Bab.14 Makan Malam

Keesok paginya, Revan sudah siap sejak setengah jam yang lalu, ia tengah menunggu Alin untuk berdandan.

Memoles wajahnya yang cantik ,dengan sedikit sapuan make up. Tidak lama, ia sudah selesai. Lalu berjalan mendekat menghampiri sang suami yang duduk di ruang tamu.

Tampak Revan sedang sibuk dengan gawai di tangannya, sesekali tersenyum.

"Mas !" panggil Alin

Seketika Revan menoleh dan melihat kearah isterinya "Astaga !!, isterinya Mas kok cantik banget sih !!" godanya, Ia menjawil dagu sang istri.

Alin menundukkan wajahnya, tersenyum malu. "Apaan sih, Mas!" jawabnya mengulum senyum. Ia mencubit pelan perut suaminya.

Revan terkekeh geli, Ia meraih dagu isterinya. Lalu mencium lembut bibirnya, tak lama Alin mendorong pelan dada bidang milik Revan.

Jika dibiarkan, bisa-bisa Revan lepas kendali. "Mas ,udah ah. Nanti kesiangan loh?!" ucapnya dengan bibir mengerucut.

Revan tersenyum jahil, "Kamu, udah bersihkan, Sayang?" tanyanya

"Belum, Mas. Dikit lagi"

"Ya udah deh" Jawab Revan dengan nada pasrah. Alin tersenyum gemas melihat suaminya itu.

tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, segera keduanya memasuki mobil, Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit cepat.

Ketika menikmati perjalanan, tiba-tiba Revan, membelokkan mobilnya kesebuah perumahan elit.

Alin tampak bingung, ia tertegun. "Loh !! ini bukannya jalan menuju kerumah Lenna?" batinnya.

Karena penasaran ia memberanikan diri bertanya. "Mas, kita mau kemana?" tanya Alin dengan dahi berkerut, ia menolehkan kepalanya kearah suaminya

Dengan santai Revan menjawab pertanyaan isterinya itu. "Kita jemput Lenna dulu ya Sayang?". jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya kedepan

Alina dibuat terkejut dan bertanya-tanya, ia menatap suaminya dengan menaikkan satu alisanya. Seolah-olah ia bertanya melalui tatapannya itu, "kenapa?"

Revan yang mengerti dengan tatapan itu pun, menjelaskan alasannya. "Mobil Lenna bermasalah Sayang!" ucap Revan

Alin membulatkan mulutnya dengan huruf O, lalu mengangguk-anggukkan kepala pelan.

Tak lama, mobil menepi disebuah rumah mewah. Revan membunyikan klakson,pertanda ia telah sampai. Alin membuka kaca mobil.

Gadis cantik, muncul dari balik pagar tinggi. "Alin..!!" teriaknya memanggil. Yang dipanggil pun melambaikan tangannya. Keduanya tampak melempar senyum.

Lenna berjalan menghampiri mobil Revan, Alina memperhatikan penampilan sahabatnya itu. Lenna tampak cantik, dengan setelan kemeja berwarna biru muda dibalut dengan blazzer, dan rok sepanjang paha itu sangat cocok ditubuh Lenna yang ideal

Ada sedikit rasa takut, yang tiba-tiba menyelimuti hati Alin. ketika Lenna telah masuk kedalam mobil, Alin tampak melirik kearah suaminya. Ia takut sang suami tergoda oleh kemolekan dan kecantikan Lenna.

Lenna duduk di jok belakang, tepat dibelakang Revan. "Maaf ya Lin, jadi enak ganggu kalian" ucap Lenna berbasa-basi.

Alin menoleh sesaat, "Biasa aja kali, Len" jawab Alin tersenyum lembut.

"Kamu, mau ikut Mas Revan ke kantor Lin?" tanya Lenna yang berpura-pura tidak tahu.

"Enggak kok, aku mau main kerumah Mama Rita"

"Oo.. Aku kira, mau ikut Mas Revan"

Alin hanya tersenyum, menanggapi celoteh sahabatnya itu.

Akhirnya mobil melaju, membelah jalanan ibu kota yang mulai padat kendaraan.

Beberapa saat kemudian, mobil Revan berbelok, memasuki halaman rumahnya. "Sayang, Mas langsung aja ya?! takut kesiangan" kata Revan.

"Iya Mas, nanti aku bilang ke Mama" jawab Alin. Seperti biasa, Revan mencium lembut dahi sang istri, sebelum istrinya turun.

Lalu Alin menoleh kebelakang melihat sang sahabat, "Len, aku duluan!!" pamitnya

"iya, Bye .. bye .. , Sampai berjumpa sore nanti" keduanya melambai-lambaikan tangan. Alin masih berdiri, di depan halaman rumah Mama Mertuanya. Menunggu mobil sang suami tidak terlihat lagi.

