Bab.19 Suara aneh

Tidak terasa, jam telah menunjukkan pukul 17.00. Revan telah bersiap-bersiap untuk pulang. Ia meraih tasnya, lalu melangkah keluar dari dalam ruangannya.

Kemudian ia segera memasuki lift, setelah sampai kelantai bawah, ia segera menuju mobilnya, ia segera menginjak pedal gas.

Sore ini, ia pulang sendiri. Ia dan Lenna sepakat untuk pulang sendiri-sendiri. Ia hanya tak ingin Alin curiga. Tidak lama, Revan telah sampai dirumah.

Ketika pintu telah terbuka, bukanlah sang istri yang membukakan pintu, seperti biasanya. Melainkan asisten rumah tangganya, Mbak Yati.

"Pak!" ucap Mbak Yati menyapa majikannya itu, lalu mengangguk.

Ia merasa heran, Ia bertanya-tanya kemana istrinya. Ia melangkah pelan masuk kedalam, sayup-sayup ia mendengar suara riuh dari dalam, ia telah menebak siapa pemilik suara itu.

Ketika telah sampai diruang keluarga ia berdiam diri memperhatikan kedua wanita itu. Ia berdiri dipembatas ruang tamu dan ruang keluarga.

Kedua sahabat itu tampak asyik mengobrol dan bercanda, tidak lama ia berdehem kecil, seketika deheman Revan membuat kedua wanita itu menoleh kearahnya secara bersamaan

"Mas" ucap Alin yang langsung berjalan mendekati suaminya. "Maaf ya, aku keasyikan ngobrol, sampai gak sadar kalau kamu udah pulang" ucapnya kembali

Lenna hanya diam dan sejak tadi hanya berdiri ditempat semula. Ketika matanya tak sengaja bertemu dengan Revan, ia hanya mengangguk santun. Seolah-olah keduanya memiliki kedekatan khusus.

"Mas, kamu buruan naik keatas, langsung mandi ya?!" ucap Alin memerintah suaminya "Aku mau bikin makanan pelengkap dulu" sambungnya lagi dengan senyum bahagia..

"Iya, Sayang" jawab Revan, mengecup dahi Alin sesaat, lalu bergegas melangkah keatas, menaikin anak tangga dengan langkah santainya.

Alin tampak mengajak Lenna untuk membantunya, membuat beberapa makanan untuk bersantai nanti.

"Kamu, bikin pasta Lin?" Tanya Lenna

"Iya, Mas Revan suka banget soalnya Len" jawab Alin, tangan tampak sibuk membuat pasta.

Lenna mengangguk dan menawarkan diri jika dirinya saja yang menggorengnya.

Beberapa saat lamanya, semua sudah selesai. Lenna meletakkan beberapa pasta diatas piring, lalu ia membawanya keruang keluarga. Ketika dirinya sampai disana, Revan tengah duduk santai menonton televisi.

Tatapan keduanya berdua, Lenna tersenyum menggoda dan mengedipkan sebelah matanya. "Ini pastanya, Mas" ucap Lenna, ia meletakkan piring berisi pasta itu diatas meja. Revan tampak menyunggingkan senyum, dengan tatapan mata yang penuh arti

Tak lama Lenna segera kembali kebelakang, ia hanya tidak ingin kepergok sahabatnya itu.

"Bentar ya, aku panggil Mas Revan dulu. Baru kita makan bersama" ucap Alin sambil berlalu berniat memanggil Revan.

Akhirnya, ketiganya makan malam bersama. Lenna duduk berada didepan Revan, sesekali Revan mencuri pandang kearah gadis yang berada didepannya

"Gimana, Mas, rasanya?, itu cah kangkung hasil makanan Lenna" tanya Alin sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya

Gerakan Revan terhenti sejenak, ia tersenyum memandang kearah Alina lalu berganti memandang Lenna yang tengah tersenyum malu-malu. "Enak kok, rasanya pas" jawab Revan, sambil menunjukkan jari jempolnya

Ketiganya menikmati makan malam dengan nikmat, senyum ceria tidak pernah pudar daei wajah cantik Alina, tapi tidak dengan Lenna, Dirinya menahan rasa cemburu.

Apalagi, Revan tampak sangat perhatian terhadap Alin. Demi misi merebut Revan, dirinya menekan rasa cemburunya itu.

Setengah jam berlalu, mereka telah menyelesaikan makan malamnya. Ketiga duduk santai didepan televisi. Mereka duduk berjajar, seperti biasanya, Revan akan pergi keruang kerja.

"Len, aku buatin kopi Mas Revan dulu ya?, udah itu kita santai dilantai atas aja" ucap Alin beranjak dari duduknya

"Jadi, aku tidur dikamar atas nih ceritanya?, Ok deh kalau gitu"

tidak lama Alin mengajak Lenna untuk bersantai dilantai atas, ditangan Alin tak lupa membawa kopi dan sepiring pasta diatas nampan.

Alin melangkah menuju ruang kerja Revan, sedangkan Lenna berjalan santai keruang lain, matanya berkeliling melihat-lihat interior rumah Alina

"hm, bagus juga selera Mas Revan" batinnya, ia melihat ada beberapa foto pernikahan Revan dan Alina yang tergantung didinding.

Akhirnya dirinya sampai disebuah ruangan yang tak jauh dari tempat biasa Alina membaca buku-bukunya, ia meraih remot televisi lalu menghidupkannya.

