Bab.13 Bertemu Mama Mertua

Keesok paginya. Seperti biasa, Alina bangun pagi. Ia melayani dan mempersiapkan kebutuhan Revan. Dari pakaian sampai makan pun tak luput dari perhatian Alin.

Saat ini, Alin tengah menemani Revan sarapan paginya. Ia duduk berhadapan dengan sang suami

"Kamu, makan yang banyak Sayang" ucap Revan di sela-sela makannya

"Gak mau Mas, nanti aku gendut" kata Alin, tangannya menyuapkan roti bakar buatannya sendiri.

tak lama Revan mengambil tissue yang ada diatas meja, pertanda sarapannya telah usai.

"Sayang, Mas berangkat dulu ya!?" ucapnya sambil beranjak dari duduknya. Ia meraih tas kerjanya yang berada diruang keluarga.

Alin mengekorinya di belakang. sebelum berangkat Revan memberikan kecupan di dahi isterinya itu.

"Hati-hati ya mas" teriak Alin yang melihat mobil suaminya mulai menjauhi halaman rumahnya. ketika mobil sang suami tak terlihat, barulah ia masuk kedalam.

"Astaga" ucap Alin memegang kepalanya, "kenapa gak izin tadinya, kalau aku mau belanja?!" gumamnya. "Ya udah deh, nanti aku telepon aja",

Setelah beberapa saat, Alin telah bersiap akan pergi. Ia tengah duduk diruang tamu, mencoba menghubungi Suaminya.

Tak lama panggilan tersambung, suara barito rendah milik Revan pun terdengar

"Halo ,Sayang!?". Suara berito rendah milik Revan terdengar lembut

"Mas, tadi aku lupa, mau izin belanja"

"Oo.. Mas kira, ada apa !?, ya udah kalau mau pergi Sayang, hati-hati ya Sayang"

"Iya Mas" jawab Alinan, mengakhiri panggilannya. Segera ia memesan taksi online.

tak lama, taksi yang ia pesan sudah sampai dirumah. Dengan segera Alin masuk dan taksi pun melaju dengan kecepatan standart

000~

Siang ini, terik Matahari begitu menyengat kulit. Seorang gadis sexy, berjalan dengan anggun. Sontak kehadirannya menjadi perhatian para lelaki.

Ia memasuki pintu cafe, setelah berhasil masuk. Matanya berkeliling mencari sesorang. Sesorang yang ia cari melambaikan tangan, agar sang gadis mengetahui keberadaannya

Segera ia menghampiri, berjalan anggun. Senyum nya tak pernah pudar, sampai dihadapan sang lelaki

"Mas Revan" sapanya dan melempar senyum, "maaf ya kelamaan nunggunya" sambungnya kembali dengan wajah yang merasa bersalah

Revan melempar senyumnya dan menatap sang gadis juga "Enggak kok, aku juga baru sampai" jawabnya

Keduanya pun tampak memesan makanan dan minuman. Setelah pesanannya datang, keduanya menyantapnya, menikmati makan siangnya.

Beberapa saat sebelumnya, Revan dan Lenna saling berkirim pesan. Lebih tepatnya Lenna mengajak Revan, makan bersama diluar.

Tanpa penolakan dari Revan, ia mengiyakan ajakkan Lenna.

Akhirnya, disinilah keduanya sekarang. Menikmati makan siangnya berdua.

Sepertinya, Revan memang telah nyaman, saat berdua dengan Lenna. Ia tak sungkan memuji Sahabat istrinya itu.

"Kamu, selain cantik juga pintar Len" ucap Revan setelah meneguk minuman dinginnya.

Lenna yang dipuji pun, tampak mengulum senyum malu-malu. Ia menundukkan wajahnya. Pipinya merona merah

"Bisa aja kamu, mas" ucapnya malu-malu, ia menggigit bibirnya. Membuat Revan semakin gemas.

Setelah hampir tiga puluh menit lamanya, keduanya memutuskan untuk kembali kekantor masing-masing

Keduanya berjalan bersisian, senyum dan tawa dari keduanya tak pernah pudar.

Sebelum benar-benar berpisah, keduanya saling berhadap-hadapan. "Len, besok kamu bareng aku aja kekantornya" tawar Revan.

Lenna yang tak menyangka, sangat bahagia dengan ajakkan Revan. Terlihat dari wajahnya yang berseri-seri

"Tapi Mas, takutnya merepotkan Mas Revan" tolaknya, lebih tepatnya berpura-pura saja

"Enggak kok, lagian kita kan searah"

Lalu Lenna mengangguk dan mengiyakan ajakkannya. Lantas, keduanya berpisah, melajukan mobilnya masing-masing.

