BSIS 10 Penolakan

Bukan Sebatas Istri Status (10)

"Masih memikirkan Zura?," tanya Ilham melihat Abizar hanya menatap keluar. Mereka sedang ada di Yayasan.

" Apa kesempatan itu tidak akan pernah ada?,"

"Bukan tidak ada. Kamu yang tidak pernah memanfaatkannya,"

Abizar melihat pada kakak sepupunya. "Aku hanya ingin menebus semua kesalahanku,"

" Tebuslah dengan tidak mengganggunya lagi."

" Apa Zura benar akan menikah dalam waktu dekat?,"

Abizar selalu ingin menolak apa yang di katakan oleh Ilham saat ia menahannya untuk tidak menemui Azzura. Padahal kesempatan untuk bertemu Azzura itu kesempatan langka.

" Hmm. Dia bilang begitu. Dia minta kamu tidak usah berusaha menemuinya lagi untuk sekedar minta maaf karena dia sudah memaafkanmu,"

" Apa mungkin dia mengatakan itu hanya agar aku tidak berusaha menemuinya?,"

" Dia bukan Hafiza yang suka berbohong,"

Deg

Ilham hanya mengedikkan bahunya saat Ilham melihat ke arahnya.

Sampai detik ini, ia masih kecewa pada sepupunya itu.

" Ya, Abang benar. Aku saja yang bod0h. Bisa-bisanya sepercaya itu pada Fiza,"

"Ya, sudahlah. Sekarang kamu tahu apa yang sebenarnya. Abang harap kamu tidak lagi mudah di profokasi oleh siapapun.

Saat mendapatkan informasi apapun, tabayun dulu. Jangan langsung percaya,"

Ilham mengangguk. Hanya keledai yang akan terperosok pada lubang yang sama.

" Ngomong-ngomong soal Fiza, dia masih berusaha mendekatimu kan?"

" Ya. Dia bahkan meminta orangtuanya untuk memintaku untuk meminangnya."

Ilham terkekeh. Ia jadi ingat dulu, saat Kenan meminta Abizar untuk menjadi suami dari Azzura.

" Jawabanmu?,"

" Aku tolak. Mana mau aku dengan perempuan seperti dia. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan,"

" Berbanding terbalik dengan Zura yang mengikhlaskan kamu untuk wanita yang kamu cintai kan?,"

" Aku menyesal sekarang. Tapi, semua sudah terlambat,"

" Begitulah. Yang namanya penyesalan memang selalu datang terlambat,"

Keduanya terdiam. Hingga ketukan pintu membuat keduanya melihat ke arah pintu masuk.

Tok.. Tok... Tok...

" Masuk," terjak Ilham

" Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam ," jawab keduanya serempak

Sesosok gadis berhijab yang baru saja mereka bicarakan masuk dengan senyuman manisnya.

Abizar hanya menghela nafas sementara Ilham menggelengkan kepalanya.

"Kak, aku mencari mu. Kenapa teleponku tidak di angkat. Pesan ku juga tidak di balas,"

" Aku sedang tidak ingin di ganggu," jawab Abizar datar.

Hafiza langsung duduk di sofa Single tanpa peduli jika dua laki-laki di dalam ruangan itu terganggu akan kehadirannya.

" Ada perlu apa? Cepat katakan! Kami masih harus membahas beberapa hal," ketus Abizar. Kini ia merasa enggan berdekatan dengan Hafiza.

" Kak, soal permintaan Ayah..."

" Aku sudah menolaknya. Aku tidak berniat untuk meminang mu," Abizar memotong ucapan Hafiza.

" Tapi, kak..."

" Aku tidak pernah mau memulai hubungan yang di awali dari kebohongan. Harusnya kamu tahu itu."

" Maaf," ucapnya sendu. Berharap Abizar luluh dengan wajah sendunya.

" Aku sudah memaafkan. Tapi, tidak berniat melanjutkan lagi. Jadi, tolong sampaikan pada ayahmu, tidak perlu meminta pada Abah lagi. Aku sudah menolak. Abah juga sudah tahu,"

" Kak, kenapa hanya Karena Zura, kita...."

" Semua bukan karena Zura. Tapi karena kebohongan yang kamu lakukan,"

" Kak..."

" Pergilah jika tidak ada hal lain yang ingin di bicarakan,"

Hafiza berdiri dan menghentakkan kakinya. Kesal dengan penolakan demi penolakan yang dilakukan Abizar padanya.

Brakkk

Tanpa salam, Hafiza langsung keluar ruangan dan membanting pintu dengan keras.

" Mantan calon istri pilihanmu ternyata adab nya sangat bagus ya..." ucap Ilham dengan nada mengejek.

