Bab.10 Revan semakin Penasaran

" Mas Revan " panggil Alin,

suara Alina yang terdengar nyaring tersebut, bagaikan suara petir yang menggelegar, membuat suami dan sahabatnya sangat dirundung kepanikkan yang luar biasa.

Langkah kaki terdengar pelan, menuruni anak tangga, keduanya dengan cepat membenarkan pakaian yang telah berantakkan.

bahkan pakaian Lenna bagian atas telah terbuka sepenuhnya. jantung keduanya seakan ingin melompat dari tempatnya

keduanya semakin dibuat panik, manakala suara kaki terdengar semakin dekat, tepat setelah Alina sampai keduanya telah membereskan disekitar sofa.

Nafas keduanya masih tampak memburu, begitu sampai Alin dibuat heran dan curiga. ia memicingkan matanya melihat kedua orang yang ia sayangi nampak tidak baik-baik saja

" Mas " ia bergantian melihat sahabatnya " Lenna " ia menatap curiga

wajah keduanya tampak pucat pasi, ia melihat Revan dan Lenna secara bergantian. keduanya nampak gugup oleh tatapan intimidasi yang Alin berikan.

"kalian kenapa?" tanya Alina " kok keringetan gitu " ucapnya lagi, Lenna maupun Alin geragapan dan tak mampu hanya mengelùarkan suaranya

" mas ?, kok diem? " tanyanya penuh selidik "muka kalian juga merah gitu"

spontan Lenna memegang wajahnya, sesekali melirik kearah Revan.

" e-enggak kenapa-napa kok sayang " ucap Revan terbata, Alin merasa aneh karena Revan terlihat gugup dan gusar

pandangan Alina kini beralih kearah Lenna, ia menatap mata sahabatnya itu, namun Lenna mencoba bersikap biasa saja dan tersenyum.canggung

" kamu belum tidur Len ? " tanyanya

Lenna tampak gugup " b-belum Lin, a-aku belum ngantuk " suaranya terbata-bata

"Ooo "Alin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, matanya memperhatikan disekelilingnya

" Sayang " ucap Revan tiba, ia menyentuh bahu istrinya pelan, seketika Alin menoleh kearahnya " ee.. maaf ya mas tadi haus, jadi ninggalin kamu sendiri di kamar " ucapnya mencoba menjelaskan

Alina terdiam dan masih memandang lekat wajah suaminya itu, ia melihat ada sesuatu yang suaminya sembunyikan

" pas mau balik keatas, tiba-tiba mati lampu "sambungnya lagi.

akhirnya Alin menganggukkan pelan kepalanya " Oo gitu " ucap Alin

Beberapa saat lamanya , tak ada percakapan apapun diantara ketiganya. Revan dan Lenna tampak tak nyaman.

mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. " Sayang , ayo kita balik kekamar " ajak Revan tiba-tiba memecah kesunyian. ia melirik sekilas suaminya lalu mengiyakan ajakannya

"Len, Sebaiknya kamu balik kekamar juga " ia menatap sahabatnya itu " kayaknya lama deh idup lampunya " sambungnya lagi

" i-iya Lin " jawab Lenna. Lalu ketiganya segera beranjak pergi. mata Revan dan Lenna sempat beradu pandang sebelumnya keduanya benar-benar pergi dari sana.

Revan menggandeng tangan Alin, dan berjalan bersisian. Jantung Revan masih berdegub kencang. rasa panas yang masih menjalar di seluruh tubuhnya.

sedang Lenna berjalan menuju kamar tamu dengan langkah tergesa.

" sial ! " umpatnya " hampir aja ketahuan " rutuknya sesampai didalam kamar. lalu ia hempaskan tubuhnya keatas ranjang

ia menarik selimut hingga sebatas dada, matanya menatap langit-langit. ia masih terbayang dengan adegan yang beberapa saat lalu, ketika Revan berada diatas tubuhnya

" sial banget sih, ngapain juga pake bangun segala " umpatnya. tanggannya memukul kasur dengan geram

ia menarik nafas dalam-dalam, rasa panas akibat adegan tadi masih ia rasakan.

"uuhh jadi gak bisa tidur lagi" ia kesal sebab ada sesuatu yang belum dituntaskan

****

sedangkan dikamar lain, Alin masih diam membisu. ia sibuk dengan pikirannya. tentang sikap aneh suami dan sahabatnya itu

diam-diam ia menghela nafas pelan, mencoba tidak berpikir buruk.

Revan sendiri masih terbayang-bayang dengan apa yang berusaha ia lakukan dengan Lenna.

ia masih mengingat dengan jelas, bibirnya beradu dengan bibir Lenna. ia juga masih merasakan tangannya menyentuh gunung kembar itu.

rasanya Revan tak ingin menyudahi adegan itu, tiba-tiba ia gelisah karena senjata tumpulnya masih berdiri tegak bagai tiang listrik ,ia sangat gelisah.

diam-diam Alin memperhatikan gelagat aneh suaminya, ia melihat Revan tampak gelisah.

