Bab.4 Kedatangan mama mertua

Mentari pagi yang hangat mulai menyinari permukaan bumi. seorang wanita cantikmasih bergelung dibalik selimut tebalnya.

"eemmmm..."

sang wanita mengerang dalam pelukkan sang suami, tangan sang suami melingkar diperut rampingnya seolah tak ingin jauh.

pagi ini Alina dan Revan sedang menikmati hari minggunya, kesempatan bagi keduanya untuk berduaan dan bermalas-malasan.

"mas geser dikit dong, aku mau kekamar mandi nih" mencoba memindahkan tangan dan menggeser tubuh suaminya

"hhmmmm.... jangan lama-lama sayang" dengan malas Revan bergeser

Alina bergegas melangkah menuju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam, setelah selesai ia keluar dan menghampiri sang suami kembali dan mencoba membangunkannya

"mas bangun" sambil menggoyangkan pelan tubuh Revan "Mas" ia juga menepuk-nepuk pelan pipi suami tampannya

Revan bangun dan meraih tangan sang istri lalu mengecupnya "kan ini libur sayang" dengan mata yang setengah terbuka.

tiba-tiba ia menarik pinggang Istrinya, Alin yang tak siap langsung jatuh dalam pelukkan Revan

" maasss " pekik Alin "ngagetin aja sih" sambil memukul pelan dada suaminya

Revan terkekeh pelan dibuatnya. ia sangat senang menggoda Alin. mereka berpelukkan dan Revan tak henti-hentinya mencium pipi, kening dan bibir sang istri

" mas aku mau mandi" Alin mencoba menghindar dan menjauhkan wajahnya

"nanti aja sayang, bareng mas mandinya, kan udah lama kita gak mandi bareng" rayu Revan

Alin mengulum senyum malu dengan ajakkan suaminya, dengan malu-malu ia mengangguk pelan. mendengar persetujuan istrinya Revan senang. ia punya niat terselubung sebelum mandi

ketika Revan ingin melancarkan aksinya dan meraba bagian bawah istrinya dengan cepat tangan Alin menghentikannya

" mas, aku lagi datang bulan ni" dengan wajah tanpa bersalah

Revan yang sudah mulai turn on seketika lemas dengan wajah kecewa

"yaahhhh... gagal deh, ritual pagi ini" dengan muka memelas

Alin terkekeh melihat tingkah suaminya "sabar dong mas, kan bisa nunggu?"

"lama sayang" ujar Revan sambil cemberut

Alin terkekeh geli "jadi mandi bareng gak nih?!"

"gak deh sayang, kamu duluan aja deh" mencoba tidur kembali dengan hati gondok.

Alin tertawa puas melihat suaminya lemes seketika.

Gegas Alina berjalan menuju kamar mandi dan langsung membersihkan diri. ia begitu menikmati setiap siraman air menyentuh kulit tubuhnya.

setelah mandi hampir tiga puluh menit akhirnya ia selesai dan melangkah menuju ruang ganti. setelah memakai baju ganti ia melihat sang suami masih tidur dalam posisi miring. ia tak berniat membangunkannya lagi

Alin berniat akan kedapur hanya untuk sekedar membuat teh hangat berserta teman-temannya

#####

DiLain tempat, di sebuah kamar hotel. seorang gadis cantik masih tertidur dalam dekapan seorang pria yang tidak begitu tampan tapi kaya

keduanya tampak kelelahan karena hampir semalaman mereka berdua adu mekanik

tak lama si pria yang tidak terlalu tampan itu bangun lebih dulu, ia seketika merenggangkan otot-ototnya yang akan lepas dari tempatnya.

ia mencoba mengingat dan menoleh kesamping. ia baru ingat semalaman ia begitu banyak menumpahkan sperma kedalam tubuh gadis cantik di sampingnya

ia tersenyum melihat wajah cantik itu, dan mengelus pelan pipinya lalu mengecup bibir si gadis.

tak sampai disana tangan kekar yang nakal itu mulai turun meraba dua gundukkan daging yang padat itu lalu meremas-remas dengan lembut.

tak butuh waktu lama sang empunya gundukkan daging itu menggeliat bangun dan tangan nakal Ferdy masih belum berhenti

"Aaahhhh..... " Lenna melengguh nikmat dan menikamti setiap sentuhan tangan Ferdy

