Situasi Panas

Hari itu di kantor, suasana benar-benar berbeda. Biasanya, Alex dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun adil. Namun, pagi ini, wajahnya yang tampak murung dan penuh amarah membuat seluruh staf ekstra hati-hati. Tidak ada yang berani berbicara tanpa alasan yang jelas, apalagi mendekatinya.

Alex masuk ke ruangannya dengan langkah berat. Jasnya ia lepaskan dengan kasar dan dilemparkan ke sandaran kursi. Di meja kerjanya, ada tumpukan berkas yang menunggu ditinjau, tetapi pikirannya terlalu penuh untuk bisa berkonsentrasi.

Pintu diketuk pelan. “Masuk,” suara Alex terdengar tajam.

Asisten pribadinya, Mark masuk dengan hati-hati, membawa beberapa dokumen penting. “Tuan Alex, ini laporan yang Anda minta kemarin. Ada beberapa detail yang perlu—”

“Letakkan saja di meja,” potong Alex tanpa menatap Mark.

Clara ragu-ragu, lalu berkata, “Tapi ada poin yang perlu Anda lihat segera. Jika tidak, proyek ini bisa tertunda.”

Alex mendongak, matanya tajam menatap Mark. “Kau pikir aku tidak tahu apa yang penting? Kau pikir aku tidak bisa memutuskan sendiri?” suaranya meninggi, membuat Mark mundur selangkah.

“Maaf, Tuan Alex. Saya hanya mencoba membantu,” jawab Mark dengan nada pelan, berusaha menahan ketakutannya.

“Kalau begitu, bantu aku dengan tidak mengganggu!” Alex membentak, membuat Mark terdiam sejenak sebelum akhirnya keluar dengan cepat, meninggalkan ruangan itu dalam keheningan.

Sikap Alex yang garang hari itu bukan tanpa alasan. Masalah pribadinya semakin rumit—antara perjodohan yang tak ia inginkan, hubungan kontrak dengan Elena, dan tekanan dari keluarga yang terus menuntutnya untuk mengambil keputusan besar. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan, di mana tidak ada pilihan yang benar-benar ia inginkan.

Beberapa jam kemudian, Alex mencoba menenangkan diri dengan menyeruput kopi di ruangannya. Namun, rasa bersalah mulai menghantui pikirannya. Ia tahu, sikapnya terhadap Mark dan staf lain tidak adil. Mereka tidak bersalah, tetapi ia melampiaskan frustrasinya pada mereka.

Sore harinya, saat suasana kantor mulai sepi, Alex keluar dari ruangannya dan mendapati Mark masih duduk di mejanya, bekerja dengan fokus. Ia berjalan mendekat dan berhenti di depan meja Mark.

“Mark,” panggil Alex.

Mark mendongak, sedikit terkejut melihat Alex di sana. “Ya, Tuan?”

Alex menghela napas, berusaha menghilangkan sisa amarahnya. “Aku minta maaf. Sikapku tadi pagi tidak seharusnya seperti itu.”

Mark tampak terkejut, tetapi kemudian tersenyum kecil. “Tidak apa-apa, Tuan Alex. Saya mengerti Anda sedang banyak pikiran.”

“Terima kasih,” ujar Alex singkat, lalu kembali ke ruangannya.

Malam harinya, ketika Alex pulang ke Mansion, ia menemukan Elena sedang duduk di ruang tamu, memandangi layar televisi yang menyala tanpa benar-benar menonton.

“Kau terlihat lelah,” kata Elena begitu Alex masuk.

Alex hanya mengangguk, melepaskan dasinya, lalu duduk di sofa tanpa sepatah kata. Elena memperhatikannya sejenak, lalu berdiri.

“Aku akan membuatkan teh,” ujarnya sambil menuju dapur.

Beberapa menit kemudian, ia kembali membawa secangkir teh panas dan menyerahkannya kepada Alex. “Minumlah. Ini akan membuatmu merasa lebih baik.”

Alex menerima cangkir itu tanpa menatap Elena. Ia meminum sedikit, lalu berkata pelan, “Hari ini buruk.”

Elena duduk di sampingnya, menjaga jarak yang cukup. “Apa yang terjadi?” tanyanya hati-hati.

Alex menggeleng. “Semua hal. Kantor, keluarga, hidupku. Rasanya seperti semuanya salah.”

Elena memandangnya, mencoba memahami beban yang pria itu bawa. “Kadang, kita hanya perlu membiarkan semuanya berjalan. Tidak semuanya harus diselesaikan sekaligus.”

Alex menoleh, menatap Elena dengan mata yang tampak lelah. “Kau selalu punya jawaban untuk segalanya, ya?”

