Keesok paginya, Revan sudah siap sejak setengah jam yang lalu, ia tengah menunggu Alin untuk berdandan.
Memoles wajahnya yang cantik ,dengan sedikit sapuan make up. Tidak lama, ia sudah selesai. Lalu berjalan mendekat menghampiri sang suami yang duduk di ruang tamu.
Tampak Revan sedang sibuk dengan gawai di tangannya, sesekali tersenyum.
"Mas !" panggil Alin
Seketika Revan menoleh dan melihat kearah isterinya "Astaga !!, isterinya Mas kok cantik banget sih !!" godanya, Ia menjawil dagu sang istri.
Alin menundukkan wajahnya, tersenyum malu. "Apaan sih, Mas!" jawabnya mengulum senyum. Ia mencubit pelan perut suaminya.
Revan terkekeh geli, Ia meraih dagu isterinya. Lalu mencium lembut bibirnya, tak lama Alin mendorong pelan dada bidang milik Revan.
Jika dibiarkan, bisa-bisa Revan lepas kendali. "Mas ,udah ah. Nanti kesiangan loh?!" ucapnya dengan bibir mengerucut.
Revan tersenyum jahil, "Kamu, udah bersihkan, Sayang?" tanyanya
"Belum, Mas. Dikit lagi"
"Ya udah deh" Jawab Revan dengan nada pasrah. Alin tersenyum gemas melihat suaminya itu.
tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, segera keduanya memasuki mobil, Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit cepat.
Ketika menikmati perjalanan, tiba-tiba Revan, membelokkan mobilnya kesebuah perumahan elit.
Alin tampak bingung, ia tertegun. "Loh !! ini bukannya jalan menuju kerumah Lenna?" batinnya.
Karena penasaran ia memberanikan diri bertanya. "Mas, kita mau kemana?" tanya Alin dengan dahi berkerut, ia menolehkan kepalanya kearah suaminya
Dengan santai Revan menjawab pertanyaan isterinya itu. "Kita jemput Lenna dulu ya Sayang?". jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya kedepan
Alina dibuat terkejut dan bertanya-tanya, ia menatap suaminya dengan menaikkan satu alisanya. Seolah-olah ia bertanya melalui tatapannya itu, "kenapa?"
Revan yang mengerti dengan tatapan itu pun, menjelaskan alasannya. "Mobil Lenna bermasalah Sayang!" ucap Revan
Alin membulatkan mulutnya dengan huruf O, lalu mengangguk-anggukkan kepala pelan.
Tak lama, mobil menepi disebuah rumah mewah. Revan membunyikan klakson,pertanda ia telah sampai. Alin membuka kaca mobil.
Gadis cantik, muncul dari balik pagar tinggi. "Alin..!!" teriaknya memanggil. Yang dipanggil pun melambaikan tangannya. Keduanya tampak melempar senyum.
Lenna berjalan menghampiri mobil Revan, Alina memperhatikan penampilan sahabatnya itu. Lenna tampak cantik, dengan setelan kemeja berwarna biru muda dibalut dengan blazzer, dan rok sepanjang paha itu sangat cocok ditubuh Lenna yang ideal
Ada sedikit rasa takut, yang tiba-tiba menyelimuti hati Alin. ketika Lenna telah masuk kedalam mobil, Alin tampak melirik kearah suaminya. Ia takut sang suami tergoda oleh kemolekan dan kecantikan Lenna.
Lenna duduk di jok belakang, tepat dibelakang Revan. "Maaf ya Lin, jadi enak ganggu kalian" ucap Lenna berbasa-basi.
Alin menoleh sesaat, "Biasa aja kali, Len" jawab Alin tersenyum lembut.
"Kamu, mau ikut Mas Revan ke kantor Lin?" tanya Lenna yang berpura-pura tidak tahu.
"Enggak kok, aku mau main kerumah Mama Rita"
"Oo.. Aku kira, mau ikut Mas Revan"
Alin hanya tersenyum, menanggapi celoteh sahabatnya itu.
Akhirnya mobil melaju, membelah jalanan ibu kota yang mulai padat kendaraan.
Beberapa saat kemudian, mobil Revan berbelok, memasuki halaman rumahnya. "Sayang, Mas langsung aja ya?! takut kesiangan" kata Revan.
"Iya Mas, nanti aku bilang ke Mama" jawab Alin. Seperti biasa, Revan mencium lembut dahi sang istri, sebelum istrinya turun.
Lalu Alin menoleh kebelakang melihat sang sahabat, "Len, aku duluan!!" pamitnya
"iya, Bye .. bye .. , Sampai berjumpa sore nanti" keduanya melambai-lambaikan tangan. Alin masih berdiri, di depan halaman rumah Mama Mertuanya. Menunggu mobil sang suami tidak terlihat lagi.
