Bab.7

mobil yang di kendarai Revan melaju dengan kecepatan standart ,keduanya tampak asyik mengobrol. tawa renyah pun memenuhi isi mobil.

"btw ,kalau mas Revan libur gitu biasanya kemana mas?" tanya Lenna

"eemmm.. gak kemana-kemana sih!?" jawab Revan

" kenapa? kan sayang banget tuh. jarang-jarang juga bisa ambil cuti " ucap Lenna dengan tatapan mendamba

mendengar itu Revan tersenyum tipis, matanya masih fokus kedepan

"kayaknya kamu lebih paham lah Alina kayak gimana "

"iya, Alina emang gak suka ketempat rame, kalaupun mau juga harus dipaksa dulu" ucap Lenna

Revan hanya menarik nafas pelan, ya Alina memang bukan tipe wanita yang suka keluyuran. ia lebih suka berdiam diri dirumah. bukan berati ia tak ingin hanya saja Alina tak merasa nyaman saja jika berada dalam keramaian

tak berselang lama dua puluh lima menit mobil Revan telah berbelok di depan sebuah restoran mewah, keduanya pun turun dan berjalan beriringan

setelah memasuki restoran Revan dan Lenna memilih duduk di dekat jendela kaca besar. mereka bisa dengan leluasa melihat kearah luar melihat mobil yang berlalu lalang

tak lama seorang pelayan datang membawa menu makanan, lalu Revan dan Lenna mengambilnya

"kamu mau pesan apa Len" tanya Revan

"aku pesan steak daging sama white wine aja mas" ucap Lenna

"ya udah deh mbak, samain aja"

sang pelayan mencatat pesanan mereka, gegas sang pelayan pergi.

sambil menunggu pesanan keduanya tampak mengobrol kecil, tiba-tiba ponsel dalam saku celana Revan berdering

>> Halo , mas. kok belum pulang? suara lembut di seberang telepon terdengar

Revan dibuat gelapan dan bingung ,ia harus jujur atau berbohong saat ini. lantaran dirinya sedang makan malam dengan wanita lain.

>> halo, mas. kok diem ?

suara lembut itu terdengar kembali, Lantaran Revan tak menjawab

>> iya sayang, maaf ya. mas lagi di ajak makan malam sama klien.

ucap Revan yang mencoba menetralisir suaranya agar tak telihat gugup

>> ooh.. gitu ! ya udah deh. langsung pulang kan selesai makan malam ?

tanya Alina dari seberang telepon

>> iya sayang. ya udah sayang, sampai ketemu dirumah ya. bye..

ucap Revan mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Alina.

" Alin ya mas" tanya Lenna

"iya" jawab Revan sekedar nya

00

Alina tampak sedikit heran dengan suaminya, tak biasanya suaminya itu cepat-cepat memutus panggilan teleponnya.

Alina mencoba berfikir positif. mungkin saja suaminya tak enak hati dengan klien yang tiba-tiba menganggap telepon.

ada rasa kecewa yang menelusur di hati Alin, malam ini ia makan malam sendiri. padahal ia telah menunggu Revan sejak sore tadi.

dengan cepat Alina segera menyudahi makan malamnya. ia sengaja menunggu suaminya si ruang tamu dengan memainkan ponselnya hanya sekadar mengusir rasa sepinya

00

Lain tempat Revan sangat menikmati makan malamnya dengan Lenna, tampak keduanya saling curi pandang.

"mas, katanya hobi travelling ya" di sela-sela makannya Lenna bertanya

"iya bener, kok tahu sih?" ucap Revan dengan wajah yang terheran memandang Lenna, sebab tak banyak orang tahu tentang hobinya itu.

melihat ekspresi wajah Revan, Lenna terkekeh geli. "tahu dong? Kita punya hobi sama loh mas" ucap Lenna mencari kesempatan

"hah. masa sih?" Revan tertawa pelan, Lenna mengangguk pelan senyum senangnya terulas.

"wah.. kapan-kapan kita bisa nih mas travelling bareng " ucap Lenna bersemangat

Revan tak segera menjawab, melainkan sedang memikirkan ucapan Lenna beberapa detik lalu. tak mungkin hanya pergi berdua ia pikir begitu.

"eemm kita liat entar deh" ucapnya kemudian.

"Ok deh" Jawab Lenna "mas Revan masih save nomor aku kan?" tanyanya kemudian

"iya kok" tanpa ragu berucap..