Abizar hanya memutar bola matanya malas.

...******...

" Besok Mommy akan menjemputmu,"

" Jangan besok, Mom. Aku dan ayah akan ada acara," tolak Daisy.

Freya sudah di perbolehkan pulang. Ia bahkan tampak jauh lebih sehat apalagi saat Fatur mengatakan akan menjadikan Azzura sebagai Mami yang sesungguhnya.

Daisy senang. Ia berjanji tidak akan bersikap egois lagi.

" Kalian akan pergi? Sekeluarga?,"

" Ya."

" Kemana?,"

"Ke..." Daisy tiba-tiba bungkam. Ia ingat jika beberapa saat lalu pernah mendengar ibunya yang ingin kembali pada ayahnya.

" Acara keluarga saja. Yaya baru pulang dari rumah sakit."

"Oh." Dara tidak antusias jika itu berhubungan dengan Freya.

"Jadi, kapan kamu akan meningap di tempat Mom?,"

" Sabtu depan saja ya,"

"Ok, Ya sudah, Mom harus segera pergi."

"Hmm,"

Klik

Daisy menghembuskan nafasnya. Bukan berniat berbohong. Namun, ia tak mau ibunya mengacaukan acara lamaran nanti.

Daisy tidak mau Freya sedih jika semuanya berantakan.

" Kak, lihat. Gamisnya bagus yang mana?," tanya Freya yang masuk ke kamarnya dengan membawa dua buah gamis.

Gamis bermotif bunga dan polos. Sangat lucu untuk dipakai anak seusianya.

" Untuk acara besok?," Daisy menaikkan alisnya.

bBasanya jika ada acara, Freya suka memakai gaun dengan lengan pendek. Ini malah gamis.

" Iya. Mau seperti Mami. Mami cantik kalau pakai gamis dan kerudung. Aku juga mau." jelasnya antusias mengemukakan alasan kenapa pilihannya jatuh pada gamis bukan gaun seperti biasanya.

" Tapi, dua-duanya warna biru?,"

Daisy lagi-lagi mengerutkan keningnya. Warna biru bukan warna kesukaan Freya.

"Mami bilang, besok Mami mau pakai gamis warna biru. Warna kesukaan Mami. Daddy juga pakai kemeja biru. Yaya mau juga, biar matching,"

Daisy tertawa. " Anak kecil tahu matching,"

Freya hanya tertawa juga.

"Jadi kita pakai warna biru untuk acara besok?,"

"Iya."

"Ya, sudah. Ini aja." tunjuk Daisy pada gamis bermotif.

" Kerudungnya polos," tambah Daisy.

" Ok. Makasih, kak," Freya kembali ke kamarnya.

Sementara di ruang tengah ada keluarga yang sedang sibuk membuat hantaran.

" bagaimana?," tanya Husna, adik dari ibu Fatur.

" Bagus, Tan. Maaf ya jadi merepotkan,"

" Tidak. Tante malah senang kamu mau melibatkan Tante,"

Fatur tersenyum. Ia bahagia tantenya tidak memandang buruk calon istrinya.

" Kalau saja Mama bisa menerima Zura seperti Tante, aku pasti lebih senang." ada perasaan sedih. Ibunya sangat terlihat menolak acara lamaran ini.

Bahkan tidak mau ikut ambil bagian dalam menyiapkan hantaran.

" Yang sabar ya."

Fatur mengangguk. "Apa aku salah jika tetap melanjutkan acara lamaran ini?,"

" Tidak. Kamu sudah benar. Tidak banyak perempuan yang bisa menerima anak bawaan suaminya."

" Tante benar."

"Azzura satu dari sekian perempuan yang menerima anak sambungnya dengan baik. Jangan sia-siakan."

Fatur mengangguk.

"Ibumu lambat laun juga pasti akan menerimanya. Dia hanya tidak mau kamu menikah sekarang-sekarang kan? karena ingin menunggu calon menantunya sembuh?,"

" Iya."

"Tidak perlu khawatir ya. Hanya saja kamu harus menceritakan masalah ini pada Zura. Jangan sampai ia kaget dengan sikap Mama mau,"

"Tante benar. Mama sedikit ketus jika tidak suka dengan seseorang,"

" Tapi, kamu tidak berbohong kan soal kondisi Azzura?,"

" Soal dia yang pasti bisa sembuh?,"

"Iya,"

"Tidak. Hanya memang waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan kaki Zura cukup lama."

" Syukurlah."

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

bener tuh

2025-01-05

0

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Pdhl sbgai ibu,dia bhgia kl anknya bhgia....apalgi cucunya jg ska sm clon ibu smbungnya....mngkn krna dia cma ibu angkt fatur....