"Gimana Len, nyaman gak.rasanya?" tanya Alin tiba-tiba mengejutkannya, lalu ikut duduk disampingnya sahabatnya itu

"Iya, nyaman banget. Bikin aku betah aja disini" jawab Lenna.

Keduanya tampak asyik bercerita, dari hal privasi sampai ghibah pun mereka lakukan. Waktu terus bergulir, Alin tampak telah menguap beberapa kali. Dia menoleh kebelakang, melihat jam didinding menujukkan pukul 00.29

"Len, kamu, belum ngantuk ya?" tanyanya, ia menguap kembali

"Kamu kan tau sendiri, kalau aku udah biasa bergadang"

"Hm, dasar kelelawar"

Keduanya tertawa bersama. "Ya udah, kalau kamu udah ngantuk, tidur sana!" perintah Lenna

""Gak papa, kamu, aku tinggal sendirian?"

"Enggak lah"

Akhirnya, Alin memutuskan meninggalkan Lenna yang berada diruang santai sendirian. Alin memang tidak terbiasa tidur diatas jam 11 malam.

Saat ini Alin telah berbaring dan mencari posisi ternyamannya, tidak butuh waktu lama, dia sudah tertidur dengan pulas.

Dua puluh menit kemudian, Lenna mengirim pesan kepada Revan. dirinya ingin memastikan bahwa Revan masih diruang kerjanya

[Mas, kamu masih diruang kerja?]

Tidak berselang lama, balasan dari Revan muncul. Seketika membuat Lenna mengembangkan senyumnya

[ Iya, kenapa?]

[Mau, aku temenin gak nih]

[ Alina kemana?, apa dia sudah kekamar?]

[Udah kok, Mas!.Sejak dua puluh menitan yang lalu lah]

[ Ya udah, kesini aja. Awas! jangan sampai Alina melihatmu ]

[Siap]

Setelah berkirim pesan berakhir, Lenna beranjak dari duduknya dan mematikan televisi didepannya. Lalu, dengan langkah pelan dan hati-hati ia berjalan menuju ruang kerja Revan

Dia mengetuk pelan pintunya, tidak lama Revan muncul dihadapannya. Ia menarik tangan Lenna untuk segera masuk, setelah pintu tertutup, keduanya saling berpandangan sejenak lalu berpelukkan. Revan merengkuh tubuh sexy Lenna, lalu ia menyambar bibirnya. Sepertinya Revan memang menunggu momen ini

Setelah beberapa saat bercumbu, Revan melepaskannya tautan bibirnya, Ia mengajak Lenna untuk duduk disofa kerjanya

Saat ini, Lenna duduk diatas pangkuannya. Dia menatap Lenna dalam, tatapan yang penuh arti. Tanpa basa basi ia menaikan mini dress yang dipakai Lenna

Tanpa diminta pun, Lenna telah melepaskan celana boxer milik Revan. Lenna telah berada diatas pangkuannyanya. Tanpa membuang waktu lagi, keduanya menyatukan bagian bawah tubuh mereka.

Lenna tampak mendominasi permaianan, ia menggerakkan pinggulnya naik turun, Lenna melenguh pelan. Ia menggigit bibirnya untuk meredam desahan dan erangannya.

Revan tampak menikmati servis yang diberikan Lenna. "Lenna" ucap Revan parau. "Ini nikmat, Kamu benar-benar bikin aku menggila" racaunya ditengah-tengah percintaanya

Hampir dua puluh menit, akhirnya penyatuan itu selesai. Keduanya tersengal-sengal

"Makasih, Sayang" ucap Revan, Lenna tampak tersenyum puas saat Revan memanggilnya dengan kata Sayang.

Setelah keduanya melepaskan penyatuan, mereka menuju kamar mandi yang berada diruang kerja Revan.

Tidak lama, keduanya sudah duduk diatas sofa panjang yang berada di ujung, tidak jauh dari pintu

Tapi, Revan seakan tidak puas. Ia mengajak Lenna untuk bermain sampai beberapa kali. Dengan senang hati Lenna melayani suami sahabatnya itu.

Keduanya tampak saling mengimbangi, Revan tampak begitu semangat menghentak-hentakkan pinggulnya. Ia seperti tidak kehabisan tenaga.

Tapi, tidak mereka menduga, di tengah-tengah penyatuan panas mereka Alina terbangun. Ia merasa haus. Ia mengerjab, lalu membuka pelan matanya. Tangannya meraba kasur disampingnya, ternyata sang suami tidak ada.

Ia mencoba bangkit, turun dari ranjang. Dia melangkah pelan kearah kamar mandi, mengira sang suami berada disana. Ketika sampai dikamar mandi, kosong.

Lalu ia berjalan pelan keluar kamar. Ketika akan berjalan turun, sayup-sayup telinganya mendengar suara-suara aneh. Ia menajamkan pendengaran, ia mengerutkan dahi, karena suara itu seperti seseorang tengah melakukan penyatuan.

Tok.. Tok...

"Mas!" Panggil Alina dibalik pintu kerja suaminya

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Dengerin dulu..Lin...kamu itu goblok atau lugu sih.....heran aku

2024-10-03

0

Ma Em

Ma Em

Alina bodoh kenapa terlalu percaya sekali sama temannya mendengar suara aneh bukannya diintip malah diketok pintunya , Alina suami kamu tuh lagi main kuda kudaan sama teman kamu si Lenna

2024-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!