Bab.9 Malam panas yang tak sengaja

Malam itu, ketika Revan sampai rumah. ia terkejut , karena gadis yang tadi pagi bersamanya telah berada dirumahnya.

sang gadis telah duduk manis diruang keluarga, matanya fokus menonton televisi. sepertinya ia belum sadar dengan adanya Revan disana

" Mas, udah pulang ternyata " suara Alina mengejutkannya, tampaknya ia barusan dari dapur. tangannya membawa nampan yang berisi cemilan

Lenna pun sama halnya dengan Revan, ia terkejut. Yang membuatnya kaget ternyata ada pria lain yang sedari tadi menatapnya.

" hah.. i-iya sayang, barusan aja kok " ia tergagap, berusaha bersikap biasa saja.

Lenna berdiri dan mengganguk ramah " hay mas " sapanya. Revan hanya mengangguk.

Alin bersikap biasa saja , sebab ia tak tahu bahwa suami dan sahabatnya kerap berkirim pesan. tak hanya itu keduanya pernah pergi bersama.

" Mas, kamu mandi dulu sana. udah itu kita makan malam bareng ya " perintah Alin kepada Revan

" iya sayang " jawabnya, lalu pergi. meninggalkan ruang keluarga. jantung Revan berdegub kencang.

sedang diruang keluarga, Alin dan Lenna tampak bercanda dan tawa renyah pun sesekali terdengar.

tak lama Revan sudah bergabung dengan dua wanita itu, ternyata sedari tadi tanpa Alin dan Revan sadari. Lenna memperhatikan Revan, dimatanya Revan tampak jauh lebih cool

ia mengenakkan kaos oblong berwarna hitam ,tampak otot kekarnya yang menggoda dan celana boxer.

tak lama Alin mengajak untuk makan malam, sebab tadi sore Alin sempat melihat langit yang menggelayut mendung

" yuk kita makan malam "ajaknya " takut nanti ujan, terus Lenna pulangnya bisa kemalaman lagi " ucapnya lagi sambil menggandeng tangan Lenna

" aku mah santai aja kali Lin " jawab Lenna

mereka berjalan bersisian, sedangkan Revan mengekor di belakang kedua wanita itu, tanpa sengaja Revan melihat belakang tubuh Lenna yang tampak sangat menggoda imannya.

ia tak ingin melihat namun, sepertinya matanya tak bisa di ajak kompromi. ia terus melihatnya sampai ketiga sampai di meja makan.

Revan duduk di samping Alin, posisinya Lenna didepan Revan saat ini.

Alin melayani suaminya dengan cekatan, mengambilkan nasi beserta lauk dan kawan-kawannya

" duuhhh... aku berasa liat tutorial melayani suami ya ?" canda Lenna tiba-tiba

Alin tertawa renyah dengan celoteh sang sahabat " nanti kamu juga kayak gini kali Len " jawab Alin

Lenna terkekeh dan melirik kearah Revan, sedari tadi Revan hanya tersenyum ketika dua sahabat saling melempar canda.

benar yang dikatakan Alina, tak lama hujan turun dengan derasnya mengguyur bumi. suasana seketika menjadi dingin.

****

satu jam telah berlalu, namun hujan masih mengguyur bumi, meskipun tak sederas tadi.

mereka bertiga duduk di ruang keluarga, menikmati teh hangat dan beberapa cemilan yang sengaja disediakan.

" gak reda-reda ini ujan " kata lenna

" ya udah sih Len, kamu nginap sini aja deh " tawar Alin " kamu bisa tidur di ruang tamu atau di kamar atas Len " ucapnya lagi

" iya Len, biar Alin ada temennya begadang, nonton drakor " canda Revan. Alin mencubit perut suaminya, dengan wajah cemberut.

" apaan sih mas, sok tau banget " ucapnya cemberut

Revan terkekeh lalu mencium gemas pipi istrinya,

" ya elah so sweet banget ya "ucap Lenna tiba-tiba, membuat Alin bertambah malu, ia mendorong pelan tubuh sahabatnya itu.