2024-08-26

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

semoga lancar sampai hari H dokter Fatur

2024-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2 BSIS 2 Lembaran Baru
3 BSIS 3 Mami Zura
4 BSIS 4 Kebohongan
5 BSIS 5 The Best Single Dad
6 BSIS 6 Meminta izin
7 BSIS 7 Tidak Sayang?
8 BSIS 8 Memblokir Nomor
9 BSIS 9 Nazar
10 BSIS 10 Penolakan
11 BSIS 11 Langsung SAH?
12 BSIS 12 Berita Besar
13 BSIS 13 Memperjelas Status
14 BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15 BSIS 15 Hanya Milikku
16 BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17 BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18 BSIS 18 Alasan Menikah
19 BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20 BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21 BSIS 21 Masih Menyukainya?
22 BSIS 22 Saling Percaya
23 BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24 BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25 BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26 BSIS 26 Calon
27 BSIS 27 Obsesi
28 BSIS 28 Menentukan Pilihan
29 BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30 BSIS 30 Stalker?
31 BSIS 31 Curiga
32 BSIS 32 Rencana
33 BSIS 33 Berbuat Licik
34 BSIS 34 Cinta Pertama
35 BSIS 35 Menyerah
36 BSIS 36 Tes DNA
37 BSIS 37 Menerima Kenyataan
38 BSIS 38 Maafkan Papa
39 BSIS 39 Hasil Tes DNA
40 BSIS 40 Masa Lalu
41 Terimakasih
42 BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43 BSIS 42 Sedikit Berkorban
44 BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45 BSIS 44 Menyusun Rencana
46 BSIS 45 Obat Tidur
47 BSIS 47 Let's Play The Game
48 BSIS 48 Salah Sasaran
49 BSIS 49 Hanya Mirip
50 BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51 51 Jangan Tunggu Daddy
52 MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53 MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54 MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55 MDD 55 Saling Memaafkan
56 MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57 MDD 57 THE END
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BSIS 1 Aku Ingin Pulang ( Revisi)
2
BSIS 2 Lembaran Baru
3
BSIS 3 Mami Zura
4
BSIS 4 Kebohongan
5
BSIS 5 The Best Single Dad
6
BSIS 6 Meminta izin
7
BSIS 7 Tidak Sayang?
8
BSIS 8 Memblokir Nomor
9
BSIS 9 Nazar
10
BSIS 10 Penolakan
11
BSIS 11 Langsung SAH?
12
BSIS 12 Berita Besar
13
BSIS 13 Memperjelas Status
14
BSIS 14 Memprovokasi ( Revisi)
15
BSIS 15 Hanya Milikku
16
BSIS 16 Ingin Menebus Kesalahan?
17
BSIS 17 Sebatas Istri Status?
18
BSIS 18 Alasan Menikah
19
BSIS 19 Melihat Dari Kejauhan
20
BSIS 20 Akhirnya Menemukanmu
21
BSIS 21 Masih Menyukainya?
22
BSIS 22 Saling Percaya
23
BSIS 23 Memaksa Untuk Memeriksa
24
BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
25
BSIS 25 Menyimpan Rahasia
26
BSIS 26 Calon
27
BSIS 27 Obsesi
28
BSIS 28 Menentukan Pilihan
29
BSIS 29 Ada Hati Yang Harus Dijaga
30
BSIS 30 Stalker?
31
BSIS 31 Curiga
32
BSIS 32 Rencana
33
BSIS 33 Berbuat Licik
34
BSIS 34 Cinta Pertama
35
BSIS 35 Menyerah
36
BSIS 36 Tes DNA
37
BSIS 37 Menerima Kenyataan
38
BSIS 38 Maafkan Papa
39
BSIS 39 Hasil Tes DNA
40
BSIS 40 Masa Lalu
41
Terimakasih
42
BSIS 41 Kejutan Di Rumah Sakit
43
BSIS 42 Sedikit Berkorban
44
BSIS 43 Melanjutkan Perjodohan
45
BSIS 44 Menyusun Rencana
46
BSIS 45 Obat Tidur
47
BSIS 47 Let's Play The Game
48
BSIS 48 Salah Sasaran
49
BSIS 49 Hanya Mirip
50
BSIS 50 Menunggu Kedatangan Ayahnya
51
51 Jangan Tunggu Daddy
52
MDD 52 Di Undang Ayah Mertua
53
MDD 53 Bukan Sekedar Ancaman
54
MDD 54 Akhir Cerita Mereka
55
MDD 55 Saling Memaafkan
56
MDD 56 Aku Tidak Salah Paham
57
MDD 57 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!