Bab.5 Malam bahagia bagi Alina

" Mama " sapa Alina begitu sampai di bawah dan berjalan mendekat menghampiri sang mama mertua. ia meraih tangan mertua untuk menciumnya. ia juga memeluk sang mertua.

Alina sadar akan sikap mertuanya yang tak sehangat dulu ketika awal-awal menikah. mereka bertiga pun duduk, Alin duduk di samping sang mertua dan Revan memilih duduk di samping istrinya

" kok gak ngabarin ma kalau mau kesini "kata Revan memecah keheningan

" emangnya kalau kesini harus ngabarin dulu? kaya sama orang lain aja" sewot mamanya

Revan menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara kasar "iya enggak sih, maksud kita jangan dadak juga " ucap Revan

"suka-suka mama dong Van?" sengit bu Rita. mukanya masam merasa sang anak tak senang ia datang

Alin yang sejak tadi diam, ia mencoba mengajak ngobrol sang mertua meskipun tanggapannya tak seramah waktu dulu

" gimana Lin, kamu udah ada tanda-tanda mau hamil belum ?" ucap sang mama tanpa dosa

Alin yang mendapat pertanyaan itu, seketika gugup dan bingung, Revan pun sama dengan Alin . ia juga tampak terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan kepada istrinya

"hah.. b-belum ma" kata Alin gugup, tangannya meremas ujung dressnya

bu Rita pun melengos tak senang mendengar jawaban sang menantu. bu Rita mulai berfikir kalau Alina tak subur

"anaknya temen mama tuh ya belum lama nikah aja udah hamil loh !"

Revan menyela sebelum mamanya panjang mengomel yang membuatnya pusing tujuh keliling "udahlah ma, mungkin belum waktunya aja kali" ucap Revan

"selalu gitu dari dulu ngomongnya" sang mama tak mau kalah "mama udah tua loh Van, Lin. udah waktunya gendong cucu" ucapnya lagi

Revan maupun Alin menghela nafas panjang, perasaan Alin mulai tak nyaman ia benar-benar sedih.

"udahlah ma jangan tekan Alina kayak gitu, kasian dia" Revan mencoba membela sang istri mengusap bahunya. lantas itu membuat sang mama makin kesal dengan sikap Revan selalu membela Alina

"lagian selama ini kita berdua happy-happy aja kok ma" ucapnya lagi

dengan hati dongkol bu Rita beranjak pergi dan berjalan keluar berniat pulang

" kamu itu Van kalo di bilangi selalu ngeyel" omel nya "kalian gak mikirin mama yang udah tua" ia masih mengomel beralan menuju mobilnya, sang sopir dengan sigap membuka pintu mobilnya

tak lama mobil pun melaju pelan lalu menghilang di tikungan jalan. Revan maupun Alina masih berdiri di depan pintu.

Alina benar-benar sakit hatinya mendengar omelan sang mertua, perasaannya bercampur aduk. tanpa aba-aba Revan memeluk istrinya, mencoba menenangkannya.

Revan menuntun istrinya masuk kedalam.

"sayang, maafin mama ya?" Revan menangkup wajah istrinya. mencoba menyelami isi hatinya.

" tenang aja ,semua akan baik-baik aja kok" ucapnya lagi, ia mencium kening istrinya seraya memeluknya erat. tangannya mengusap pelan rambutnya

Alina mengangguk pelan dalam pelukkan sang suami, meskipun perasaannya masih lah sedih

"aku cuma sedih aja mas, kok aku belum hamil ya " ucap alin dalam pelukkan suaminya "apa aku mandul ya mas " ucapnya asal

Revan kaget dengan ucapannya istrinya

"hust.. gak boleh ngomong gitu sayang" ia makin erat memeluk Alin "kita udah berusaha sayang"

"maaf mas" katanya, ia hanya sudah pasrah jika dirinya tak mempunyai keturunan

setelah saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing, Revan berinisiatif untuk mengajak keluar istrinya, hanya untuk sekedar cuci mata.

"nanti malam kita keluar yuk sayang" ajaknya "itung-itung cuci mata" katanya lagi

Alina mengangguk senang

♡♡♡

malam pun tiba, seusai bersiap akhirnya mereka berdua berangkat, tak lupa Alina berpamitan pada mbak yati.

