BSIS 2 Lembaran Baru

Bukan Sebatas Istri Status (2)

" Neng Zura sudah ada kabar, ustadzah?," tanya penjual sayur keliling pada seorang wanita berhijab.

" Tidak ada kabar lagi, Bi. Sejak hari itu, kami tidak tahu kemana Zura pergi. Katanya di bawa keluarganya berobat. Tapi, tidak tahu kemana.

Rasa sedih menggelayut di hati Nissa. Dia adalah Ibunda Abizar. Pemilik sekolah Paud tempat Azzura mengajar.

" Malang sekali nasibnya ya, Ustadzah."

" Azzura wanita kuat. Insya Allah akan kembali seperti sedia kala," do'a tulus Nissa.

"Aamiin"

" Katanya dia begitu karena menolong Neng Fiza, ya. Para pedagang di pasar yang melihat langsung kejadiannya cerita sama Bibi,"

" Iya. Ilham juga cerita begitu." Nissa hanya menghela nafas. Sedih karena Hafiza malah cerita bahwa ia celaka karena Azzura. Padahal, Azzura yang menyelamatkan dia.

" Jadi, berapa semuanya, Bi?,"

" Enam puluh ribu, Ustadzah,"

Setelah selesai membayar, Nisa kembali ke rumah.

" Jadi, benar? Azzura menolong Fiza, Mi?," tanya Abizar.

Ia tadi berniat menyusul ibunya karena ada yang ingin ia beli. Tapi, ia enggan saat tahu ibu dan Bi Lilis membahas kecelakaan Azzura.

Ia hanya malas mendengar tentang Azzura. Tapi, kenyataan bahwa Azzura menyelamatkan Hafiza membuat ia penasaran tentang apa yang terjadi.

" Zura mendorong Fiza untuk menyelamatkannya dari mobil yang hampir menabraknya. Kalau saja tidak ada Zura, Fiza yang akan celaka,"

" Kamu tahu, karena kecelakaan itu. Azzura mangalami kelumpuhan. entah bisa berjalan normal seperti sedia kala atau tidak,"

Ucapan Ilham terngiang-ngiang di telinga Abizar. Ia awalnya tidak percaya. Ia lebih percaya ucapan Hafiza.

Namun, kini ia mendapatkan info dari orang lain bahkan sumbernya dari orang yang melihat kejadiannya secara langsung.

Apa benar Fiza berbohong?

Nissa mengajak sang putra duduk di kursi. Ia meletakkan sayur yang baru ia beli di atas meja.

" Seperti yang Abah kamu bilang. Zura menolong Fiza,"

Abizar diam.

Benar. Ayahnya juga mengatakan hal demikian. Tapi, ia masih tak percaya. Kalau di pikir-pikir, bagaimana bisa ia tidak mempercayai ayahnya sendiri.

" Ummi tahu Zura dimana?," tanya Abizar penasaran.

" Ummi tidak tahu. Keluarganya membawa pergi Zura untuk berobat entah kemana," terdengar helaan nafas Nissa.

" Ummi merasa sedih tidak bisa melakukan apapun. Padahal dulu, saat kamu kecelakaan dan butuh pertolongan, Zura mau mendonorkan darahnya. Dia bahkan rela datang malam-malam ke rumah sakit,"

Deg

Abizar terdiam. Kenapa malah Zura, bukankah yang mendonorkan darahnya adalah Hafiza?

" Tunggu. Maksud Ummi, yang mendonorkan darahnya untuk Abi saat itu adalah Zura?,"

" Ya, tentu saja. Kamu pikir siapa? Fiza?" Nissa terkekeh. " Golongan darah kalian kan berbeda,"

Jeduarr

Kenapa Fiza bilang dia yang mendonorkan darahnya? Lalu apa ini? Golongan darah kami berbeda? Astaghfirullah. Jadi, selama ini Fiza bohong padaku?. Batin Abizar.

" Jangan melamun." Nissa menepuk pundak Abizar.

" Ummi, siapa saja yang tahu kalau Zura mendonorkan darahnya untuk Abi?,"

" Abahmu, om dan Tantemu juga Ilham pun tahu,"

Abizar masih termenung saat ibunya pergi ke dapur.

Tanpa pikir panjang, Abizar langsung pergi ke rumah tantenya . Niatnya bertemu dengan Ilham sang sepupu.

.

.

" Bang..."

" Astaghfirullah, Abi. Salam dulu. Bukannya malah mengagetkan begini." Ilham mengusap d@danya karena terkejut. Bersyukur ia belum meminum kopi panas yang sudah di sediakan ibunya.

" Maaf. Hehe," Abizar meringis saat mendapati pelototan Ilham.

" Assalamu'alaikum,"

" Wa'alaikumsalam," Ilham menggelengkan kepalanya, masih kesal dengan sikap sang sepupu.

" Apa Abang tahu Zura dibawa kemana oleh keluarganya?," tanya Abizar to the poin.

" Tidak." jawab Ilham singkat. "Lagi pula untuk apa kamu menanyakan itu?. Jangan berpikir untuk melukainya lagi. Dia sudah melakukan apa yang kamu mau. Pergi jauh dari sini."

Ilham sebenarnya kesal dengan sikap Abizar. Kalau tidak suka tidak perlu juga dengan menyakiti hati Azzura.

" Karena kamu, bahkan kami tidak diberi tahu kemana Zura pergi,"

" Kenapa salah Abi?," Abizar menunjuk dirinya sendiri. Tak merasa punya salah apapun.

" Kaivan bilang, dia tidak mau bersinggungan dengan kamu lagi juga dengan orang-orang terdekatmu. Bahkan Om Kenan menutupi kemana mereka membawa Zura berobat."

" Mereka memutuskan silaturahmi dengan kita?,"

" Tidak. Om Kenan bukan orang yang awam akan agama. Dia tetap menjalin silaturahmi bahkan kemarin masih bertukar kabar. Hanya saja Om Kenan menutup akses kita untuk menemui Zura bahkan nomor ponsel Zura pun sudah tidak aktif,"

...*****...

Di kota yang jauh, Azzura memulai lembaran barunya. Ia melakukan pengobatan di sebuah rumah sakit ternama. Sudah lebih dari dua Minggu dia ada di kota ini.

"Freya suka?," Zura melihat ke arah gadis kecil yang juga sedang duduk di kursi rodanya sama seperti dirinya.

Gadis kecil itu tersenyum dan mengangguk kecil sambil menatap burung origami miliknya. Berwarna pink, warna kesukaannya.

" Mami, kapan kesini lagi?," tanya Freya.

Mami adalah panggilan Freya untuk Azzura. Ia memintanya . Karena ingin merasakan memiliki ibu. Ibu kandungnya tidak pernah ingin menemuinya.

" Beberapa hari lagi," jawab Azzura tersenyum.

Ia mengabulkan keinginan Freya memanggilnya Mami. Toh saat ia mengajar pun, anak-anak didiknya memanggil dengan panggilan Bunda.

" Kenapa?," tanya Azzura. Ia merasa iba atas kondisi sang gadis kecil. penyakitnya membuat tubuhnya lemah. Bahkan sering bolak-balik ke rumah sakit. Seperti dirinya yang bulak balik ke rumah sakit namun, untuk melakukan terapi pada kakinya.

" Yaya besok sudah pulang. Mungkin tidak bisa bertemu Mami lagi," ucapnya sedih.

" Yaya, kamu disini rupanya." seorang laki-laki yang memakai jas dokter mendekat ke arah Freya.

" Iya. Yaya bosan. Minta Tante suster antar ke sini,"

" Iya. Lain kali tunggu Daddy ya. Tante Eli lupa memberi tahu Daddy. Jadi Daddy khawatir," Eli sang suster lupa memberitahukan keberadaan Freya di taman.

" Dokter Fatur ayahnya Freya?," tanya Azzura terkejut.

Dokter Fatur adalah dokter yang menanganinya. Sebenarnya kalau ada dokter lain, Azzura lebih nyaman dengan dokter wanita. Tapi, Dokter Fatur terkenal dan lebih berpengalaman.

" Ah, Zura. Kamu kenal Yaya?," Fatur tidak sadar jika sang putri bersama orang lain.

" Iya. Kami berkenalan lebih dari seminggu yang lalu,"

" Daddy kenal Mami Zura?,"

Deg

Fatur menatap Azzura dan Freya bergiliran.

" Mami?,"

" Iya. Ini Mami nya Yaya. Mami Zura," jawab gadis berusia enam tahun itu.

Azzura meringis melihat tatapan Dokter Fatur padanya. Juga tatapan polos Freya.

" Kami hanya bermain peran,Dok. Saya tidak tega menolak keinginan Freya," jelas Azzura tak ingin dokter Fatur salah paham.

"Bermain peran?"

