Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap

"Mas!, mau aku bikinin kopi gak?", ucap Alina yang membuyarkan lamunannya. Revan sedikit terkejut, namun, ia segera bersikap biasa saja.

"Iya, Sayang, nanti aja" jawabnya menolehkan kepalanya melihat istrinya. Alina mengambil duduk disamping Revan. "Kamu, seperti ada yang dipikirin, Mas?!" tanya Alin

Sejak tadi, Alin memperhatikannya, tidak biasanya suaminya seperti itu. Revan menarik tangan Alin, lalu mencium punggung tangannya. "Enggak ada apa-apa kok, Sayang" ucap Revan sambil tersenyum

Akhirnya Alin menganggukkan pelan kepalanya, "Kalau ada apa-apa, cerita ya, Mas? ucap alin. Revan mengangguk "Iya, Sayang" Jawabnya

Keduanya tampak asyik menonton acara televisi tersebut Lebih tepatnya hanya Alin saja, sedang Revan, sebenarnya Revan tidak benar-benar fokus menonton, pikirnya berada ditempat lain.

Tidak lama kemudian, Revan memutuskan untuk keruang kerjanya. "Sayang, Mas keruang kerja bentar ya! ucapnya, lalu mencium kening istrinya

"Iya, Mas. Nanti, aku bikinin kopinya" jawab Alin, pandangan mata Alin masih mengarah pada punggung Revan. Saat sang suami tidak terlihat, barulah ia beranjak dari duduknya. Ia menghela nafas pelan

"Ada apa sama Mas Revan?" batinnya. "Apa, ada masalah dikantor?"

Akhirnya, kopi kesukaan suaminya telah jadi. Ia segera naik kelantai atas, dimana suaminya berada. Letak ruang kerja Revan berada paling ujung.

Tok.. Tok..

"Masuk, Sayang!!" teriak Revan dari dalam. Alin segera berjalan mendekat, setelah sampai ia meletakkan kopinya diatas meja.

"Makasih ya, Sayang?!" ucap Revan melempar senyum. Alin mengangguk, lalu, menghampiri suaminya. Ia duduk dipangkuan suaminya, membuat Revan menyandarkan tubuhnya disofa ,tangannya reflek melingkar dipinggang ramping sang istri

Kedua bertatapan, tangan Alin melingkar dileher sang suami, "Jangan, malam-malam ya Mas?!" ucap Alin manja. Revan tersenyum simpul, "Enggak kok, Sayang!" ia mengecup bibir Alin sebentar

'"Aku, tunggu dikamar loh ! Mas?!" sebelum pergi Alin mengedipkan satu mata. "Genit banget si istrinya Mas!" ucap Revan terkekeh.

Setelah pintu tertutup kembali, wajah Revan langsung berubah menjadi datar. Ia membuka laptopnya, mulai fokus dengan pekerjaannya.

*****

Kini, Alin tengah berada dikamar mandi, ia mencuci wajahnya. Lalu, setelah keluar dari kamar mandi, ia mengeringkan wajahnya.

Ia berniat menghubungi sahabatnya, namun, sebelum Alin menghubungi sahabatnya itu, Lenna telah dulu mengirim pesan.

Alin tersenyum senang, segera membaca pesannya.

[ Malam, beb ]

[ Duh.. !! Sepertinya, kamu lagi bahagia ya, sob? ] Alin tersenyum geli membalas pesan Lenna, ia membayangkan, bahwa saat ini wajah sahabatnya itu sedang berseri-seri. Tidak lama, pesan balasan muncul kembali

[ Iya, bener banget kamu, beb!! ]

[ Ada kabar bahagia apa nih? ] Alin tampak penasaran, hal apa yang membuat sahabatnya itu sebahagia itu.

[ Ada deh !! ]

Alin cemberut membaca pesan sahabatnya itu

[ Apaan sih ?!, bikin penasaran aja deh ]

[ Lin, kita ketemuan yuk. Udah lama nih, gak nongkrong bareng. Aku bosen nih, dirumah orang pada gak ada ]

[ Ya sudah, kamu kerumah aku aja deh, kalau perlu nginep Len. Sesekali dong, biar kita bisa masak sama nonton bareng ]

Lenna tampak menyeringai membaca pesan Alin, ia merasa mendapatkan lotre. " kayaknya, aku sama Mas Revan bisa bebas ketemu, tanpa perlu ketemuan diluar" gumamnya. "bisa juga berduaan, meskipun secara diam-diam" ia terkekeh senang

Ia segera membalas pesan sahabatnya itu, Alin memang terlalu mempercayai sahabatnya itu

[Ok ! ,besok sore, aku kesana]

"Seharusnya, aku tadi luluran dulu gak sih?!" ucap Lenna memperhatikan kulitnya, ia berdiri di depan cermin besar.