Elena tersenyum kecil. “Bukan jawaban, hanya saran.”

Alex tersenyum tipis, sesuatu yang jarang Elena lihat. “Terima kasih, Elena.”

Malam itu, meskipun masalah belum selesai, Alex merasa sedikit lebih ringan. Namun, ia tahu, keputusan besar tetap menantinya di depan, dan waktunya semakin dekat.

***

Beberapa hari berlalu, dan suasana di Mansion Alex dan Elena sedikit lebih tenang. Namun, di balik keheningan itu, ada ketegangan yang tidak terlihat. Alex masih bergelut dengan pikirannya, sementara Elena, seperti biasa, menjalani perannya sebagai istri kontrak tanpa banyak bicara.

Malam itu, setelah makan malam yang singkat, Alex duduk di balkon kamarnya, memandangi langit malam yang penuh bintang. Ia merasa terjebak dalam kehidupannya sendiri—antara tanggung jawab kepada keluarganya, perusahaan, dan kehidupan pribadinya yang tidak pernah benar-benar ia kendalikan.

Elena muncul dari dalam, membawa secangkir teh untuk Alex. “Aku pikir kau mungkin membutuhkannya,” katanya sambil meletakkan cangkir itu di meja kecil di samping kursi Alex.

Alex menoleh, tersenyum tipis. “Terima kasih. Kau selalu tahu apa yang kubutuhkan.”

Elena duduk di kursi lain, beberapa langkah dari Alex. “Hari ini bagaimana? Lebih baik?”

Alex menghela napas. “Sedikit. Tapi semuanya masih rumit.”

Elena mengangguk pelan. “Hidup memang selalu rumit. Tapi bukankah itu yang membuatnya berharga?”

Alex menatap Elena, mencoba mencari arti di balik kata-katanya. “Kau selalu bicara seolah kau tahu banyak tentang hidup. Tapi aku tidak pernah benar-benar tahu apa yang ada di pikiranmu, Elena. Kau selalu terlihat... tenang. Bahkan dalam situasi seperti ini.”

Elena tersenyum tipis, tetapi ada kesedihan di matanya. “Mungkin karena aku sudah terbiasa menerima apa pun yang diberikan hidup. Tidak banyak yang bisa kulakukan selain menjalani.”

“Kau tidak pernah merasa ingin melawan? Membuat pilihan sendiri?” Alex bertanya, penasaran.

Elena menunduk, memandang tangannya yang saling bertaut. “Tentu saja aku ingin. Tapi kadang, pilihan itu bukan milikku. Seperti pernikahan ini. Aku tahu ini hanya kontrak, tapi aku menerimanya karena aku tidak punya pilihan lain. Demi ayahku, aku harus melakukannya.”

Alex terdiam. Ia tahu betapa berat situasi Elena, tetapi mendengarnya langsung membuatnya merasa bersalah.

“Elena,” Alex berkata pelan, “kau tidak perlu terus menjalani ini. Setelah kontrak selesai, kau bisa pergi. Kau berhak memiliki hidupmu sendiri.”

Elena tersenyum, tetapi senyum itu tidak mencapai matanya. “Aku tahu. Tapi sampai saat itu tiba, aku akan tetap di sini. Ini tugas yang harus kuselesaikan.”

Beberapa saat berlalu dalam keheningan. Hanya suara angin malam yang menemani mereka.

“Elena,” Alex akhirnya berkata, memecah keheningan, “apa kau pernah merasa... terjebak?”

Elena menoleh, menatap Alex dengan lembut. “Ya. Sering. Tapi aku belajar sesuatu.”

“Apa itu?”

“Bahwa bahkan di dalam jebakan, kita bisa menemukan kebahagiaan kecil. Sesederhana teh hangat, atau langit malam yang indah,” jawab Elena sambil tersenyum tipis.

Alex menatap Elena lama, seolah mencoba memahami wanita di depannya ini. Ada sesuatu tentang Elena yang membuatnya merasa tenang, meskipun ia tahu hubungan mereka tidak didasarkan pada cinta.

“Mungkin kau lebih kuat dariku, Elena,” Alex akhirnya berkata, suaranya penuh kejujuran.

Elena hanya tersenyum, tidak menjawab. Tetapi di dalam hatinya, ia merasa sakit. Ia tahu ia tidak boleh jatuh cinta pada Alex, tetapi semakin hari, ia semakin sulit mengendalikan perasaannya.

Malam itu, mereka duduk dalam diam, menikmati kebersamaan yang sederhana namun penuh arti. Namun, baik Alex maupun Elena tahu, waktu mereka bersama semakin terbatas, dan keputusan besar akan segera mengubah segalanya.

Episodes
1 Bab 1: Alexander dan Elena
2 2. Pernikahan
3 3. Hari Pertama Menjadi Istri
4 4. Tidak menerima Kesalahan
5 5. Hari hari yang Melelahkan
6 Alex tidak Tahu Malu
7 Game Pembawa Petaka
8 perjodohan tidak terduga
9 Dua Dunia yang Bertabrakan
10 Situasi Panas
11 Dua Wanita dalam Pikirannya
12 Langkah Bebas Elena
13 Kemarahan di Mansion
14 Tempat Berbahaya
15 Luka Kecil
16 Keluarga yang Rumit
17 Saling Memahami dalam Diam
18 Meminta Bantuan
19 Ancaman
20 Mulai Dekat
21 Vincent, Daniel Marco
22 Saling Terbuka
23 Berdamai
24 Ancaman Mertua Laknat
25 Bertemu Jonathan Choi
26 Rapat dengan Jonathan Choi dan Vincent
27 Di Club Marina Bay Sands
28 Besanan dengan Petrov
29 Tekanan dari Romanov
30 Takdir yang Terselubung
31 Bayang-Bayang Masa Lalu Jennifer
32 Tekanan
33 Kehilangan Jejak
34 Hilangnya Harapan
35 Sikap Aneh Alex
36 Keinginan yang Aneh
37 Keprihatinan Vincent
38 Perhatian Ny. Kim dan Theo
39 Ny.Kim dan Theo Keluarga Baru
40 Drama Theo
41 Drama Mangga Muda
42 Bertemu ny. Wang
43 Pertemuan Tak Terduga
44 Jejak yang Hilang
45 Bayangan Masa Lalu
46 Konflik Ayah dan Anak
47 Drama Ayah dan Anak
48 Panggilan Spesial
49 Terror
50 Awal Sang Pemimpin Bayangan
51 Alex Kembali ke Markas
52 Pengkhianatan yang Tak Terduga
53 Permainan Baru Dimulai
54 Interogasi Terakhir
55 Malam yang Hangat
56 Korban Perjodohan
57 Investor baru
58 Serangan Petrov
59 Teror
60 Serangan Alex
61 Kemenangan Alex Romanov
62 Rumah Lama Wajah Baru
63 Nicholas Moretti Romanov
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1: Alexander dan Elena
2
2. Pernikahan
3
3. Hari Pertama Menjadi Istri
4
4. Tidak menerima Kesalahan
5
5. Hari hari yang Melelahkan
6
Alex tidak Tahu Malu
7
Game Pembawa Petaka
8
perjodohan tidak terduga
9
Dua Dunia yang Bertabrakan
10
Situasi Panas
11
Dua Wanita dalam Pikirannya
12
Langkah Bebas Elena
13
Kemarahan di Mansion
14
Tempat Berbahaya
15
Luka Kecil
16
Keluarga yang Rumit
17
Saling Memahami dalam Diam
18
Meminta Bantuan
19
Ancaman
20
Mulai Dekat
21
Vincent, Daniel Marco
22
Saling Terbuka
23
Berdamai
24
Ancaman Mertua Laknat
25
Bertemu Jonathan Choi
26
Rapat dengan Jonathan Choi dan Vincent
27
Di Club Marina Bay Sands
28
Besanan dengan Petrov
29
Tekanan dari Romanov
30
Takdir yang Terselubung
31
Bayang-Bayang Masa Lalu Jennifer
32
Tekanan
33
Kehilangan Jejak
34
Hilangnya Harapan
35
Sikap Aneh Alex
36
Keinginan yang Aneh
37
Keprihatinan Vincent
38
Perhatian Ny. Kim dan Theo
39
Ny.Kim dan Theo Keluarga Baru
40
Drama Theo
41
Drama Mangga Muda
42
Bertemu ny. Wang
43
Pertemuan Tak Terduga
44
Jejak yang Hilang
45
Bayangan Masa Lalu
46
Konflik Ayah dan Anak
47
Drama Ayah dan Anak
48
Panggilan Spesial
49
Terror
50
Awal Sang Pemimpin Bayangan
51
Alex Kembali ke Markas
52
Pengkhianatan yang Tak Terduga
53
Permainan Baru Dimulai
54
Interogasi Terakhir
55
Malam yang Hangat
56
Korban Perjodohan
57
Investor baru
58
Serangan Petrov
59
Teror
60
Serangan Alex
61
Kemenangan Alex Romanov
62
Rumah Lama Wajah Baru
63
Nicholas Moretti Romanov

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!