" Ya, kurang lebih begitu. Freya bilang ingin merasakan punya ibu, karena itu memanggil saya dengan sebutan Mami. Sementara saya juga saat mengajar anak-anak di paud, sudah terbiasa dengan panggilan Bunda. Maaf kalau saya sudah lancang," ucap Azzura di akhir penjelasannya.

" Jangan salahkan Mami. Yaya yang mau. Yaya bahkan tidak pernah melihat Mommy. apa Mommy hanya sayang dengan Kak Sisi?,"

Deg

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

cinta sih boleh tp ngk bodoh dan tuli juga kali Abizar...

2025-03-19

0

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

lanjutkan

2024-12-12

0

Fitri Yani

Fitri Yani

sering sering up Thor, cerita nya bagus

2024-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2 BSIS 2 Lembaran Baru
3 BSIS 3 Mami Zura
4 BSIS 4 Kebohongan
5 BSIS 5 The Best Single Dad
6 BSIS 6 Meminta izin
7 BSIS 7 Tidak Sayang?
8 BSIS 8 Memblokir Nomor
9 BSIS 9 Nazar
10 BSIS 10 Penolakan
11 BSIS 11 Langsung SAH?
12 BSIS 12 Berita Besar
13 BSIS 13 Memperjelas Status
14 BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15 BSIS 15 Hanya Milikku
16 BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17 BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18 BSIS 18 Alasan Menikah
19 BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20 BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21 BSIS 21 Masih Menyukainya?
22 BSIS 22 Saling Percaya
23 BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24 BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25 BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26 BSIS 26 Calon
27 BSIS 27 Obsesi
28 BSIS 28 Menentukan Pilihan
29 BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30 BSIS 30 Stalker?
31 BSIS 31 Curiga
32 BSIS 32 Rencana
33 BSIS 33 Berbuat Licik
34 BSIS 34 Cinta Pertama
35 BSIS 35 Menyerah
36 BSIS 36 Tes DNA
37 BSIS 37 Menerima Kenyataan
38 BSIS 38 Maafkan Papa
39 BSIS 39 Hasil Tes DNA
40 BSIS 40 Masa Lalu
41 Terimakasih
42 BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43 BSIS 42 Sedikit Berkorban
44 BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45 BSIS 44 Menyusun Rencana
46 BSIS 45 Obat Tidur
47 BSIS 47 Let's Play The Game
48 BSIS 48 Salah Sasaran
49 BSIS 49 Hanya Mirip
50 BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51 51 Jangan Tunggu Daddy
52 MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53 MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54 MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55 MDD 55 Saling Memaafkan
56 MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57 MDD 57 THE END
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2
BSIS 2 Lembaran Baru
3
BSIS 3 Mami Zura
4
BSIS 4 Kebohongan
5
BSIS 5 The Best Single Dad
6
BSIS 6 Meminta izin
7
BSIS 7 Tidak Sayang?
8
BSIS 8 Memblokir Nomor
9
BSIS 9 Nazar
10
BSIS 10 Penolakan
11
BSIS 11 Langsung SAH?
12
BSIS 12 Berita Besar
13
BSIS 13 Memperjelas Status
14
BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15
BSIS 15 Hanya Milikku
16
BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17
BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18
BSIS 18 Alasan Menikah
19
BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20
BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21
BSIS 21 Masih Menyukainya?
22
BSIS 22 Saling Percaya
23
BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24
BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25
BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26
BSIS 26 Calon
27
BSIS 27 Obsesi
28
BSIS 28 Menentukan Pilihan
29
BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30
BSIS 30 Stalker?
31
BSIS 31 Curiga
32
BSIS 32 Rencana
33
BSIS 33 Berbuat Licik
34
BSIS 34 Cinta Pertama
35
BSIS 35 Menyerah
36
BSIS 36 Tes DNA
37
BSIS 37 Menerima Kenyataan
38
BSIS 38 Maafkan Papa
39
BSIS 39 Hasil Tes DNA
40
BSIS 40 Masa Lalu
41
Terimakasih
42
BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43
BSIS 42 Sedikit Berkorban
44
BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45
BSIS 44 Menyusun Rencana
46
BSIS 45 Obat Tidur
47
BSIS 47 Let's Play The Game
48
BSIS 48 Salah Sasaran
49
BSIS 49 Hanya Mirip
50
BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51
51 Jangan Tunggu Daddy
52
MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53
MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54
MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55
MDD 55 Saling Memaafkan
56
MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57
MDD 57 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!