Setelah puas bercermin, ia melangkah menuju ranjangnya. Ia menghempaskan tubuhnya, ketika ia sedang berbaring, bayangan Revan yang menjamah tubunya dengan penuh nafsu itu selalu terbayang dipelupuk matanya.

000

Keesok paginya, cahaya mentari telah menyinari bumi, disebuah rumah,pasangan suami istri tengah menikmati sarapannya, Revan dan Alin tengah bercengkrama dimeja makan

"Mas, nanti Lenna mau datang kerumah" ucap Alin disela-sela sarapannya. Membuat Revan tersedak, "Pelan-pelan dong, Mas?"

"Kapan?" jawab Revan singkat, ia menaikkan satu alisnya

"Nanti sore, sesudah dia pulang kerja kok?!" kata lagi santai, "Gak papa kan, Mas? kalau dia menginap dirumah kita?" sambungnya lagi

Otomatis ucapan Alin membuat Revan tersedak kembali, membuat Alin mengernyitkan dahi. Ia merasa heran dengan suaminya, saat dirinya menyebut nama Lenna, sang suami tampak tidak nyaman

"Kamu, kenapa sih, Mas? Aneh banget deh?!" ucap Alin dengan nada kesal, "Kalau gak di izinin juga gak apa-apa kok" sambungnya kembali dengan wajah cemberut

Seketika Revan mendongak, lalu menatap wajah istrinya. Menggegam tangannya lalu tersenyum tipis "Jangan cemberut gitu dong? kan Mas belum bilang apa-apa?!" ucapnya. "Mas, izinin kok, Sayang!? apa sih, yang gak boleh buat kamu Sayang?!" sambungnya lagi, mencoba meluluhkan hati istrinya itu

Alin yang mendengar itu seketika mengulum senyum. "Habisnya, dari tadi Mas kayak gak fokus gitu" ucapnya memanyunkan bibirnya

Revan terkekeh gemas. Lalu, tak berapa lama, keduanya telah menyelesaikan sarapannya. Segera Revan berpamitan untuk berangkat kekantor. Alin mengantar suaminya sampai diteras rumah.

Setelah suaminya pergi, barulah ia masuk kedalam, ia meminta pada mbak yati untuk membersihkan kamar tamu yang ada di bagian lantai atas.

Ia berfikir, jika Lenna berada dikamar tamu yang berada dilantai atas, akan memudahkannya bertemu dengan sahabatnya itu dan tidak perlu turun kelantai bawah.

Kamar tamu yang berada dilantai atas, berdekatan dengan ruang kerja Revan. Alina juga meminta mbak Yati untuk membelikan beberapa bahan makanan.

*****

Ditempat lain, Revan telah diperjalanan menuju kantornya. tentunya, ia tidak sendiri. Seorang gadis sexy duduk disampingnya, keduanya tampak berpegangan tangan.

Keduanya tampak mesra, layaknya pasangan kekasih. Sesekali Lenna mencium pipi Revan.

Lenna menyandarkan kepalanya dibahu Revan, mengusap pelan pahanya.

"Mas" ucap Lenna dengan nada lembut dan menggoda. Tubuh Revan meremang, suara Lenna dan usapan yang dilakukannya membuat Revan sulit bernafas.

" hm " Jawab Revan singkat. Pandangannya fokus kedepan. untuk beberapa saat, tak ada obrolan apapun diantara keduanya

"Nanti malam, jangan membuat Alina curiga" kata Revan memecah keheningan.

Lenna membenarkan posisi duduknya, lalu menatap wajah tampan suami sahabatnya itu. "Iya, Mas. Aku ngerti kok!?" jawabnya tersenyum manis, mengusap pipi Revan lalu menciumnya.

*****

Tiga puluh menit kemudian, Revan telah sampai ditempat kerjanya. Ia memarkirkannya mobilnya, lalu turun dan melangkah menuju lift.

Setelah sampai, ia menarik kursi dan menghempaskan bokongnya dikursi kerjanya. Ia menyandarkan kepalanya, menghela nafas dengan kasar.

Ia memukul pelan kepalanya, "Ya ampun, kayaknya aku sudah mulai gila. Kenapa aku jadi mikirin Lenna terus" gumamnya.

Ia selalu terbayang terbayang-bayang dengan tubuh sexy Lenna. "Permainannya diatas ranjang bener-bener bikin aku puas" batinnya. "Mungkin Alin bisa belajar dari Lenna, Dia lebih lihai" ucap Revan menyeringai tipis.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

istri kok disamain sama jalang dasar laki gila, semoga cepet ketauan perselingkuhan mereka thor jgn lama lama

2024-10-27

1

Ma Em

Ma Em

Alin ini terlalu percaya sama temannya padahal temannya yg menusuk dia dari belakang semoga segera ketahuan perselingkuhan Revan dan Alena.

2024-09-21

1

Mutiara 123

Mutiara 123

aku yang baca slalu dag dig dug ,, moga cpt terbongkar

2024-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!