Tidak terasa, jam telah menunjukkan pukul 17.00. Revan telah bersiap-bersiap untuk pulang. Ia meraih tasnya, lalu melangkah keluar dari dalam ruangannya.
Kemudian ia segera memasuki lift, setelah sampai kelantai bawah, ia segera menuju mobilnya, ia segera menginjak pedal gas.
Sore ini, ia pulang sendiri. Ia dan Lenna sepakat untuk pulang sendiri-sendiri. Ia hanya tak ingin Alin curiga. Tidak lama, Revan telah sampai dirumah.
Ketika pintu telah terbuka, bukanlah sang istri yang membukakan pintu, seperti biasanya. Melainkan asisten rumah tangganya, Mbak Yati.
"Pak!" ucap Mbak Yati menyapa majikannya itu, lalu mengangguk.
Ia merasa heran, Ia bertanya-tanya kemana istrinya. Ia melangkah pelan masuk kedalam, sayup-sayup ia mendengar suara riuh dari dalam, ia telah menebak siapa pemilik suara itu.
Ketika telah sampai diruang keluarga ia berdiam diri memperhatikan kedua wanita itu. Ia berdiri dipembatas ruang tamu dan ruang keluarga.
Kedua sahabat itu tampak asyik mengobrol dan bercanda, tidak lama ia berdehem kecil, seketika deheman Revan membuat kedua wanita itu menoleh kearahnya secara bersamaan
"Mas" ucap Alin yang langsung berjalan mendekati suaminya. "Maaf ya, aku keasyikan ngobrol, sampai gak sadar kalau kamu udah pulang" ucapnya kembali
Lenna hanya diam dan sejak tadi hanya berdiri ditempat semula. Ketika matanya tak sengaja bertemu dengan Revan, ia hanya mengangguk santun. Seolah-olah keduanya memiliki kedekatan khusus.
"Mas, kamu buruan naik keatas, langsung mandi ya?!" ucap Alin memerintah suaminya "Aku mau bikin makanan pelengkap dulu" sambungnya lagi dengan senyum bahagia..
"Iya, Sayang" jawab Revan, mengecup dahi Alin sesaat, lalu bergegas melangkah keatas, menaikin anak tangga dengan langkah santainya.
Alin tampak mengajak Lenna untuk membantunya, membuat beberapa makanan untuk bersantai nanti.
"Kamu, bikin pasta Lin?" Tanya Lenna
"Iya, Mas Revan suka banget soalnya Len" jawab Alin, tangan tampak sibuk membuat pasta.
Lenna mengangguk dan menawarkan diri jika dirinya saja yang menggorengnya.
Beberapa saat lamanya, semua sudah selesai. Lenna meletakkan beberapa pasta diatas piring, lalu ia membawanya keruang keluarga. Ketika dirinya sampai disana, Revan tengah duduk santai menonton televisi.
Tatapan keduanya berdua, Lenna tersenyum menggoda dan mengedipkan sebelah matanya. "Ini pastanya, Mas" ucap Lenna, ia meletakkan piring berisi pasta itu diatas meja. Revan tampak menyunggingkan senyum, dengan tatapan mata yang penuh arti
Tak lama Lenna segera kembali kebelakang, ia hanya tidak ingin kepergok sahabatnya itu.
"Bentar ya, aku panggil Mas Revan dulu. Baru kita makan bersama" ucap Alin sambil berlalu berniat memanggil Revan.
Akhirnya, ketiganya makan malam bersama. Lenna duduk berada didepan Revan, sesekali Revan mencuri pandang kearah gadis yang berada didepannya
"Gimana, Mas, rasanya?, itu cah kangkung hasil makanan Lenna" tanya Alin sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya
Gerakan Revan terhenti sejenak, ia tersenyum memandang kearah Alina lalu berganti memandang Lenna yang tengah tersenyum malu-malu. "Enak kok, rasanya pas" jawab Revan, sambil menunjukkan jari jempolnya
Ketiganya menikmati makan malam dengan nikmat, senyum ceria tidak pernah pudar daei wajah cantik Alina, tapi tidak dengan Lenna, Dirinya menahan rasa cemburu.
Apalagi, Revan tampak sangat perhatian terhadap Alin. Demi misi merebut Revan, dirinya menekan rasa cemburunya itu.
Setengah jam berlalu, mereka telah menyelesaikan makan malamnya. Ketiga duduk santai didepan televisi. Mereka duduk berjajar, seperti biasanya, Revan akan pergi keruang kerja.
"Len, aku buatin kopi Mas Revan dulu ya?, udah itu kita santai dilantai atas aja" ucap Alin beranjak dari duduknya
"Jadi, aku tidur dikamar atas nih ceritanya?, Ok deh kalau gitu"
tidak lama Alin mengajak Lenna untuk bersantai dilantai atas, ditangan Alin tak lupa membawa kopi dan sepiring pasta diatas nampan.
Alin melangkah menuju ruang kerja Revan, sedangkan Lenna berjalan santai keruang lain, matanya berkeliling melihat-lihat interior rumah Alina
"hm, bagus juga selera Mas Revan" batinnya, ia melihat ada beberapa foto pernikahan Revan dan Alina yang tergantung didinding.
Akhirnya dirinya sampai disebuah ruangan yang tak jauh dari tempat biasa Alina membaca buku-bukunya, ia meraih remot televisi lalu menghidupkannya.