00~

Di sebuah mall, Alin tengah berkeliling mencari kebutuhannya. Ia mencari beberapa skincare yang menurutnya akan habis.

Sang wanita telah menenteng beberapa paper bag. Ia masih berkeliling, ia menikmati suasana dalam mall.

Ia telah memasuki sebuah toko skincare, ketika matanya melihat-melihat produk. Matanya tak sengaja menangkap seorang wanita paruh baya.

"Mama!?" gumamnya. Ia berjalan mendekat, menghampiri sang mertua.

"Ma" sapanya

Sang Mertua tampak terkejut ,dengan kehadiran Alin yang berada disana.

"Kamu?" katanya dengan wajah terkejut, matanya berkeliling, seperti mencari seseorang. Alina yang mengerti pun langsung menjelaskan

"Alina, datang sendirian kok Ma"

Lalu mulut Mertuanya membentuk bulat huruf O, sepasang mata hitamnya menatap sang menantu, ia menatap paper bag yang berada ditangan Alin.

"Belanja apa kamu, Lin?!" tanyanya akhirnya.

"Ini aku beli beberapa pakaian punya ku dan Mas Revan Ma" ucapnya sambil menunjukkan paper bagnya

Sebelum sang Mertua melanjutkan bicaranya, seorang wanita cantik, berambut coklat muncul di belakang mertuanya.

"Tante.. !!" panggil sang wanita itu, dan berdiri disampingnya

Mama Rita pun menoleh dan tersenyum. "Kamu, udah selesai beli skincarenya?!" tanya Mama Rita, pada wanita berambut coklat.

Lalu matanya beralih menatap Alin. Lalu memandang pada Mama Rita, seolah ia bertanya melalui tatapan matanya

Mama Rita yang mengerti, mengenalkannya pada sang gadis.

"Ini Isterinya Revan" Mama Rita mengenalkannya.

Alin mengulurkan tangannya dan melempar senyum manisnya, sang gadis pun menyambut uluran tanganya

"Alina"

"Cindy"

Setelah perkenalan singkat, Mama Rita mengajak makan siang. Ketiganya pun menikmati makan siangnya

Disela-sela makanya, Mama Rita menjelaskan tentang siapa Cindy. Cindy adalah sepupu jauh Revan.

000

Setelah beberapa jam berlalu, karena asyik mengobrol dengan Mertua dan Cindy tadi. Alina pulang dengan tergesa, saat ini jam menujukkan pukul 15.45 menit

Hari ini, hari yang melelahkan bagi Alin. Ia jarang keluar rumah jika tidak membutuhkan sesuatu.

Ia teringat pada cerita Mama Rita, bahwa dulu Cindy pernah menyukai Suaminya. Meskipun katanya Revan tak pernah menganggap Cindy, namun sebagai wanita ia khawatir.

Ia memutuskan untuk mandi saja, untuk menghilangkan rasa khawatir nya itu.

000

Revan telah bersiap akan pulang. Ia membereskan berkas dan memasukkannya kedalam tas.

ketika akan keluar dari ruang kerjanya, ponselnya bergetar. Tanda ada pesan masuk, ia meraih lalu membaca si pengirim pesan "Mama?"

[ Van, besok kamu ajak Isterimu mampir kerumah ]

[ Iya Ma ] balas singkat Revan. Ia segera memasuki lift dan menekan tombol angka L

ponselnya kembali bergetar, ternyata sang mama kembali mengirim pesan

[ Ajak pergi bareng Kamu aja Van ]

Revan mengernyitkan dahi, ia pikir itu terlalu pagi. Belum sempat membalas, sang mama kembali mengirim pesan

[ Mama, mau ajak dia masak bareng disni, Mama kangen kumpul bareng lagi ]

[ Iya Ma ]

Setelah membalas pesan sang Mama, Revan segera masuk mobil, menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya.

Pikiran Revan mulai ber kecambuk, sebab besok Lenna akan menumpang dimobilnya. Ia meraih ponselnya menghubungi Lenna. Setelah telepon tersambung, Revan menjelaskan kepada Lenna.

Namun Lenna mengatakan akan tetap ikut, dengan beralasan bahwa mobilnya rusak. Keduanya sepakat untuk membohongi Alina

Revan mulai jenuh dengan rumah tangganya, ia merasa rumah tangganya terlalu monoton

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

Revan mulai mencari alasan yang dibuat buat

2024-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!