BSIS 4 Kebohongan

Bukan Sebatas Istri Status (4)

" Kak, kenapa sih jadi cuek? Fiza salah apa?,"

Hafiza yang awalnya jual mahal saat Abizar mengacuhkannya, sudah tak tahan lagi. Padahal, biasanya jika ia merajuk sedikit, Abizar akan langsung membujuk. Tapi, ini sudah lebih dari seminggu.

" Kita berhenti sampai disini saja." satu kalimat yang Abizar ucapkan membuat Hafiza tersentak.

" Berhenti? Maksud kakak kita putus?," tanya Hafiza.

" Ya. Aku rasa aku salah mengartikan perasaan ini," jelas Abizar dengan tenang sementara hati Hafiza jadi tak karuan.

Tidak. Tidak boleh. Aku sudah sejauh ini. Tinggal selangkah lagi menjadi istri Abizar. Azzura bahkan sudah tidak ada. Batin Hafiza tak terima.

" Maksud kakak apa? Kita saling mencintai kan? Bahkan kakak memilih aku daripada Zura?,"

Abizar terdiam saat nama Azzura di sebut.

Dulu, Kenan dan ayah Abizar pernah berniat menjodohkan keduanya. Kenan yang tahu perasaan sang putri berniat mewujudkannya.

Namun, Abizar menolak mentah-mentah. Bahkan memandang buruk Azzura yang tidak tahu apa-apa mengenai rencana Kenan.

" Iya. Aku salah karena menolak mentah-mentah keinginan Abah dan Ummi. Pilihan orang tuaku memang baik ternyata,"

Menyesal, sungguh Abizar sangat menyesal.

" Maksud kakak aku tidak baik?" Hafiza melotot tak percaya dengan ucapan laki-laki yang dari dulu sangat ia idamkan jadi pendamping hidup.

" Maksudku bukan begitu...."

" Padahal aku sudah menyelamatkan kakak hari itu. " Hafiza mengungkit jasa yang tidak pernah ia lakukan.

" Kamu tidak ikhlas?," Abizar belum berniat membongkar fakta yang sudah ia ketahui.

" Ikhlas. Tentu saja." jawab Hafiza gelagapan.

" Orang yang ikhlas tidak akan mengungkit jasa yang pernah ia perbuat apalagi untuk mendapatkan imbalan darinya."

Hafiza bungkam. "Tapi, setidaknya kakak harus balas Budi kan?,"

Abizar menggelengkan kepalanya. Wanita seperti apa yang aku suka ini sebenarnya?. Batin Abizar.

" Menurutmu begitu ya?,"

" Ya, setidaknya kalau itu aku. Aku pasti akan sangat berterima kasih bahkan membalas budinya walaupun tidak diminta," jelas Hafiza. Berharap ucapannya bisa membuat keputusan Abizar berubah.

Abizar manggut-manggut. "Kamu benar. Aku sangat tidak tahu balas budi ternyata,"

Wajah Hafiza mulai cerah.

" Tapi, keputusan ku tidak berubah. Kita tidak bisa melanjutkan sampai ke tahap yang lebih serius seperti yang pernah kita rencanakan," jelas Abizar membuat senyum Hafiza memudar.

" Tapi, tadi kakak bilang..."

" Kamu bilang aku harus balas budi pada orang yang sudah menolongku kan?,"

" Iya," Hafiza manggut-manggut.

" Berarti keputusan ku sudah tepat."

" Maksudnya?,"

" Aku tidak punya alasan untuk membalas budi padamu, Hafiza,"

Deg

Abizar tidak pernah memanggilnya langsung dengan nama Hafiza, biasana hanya Fiza saja atau bahkan sayang. Perasaan Hafiza tidak enak.

Sudut bibir Abizar terangkat.

" kenapa aku harus balas budi padamu sementara ternyata Zura lah yang mendonorkan darahnya untukku saat itu,"

Jeduarr

" Kak, itu tidak benar. Pasti Zura yang bilang kan? Jangan percaya kak. Dia mau kita berpisah. Itu tujuannya."

Hafiza bingung kenapa Abizar tiba-tiba mengungkit hal itu.

" Kenapa kamu malah tetap berbohong, Fiza? Kenapa?." Abizar menatap tajam Hafiza yang membuang muka. Tak berani melihat manik mata Abizar yang biasanya ia suka.

"Kak,percaya sama aku. Zura bohong,"

Abizar terkekeh.

" Bukan Zura, tapi Ummi ku yang bilang."

" Sudahlah, kak. Siapapun yang menolong yang penting kan perasaan kita. Aku dan kakak saling mencintai," elak Hafiza.

