Dua hari kemudian
Alex mengangguk memahami keputusan Elena. “Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tapi jika suatu saat kau berubah pikiran, pintu untuk mendampingiku selalu terbuka,” ucapnya dengan nada datar, meskipun ada kekecewaan samar yang tidak ia tunjukkan.
Elena menghela napas lega. “Terima kasih, Alex. Aku hanya belum siap untuk terlibat dalam urusan keluargamu. Apalagi pernikahan kita masih rahasia. Aku tidak ingin menambah komplikasi.”
Alex mengangguk sekali lagi, kemudian melangkah keluar rumah menuju mobilnya. Saat ia mengemudi menuju rumah utama keluarga Romanov, pikirannya penuh dengan berbagai hal. Tuan Romanov ingin menjodohkanku dengan putri Tuan Petrov? Alex mengeraskan rahangnya. Seakan aku tidak punya kendali atas hidupku sendiri.
Sesampainya di rumah utama, suasana terasa lebih formal daripada biasanya. Ny. Romanov menyambut Alex dengan senyuman tipis, tetapi ada kilatan licik di matanya yang tidak luput dari perhatian Alex.
“Senang melihatmu datang, Alex. Kau benar-benar tahu kapan harus hadir,” ucapnya sambil menggandeng lengannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
“Ada apa sebenarnya?” tanya Alex, suaranya dingin. Ia tidak suka permainan ini.
Ny. Romanov melepaskan lengannya dan tersenyum penuh maksud. “Kami telah mengatur pertemuan penting dengan keluarga Petrov. Mereka ingin membicarakan kemungkinan aliansi melalui pernikahan.”
Alex menghentikan langkahnya, matanya menatap Ny. Romanov tajam. “Pernikahan? Dan kau pikir aku akan setuju begitu saja?”
“Kau harus mempertimbangkannya, Alex,” jawab Ny. Romanov, suaranya lebih serius. “Putri Tuan Petrov adalah wanita cerdas, anggun, dan dia akan membawa banyak keuntungan bagi kita.”
“Bagi kalian, maksudmu,” koreksi Alex, nada suaranya semakin dingin. “Aku tidak butuh keuntungan apa pun dari keluarga Petrov.”
Ny. Romanov tampak tidak terkejut dengan reaksinya. “Alex, ini bukan hanya tentangmu. Ini tentang keluarga. Tentang mempertahankan kekuatan dan pengaruh yang telah kita bangun selama bertahun-tahun.”
“Dan kau pikir menjualku dalam pernikahan bisnis adalah solusi?” Alex tersenyum sinis. “Kau benar-benar tidak berubah, Ny. Romanov.”
“Jangan bicara seolah-olah kau lebih baik dariku, Alex,” balas Ny. Romanov dengan nada tajam. “Kau hidup di bawah naungan nama Romanov. Semua yang kau miliki sekarang berasal dari pengorbanan kami.”
Alex tertawa kecil, tetapi tawa itu tidak menunjukkan kebahagiaan. “Semua yang aku miliki sekarang adalah hasil kerja kerasku sendiri. Jangan pernah mengklaim seolah-olah kalian yang membuatku sukses.”
Ny. Romanov menatap Alex dengan marah, tetapi sebelum ia bisa membalas, Tuan Romanov muncul di ambang pintu. “Apa yang terjadi di sini?” tanyanya dengan suara berat, matanya menyapu Alex dan Ny. Romanov.
“Tidak ada,” jawab Alex dingin. “Aku hanya menjelaskan bahwa aku tidak akan menikahi siapa pun hanya karena kalian memintaku.”
Tuan Romanov menghela napas berat. “Alex, ini adalah langkah strategis. Kau tahu sendiri bagaimana dunia bisnis bekerja. Pernikahan ini bukan hanya tentang kita, tapi tentang masa depan.”
Alex menatap ayahnya dengan ekspresi dingin. “Masa depan siapa? Aku atau kalian?”
Tuan Romanov terdiam sejenak, lalu berkata, “Kita bisa membahas ini lagi nanti. Pertemuan dengan keluarga Petrov tetap berlangsung. Aku ingin kau hadir, meskipun hanya untuk mendengarkan.”
Alex tidak menjawab, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ia tidak akan membiarkan siapa pun mengatur hidupnya. Aku punya pilihan, dan aku akan mempertahankannya.
Sementara itu, Elena merasa gelisah di rumah. Ia tidak bisa menghilangkan pikiran tentang pertemuan Alex dengan keluarganya, terutama setelah mendengar rencana perjodohan itu. Ia tahu ia tidak punya hak untuk cemburu, tetapi hatinya terasa sesak. Apa yang akan terjadi jika Alex benar-benar dijodohkan dengan wanita lain? pikirnya.
Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan berbicara dengan para pelayan, tetapi kegelisahannya tetap tidak hilang. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apakah pernikahan kontrak mereka benar-benar hanya sekadar kesepakatan bisnis, atau ada sesuatu yang lebih dalam di antara mereka yang mulai tumbuh.
***
Alex menghentikan langkahnya sejenak di ambang pintu ketika mendengar ancaman ayahnya. Ia berbalik perlahan, menatap Tuan Romanov dengan sorot mata yang berbahaya. "Apa yang barusan kau katakan?" tanyanya, suaranya rendah tetapi penuh ancaman.
Tuan Romanov, dengan wajah yang memerah karena marah, melangkah maju. "Kau dengar apa yang kukatakan, Alex. Jika kau terus membangkang, jangan salahkan aku jika Elena menjadi korbannya. Aku tahu dia adalah istrimu, meskipun kau mencoba menyembunyikannya."
Alex mengepalkan tangannya, mencoba menahan amarah yang mendidih di dalam dadanya. “Kau tidak akan berani menyentuhnya.”
“Jangan tantang aku, Alex,” balas Tuan Romanov dengan dingin. “Kau tahu aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan. Jika kau tidak ingin Elena mengalami sesuatu yang buruk, kau akan mempertimbangkan perjodohan ini dengan serius.”
Alex mendekati ayahnya, berdiri hanya beberapa inci darinya. “Cobalah menyentuh Elena, dan aku akan memastikan ini menjadi akhir dari apa pun yang tersisa dari namamu, tuan Romanov.”
Ny. Romanov, yang menyaksikan dari sisi ruangan, tampak sedikit terkejut dengan intensitas percakapan itu. “Alex, kau harus tenang,” katanya dengan nada pura-pura lembut. “Ini bukan masalah besar. Kau hanya perlu berpikir rasional.”
Alex tidak memperhatikan Ny. Romanov. Ia menatap ayahnya dengan tajam. “Aku akan menikah atau tidak menikah dengan siapa pun berdasarkan pilihanku sendiri. Dan kau, Tuan Romanov, tidak punya hak untuk ikut campur dalam hidupku lagi.”
Alex keluar dari rumah besar itu dengan langkah cepat, tidak peduli dengan panggilan marah ayahnya dari belakang. Ketika ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi, tangannya masih mengepal kuat di setir, mencengkeram kemudi seolah-olah itu adalah satu-satunya cara untuk menahan emosinya.
Di tengah perjalanan, ia memikirkan ancaman ayahnya. Elena. Pria tua itu benar-benar nekat. Aku harus memastikan dia tidak bisa menyentuh Elena, apa pun yang terjadi.
Sesampainya di rumah, Alex mendapati Elena sedang duduk di taman belakang bersama para pelayan, tertawa kecil mendengar cerita mereka. Pemandangan itu membuatnya sedikit tenang, tetapi juga memunculkan rasa bersalah. Ia tahu, dengan ancaman ayahnya, Elena bisa saja menjadi target.
“Elena,” panggil Alex, suaranya lebih lembut dari biasanya.
Elena menoleh dan segera berdiri. “Alex, kau sudah pulang?” tanyanya, sedikit terkejut melihat raut wajahnya yang tegang. “Ada apa?”
“Kita perlu bicara,” jawab Alex singkat.
Elena mengangguk, mengikuti Alex masuk ke dalam rumah. Mereka menuju ruang kerja Alex, dan begitu pintu tertutup, Alex langsung berkata, “Ayahku tahu tentang pernikahan kita.”
Elena membeku di tempatnya. “Apa? Bagaimana dia tahu?”
“Aku tidak tahu, tapi dia mengancam akan menyakitimu jika aku tidak mematuhi rencananya,” kata Alex, suaranya penuh ketegangan. “Dia ingin aku menerima perjodohan dengan keluarga Petrov.”
Elena merasa tenggorokannya mengering. “Alex... apa yang akan kita lakukan?”
Alex melangkah mendekatinya, menatap matanya dengan serius. “Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu. Tapi mulai sekarang, kau harus berhati-hati. Jangan keluar sendirian, dan jika ada sesuatu yang mencurigakan, beri tahu aku segera.”
Elena mengangguk pelan, tetapi matanya menunjukkan kekhawatiran. “Alex, aku tidak ingin menjadi beban bagimu.”
“Kau bukan beban, Elena,” kata Alex dengan tegas. “Ini adalah pilihanku, dan aku akan memastikan kau aman, apa pun yang terjadi.”
Meskipun kata-kata Alex seharusnya membuatnya merasa tenang, Elena tidak bisa menghilangkan rasa takut yang mulai merayap di hatinya. Bagaimana jika ancaman itu bukan sekadar omong kosong?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments