" Mama " sapa Alina begitu sampai di bawah dan berjalan mendekat menghampiri sang mama mertua. ia meraih tangan mertua untuk menciumnya. ia juga memeluk sang mertua.
Alina sadar akan sikap mertuanya yang tak sehangat dulu ketika awal-awal menikah. mereka bertiga pun duduk, Alin duduk di samping sang mertua dan Revan memilih duduk di samping istrinya
" kok gak ngabarin ma kalau mau kesini "kata Revan memecah keheningan
" emangnya kalau kesini harus ngabarin dulu? kaya sama orang lain aja" sewot mamanya
Revan menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara kasar "iya enggak sih, maksud kita jangan dadak juga " ucap Revan
"suka-suka mama dong Van?" sengit bu Rita. mukanya masam merasa sang anak tak senang ia datang
Alin yang sejak tadi diam, ia mencoba mengajak ngobrol sang mertua meskipun tanggapannya tak seramah waktu dulu
" gimana Lin, kamu udah ada tanda-tanda mau hamil belum ?" ucap sang mama tanpa dosa
Alin yang mendapat pertanyaan itu, seketika gugup dan bingung, Revan pun sama dengan Alin . ia juga tampak terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan kepada istrinya
"hah.. b-belum ma" kata Alin gugup, tangannya meremas ujung dressnya
bu Rita pun melengos tak senang mendengar jawaban sang menantu. bu Rita mulai berfikir kalau Alina tak subur
"anaknya temen mama tuh ya belum lama nikah aja udah hamil loh !"
Revan menyela sebelum mamanya panjang mengomel yang membuatnya pusing tujuh keliling "udahlah ma, mungkin belum waktunya aja kali" ucap Revan
"selalu gitu dari dulu ngomongnya" sang mama tak mau kalah "mama udah tua loh Van, Lin. udah waktunya gendong cucu" ucapnya lagi
Revan maupun Alin menghela nafas panjang, perasaan Alin mulai tak nyaman ia benar-benar sedih.
"udahlah ma jangan tekan Alina kayak gitu, kasian dia" Revan mencoba membela sang istri mengusap bahunya. lantas itu membuat sang mama makin kesal dengan sikap Revan selalu membela Alina
"lagian selama ini kita berdua happy-happy aja kok ma" ucapnya lagi
dengan hati dongkol bu Rita beranjak pergi dan berjalan keluar berniat pulang
" kamu itu Van kalo di bilangi selalu ngeyel" omel nya "kalian gak mikirin mama yang udah tua" ia masih mengomel beralan menuju mobilnya, sang sopir dengan sigap membuka pintu mobilnya
tak lama mobil pun melaju pelan lalu menghilang di tikungan jalan. Revan maupun Alina masih berdiri di depan pintu.
Alina benar-benar sakit hatinya mendengar omelan sang mertua, perasaannya bercampur aduk. tanpa aba-aba Revan memeluk istrinya, mencoba menenangkannya.
Revan menuntun istrinya masuk kedalam.
"sayang, maafin mama ya?" Revan menangkup wajah istrinya. mencoba menyelami isi hatinya.
" tenang aja ,semua akan baik-baik aja kok" ucapnya lagi, ia mencium kening istrinya seraya memeluknya erat. tangannya mengusap pelan rambutnya
Alina mengangguk pelan dalam pelukkan sang suami, meskipun perasaannya masih lah sedih
"aku cuma sedih aja mas, kok aku belum hamil ya " ucap alin dalam pelukkan suaminya "apa aku mandul ya mas " ucapnya asal
Revan kaget dengan ucapannya istrinya
"hust.. gak boleh ngomong gitu sayang" ia makin erat memeluk Alin "kita udah berusaha sayang"
"maaf mas" katanya, ia hanya sudah pasrah jika dirinya tak mempunyai keturunan
setelah saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing, Revan berinisiatif untuk mengajak keluar istrinya, hanya untuk sekedar cuci mata.
"nanti malam kita keluar yuk sayang" ajaknya "itung-itung cuci mata" katanya lagi
Alina mengangguk senang
♡♡♡
malam pun tiba, seusai bersiap akhirnya mereka berdua berangkat, tak lupa Alina berpamitan pada mbak yati.