Abizar tak mengerti dengan jalan pikiran Hafiza. Berbohong ia anggap biasa.

" Aku tidak mengerti kenapa kamu mengaku-ngaku?. Bahkan dengan bod0hnya akun lebih percaya kamu daripada keluargaku,"

" Itu karena aku mencintaimu, kak," Akhirnya secara tidak langsung Hafiza mengakui kebohongannya.

" Soal kecelakaan kemarin, kamu juga bilang Azzura mendorongmu karena kesal kamu masih menjalin hubungan denganku. Nyatanya dia mendorongmu karena ingin menyelamatkanmu dari mobil yang hampir menabrak mu. Bahkan Zura lah yang akhirnya tertabrak dan mendapatkan luka yang lebih parah,"

Hafiza mengelak. " Soal itu aku tidak tahu. Aku hanya tahu kalau Zura mendorongku," kilah Hafiza.

Abizar terkekeh. " Tapi,jelas dalam ingatanku kamu mengatakan bahwa Zura marah padamu dan mendorongmu,"

Dari penjelasan Hafiza saja dapat di simpulkan,Hafiza sengaja berbohong. Bukan karena ketidaktahuannya.

" Aku tekankan lagi. Mulai detik ini kita tidak punya hubungan apapun,"

" Tapi,..."

" Selamat tinggal. Assalamu'alaikum,"

Abizar meninggalkan Hafiza seorang diri disana.

Sejak hari itu, Abizar selalu menghindari Hafiza.

...******...

" kenapa tidak dimakan?,"

" Yaya tidak lapar. Yaya mau langsung tidur saja," jawabnya.

" Tidak boleh tidur kalau belum makan. Kata bibi tadi siang juga Yaya tidak makan siang kan?. Nanti kalau sakit lagi bagaimana?," tanya Fatur mencoba sabar atas sikap sang putri.

" Sengaja. Biar Yaya masuk rumah sakit lagi,"

Deg

" Jangan bilang sembarangan, Ya. Kamu bilang kamu bosan bulak-balik ke rumah sakit?," kesal Daisy.

" Sekarang Yaya justru lebih senang kalau masuk ke rumah sakit. Yaya jadi bisa ketemu Mami Zura," jawab Freya mengutarakan alasannya.

" Hanya karena perempuan yang kamu panggil Mami itu, kamu nekat berbuat seperti itu?," Daisy semakin tidak terima. Kenapa hanya karena orang asing Freya mau melakukan hal sejauh itu.

" Nanti Daddy telpon Mami Zura nya ya?. Sekarang makan dulu," Fatur berniat menghentikan perdebatan kedua putrinya.

" Bohong. Daddy bohong," Freya mengerucutkan bibirnya.

" Daddy bilang seperti itu saat Yaya masih di rumah sakit. Tapi, sampai sekarang Daddy tidak pernah menelpon Mami," mata Freya mulai berkaca-kaca.

" Kan kata Daddy, Tante Zura sedang sibuk," jelas Daisy.

Memang itulah alasan yang dikemukakan oleh Sang Deddy. Padahal kenyataannya tidak. Fatur hanya tidak punya keberanian untuk menelpon Azzura.

Karena jika ingin menghubungi Azzurra , ia harus menghubungi nomor Kenan yang ia tahu sebagai penanggung jawab Azzura di rumah sakit. Bukan nomor Azzura langsung.

" Nanti Daddy telpon ya. Insya Allah Daddy tidak bohong. Tapi, Yaya makan dulu," bujuk Fatur.

" Telpon sekarang," tegas Freya.

Akhirnya, mau tak mau Fatur menelpon Kenan . Semoga saja telponnya tersambung. Namun, setelah berkali-kali di telpon hanya berdering tapi, tidak di angkat.

" Tidak di angkat, sayang. Makan dulu ya. Nanti kita telpon Mami Zura lagi,"

Namun Freya menggelengkan kepalanya. Ia tetap pada keputusannya. Menelpon mami Zura nya dulu, baru ia akan makan.

" Bagaimana kalau kita telpon Mommy saja?," bujuk Daisy. Ia tidak suka ada perempuan lain yang dekat dengan adik dan ayahnya. karena besar kemungkinan sang ayah akan menikahi wanita lain.

Sementara Daisy ingin, ayahnya rujuk dengan sang ibu. Keluarga mereka utuh kembali.

Fatur hendak melarang tapi, Panggilan terlanjur tersambung.

" Mom, sedang sibuk?," tanya Daisy me-loud speaker sambungan telponnya.

