Setelah izin selama tiga hari karena pernikahannya, Biola akhirnya masuk kuliah lagi diantar oleh Keynan suaminya ke kampus.
Keynan benar-benar kesal dengan Biola karena dia sudah merencanakan bulan madu dengan Biola ke prancis tapi Biola menolak dengan alasan banyak tugas kuliah yang belum dia kerjakan. Padahal Keynan tau jika Biola sedang berusaha untuk menghindari malam pertama mereka yang sempat tertunda.
Keynan hanya bisa bersabar menghadapi sikap dingin istrinya. Ya mau gimana lagi pernikahan mereka memang karena perjodohan dan itu memerlukan waktu untuk menumbuhkan rasa cinta diantara keduanya.
Keynan yang sudah mencintai Biola lebih dulu hanya bisa membuat Biola untuk bisa mencintainya perlahan demi perlahan. Dia ingin memiliki Biola seutuhnya bukan hanya raganya saja yang ia ingin miliki dari Biola tapi dia juga ingin memiliki hatinya.
Sungguh Keynan tak menyangka kalau cintanya kepada gadis patung es akan sebesar ini. Keynan sangat bersyukur kepada tuhan karena dia telah dijodohkan dengan Biola. Dan Keynan berharap pernikahannya dengan Biola yang merupakan wanita yang ia cintai akan langgeng selama-lamanya.
Keynan melirik Biola yang sekarang sudah berubah mode lagi menjadi patung es. Keynan sering tertawa sendiri saat mengingat perubahan sikap istrinya yang entah sejak kapan sikap patung es Biola yang menurut Keynan menyebalkan kini malah menjadi sangat lucu dan menggemaskan.
Sesampainya didepan gerbang Universitas, Keynan menurunkan Biola disana karena setelah Keynan mengantar Biola, Keynan akan pergi keperusahan keluarga Kristian yang ada di Indonesia, yang saat ini telah beralih tangan kepadanya dan perusahan cabang yang ada di Amerika telah menjadi tanggung jawab Papanya.
Ketika mobil berhenti Biola langsung membuka pintu mobil dengan terburu-buru. Tapi tiba-tiba tangan Biola ditarik oleh Keynan sehingga membuat Biola lagi-lagi tersungkur kepangkuan Keynan.
Keynan yang menarik Biola tanpa dosa memamerkan senyuman lebarnya ke arah Biola yang membuat Biola rasanya ingin memukul muka suaminya itu.
Sungguh Biola sangat kesal dengan sikap suaminya yang akhir-akhir ini selalu membuatnya berdebar dan merona. Seperti saat ini Biola terlihat sangat tenang dan menatap Keynan dengan tatapan dinginnya tapi sebenarnya didalam hatinya sangat kacau balau.
Jantungnya terus berdetak dengan cepat. Ada sebuah perasaan yang selalu tiba-tiba muncul saat Biola bersentuhan atau berdekatan dengan Keynan. Perasaan itu sangat sulit untuk Biola ungkapkan dan dia tidak tau makna dari perasaan anehnya itu.
Biola selalu menyangkutkan perasaannya itu sebagai penyakit karena dia tak tau nama dari perasaan yang sedang dia alami saat ini. Ditambah jantung Biola yang terus berdetak tak karuan yang menyakinkan Biola kalau perasaannya itu adalah salah satu penyakit jantung. Aneh memang.
"Ada apa dengan pria ini? Apa dia tidak bisa berbicar baik-baik. Selalu saja menarik tangan orang supaya terjatuh kepelukannya. Dan senyuman itu? Kenapa aku memiliki perasaan tidak enak saat melihatnya. Andai saja kemampuan melihat masa depanku bisa ku gunakan seenaknya pasti aku akan tau apa yang dia rencanakan. Tapi sayangnya kemampuan itu hanya datang secara tiba-tiba dan tidak untuk hal bodoh yang aku pikirkan." Gerutu Biola sambil menatap Keynan dengan tatapan dinginnya tapi yang ditatap sepertinya sudah dibutakan dengan rasa cinta sehingga dia tidak takut lagi dengan sikap dingin istrinya yang justru sangat imut dan menggemaskan baginya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau sudah mulai jatuh cinta kepadaku?."Goda Keynan sambil tersenyum jahil kepada Biola.
"Apa yang kau inginkan? Dan cepatlah! nanti aku kesiangan." Ucap Biola dengan nada dinginnya.
