mobil yang di kendarai Revan melaju dengan kecepatan standart ,keduanya tampak asyik mengobrol. tawa renyah pun memenuhi isi mobil.
"btw ,kalau mas Revan libur gitu biasanya kemana mas?" tanya Lenna
"eemmm.. gak kemana-kemana sih!?" jawab Revan
" kenapa? kan sayang banget tuh. jarang-jarang juga bisa ambil cuti " ucap Lenna dengan tatapan mendamba
mendengar itu Revan tersenyum tipis, matanya masih fokus kedepan
"kayaknya kamu lebih paham lah Alina kayak gimana "
"iya, Alina emang gak suka ketempat rame, kalaupun mau juga harus dipaksa dulu" ucap Lenna
Revan hanya menarik nafas pelan, ya Alina memang bukan tipe wanita yang suka keluyuran. ia lebih suka berdiam diri dirumah. bukan berati ia tak ingin hanya saja Alina tak merasa nyaman saja jika berada dalam keramaian
tak berselang lama dua puluh lima menit mobil Revan telah berbelok di depan sebuah restoran mewah, keduanya pun turun dan berjalan beriringan
setelah memasuki restoran Revan dan Lenna memilih duduk di dekat jendela kaca besar. mereka bisa dengan leluasa melihat kearah luar melihat mobil yang berlalu lalang
tak lama seorang pelayan datang membawa menu makanan, lalu Revan dan Lenna mengambilnya
"kamu mau pesan apa Len" tanya Revan
"aku pesan steak daging sama white wine aja mas" ucap Lenna
"ya udah deh mbak, samain aja"
sang pelayan mencatat pesanan mereka, gegas sang pelayan pergi.
sambil menunggu pesanan keduanya tampak mengobrol kecil, tiba-tiba ponsel dalam saku celana Revan berdering
>> Halo , mas. kok belum pulang? suara lembut di seberang telepon terdengar
Revan dibuat gelapan dan bingung ,ia harus jujur atau berbohong saat ini. lantaran dirinya sedang makan malam dengan wanita lain.
>> halo, mas. kok diem ?
suara lembut itu terdengar kembali, Lantaran Revan tak menjawab
>> iya sayang, maaf ya. mas lagi di ajak makan malam sama klien.
ucap Revan yang mencoba menetralisir suaranya agar tak telihat gugup
>> ooh.. gitu ! ya udah deh. langsung pulang kan selesai makan malam ?
tanya Alina dari seberang telepon
>> iya sayang. ya udah sayang, sampai ketemu dirumah ya. bye..
ucap Revan mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Alina.
" Alin ya mas" tanya Lenna
"iya" jawab Revan sekedar nya
00
Alina tampak sedikit heran dengan suaminya, tak biasanya suaminya itu cepat-cepat memutus panggilan teleponnya.
Alina mencoba berfikir positif. mungkin saja suaminya tak enak hati dengan klien yang tiba-tiba menganggap telepon.
ada rasa kecewa yang menelusur di hati Alin, malam ini ia makan malam sendiri. padahal ia telah menunggu Revan sejak sore tadi.
dengan cepat Alina segera menyudahi makan malamnya. ia sengaja menunggu suaminya si ruang tamu dengan memainkan ponselnya hanya sekadar mengusir rasa sepinya
00
Lain tempat Revan sangat menikmati makan malamnya dengan Lenna, tampak keduanya saling curi pandang.
"mas, katanya hobi travelling ya" di sela-sela makannya Lenna bertanya
"iya bener, kok tahu sih?" ucap Revan dengan wajah yang terheran memandang Lenna, sebab tak banyak orang tahu tentang hobinya itu.
melihat ekspresi wajah Revan, Lenna terkekeh geli. "tahu dong? Kita punya hobi sama loh mas" ucap Lenna mencari kesempatan
"hah. masa sih?" Revan tertawa pelan, Lenna mengangguk pelan senyum senangnya terulas.
"wah.. kapan-kapan kita bisa nih mas travelling bareng " ucap Lenna bersemangat
Revan tak segera menjawab, melainkan sedang memikirkan ucapan Lenna beberapa detik lalu. tak mungkin hanya pergi berdua ia pikir begitu.
"eemm kita liat entar deh" ucapnya kemudian.
"Ok deh" Jawab Lenna "mas Revan masih save nomor aku kan?" tanyanya kemudian
"iya kok" tanpa ragu berucap..