"senyum-senyum mulu? kenapa sih ?" tanya Alina ketika melihat suaminya yang terus mengembangkan senyumnya saat mereka dalam perjalanan
"nggak papa kok, lagi seneng aja, soalnya kita jarang banget bisa jalan berdua kayak gini" Responnya
Alina hanya berdecih kecil menanggapi jawaban dari Revan, meskipun dalam hatinya tersenyum sebang
"emang kamu gak seneng gitu?" Revan balik bertanya
" hm ,biasa aja tuh "
" bohong ,itu buktinya mukanya ceria banget gitu "
" mana ? biasa aja sih ini "
"masa ? sini, coba aku cari tau dulu "
Alina sedikit menjauh saat Revan mendekatkan kepalanya kepada Alin, tapi pandangannya tetap fokus kedepan
" jangan macem-macem mas. kamu lagi nyetir " ucap Alina was-was
Revan terkekeh dan kembali ke posisi semula, ia mengulurkan tangannya dan mengacak pelan rambut istrinya pelan tanpa menoleh
" kamu gak perlu mikirin apa-apa dulu buat sekarang, yang penting jaga kesehatan kamu aja" kata Revan.
sentuhan tangan Revan mampu menenangkan pikiran Alina, hingga tanpa sadar ia mengangguk kecil
hingga akhirnya keduanya sampai dan berhenti di depan sebuah bangunan mewah yang letaknya tidak jauh dari keramaian kota
" kita udah sampai, yuk " kata Revan, tak menunggu respon Alin, Revan segera turun terlebih dahulu dari mobil. kemudian membukakan pintu mobil untuk Alin
" selamat datang tuan putri " seloroh Revan
mau tak mau Alina menahan senyum geli dibuatnya, Revan menggandeng mesra tangan Alina.
Revan mengajak Alin berjalan menuju lantai tiga, ia tak sekalipun melepas genggaman tangannya.
begitu sampai Alin benar-benar terpukau dan tak mampu berkata-kata, ia benar-benar senang melihat keindahan kota dari atas dan memandangi lampu-lampu.
tanpa sepengetahuan Alin, Revan telah memesan beberapa makanan.
" gimana ? kamu suka gak ?" tanya Revan
Alin langsung menghambur kedalam pelukkan suaminya, ia mengangguk pelan "iya mas, aku seneng banget " jawabnya
Revan menuntun Alin untuk duduk, Alin semakin terharu. ia tak menyangka Revan akan memberikan kejutan seperti ini.
" ya ampun mas, so sweet banget sih" Alin tak kuasa untuk tidak meneteskan air matanya
dengan sigap Revan mengusap pelan air mata yang menetes di pipi mulus istrinya
" kok nangis sih sayang "tanya Revan, ia mengecup punggung tangan istrinya
" aku bahagia banget mas" jawab jujur Alin
Revan menyuapkan beberapa potong daging kecil ke mulut istrinya. acara makan malam romantis pun berjalan lancar, mereka saling melontarkan candaan.
setelah puas menikmati pemandangan dan menikmati makan malam romantis keduanya memutuskan pulang, karena jam sudah menujukkan pukul sepuluh malam.
di sepanjang jalan, Alina tampak ceria. senyum bahagia selalu mengembang di wajah cantiknya
jika tak ingat sang istri sedang kedatangan tamu, mungkin Revan telah menyerangnya. bibir tipis yang dipoles lipstik berwana merah jambu itu tampak mempesona dimatanya.
tapi sepertinya ia harus bersabar menunggu beberapa hari kedepan.
jam menujukkan pukul sepuluh lebih mereka baru sampai, keduanya berjalan bersisian.
tampaknya mbak yati tidak tidur dan sengaja menunggu majikannya pulang.
" mbak ,kita langsung keatas ya " kata Alina
" iya bu " jawab mbak yati
begitu sampai masuk kamar, Alina memutuskan langsung kekamar mandi ,dan Revan berganti baju memakai piyama pria.
sekian detik, Alin menyusul ikut merebahkan diri di samping suaminya
kedua insan itu tertidur dengan posisi berpelukkan dengan hati bahagia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Soraya
gak perlu disebut juga kli thor wajah kurang tampangnya
2024-10-23
1
🏹💕mycupidaneko💘🐈
Ingin baca lagi!
2024-08-22
1