Keesok paginya. Seperti biasa, Alina bangun pagi. Ia melayani dan mempersiapkan kebutuhan Revan. Dari pakaian sampai makan pun tak luput dari perhatian Alin.
Saat ini, Alin tengah menemani Revan sarapan paginya. Ia duduk berhadapan dengan sang suami
"Kamu, makan yang banyak Sayang" ucap Revan di sela-sela makannya
"Gak mau Mas, nanti aku gendut" kata Alin, tangannya menyuapkan roti bakar buatannya sendiri.
tak lama Revan mengambil tissue yang ada diatas meja, pertanda sarapannya telah usai.
"Sayang, Mas berangkat dulu ya!?" ucapnya sambil beranjak dari duduknya. Ia meraih tas kerjanya yang berada diruang keluarga.
Alin mengekorinya di belakang. sebelum berangkat Revan memberikan kecupan di dahi isterinya itu.
"Hati-hati ya mas" teriak Alin yang melihat mobil suaminya mulai menjauhi halaman rumahnya. ketika mobil sang suami tak terlihat, barulah ia masuk kedalam.
"Astaga" ucap Alin memegang kepalanya, "kenapa gak izin tadinya, kalau aku mau belanja?!" gumamnya. "Ya udah deh, nanti aku telepon aja",
Setelah beberapa saat, Alin telah bersiap akan pergi. Ia tengah duduk diruang tamu, mencoba menghubungi Suaminya.
Tak lama panggilan tersambung, suara barito rendah milik Revan pun terdengar
"Halo ,Sayang!?". Suara berito rendah milik Revan terdengar lembut
"Mas, tadi aku lupa, mau izin belanja"
"Oo.. Mas kira, ada apa !?, ya udah kalau mau pergi Sayang, hati-hati ya Sayang"
"Iya Mas" jawab Alinan, mengakhiri panggilannya. Segera ia memesan taksi online.
tak lama, taksi yang ia pesan sudah sampai dirumah. Dengan segera Alin masuk dan taksi pun melaju dengan kecepatan standart
000~
Siang ini, terik Matahari begitu menyengat kulit. Seorang gadis sexy, berjalan dengan anggun. Sontak kehadirannya menjadi perhatian para lelaki.
Ia memasuki pintu cafe, setelah berhasil masuk. Matanya berkeliling mencari sesorang. Sesorang yang ia cari melambaikan tangan, agar sang gadis mengetahui keberadaannya
Segera ia menghampiri, berjalan anggun. Senyum nya tak pernah pudar, sampai dihadapan sang lelaki
"Mas Revan" sapanya dan melempar senyum, "maaf ya kelamaan nunggunya" sambungnya kembali dengan wajah yang merasa bersalah
Revan melempar senyumnya dan menatap sang gadis juga "Enggak kok, aku juga baru sampai" jawabnya
Keduanya pun tampak memesan makanan dan minuman. Setelah pesanannya datang, keduanya menyantapnya, menikmati makan siangnya.
Beberapa saat sebelumnya, Revan dan Lenna saling berkirim pesan. Lebih tepatnya Lenna mengajak Revan, makan bersama diluar.
Tanpa penolakan dari Revan, ia mengiyakan ajakkan Lenna.
Akhirnya, disinilah keduanya sekarang. Menikmati makan siangnya berdua.
Sepertinya, Revan memang telah nyaman, saat berdua dengan Lenna. Ia tak sungkan memuji Sahabat istrinya itu.
"Kamu, selain cantik juga pintar Len" ucap Revan setelah meneguk minuman dinginnya.
Lenna yang dipuji pun, tampak mengulum senyum malu-malu. Ia menundukkan wajahnya. Pipinya merona merah
"Bisa aja kamu, mas" ucapnya malu-malu, ia menggigit bibirnya. Membuat Revan semakin gemas.
Setelah hampir tiga puluh menit lamanya, keduanya memutuskan untuk kembali kekantor masing-masing
Keduanya berjalan bersisian, senyum dan tawa dari keduanya tak pernah pudar.
Sebelum benar-benar berpisah, keduanya saling berhadap-hadapan. "Len, besok kamu bareng aku aja kekantornya" tawar Revan.
Lenna yang tak menyangka, sangat bahagia dengan ajakkan Revan. Terlihat dari wajahnya yang berseri-seri
"Tapi Mas, takutnya merepotkan Mas Revan" tolaknya, lebih tepatnya berpura-pura saja
"Enggak kok, lagian kita kan searah"
Lalu Lenna mengangguk dan mengiyakan ajakkannya. Lantas, keduanya berpisah, melajukan mobilnya masing-masing.
