Bab.8 Mulai Mendekati Revan

setelah pembicaraannya dengan Alina beberapa saat lalu, Revan belum bisa untuk memejamkan matanya. ia membolak balikkan badannya, mencari posisi ternyaman. namun ia tak kunjung mengantuk

akhirnya ia memutuskan untuk keluar kamar, dan melangkah menuju ruang kerjanya, ia duduk lalu membuka laptopnya, mengecek beberapa berkas yang belum sempat ia lihat

Tak lama, fokusnya teralihkan dengan bunyi notifikasi dari ponselnya

ting..

ia melirik lalu membaca si pengirimnya, " Lenna " gumamnya pelan. ia meraih dan membuka pesannya

\[ Mas, udah tidur belum?\] \>Lenna

tak menunggu lama Revan segera membalasnya

\[ belum, ada apa Len ?\]

Revan begitu penasaran, apa yang membuat Lenna mengiriminya pesan malam-malam begini.

\[ besok, boleh gak mas aku ikut nebeng ke kantor \]

[ emang mobil kamu kemana?]

[ mobil aku lagi di bengkel mas, lagi servis ]

Revan heran, kenapa ia tak memesan taxi online saja, hati Revan bertanya-tanya.

[ Oke. besok aku jemput jam 06.30 ]

[aku tunggu ya mas ] di sertai emoji senyum.

Revan menghembuskan nafasnya pelan, lalu melanjutkan lagi fokus ke depan laptopnya.

***

beberapa saat sebelumnya, seorang gadis cantik tampak antusias setelah menyudahi berkirim pesan dari seorang Pria. memilih pakaian yang akan di pakainya besok. ia membolak balikkan semua isi pakaian nya.

setelah sekian menit ia menemukan pakaian yang di rasanya cocok. segera ia menyiapkannya. dengan hati berbunga ia melangkah menuju ranjang king sizenya lalu berbaring dan ingin segera pagi

00

Kring.. kriing..jam menunjukkan pukul 05.20

bunyi alarm disebuah ruang kamar tidur pasangan suami istri.

Alina mengerjabkan mata dan meraih alarm dan mematikannya. dengan mata berat ia mencoba bangun lalu membangunkan sang suami

" Mas, bangun mas " ia menguncang pelan badan suaminya " Mas, bangun " ucapnya lagi

" hm " dengan malas Revan memaksa matanya terbuka " Jam berapa sayang " tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur

" udah jam lima lebih mas " jawabnya " buruan mandi " perintahnya

" hm, iya " ia mencium pipi sang istri sebentar, dengan langkah gontai ia melangkah ke kamar mandi.

Alina tampak geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya, lalu ia beranjak menuju lemari untuk menyiapkan keperluan suaminya

tak butuh waktu lama Revan keluar dengan, rambutnya yang basah masih menetes di wajahnya.

"mas , aku mandi bentar ya. kamu tunggu di bawah dulu. nanti aku bikini sarapan" perintahnya kepada Revan, sambil berlalu ke kamar mandi

00

Pagi yang Cerah , jam menujukkan pukul 06.00 tepat. seorang gadis telah siap dengan setelan kerjanya.

tak lupa ia memakai parfum, membuka ponselnya dan mengirim pesan untuk Revan

[ Mas, udah siap belum? ]

tak lama pesannya dibalas oleh Revan

[ iya, ini lagi mau pergi ]

[ Ok ]

Lenna tampak Ceria dan segera turun kebawah. ia duduk menunggu diruang tamu.

setelah dua puluh menit, klakson mobil terdengar dari luar, Lenna segera keluar rumah. ia berjalan menghampirinya dengan wajah penuh senyum.

" Mas " lalu membuka pintu mobilnya dan masuk.

" udah siap ?" tanya Revan dengan jantung

berdetak jauh lebih kencang.

" udah mas "jawab Lenna mengangguk pelan

sejak melihat Lenna keluar dari dalam rumah. ia terpesona, ia memerhatikan penampilan Lenna dari bawah hingga ujung rambut begitu mempesona dimatanya

Rok pendek sebatas paha, setelan kemeja putih panjang di padukan dengan blazzer hitam sangat cocok di tubuh Lenna yang putih dan tinggi. sangat sexy

apalagi kancing kemeja bagian atas dibiarkan, menampakkan dua gundukkan daging sedikit menyembul keluar.