Ferdy makin gencar, tak hanya meremas ia juga memilin puting sang gadis lalu mengulumnya. sang gadis di buat kepayahan ulah pria yang tak begitu tampan itu

tanpa menunggu lebih lama lagi, dua anak manusia sudah saling menyatu untuk kesekian kalinya, suara desahan itu menggema saling bersahutan

"Aaahhhh..... lebih dalam Fer" racau Lenna, ia meremas apa saja yang ada didekatnya

"yaahhh sayang... kamu begitu nikmat" ucap Ferdy. dia begitu brutal menghentak-hentakkan bagian tubuh bawahnya

tak butuh waktu lama kedua sudah mencapai puncaknya

"Aaaahhhhhhh....." lenguhan panjang itu keluar bersamaa pertanda permainan usai. si pria ambruk di tubuh sang gadis. nafas keduanya tersengal-sengal seperti hampir lari maraton

dengan sisa-sisa tenaga Ferdy mencabut senjata tumpulnya dari gua lembah milik Lenna

keduanya masih mengatur nafas, setelah keadaan normal Lenna bangkit untuk kekamar mandi. ia berniat membersihkan diri. Ferdy sendiri memejamkan matanya meskipun tidak tidur

Lenna melangkah memasuki kamar mandi dan berendam sebentar. setelah sekian menit Lenna sudah selesai dengan acara mandinya.

setelah memakai pakaian semalam ia keluar dan melihat Ferdy masih pada posisinya.

"Fer aku mau pulang duluan" sambil memoleskan sedikit make up agar terlihat lebih segar

Ferdy membuka matanya "Ok ,makasih ya Len. servismu luar biasa banget" dengan senyum puasnya

Lenna masih sibuk dengan make up tanpa menoleh ia menjawab "itu semua gak gratis ya wir" sengitnya

Ferdy tertawa terbahak "iya-iya aku paham ,kirim nomor rekeningmu"

tanpa ba bi bu Lenna mengirimnya, notifikasi ponsel lenna berdenting. segera Lenna mengecek dan matanya seketika membulat karena melihat nominal yang di kirim pria yang tak terlalu tampan itu cukup banyak

"waoww... "hanya itu respon Lenna

Ferdy hanya tersenyum sinis, tanpa menunggu lama Lenna gegas pulang dan tak lupa mengecup bibir sang pria.

"thanks sayang" ucapnya Lenna sebelum benar-benar hilang di balik pintu. tujuan Lenna saat ini pulang lalu kesalon dan shopping tentunya

######

Ding... Dong....

suara bell rumah terus menerus berbunyi, pertanda sang tamu tak sabar. mbak yati sang asisten rumah tangga gegas berlari menuju pintu.

ketika pintu telah di buka muncul sosok wanita setengah baya dengan muka yang kesal

"kok lama banget sih buka pintunya?" omelnya "saya udah lama loh nunggunya"

dengan takut-takut mbak yati menjawab "maaf bu rita ,saya lagi di belakang" masih dengan menunduk ia menjawab

"kemana Alin sama Revan, kok sepi?" matanya berkeliling mengamati setiap inci rumah

"bu Alina sama pak Revan lagi santai di lantai atas bu"

"panggil" perintahnya "orang tua datang kok gak di sambut"omelnya lagi

dengan langkah seribu mbak yati menuju kelantai atas, tak butuh waktu lama ia mengetuk pintu kamar tuannya

tok.. tok..

"bu Alin, bu... di depan ada nyonya" ucap mbk yati

tak lama pintu terbuka, muncul wanita cantik de depannya dengan wajah terkejut. karena tak menyangka sang mertua datang kerumah tiba-tiba

"iya mbak, kami turun segera. jangan lupa bikin minum mbak" ucap Alin

"iya bu"