00~
Di sebuah mall, Alin tengah berkeliling mencari kebutuhannya. Ia mencari beberapa skincare yang menurutnya akan habis.
Sang wanita telah menenteng beberapa paper bag. Ia masih berkeliling, ia menikmati suasana dalam mall.
Ia telah memasuki sebuah toko skincare, ketika matanya melihat-melihat produk. Matanya tak sengaja menangkap seorang wanita paruh baya.
"Mama!?" gumamnya. Ia berjalan mendekat, menghampiri sang mertua.
"Ma" sapanya
Sang Mertua tampak terkejut ,dengan kehadiran Alin yang berada disana.
"Kamu?" katanya dengan wajah terkejut, matanya berkeliling, seperti mencari seseorang. Alina yang mengerti pun langsung menjelaskan
"Alina, datang sendirian kok Ma"
Lalu mulut Mertuanya membentuk bulat huruf O, sepasang mata hitamnya menatap sang menantu, ia menatap paper bag yang berada ditangan Alin.
"Belanja apa kamu, Lin?!" tanyanya akhirnya.
"Ini aku beli beberapa pakaian punya ku dan Mas Revan Ma" ucapnya sambil menunjukkan paper bagnya
Sebelum sang Mertua melanjutkan bicaranya, seorang wanita cantik, berambut coklat muncul di belakang mertuanya.
"Tante.. !!" panggil sang wanita itu, dan berdiri disampingnya
Mama Rita pun menoleh dan tersenyum. "Kamu, udah selesai beli skincarenya?!" tanya Mama Rita, pada wanita berambut coklat.
Lalu matanya beralih menatap Alin. Lalu memandang pada Mama Rita, seolah ia bertanya melalui tatapan matanya
Mama Rita yang mengerti, mengenalkannya pada sang gadis.
"Ini Isterinya Revan" Mama Rita mengenalkannya.
Alin mengulurkan tangannya dan melempar senyum manisnya, sang gadis pun menyambut uluran tanganya
"Alina"
"Cindy"
Setelah perkenalan singkat, Mama Rita mengajak makan siang. Ketiganya pun menikmati makan siangnya
Disela-sela makanya, Mama Rita menjelaskan tentang siapa Cindy. Cindy adalah sepupu jauh Revan.
000
Setelah beberapa jam berlalu, karena asyik mengobrol dengan Mertua dan Cindy tadi. Alina pulang dengan tergesa, saat ini jam menujukkan pukul 15.45 menit
Hari ini, hari yang melelahkan bagi Alin. Ia jarang keluar rumah jika tidak membutuhkan sesuatu.
Ia teringat pada cerita Mama Rita, bahwa dulu Cindy pernah menyukai Suaminya. Meskipun katanya Revan tak pernah menganggap Cindy, namun sebagai wanita ia khawatir.
Ia memutuskan untuk mandi saja, untuk menghilangkan rasa khawatir nya itu.
000
Revan telah bersiap akan pulang. Ia membereskan berkas dan memasukkannya kedalam tas.
ketika akan keluar dari ruang kerjanya, ponselnya bergetar. Tanda ada pesan masuk, ia meraih lalu membaca si pengirim pesan "Mama?"
[ Van, besok kamu ajak Isterimu mampir kerumah ]
[ Iya Ma ] balas singkat Revan. Ia segera memasuki lift dan menekan tombol angka L
ponselnya kembali bergetar, ternyata sang mama kembali mengirim pesan
[ Ajak pergi bareng Kamu aja Van ]
Revan mengernyitkan dahi, ia pikir itu terlalu pagi. Belum sempat membalas, sang mama kembali mengirim pesan
[ Mama, mau ajak dia masak bareng disni, Mama kangen kumpul bareng lagi ]
[ Iya Ma ]
Setelah membalas pesan sang Mama, Revan segera masuk mobil, menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya.
Pikiran Revan mulai ber kecambuk, sebab besok Lenna akan menumpang dimobilnya. Ia meraih ponselnya menghubungi Lenna. Setelah telepon tersambung, Revan menjelaskan kepada Lenna.
Namun Lenna mengatakan akan tetap ikut, dengan beralasan bahwa mobilnya rusak. Keduanya sepakat untuk membohongi Alina
Revan mulai jenuh dengan rumah tangganya, ia merasa rumah tangganya terlalu monoton
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Soraya
Revan mulai mencari alasan yang dibuat buat
2024-10-27
1