

Seketika ia menoleh, muncullah wanita cantik disana, Lenna nampak terkejut. Alin menatap wajah sahabatnya itu dengan mengernyitkan dahinya

"Kenapa, Len?, kok muka kamu pucat gitu? Tanya Alin, dengan tatapan heran

Meskipun ia bersikap tenang, namun rasa gugup itu masih menyelimuti dirinya. "Hah.. En-enggak ada apa-apa kok, Lin!? ucapnya gugup, ia tersenyum canggung. "I-ini, aku kebangun mau minum" ucapnya lagi

"Oo... Gitu?! kamu kayak habis olahraga aja, keringat kamu banyak banget"

"Hah.. Masak sih" jawab Lenna gugup, lalu menyeka keringat didahinya. "Kamu, kenapa udah bangun?" tanyanya balik

"Aku, mau keruang kerjanya, Mas Revan" kata Alin ragu-ragu, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Lalu Alin menceritakan kepada Lenna, bahwa Revan belum kembali kekamarnya. Wajah Alin tampak muram, karena sang suami tidak seperti biasanya

Sebagai teman yang baik, Lenna mulai berdrama untuk menenangkan hati sahabatnya itu. Ia mengusap pelan bahunya. Setelah Alin merasa perasaan sudah membaik, Lenna memutuskan untuk turun kebawah

"Ya udah, Aku mau minum dulu ya" ucapnya, Ia berjalan tergesa menuruni anak tangga.

Sedangkan Alin, melangkah pelan, menuju dimana suaminya berada. Ia mengetuk pintu pelan. Namun telah beberapa menit tidak ada jawabannya, akhirnya dia membuka pintunya dengan pelan

Ternyata, sang suami tengah tertidur diatas sofa ruang kerjanya. Alin berjalan mendekat, lalu menatap wajah sang suami yang tertidur pulas. Ia sebenarnya ingin menyentuh wajah tampan itu namun, ia takut membuat sang suami terbangun

***

Mentari pagi telah menyinari seisi bumi, hari ini nampak cerah. Sepasang suami istri nampak duduk santai didepan meja makan.Tadi Alina tampak sangat kesulitan ketika saat akan membangunkan Revan.

Keduanya tampak menikmati teh hangatnya, didepannya telah terhidang tiga nasi goreng dengan telur mata sapi. Keduanya mengobrol dengan asyik

Tidak lama, muncullah gadis sexy dari lantai atas. Lenna ikut bergambung dengan keduanya.

"Hai !!.. " Ia menyapa pasangan suami istri itu dengan wajah berseri-seri.

"Kayaknya lagi bahagia banget ya?!" Alin menggoda sahabatnya itu. Lenna tampak mengulum senyum senang.

Ketika kedua sahabat itu asyik bercanda, berbeda dengan Revan. Ia hanya diam dan menikamti sarapannya, sesekali mencuri pandang kearah gadis yang ada didepannya.

"Kalian, mau pergi bareng kan" pertanyaan itu Alin lontarkan kepada suami dan sahabatnya

Tidak segera menjawab, Revan dan Lenna hanya saling berpandangan.Tidak lama keduanya serempak menjawab "Iya".

Membuat Alin terbahak. "Kalian kompak banget sih". Membuat Lenna mengulum senyum, sedangkan Revan tersenyum tipis, melanjutkan makannya.

"Len, aku, titip Mas Revan ya?" celotehnya, "Kalau ada wanita yang deketin Mas Revan laporin ke Aku ya?!" Alin terkekeh, membuat Lenna tertegun sejenak, lalu mengangguk pelan

Revan yang mendengar sempat menghentikan suapannya, namun hanya sesaat. Tidak lama ketiganya menyudahi sarapannya

Lalu berpamitan berangkat kekantor bersama.

****

Setelah kepergian suami dan sahabatnya, Lenna memutuskan untuk melangkah kelantai atas, ia bermaksud untuk membereskan ruang kerja suaminya.

Karena, ia tadi sempat melihat bahwa ruang itu tampak berantakkan. Ia merasa kasian ketika menyuruh mbak Yati yang membereskannya, ia hanya ingin mengurangi pekerjaan mbak Yati.

Beberapa saat lamanya, ia telah sampai didalam ruangan suaminya. ia membuka hordeng jendela, agar sinar matahari bisa masuk

Terpopuler

Comments

Mutiara 123

Mutiara 123

bikin penasaran, cpt kelanjutannya gak sabar nunggu bkn greget

2024-09-03

0

Nurhaedah Syarif

Nurhaedah Syarif

lanjut

2024-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!