Alin gegas menghampiri sang suami yang sedang bermain game

"mas, mama dateng nih"dengan raut muka sesikit panik

Revan pun sama halnya dengan Alina yang terkejut "kapan ? kok gak ngabarin sih "ucapnya

ia tau apa yang akan terjadi kalau mamanya berkunjung kerumahnya

Terpopuler

Comments

Pitri Nurhasanah

Pitri Nurhasanah

menarik

2024-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Pelakor itu Sahabatku
2 bab 2. Tamu tak terduga
3 bab.3 tak sengaja bertemu
4 Bab.4 Kedatangan mama mertua
5 Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6 Bab.6 Bertemu Lenna
7 Bab.7
8 Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9 Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10 Bab.10 Revan semakin Penasaran
11 Bab.11 Revan tersiksa
12 Bab.12 Merasa Aneh
13 Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14 Bab.14 Makan Malam
15 Bab.15 Akal-akalan Lenna
16 Bab.16 Revan Mulai Nakal
17 Bab.17 Tergoda
18 Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19 Bab.19 Suara aneh
20 Bab. 20 hampir saja
21 Bab.21 Tidak pulang
22 Bab.22 Merasa bersalah
23 Bab.23 Siapa?
24 Bab.24 Alina kesepian
25 Bab.25 Revan membeli cincin
26 Bab.26 Senam Jantung
27 Bab.27 Mencairkan hati Alina
28 Bab.28 kalau hamil gimana
29 Bab. 29 Membeli Apartemen
30 Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31 Bab.31 Lenna Hamil
32 Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33 Bab.33 Ŕencana Alina
34 Bab.34 Ketahuan
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Revan kebingungan
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43 Rumit
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48 Sidang pertama
49 Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50 Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51 Bab 51 Resmi bercerai
52 Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53 Bab 53 Upaya penculikkan
54 Bab.54 Masih selamat
55 Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56 Bab.56
57 Bab.57 Sebuah kebenaran
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60 Kiriman Video
61 Bab.61 Ancaman
62 Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65 sebuah rencana
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab.68
69 Bab. 69 tertangkap
70 Bab.70 Cibiran
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab. 79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83 Kecelakaan
84 Bab.84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab.87
88 Bab. 88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab. 93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab. 96 cidera
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab.103
104 Bab 104
105 Bab.105
106 Bab. 106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab.112
113 Bab.113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pelakor itu Sahabatku
2
bab 2. Tamu tak terduga
3
bab.3 tak sengaja bertemu
4
Bab.4 Kedatangan mama mertua
5
Bab.5 Malam bahagia bagi Alina
6
Bab.6 Bertemu Lenna
7
Bab.7
8
Bab.8 Mulai Mendekati Revan
9
Bab.9 Malam panas yang tak sengaja
10
Bab.10 Revan semakin Penasaran
11
Bab.11 Revan tersiksa
12
Bab.12 Merasa Aneh
13
Bab.13 Bertemu Mama Mertua
14
Bab.14 Makan Malam
15
Bab.15 Akal-akalan Lenna
16
Bab.16 Revan Mulai Nakal
17
Bab.17 Tergoda
18
Bab. 18 Alin mengajak Lenna menginap
19
Bab.19 Suara aneh
20
Bab. 20 hampir saja
21
Bab.21 Tidak pulang
22
Bab.22 Merasa bersalah
23
Bab.23 Siapa?
24
Bab.24 Alina kesepian
25
Bab.25 Revan membeli cincin
26
Bab.26 Senam Jantung
27
Bab.27 Mencairkan hati Alina
28
Bab.28 kalau hamil gimana
29
Bab. 29 Membeli Apartemen
30
Bab.30 Pertengkaran Pasangan suami istri
31
Bab.31 Lenna Hamil
32
Bab.32 pesan yang dikirim Lenna
33
Bab.33 Ŕencana Alina
34
Bab.34 Ketahuan
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Revan kebingungan
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39 Fakta yang menyakitkan
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43 Rumit
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48 Sidang pertama
49
Bab.49 Lenna semakin menjadi-jadi
50
Bab.50 Pesan Yang dibaca Revan
51
Bab 51 Resmi bercerai
52
Bab 52 Pertemuan yang tidak sengaja
53
Bab 53 Upaya penculikkan
54
Bab.54 Masih selamat
55
Bab.55 Mulut pedas Mama Rita
56
Bab.56
57
Bab.57 Sebuah kebenaran
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60 Kiriman Video
61
Bab.61 Ancaman
62
Bab.62 Mendatangi Lenna kekantor
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65 sebuah rencana
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab.68
69
Bab. 69 tertangkap
70
Bab.70 Cibiran
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab. 79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83 Kecelakaan
84
Bab.84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab.87
88
Bab. 88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab. 93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab. 96 cidera
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab.103
104
Bab 104
105
Bab.105
106
Bab. 106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab.112
113
Bab.113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!