" Tidak sayang, untuk putri kesayangan Mommy, mommy selalu punya waktu,"

" Mom, Yaya sedang mogok makan. Sementara dia kan baru sembuh. Coba bujuk Yaya makan,pasti Yaya mau dengar ucapan Mommy," pinta Daisy dengan antusias.

"Ck, kenapa malah membahas anak itu. Mom kan sudah bilang tidak mau tahu apapun soal dia..."

"Mom..." Daisy terkejut dengan balasan Sang mommy. Ia tak memperkirakan sampai kesana.

Daisy menonton aktifkan mode loud speaker nya.

"Biarkan saja dia mati sekalian. Hidupnya cuma merepotkan orang saja..."

Deg

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

gak pantas di sebut ibu itu binatang aja masih ada perasaan

2024-12-12

0

Aksi Sunarmi

Aksi Sunarmi

i

2025-01-10

1

Uthie

Uthie

ibu durhaka 😡

2024-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2 BSIS 2 Lembaran Baru
3 BSIS 3 Mami Zura
4 BSIS 4 Kebohongan
5 BSIS 5 The Best Single Dad
6 BSIS 6 Meminta izin
7 BSIS 7 Tidak Sayang?
8 BSIS 8 Memblokir Nomor
9 BSIS 9 Nazar
10 BSIS 10 Penolakan
11 BSIS 11 Langsung SAH?
12 BSIS 12 Berita Besar
13 BSIS 13 Memperjelas Status
14 BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15 BSIS 15 Hanya Milikku
16 BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17 BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18 BSIS 18 Alasan Menikah
19 BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20 BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21 BSIS 21 Masih Menyukainya?
22 BSIS 22 Saling Percaya
23 BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24 BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25 BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26 BSIS 26 Calon
27 BSIS 27 Obsesi
28 BSIS 28 Menentukan Pilihan
29 BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30 BSIS 30 Stalker?
31 BSIS 31 Curiga
32 BSIS 32 Rencana
33 BSIS 33 Berbuat Licik
34 BSIS 34 Cinta Pertama
35 BSIS 35 Menyerah
36 BSIS 36 Tes DNA
37 BSIS 37 Menerima Kenyataan
38 BSIS 38 Maafkan Papa
39 BSIS 39 Hasil Tes DNA
40 BSIS 40 Masa Lalu
41 Terimakasih
42 BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43 BSIS 42 Sedikit Berkorban
44 BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45 BSIS 44 Menyusun Rencana
46 BSIS 45 Obat Tidur
47 BSIS 47 Let's Play The Game
48 BSIS 48 Salah Sasaran
49 BSIS 49 Hanya Mirip
50 BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51 51 Jangan Tunggu Daddy
52 MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53 MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54 MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55 MDD 55 Saling Memaafkan
56 MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57 MDD 57 THE END
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2
BSIS 2 Lembaran Baru
3
BSIS 3 Mami Zura
4
BSIS 4 Kebohongan
5
BSIS 5 The Best Single Dad
6
BSIS 6 Meminta izin
7
BSIS 7 Tidak Sayang?
8
BSIS 8 Memblokir Nomor
9
BSIS 9 Nazar
10
BSIS 10 Penolakan
11
BSIS 11 Langsung SAH?
12
BSIS 12 Berita Besar
13
BSIS 13 Memperjelas Status
14
BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15
BSIS 15 Hanya Milikku
16
BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17
BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18
BSIS 18 Alasan Menikah
19
BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20
BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21
BSIS 21 Masih Menyukainya?
22
BSIS 22 Saling Percaya
23
BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24
BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25
BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26
BSIS 26 Calon
27
BSIS 27 Obsesi
28
BSIS 28 Menentukan Pilihan
29
BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30
BSIS 30 Stalker?
31
BSIS 31 Curiga
32
BSIS 32 Rencana
33
BSIS 33 Berbuat Licik
34
BSIS 34 Cinta Pertama
35
BSIS 35 Menyerah
36
BSIS 36 Tes DNA
37
BSIS 37 Menerima Kenyataan
38
BSIS 38 Maafkan Papa
39
BSIS 39 Hasil Tes DNA
40
BSIS 40 Masa Lalu
41
Terimakasih
42
BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43
BSIS 42 Sedikit Berkorban
44
BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45
BSIS 44 Menyusun Rencana
46
BSIS 45 Obat Tidur
47
BSIS 47 Let's Play The Game
48
BSIS 48 Salah Sasaran
49
BSIS 49 Hanya Mirip
50
BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51
51 Jangan Tunggu Daddy
52
MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53
MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54
MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55
MDD 55 Saling Memaafkan
56
MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57
MDD 57 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!