00
akhirnya setelah hampir tiga puluh lima menit mereka menikmati makan malam, Revan mengajaka Lenna untuk pulang. karena tak enak harus berlama-lama dengan seorang gadis
mobil melaju dengan kecepatan sedikit ngebut. tak lama mobil Revan memasuki kawasan perumahan elite, mobil melaju dengan lambat.
mobil Revan berhenti di depan sebuah rumah mewah milik keluarga Lenna, Revan bisa menilai bahwa Lenna bukan dari golongan orang biasa.
"mas, ayo mas mampir dulu" tawar Lenna dengan gaya manjanya
"maaf Len, lain kali aja ya, udah malam" tolak Revan halus
" ya udah deh, makasih ya mas"
"iya" Jawab Revan singkat dan pamit pulang. Revan melajukan mobilnya cukup kencang agar cepat sampai rumah.
disepanjang perjalanannya, Revan sedang memikirkan percakapannya dengan Lenna beberapa jam yang lalu, ia ingin sekali untuk menikmati hari liburnya
ia akan berpikir akan membujuk Alin, agar ikut travelling atau sekedar liburan ķecil. jika tak mengizinkan mungkin ia akan pergi dengan Lenna berdua ..
00
Disebuah ruang tamu wanita cantik masih duduk manis menunggu kepulangan sang suami, karena terlalu lama menunggu ia berinisiatif akan beranjak kekamar
namun tak lama terdengar deru mesin mobil yang memasuki garansi. Alin urung pergi kekamar dan duduk kembali
tak lama pintu bel berbunyi. gegas ia membuka pintu dan seseorang yang sejak tadi ditunggu telah hadir didepannya
wajah Alin yamg tadi murung seketika semringah melihat suaminya pulang
"lama banget sih mas pulangnya" muka Alina cemberut
Revan terkekeh dan mencubit lembut pipi istrinya "maaf sayang, kan gak enak sama klien kalau langsung pulang" ucap Revan berbohong
Revan meraih pinggang ramping istrinya lalu mencium bibirnya dengan seduktif, Revan merasa bersalah karena telah membohongi istrinya
"masih marah?" ucapnya
"enggak, cuma kesel aja. kok lama banget" rajuknya
" iya mas minta maaf "
" iya udah kita kekamar yuk" ajak Alin.
sebenarnya ia tak benar-benar merajuk, hanya sedikit kesal karena sang suami tak biasanya pulang terlambat. apalagi Revan tak mengabarinya sama sekali
keduanya pun melangkah menuju kamar, dengan cekatan Alina membantu Revan melepas jas dan juga dasinya.
Revan memutuskan untuk langsung mandi, di saat Revan mandi. Alin menyiapkan pakaian gantinya.
tak lama pria tampan itu keluar dengan berbalut handuk. di sela-sela ia memakai baju Revan mulai mengutarakan maksudnya
"Sayang" panggilnya
"hm" ucap Alin tanpa menoleh kearah revan, ia sedang sibuk merapikan rambut panjangnya
Revan berjalan mendekati Alin yang fokus pada cermin didepannya, Revan tampak duduk di belakangnya dan memeluk istrinya. membuat kegiatan menyisir terhenti
"sayang" ucap Revan sambil mencium leher istrinya
"apa sih sayang"
"kapan-kapan kita jalan-jalan atau travelling yuk?" ajak Revan lembut
Alin merasa bingung kenapa tiba-tiba sang suami membicarakan hal tersebut. kening Alina berkerut heran.
"mau gak "kata Revan lagi setelah melihat istrinya diam.
"kan kamu tau mas, kalau aku gak suka. menurut ku itu tuh melelahkan banget tau" ucap Alin dengan nada memelas.
Revan sudah menduga tapi ia tetap mencoba. siapa tau istri cantiknya ini berubah pikiran.
" sekali ini aja sayang, temenin mas " Mohon Revan
tapi Alin benar-benar menolak. ia beralasan nanti saja jika ia benar-benar telah bosan dirumah
Revan tampak kecewa, tapi ia tak.bisa berkata apapun lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
bego juga Alin.. diajak traveling sama suami ga mau .... tolol
2024-11-02
2
Soraya
Revan dh mulai berbohong
2024-10-23
1
Ma Em
Alina tdk tau suaminya sdh tergoda oleh pelakor skrg Alina tdk mau diajak jalan suaminya tapi hati hati loh Alina nanti suami kamu pergi sama wanita lain.
2024-09-21
1