Akhirnya keduanya mengobrol seputar idol kpop nya dan membahas beberapa film drakor yang tak dimengerti Revan sama sekali.

ia pikir daripada pusing mendengar kedua wanita itu bercerita tentang orang korea, lebih baik ia ruang kerjanya sekarang.

ia berdiri lalu berpamitan dengan Alin " sayang, mas keatas dulu ya, ada beberapa berkas mesti mas periksa" ucapnya , ia mengusap pelan rambut istrinya lalu meninggalkan keduanya

Alin dan Lenna melanjutkan kesukaannya, yaitu menonton dan membahas idolnya.

00

tengah malam menunjukkan pukul 00.30 ,Revan baru saja menyelesaikan pekerjaanya. ia ingin memastikan apa istrinya sudah tidur atau belum. ternyata sang istri telah pulas tertidur.

ia berniat akan merebahkan dirinya di samping istrinya, namun rasa haus membuat tenggorokan kering.

seketika ia urung dan melangkah meninggalkan kamarnya. ia melangkah pelan menuruni anak tangga. namun telinganya mendengar suara televisi yang masih menyala.

tak menyangka Seorang gadis cantik masih fokus menonton. ternyata ia menonton film horor korea.

" belum tidur Len " suara Revan yang tiba-tiba mengejutkannya.

" mas Revan, ngagetin ah " ia sambil mengelus dadanya.

Revan terkekeh " maaf " ucapnya

"mas Revan belum tidur? " tanya Lenna balik

" tadinya mau tidur, tapi haus" ia melangkah menuju dapur. tak lama ia muncul dengan segelas susu, lalu memberikannya pada Lenna

Lenna terkesiap, lalu geragapan mendengar panggilan Revan

" makasih mas " ucapnya salah tingkah

" iya " jawab Revan singkat, lalu ia duduk disebelah Lenna.

tak ada obrolan apapun diantara keduanya, mereka fokus menonton adegan horor itu. tiba-tiba lampu padam. mengejutkan Lenna maupun Revan. Lenna merapatkan duduknya dengan Revan.

Revan memutuskan untuk menunggu hidup lampu dan tetap duduk di depan televisi, begitupun dengan Lenna.

mereka pikir lampu akan segera menyala. karena suasana gelap dan hanya ada cahaya ponsel milik Lenna.

tak sengaja lengan keduanya bersentuhan, Revan merasakan seperti ada yang menyengat aliran darahnya. jantungnya berdesir hebat ketika kulitnya bergesekkan dengan kulit Lenna.

entah siapa yang memulai, bibir keduanya pelan-pelan menempel. hembusan nafas dua anak manusia itu memburu.

tak butuh lama, ciuman itu semakin intim. mereka saling bertukar saliva, mengisap. Tangan Revan tak mampu lagi berdiam diri.

tangan itu mulai menyetuh bahu sang gadis, lambat laun tangan Revan telah mencari target empuknya

entah sejak kapan pakaian atas Lenna telah terbuka. bahkan bagian tubuh depan Lenna itu terekspos bebas. di bawah remang-remang cahaya ,Lenna tampak sangat mengoda

Revan semakin liar ,karena merasa Lenna mampu mengimbangi mainnya. Revan merebahkan tubuh Lenna diatas sofa ,ia menatap dalam kemanik mata Lenna.

Lenna yang melihat Revan sudah kepayahan, menginginkan lebih. Lenna bisa melihat kabut nafsu itu ingin meledak. ia meraba wajah Revan dengan lembut.

keduanya berciuman kembali dengan seduktif. Revan tanpa henti memainkan bagian depan daging yang lembut itu. sesekali memainkan dua daging kenyal sang gadis.

sang gadis mengerang pelan, ia menahan desahannya

Revan masih asyik memainkan dua gunung kembar Lenna. ia telah menindih tubuh sang gadis.

tangan Revan pun mulai meraba bagian bawah tubuh Lenna. Lenna makin tersiksa. bukan hanya Lenna tapi Revan pun begitu

Revan memainkan lembah surgawi milik Lenna.

" Aahh... mas " Lenna mengerang pelan, Revan mengangkat wajahnya, melihat wajah Lenna yang telah merah padam menahan gejolak nafsunya.

Revan kembali mencium bibir Lenna dengan penuh nafsu, tangannya pun tak henti-hentinya memaju mundurkan di lembah surgawi Lenna..

Namun ketika keduanya sedang menikmati malam panas itu, suara lembut seorang wanita mengejutkan keduanya

" Mas Revan " panggil Alina

Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!