Alin berbalik badan, ia melangkah pelan menuju pintu. Menekan bel rumah

Beberapa menit menunggu, muncullah pelayan wanita, yang terlihat jauh lebih muda darinya.

"Nyonya... Silahkan masuk" pelayan itu mempersilahkan sang menantu majikannya masuk. "Kata Nyonya besar, Nyonya sudah ditunggu di taman belakang Nya!?" ucapnya lagi

" Ooh.. iya mbak, makasih ya !" ucap Alin melempar senyum

Gegas Alin berjalan, ia berjalan lewat pintu samping. Disepanjang halaman belakang, terdapat bunga-bunga hias milik Mama Rita.

Jika pagi seperti ini, bunga-bunga mulai bermekaran. tetesan air embun masih membasahi daun-daun dan bunga.

Di teras samping, Sang Mertua nampaknya sedang menikmati teh hangat. Ia asyik melihat kearah kolam ikan. Sepertinya, barusan saja di beri makan

"Pagi Ma !!" sapa Alin, berjalan menghampiri mertua. Ia meraih tangan sang mertua, lalu menciumnya.

"Sama siapa?" tanya mertuanya. Mama Rita menoleh kebelakang, mencari keberadaan anak laki-lakinya

"Dianter sama Mas Revan Ma" ucap lagi. "Dia gak sempat mampir, takut kesiangan" sambung Alin kembali.

Sang mertua menghembuskan nafasnya, "Oo.. kirain ikut masuk" jawab sang mertua

Alin hanya tersenyum.dan menggeleng. Lalu keduanya, berbincang sejenak. Menikmati teh hangat dan di temani oleh kue kering.

Tidak lama kemudian. Didapur ,Alin dan Mertuanya membuat beberapa kue kering. Sang mertua tahu, bahwa Alin pandai memasak dan membuat kue kering. Jadi sekaranglah Alin membantu sang mertua.

Keduanya tampak begitu akrab, Bercanda. Terkadang, tawa keduanya menggema.

Sang mertua berencana untuk memasak makanan kesukaan anak laki-lakinya. Ada beberapa menu yang mereka masak.

00

Tidak terasa, sore pun tiba. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.20. Alin menunggu dengan sang suami dengan Sabar.

Ia telah mandi, dan berpakaian rapi. Rambut indahnya yang dibiarkan tergerai, disapu angin sore.

Ia memakai Dress tanpa lengan sebatas lutut. Ia tampak begitu cantik. Ia duduk diteras rumah mertuanya.

Karena waktu telah menjelang magrib, sang suami belum juga menunjukkan batang hidungnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk masuk kedalam.

"Revan, belum pulang Lin?" tanya sang mertua, yang menghampirinya duduk di ruang keluarga. Lalu mengambil duduk di samping sang menantu

"Belum, Ma" jawab Alin menoleh sesaat..

"Udah kamu, hubungi?"

"Udah kok, Ma. Katanya jalanan sedikit macet"

"Ooh ... ya udah, kita tunggu aja"

000

Akhirnya, Revan tiba dirumah hampir jam tujuh malam. Tapi ia tidak sendiri, Lenna ikut serta kerumah Mama Rita. Dia bilang sudah terlanjur ikut.

Mama Rita pun dengan senang hati menerima kehadiran Lenna.

"Oo... Ternyata Alin punya temen yang cantik banget ya?!" puji Mama Rita, "Ayo ... buruan makan, nanti keburu malam lagi". Sambungnya

Lenna tampak senang, Ia tampak malu-malu dan menjaga image nya dengan baik.

Alin melayani suaminya, mengambilkan nasi kepiring, lalu mengambilkan lauk dan sayurnya

"Kamu, kenal sama Alin udah lama?" tanya Mama Rita kepada Lenna ,disela-sela makannya.

"Udah lama banget Tan" jawab Lenna, tangannya menyuapkan pelan makanan kedalam mulutnya.

"Udah nikah belum?"

"Be-belum, Tan"

"Kenapa?, kamu cantik, pinter. Pasti banyak laki-laki yang mau sama kamu" ucap Mama Rita dengan santainya

"Namanya jodoh Ma?!, gak ada yang tau" ucap Revan tiba-tiba menimpali omongan sang Mama

Sang Mama melirik tajam kearah Revan "Kalau seandainya kamu belum nikah, kayaknya, kamu cocok sama Lenna. Kayak dia subur, pasti kamu bakal cepat punya anak" ucap sang mama

Uhuk... uhukk... Alin tersedak makanan yang barusan ia telan. Tenggorokkannya terasa pedas.

"Sayang...!!!" ucap Revan panik. Segera ia meraih gelas minum, lalu memberikannya kepada sang istri. Tangannya nampak mengusap-usap pelan punggung Istrinya

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

jgn jadi bodoh alin peka sedikit

2024-10-27

2

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!