00

akhirnya setelah hampir tiga puluh lima menit mereka menikmati makan malam, Revan mengajaka Lenna untuk pulang. karena tak enak harus berlama-lama dengan seorang gadis

mobil melaju dengan kecepatan sedikit ngebut. tak lama mobil Revan memasuki kawasan perumahan elite, mobil melaju dengan lambat.

mobil Revan berhenti di depan sebuah rumah mewah milik keluarga Lenna, Revan bisa menilai bahwa Lenna bukan dari golongan orang biasa.

"mas, ayo mas mampir dulu" tawar Lenna dengan gaya manjanya

"maaf Len, lain kali aja ya, udah malam" tolak Revan halus

" ya udah deh, makasih ya mas"

"iya" Jawab Revan singkat dan pamit pulang. Revan melajukan mobilnya cukup kencang agar cepat sampai rumah.

disepanjang perjalanannya, Revan sedang memikirkan percakapannya dengan Lenna beberapa jam yang lalu, ia ingin sekali untuk menikmati hari liburnya

ia akan berpikir akan membujuk Alin, agar ikut travelling atau sekedar liburan ķecil. jika tak mengizinkan mungkin ia akan pergi dengan Lenna berdua ..

00

Disebuah ruang tamu wanita cantik masih duduk manis menunggu kepulangan sang suami, karena terlalu lama menunggu ia berinisiatif akan beranjak kekamar

namun tak lama terdengar deru mesin mobil yang memasuki garansi. Alin urung pergi kekamar dan duduk kembali

tak lama pintu bel berbunyi. gegas ia membuka pintu dan seseorang yang sejak tadi ditunggu telah hadir didepannya

wajah Alin yamg tadi murung seketika semringah melihat suaminya pulang

"lama banget sih mas pulangnya" muka Alina cemberut

Revan terkekeh dan mencubit lembut pipi istrinya "maaf sayang, kan gak enak sama klien kalau langsung pulang" ucap Revan berbohong

Revan meraih pinggang ramping istrinya lalu mencium bibirnya dengan seduktif, Revan merasa bersalah karena telah membohongi istrinya

"masih marah?" ucapnya

"enggak, cuma kesel aja. kok lama banget" rajuknya

" iya mas minta maaf "

" iya udah kita kekamar yuk" ajak Alin.

sebenarnya ia tak benar-benar merajuk, hanya sedikit kesal karena sang suami tak biasanya pulang terlambat. apalagi Revan tak mengabarinya sama sekali

keduanya pun melangkah menuju kamar, dengan cekatan Alina membantu Revan melepas jas dan juga dasinya.

Revan memutuskan untuk langsung mandi, di saat Revan mandi. Alin menyiapkan pakaian gantinya.

tak lama pria tampan itu keluar dengan berbalut handuk. di sela-sela ia memakai baju Revan mulai mengutarakan maksudnya

"Sayang" panggilnya

"hm" ucap Alin tanpa menoleh kearah revan, ia sedang sibuk merapikan rambut panjangnya

Revan berjalan mendekati Alin yang fokus pada cermin didepannya, Revan tampak duduk di belakangnya dan memeluk istrinya. membuat kegiatan menyisir terhenti

"sayang" ucap Revan sambil mencium leher istrinya

"apa sih sayang"

"kapan-kapan kita jalan-jalan atau travelling yuk?" ajak Revan lembut

Alin merasa bingung kenapa tiba-tiba sang suami membicarakan hal tersebut. kening Alina berkerut heran.

"mau gak "kata Revan lagi setelah melihat istrinya diam.

"kan kamu tau mas, kalau aku gak suka. menurut ku itu tuh melelahkan banget tau" ucap Alin dengan nada memelas.

Revan sudah menduga tapi ia tetap mencoba. siapa tau istri cantiknya ini berubah pikiran.

" sekali ini aja sayang, temenin mas " Mohon Revan

tapi Alin benar-benar menolak. ia beralasan nanti saja jika ia benar-benar telah bosan dirumah

Revan tampak kecewa, tapi ia tak.bisa berkata apapun lagi

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

bego juga Alin.. diajak traveling sama suami ga mau .... tolol

2024-11-02

2

Soraya

Soraya

Revan dh mulai berbohong

2024-10-23

1

Ma Em

Ma Em

Alina tdk tau suaminya sdh tergoda oleh pelakor skrg Alina tdk mau diajak jalan suaminya tapi hati hati loh Alina nanti suami kamu pergi sama wanita lain.

2024-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!