Revan berdehem hanya untuk menetralisir kan perasaannya dan ada sesuatu yang bangun.

" btw, mas Revan mau gak nemenin aku sarapan? "

" hah.. eh ,aku juga belum sarapan kok "jawab Revan gugup.

" waah kebetulan dong ! ,kita sarapan bareng yuk mas " ajak Lenna yang begitu antusias

" Okelah, kalau gitu "

akhirnya mobil Revan berbelok kearah sebuah kedai yang cukup bagus.

****

setelah keduanya sarapan Revan dan Lenna melanjutkan perjalanan nya. Keduanya tampak akrab. saling melempar canda

lima belas menit kemudian, mobil Revan tepat berhenti di depan kantor tempat Lenna bekerja.

" mas , aku duluan ya " dengan gaya manjanya " makasih loh udah ngasih tebengan " ucapnya lagi

mata Revan tak lepas dari wajah gadis sexy itu " iya sama-sama " jawab Revan tersenyum

setelah berpamitan, Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit cepat. tak butuh waktu lama ia sampai. dan berbelok memarkirkannya mobilnya.

ia berjalan dengan wajah yang ceria, tanpa ia sadari beberapa pasang mata melihat kearahnya. karena sejak turun dari mobil senyum di wajah tampannya itu selalu terlukis

" Doorrr... !"

Revan berjingkat kaget. sebab Andi teman kerjanya mengejutkannya

"sialan loe" umpat Revan kesal, ia mendorong tubuh temannya itu. Andi tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat temannya kaget

" abisnya ,loe dari tadi kek orang gila bro !" celotehnya

Revan tak menggubris temannya itu, dengan langkah cepat ia berjalan. lalu segera masuk keruangannya.

ia menghempaskan bokongnya dikursi kebanggaannya lalu menghela nafas panjang

" dasar temen laknat "..

00

jam makan siang telah tiba, Lenna berjalan menuju kanti kantor yang berada di lantai dua. ia berjalan sendirian karena kebanyakan karyawan wanita di tempatnya bekerja tidak ada satupun yang akrab dengannya

setelah sampai ia memutuskan untuk memesan makan siangnya, lalu duduk di ujung dekat jendela besar.

sambil menunggu pesanan ia memainkan gawainya. mencoba mengirim pesan kenomor sahabatnya

[ hay , sibuk gak nih ] tanyanya

sudah menunggu beberapa menit pesannya belum dibalas, ia pikir Alin sedang tidur siang. karena pesanannya telah datang. ia memutuskan untuk makan dahulu

tak lama, gawainya berdering, pertanda ada telepon masuk. ia meraihnya lalu nama Alin tertera disana. segera menekan tombol hijau

" Hallo " suara diseberang sana

" haloo Lin, Lagi sibuk gak ? " tanya Lenna

" enggak Len, kenapa?" Alin bertanya balik

" aku sore nanti mau mampir kerumah kamu, ganggu gak kira-kira "

" oh enggak kok, main aja. lagian aku bosan " dengan nada memelas

" ok deh, nanti aku mampir ya"

"Oke, sampai ketwmu nanti sore " ucap Lenna. ia mengakhiri telponnya

tampaknya ia bukan sekedar hanya mengunjungi sahabatnya itu. ada maksud lain dalam hatinya.

00~

tadi sebelum pulang Lenna mengirim pesan ke Revan, bahwa ia akan pulang naik taksi online saja. ia sengaja melakukannya bukan tanpa alasan

saat ini ia telah berada di dalam taksi online, ia tadi juga sempat membeli oleh-oleh, yaitu kue kesukaan sahabatnya

dua puluh menit berlalu, taksi yang dinaikinya berbelok memasuki kompleks perumahan elite. tak lama mobil berhenti tepat dirumah sang sahabat

"ini ongkosnya pak" tangan nya mengulurkan uang pecahan seratus ribu " sisanya ambil aja pak

sang bapak sopir tampak semringah menerima uangnya " makasih banyak ya mbak" lalu sang sopir taksi meninggalkan tempat dimana Lenna berhenti

***

Lenna telah berdiri didepan pintu rumah. Tak lama sang sahabat memeluk erat

" Lenna " teriak Alin kencang dan langsung memeluknya

Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!