"Gimana Len, nyaman gak.rasanya?" tanya Alin tiba-tiba mengejutkannya, lalu ikut duduk disampingnya sahabatnya itu
"Iya, nyaman banget. Bikin aku betah aja disini" jawab Lenna.
Keduanya tampak asyik bercerita, dari hal privasi sampai ghibah pun mereka lakukan. Waktu terus bergulir, Alin tampak telah menguap beberapa kali. Dia menoleh kebelakang, melihat jam didinding menujukkan pukul 00.29
"Len, kamu, belum ngantuk ya?" tanyanya, ia menguap kembali
"Kamu kan tau sendiri, kalau aku udah biasa bergadang"
"Hm, dasar kelelawar"
Keduanya tertawa bersama. "Ya udah, kalau kamu udah ngantuk, tidur sana!" perintah Lenna
""Gak papa, kamu, aku tinggal sendirian?"
"Enggak lah"
Akhirnya, Alin memutuskan meninggalkan Lenna yang berada diruang santai sendirian. Alin memang tidak terbiasa tidur diatas jam 11 malam.
Saat ini Alin telah berbaring dan mencari posisi ternyamannya, tidak butuh waktu lama, dia sudah tertidur dengan pulas.
Dua puluh menit kemudian, Lenna mengirim pesan kepada Revan. dirinya ingin memastikan bahwa Revan masih diruang kerjanya
[Mas, kamu masih diruang kerja?]
Tidak berselang lama, balasan dari Revan muncul. Seketika membuat Lenna mengembangkan senyumnya
[ Iya, kenapa?]
[Mau, aku temenin gak nih]
[ Alina kemana?, apa dia sudah kekamar?]
[Udah kok, Mas!.Sejak dua puluh menitan yang lalu lah]
[ Ya udah, kesini aja. Awas! jangan sampai Alina melihatmu ]
[Siap]
Setelah berkirim pesan berakhir, Lenna beranjak dari duduknya dan mematikan televisi didepannya. Lalu, dengan langkah pelan dan hati-hati ia berjalan menuju ruang kerja Revan
Dia mengetuk pelan pintunya, tidak lama Revan muncul dihadapannya. Ia menarik tangan Lenna untuk segera masuk, setelah pintu tertutup, keduanya saling berpandangan sejenak lalu berpelukkan. Revan merengkuh tubuh sexy Lenna, lalu ia menyambar bibirnya. Sepertinya Revan memang menunggu momen ini
Setelah beberapa saat bercumbu, Revan melepaskannya tautan bibirnya, Ia mengajak Lenna untuk duduk disofa kerjanya
Saat ini, Lenna duduk diatas pangkuannya. Dia menatap Lenna dalam, tatapan yang penuh arti. Tanpa basa basi ia menaikan mini dress yang dipakai Lenna
Tanpa diminta pun, Lenna telah melepaskan celana boxer milik Revan. Lenna telah berada diatas pangkuannyanya. Tanpa membuang waktu lagi, keduanya menyatukan bagian bawah tubuh mereka.
Lenna tampak mendominasi permaianan, ia menggerakkan pinggulnya naik turun, Lenna melenguh pelan. Ia menggigit bibirnya untuk meredam desahan dan erangannya.
Revan tampak menikmati servis yang diberikan Lenna. "Lenna" ucap Revan parau. "Ini nikmat, Kamu benar-benar bikin aku menggila" racaunya ditengah-tengah percintaanya
Hampir dua puluh menit, akhirnya penyatuan itu selesai. Keduanya tersengal-sengal
"Makasih, Sayang" ucap Revan, Lenna tampak tersenyum puas saat Revan memanggilnya dengan kata Sayang.
Setelah keduanya melepaskan penyatuan, mereka menuju kamar mandi yang berada diruang kerja Revan.
Tidak lama, keduanya sudah duduk diatas sofa panjang yang berada di ujung, tidak jauh dari pintu
Tapi, Revan seakan tidak puas. Ia mengajak Lenna untuk bermain sampai beberapa kali. Dengan senang hati Lenna melayani suami sahabatnya itu.
Keduanya tampak saling mengimbangi, Revan tampak begitu semangat menghentak-hentakkan pinggulnya. Ia seperti tidak kehabisan tenaga.
Tapi, tidak mereka menduga, di tengah-tengah penyatuan panas mereka Alina terbangun. Ia merasa haus. Ia mengerjab, lalu membuka pelan matanya. Tangannya meraba kasur disampingnya, ternyata sang suami tidak ada.
Ia mencoba bangkit, turun dari ranjang. Dia melangkah pelan kearah kamar mandi, mengira sang suami berada disana. Ketika sampai dikamar mandi, kosong.
Lalu ia berjalan pelan keluar kamar. Ketika akan berjalan turun, sayup-sayup telinganya mendengar suara-suara aneh. Ia menajamkan pendengaran, ia mengerutkan dahi, karena suara itu seperti seseorang tengah melakukan penyatuan.
Tok.. Tok...
"Mas!" Panggil Alina dibalik pintu kerja suaminya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Dengerin dulu..Lin...kamu itu goblok atau lugu sih.....heran aku
2024-10-03
0
Ma Em
Alina bodoh kenapa terlalu percaya sekali sama temannya mendengar suara aneh bukannya diintip malah diketok pintunya , Alina suami kamu tuh lagi main kuda kudaan sama teman kamu si Lenna
2024-09-21
1