" ada apa mas ?" tanya Alin tiba-tiba yang mengejutkannya

seketika Revan terkejut dan spontan melihat kearah istrinya

"e-enggak ada apa-apa kok sayang" jawab Revan gugup dan tersenyum canggung

Alin masih menatapnya dalam " tapi kok kayak gelisah gitu " ucap Alin kembali

" enggak ada apa-apa kok sayang" lalu ia meraih pinggang Istrinya dan menciumnya.

"udah yuk tidur" sambungnya lagi, ia mengalihkan percakapan.

padahal Revan mati-matian menahan sesuatu berasa akan meledak. ia sebenarnya tidak bisa tidur . tapi demi menghindari pertanyaan dari Alina ia berpura-pura memejamkan matanya

***

Pagi itu, udara begitu terasa menusuk tulang. mungkin efek dari hujan semalam yang mengguyur deras.

Alina yang terbangun pun berusaha untuk membuka matanya meskipun berat, ia sebenarnya malas tapi demi kewajibannya menjadi seorang istri lantas ia bangkit dan turun dari ranjang

sesaat ia memandang wajah suaminya yang tertidur pulas, tak sadar ia membelai wajah suaminya pelan. ia benar-benar mengaggumi sosok suaminya

mungkin karena merasa terganggu dengan sentuhan tangan Alin, mata Revan mengerjab pelan " sayang " ucap Revan dengan suara serak

Alin tergagap " maaf mas, aku gak bermaksud bangunin kamu " ia menjauhkan wajahnya namun Revan menahannya lalu sebuah kecupan ia daratkan pada bibir istrinya

" gak papa sayang " jawab Revan tersenyum. Revan menarik pelan tubuh Alin untuk memeluknya.

seketika rasa bersalah merasuk dalam hatinya. diam-diam ia menghela nafas pelan.

****

jam 06.00 semua telah berkumpul diruang makan. mereka bertiga menikmati sarapannya.

" gimana Len, nyenyak gak semalam tidurnya " tanya Alin.

Lenna tampak melirik kearah Revan seaat " ya gitu deh " jawabnya

setelah kejadian malam panas itu, Revan selalu mencuri pandang kearah Lenna. darahnya berdesir manakala mengingat kejadian itu.

ia menjadi menginginkan lebih dari sekadar bercumbu.

" ternyata ukuran badan kamu gak berubah ya Len, tetap ideal. " tanya Alin di sela-sela makannya

Lenna tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh sahabatnya itu

" ah bisa aja kamu, badan kamu juga bagus kok Lin " jawab Lenna malu-malu. sebab Revan menatap Lenna dengan matanya berbeda

" kayak, ukuran badan ku gak sebagus kamu deh, tuh buktinya baju ku cocok banget di badan kamu " ia menopang dagu memandang kearah sahabatnya itu

" aku cuma jaga makan aja sih Lin " ucapnya

**

Tiga puluh menit berlalu , Alin meminta Lenna untuk pergi kekantor bersama. katanya kantor mereka searah jadi gak masalah pergi bareng

Lenna sempat menolaknya, tapi Alin memaksa. jadi mau tak mau ia mengiyakan sahabatnya itu.

sebenarnya Lenna tidak benar-benar menolak, itu hanya alibinya saja agar Alina tidak menambah kecurigaannya

dalam hatinya ia bersorak girang, dengan begitu ia bisa leluasa berduaa dengan Revan

setelah berpamitan, keduanya memasuki mobil. Revan segera menginjak pedal gas. melaju dengan kecepatan standart

Didalam mobil keduanya tampak canggung karena insiden semalam masih mengingatkan mereka

" Len " ucap Revan, Lenna seketika menoleh tanpa kata " maaf ya " sambung Revan kembali, ia tampak gugup

Lenna masih bergeming, ia menunduk dalam. " iya mas gak papa kok " jawab Lenna

setelah itu tak ada obrolan apapun, tak butuh waktu lama. mobil yang dikendarai Revan telah sampai didepan kantor tempat Lenna berkerja.

" makasih ya mas " ucap Lenna ,namun sebelum Lenna membuka pintu dan akan berbalik badan. Revan mencekal tangan Lenna.

sesaat keduanya terpaku, hanya ada deru nafas dan tatapan keduanya beradu. tanpa Lenna duga, Revan menarik tengkuk leher Lenna dan meraup bibirnya dengan cepat

Lenna terkejut dengan ciuman yang tiba- tiba Revan lakukan. namun dengan sekejap keduanya saling melumat. bertukar saliva.

tapi Lenna segera mendorong tubuh Revan, sebab ia masih berpikir waras, bahwa mereka masih di tempat umum. nafas keduanya memburu..

" Mas "

Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!