"senyum-senyum mulu? kenapa sih ?" tanya Alina ketika melihat suaminya yang terus mengembangkan senyumnya saat mereka dalam perjalanan

"nggak papa kok, lagi seneng aja, soalnya kita jarang banget bisa jalan berdua kayak gini" Responnya

Alina hanya berdecih kecil menanggapi jawaban dari Revan, meskipun dalam hatinya tersenyum sebang

"emang kamu gak seneng gitu?" Revan balik bertanya

" hm ,biasa aja tuh "

" bohong ,itu buktinya mukanya ceria banget gitu "

" mana ? biasa aja sih ini "

"masa ? sini, coba aku cari tau dulu "

Alina sedikit menjauh saat Revan mendekatkan kepalanya kepada Alin, tapi pandangannya tetap fokus kedepan

" jangan macem-macem mas. kamu lagi nyetir " ucap Alina was-was

Revan terkekeh dan kembali ke posisi semula, ia mengulurkan tangannya dan mengacak pelan rambut istrinya pelan tanpa menoleh

" kamu gak perlu mikirin apa-apa dulu buat sekarang, yang penting jaga kesehatan kamu aja" kata Revan.

sentuhan tangan Revan mampu menenangkan pikiran Alina, hingga tanpa sadar ia mengangguk kecil

hingga akhirnya keduanya sampai dan berhenti di depan sebuah bangunan mewah yang letaknya tidak jauh dari keramaian kota

" kita udah sampai, yuk " kata Revan, tak menunggu respon Alin, Revan segera turun terlebih dahulu dari mobil. kemudian membukakan pintu mobil untuk Alin

" selamat datang tuan putri " seloroh Revan

mau tak mau Alina menahan senyum geli dibuatnya, Revan menggandeng mesra tangan Alina.

Revan mengajak Alin berjalan menuju lantai tiga, ia tak sekalipun melepas genggaman tangannya.

begitu sampai Alin benar-benar terpukau dan tak mampu berkata-kata, ia benar-benar senang melihat keindahan kota dari atas dan memandangi lampu-lampu.

tanpa sepengetahuan Alin, Revan telah memesan beberapa makanan.

" gimana ? kamu suka gak ?" tanya Revan

Alin langsung menghambur kedalam pelukkan suaminya, ia mengangguk pelan "iya mas, aku seneng banget " jawabnya

Revan menuntun Alin untuk duduk, Alin semakin terharu. ia tak menyangka Revan akan memberikan kejutan seperti ini.

" ya ampun mas, so sweet banget sih" Alin tak kuasa untuk tidak meneteskan air matanya

dengan sigap Revan mengusap pelan air mata yang menetes di pipi mulus istrinya

" kok nangis sih sayang "tanya Revan, ia mengecup punggung tangan istrinya

" aku bahagia banget mas" jawab jujur Alin

Revan menyuapkan beberapa potong daging kecil ke mulut istrinya. acara makan malam romantis pun berjalan lancar, mereka saling melontarkan candaan.

setelah puas menikmati pemandangan dan menikmati makan malam romantis keduanya memutuskan pulang, karena jam sudah menujukkan pukul sepuluh malam.

di sepanjang jalan, Alina tampak ceria. senyum bahagia selalu mengembang di wajah cantiknya

jika tak ingat sang istri sedang kedatangan tamu, mungkin Revan telah menyerangnya. bibir tipis yang dipoles lipstik berwana merah jambu itu tampak mempesona dimatanya.

tapi sepertinya ia harus bersabar menunggu beberapa hari kedepan.

jam menujukkan pukul sepuluh lebih mereka baru sampai, keduanya berjalan bersisian.

tampaknya mbak yati tidak tidur dan sengaja menunggu majikannya pulang.

" mbak ,kita langsung keatas ya " kata Alina

" iya bu " jawab mbak yati

begitu sampai masuk kamar, Alina memutuskan langsung kekamar mandi ,dan Revan berganti baju memakai piyama pria.

sekian detik, Alin menyusul ikut merebahkan diri di samping suaminya

kedua insan itu tertidur dengan posisi berpelukkan dengan hati bahagia

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

gak perlu disebut juga kli thor wajah kurang tampangnya

2024-10-23

1

🏹💕mycupidaneko💘🐈

🏹💕mycupidaneko💘🐈

Ingin baca lagi!

2024-08-22

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!