Alin berbalik badan, ia melangkah pelan menuju pintu. Menekan bel rumah
Beberapa menit menunggu, muncullah pelayan wanita, yang terlihat jauh lebih muda darinya.
"Nyonya... Silahkan masuk" pelayan itu mempersilahkan sang menantu majikannya masuk. "Kata Nyonya besar, Nyonya sudah ditunggu di taman belakang Nya!?" ucapnya lagi
" Ooh.. iya mbak, makasih ya !" ucap Alin melempar senyum
Gegas Alin berjalan, ia berjalan lewat pintu samping. Disepanjang halaman belakang, terdapat bunga-bunga hias milik Mama Rita.
Jika pagi seperti ini, bunga-bunga mulai bermekaran. tetesan air embun masih membasahi daun-daun dan bunga.
Di teras samping, Sang Mertua nampaknya sedang menikmati teh hangat. Ia asyik melihat kearah kolam ikan. Sepertinya, barusan saja di beri makan
"Pagi Ma !!" sapa Alin, berjalan menghampiri mertua. Ia meraih tangan sang mertua, lalu menciumnya.
"Sama siapa?" tanya mertuanya. Mama Rita menoleh kebelakang, mencari keberadaan anak laki-lakinya
"Dianter sama Mas Revan Ma" ucap lagi. "Dia gak sempat mampir, takut kesiangan" sambung Alin kembali.
Sang mertua menghembuskan nafasnya, "Oo.. kirain ikut masuk" jawab sang mertua
Alin hanya tersenyum.dan menggeleng. Lalu keduanya, berbincang sejenak. Menikmati teh hangat dan di temani oleh kue kering.
Tidak lama kemudian. Didapur ,Alin dan Mertuanya membuat beberapa kue kering. Sang mertua tahu, bahwa Alin pandai memasak dan membuat kue kering. Jadi sekaranglah Alin membantu sang mertua.
Keduanya tampak begitu akrab, Bercanda. Terkadang, tawa keduanya menggema.
Sang mertua berencana untuk memasak makanan kesukaan anak laki-lakinya. Ada beberapa menu yang mereka masak.
00
Tidak terasa, sore pun tiba. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.20. Alin menunggu dengan sang suami dengan Sabar.
Ia telah mandi, dan berpakaian rapi. Rambut indahnya yang dibiarkan tergerai, disapu angin sore.
Ia memakai Dress tanpa lengan sebatas lutut. Ia tampak begitu cantik. Ia duduk diteras rumah mertuanya.
Karena waktu telah menjelang magrib, sang suami belum juga menunjukkan batang hidungnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk masuk kedalam.
"Revan, belum pulang Lin?" tanya sang mertua, yang menghampirinya duduk di ruang keluarga. Lalu mengambil duduk di samping sang menantu
"Belum, Ma" jawab Alin menoleh sesaat..
"Udah kamu, hubungi?"
"Udah kok, Ma. Katanya jalanan sedikit macet"
"Ooh ... ya udah, kita tunggu aja"
000
Akhirnya, Revan tiba dirumah hampir jam tujuh malam. Tapi ia tidak sendiri, Lenna ikut serta kerumah Mama Rita. Dia bilang sudah terlanjur ikut.
Mama Rita pun dengan senang hati menerima kehadiran Lenna.
"Oo... Ternyata Alin punya temen yang cantik banget ya?!" puji Mama Rita, "Ayo ... buruan makan, nanti keburu malam lagi". Sambungnya
Lenna tampak senang, Ia tampak malu-malu dan menjaga image nya dengan baik.
Alin melayani suaminya, mengambilkan nasi kepiring, lalu mengambilkan lauk dan sayurnya
"Kamu, kenal sama Alin udah lama?" tanya Mama Rita kepada Lenna ,disela-sela makannya.
"Udah lama banget Tan" jawab Lenna, tangannya menyuapkan pelan makanan kedalam mulutnya.
"Udah nikah belum?"
"Be-belum, Tan"
"Kenapa?, kamu cantik, pinter. Pasti banyak laki-laki yang mau sama kamu" ucap Mama Rita dengan santainya
"Namanya jodoh Ma?!, gak ada yang tau" ucap Revan tiba-tiba menimpali omongan sang Mama
Sang Mama melirik tajam kearah Revan "Kalau seandainya kamu belum nikah, kayaknya, kamu cocok sama Lenna. Kayak dia subur, pasti kamu bakal cepat punya anak" ucap sang mama
Uhuk... uhukk... Alin tersedak makanan yang barusan ia telan. Tenggorokkannya terasa pedas.
"Sayang...!!!" ucap Revan panik. Segera ia meraih gelas minum, lalu memberikannya kepada sang istri. Tangannya nampak mengusap-usap pelan punggung Istrinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Soraya
jgn jadi bodoh alin peka sedikit
2024-10-27
2