Keynan menyeringai mendengar ucapan Biola lalu dia menunjuk bibirnya dengan jari telunjuknya.
"Apa? Kau menyuruhku diam?" Tanya Biola bingung tapi Keynan malah menggeleng dan menunjuk bibirnya lagi.
"Apa si gak jelas banget. Udah ah, aku ada kelas nanti telat." Kesal Biola sambil mendorong dada bidang suaminya yang memeluknya sedari tadi
Sungguh itu membuat jantung Biola tidak bisa berhenti berdetak dengan kencangnya. Tapi Keynan dengan cepat mengeratkan pelukannya dan mendekap erat tubuh istrinya kedalam pelukannya. Sehingga membuat Biola merasakan detak jantung Keynan yang sama-sama berdetak kencang seperti Biola.
"Ehh... jantungnya juga berdebar dengan cepar. Apa dia juga memiliki penyakit yang sama denganku? Apa kita harus kedokter untuk memeriksa penyakit apa yang membuat jantung berdebar dengan cepat seperti ini?" Pikir Biola sambil menempelkan telinganya didada bidang milik suaminya.
"Kiss..." Satu kata dengan suara yang serak dilontarkan oleh Keynan dari mulutnya yang mampu membuat Biola terperanjat karena kaget.
"A...apa?" Tanya Biola dengan gugup.
Tanpa pikir panjang Keynan langsung mencium bibir mungil merah muda milik istrinya yang selalu membuatnya candu.
Biola membelalakan matanya saat bibir Keynan untuk yang kedua kalinya menyentuh bibir Biola. Tapi kali ini sangat berbeda dari waktu ciuman pertama yang di ingat Biola.
Biola tak membalas ciuman Keynan, tapi dia juga tak menolak ciuman dari suaminya itu. Cukup lama mereka berciuman sampai mereka kehabisan nafas dan mengakhiri ciuman panas mereka.
Keynan mengelap bibir merah muda Biola yang tampak basah karena ulahnya. Keynan tersenyum sangat puas menikmati bibir mungi merah muda istrinya. Lalu Keynan mencium kening Biola yang saat ini sedang tersengal-sengal akibat ciman panas mereka.
Biola kembali kaget saat Keynan mencium Keningnya. Biola tak ingin kejadian tadi terulang kembali sehingga Biola langsung mendorong dada bidang suaminya sampai pelukan Keynan terlepas dari tubuh Biola.
"KEYNAN...!!!" Teriak Biola sambil mengelap bibirnya yang di cium oleh Keynan dengan punggung tangannya.
"Iya sayang ada apa? Apa masih kurang? Atau mau lebih dari sekedar ciuman?" Tanya Keynan lembut sambil memainkan rambut Biola yang saat ini terurai.
Sungguh Biola tak mengenal laki-laki yang ada dihadapannya saat ini. Dulu dia sendiri yang bilang jangan berharap akan pernikan ini, tapi dari sikap Keynan saat ini dia lah yang berharap dalam pernikahan ini. Sungguh laki-laki yang aneh. Pikir Biola sambil menatap Keynan kesel.
"Sudahlah aku ada kelas dan aku sudah mau telat." Ujar Biola sambil melirik jam tangan kecil yang melingkar manis ditangan Biola.
Biola hendak membuka pintu mobil tapi suara Keynan menghentikan gerakannya.
"Tunggu! kamu melupakan sesuatu." Cegah Keynan agar Biola tidak keluar dari dalam mobilnya.
"Apa lagi? Kamu jangan macem-macem!" Ancam Biola sambil mendekap buku yang ia bawa didadanya.
Entah sejak kapan pula Biola jadi memanggil Keynan dengan sebutan aku-kamu bukan lo-gue lagi. Mungkin ini akibat tinggal bersama dan banyak memerankan drama dihadapan orang tua Keynan untuk menjadi pasangan yang saling mencintai.
"Nih!" Keynan mengulurkan tangan kananya dihadapan Biola yang sontak saja membuat Biola mengerutkan keningnya.
"Oh tuhan... apa lagi ini??.." Gumam Biola didalam hati sambil menatap tangan kanan suaminya yang diulurkan kepadanya.
"Apa?" Tanya Biola bingung.
"Salim, Masa suami mau pergi kamu gak salim." Tegur Keynan mengingatkan tugas Biola sebagai seorang istri.
"Oh ngomong dari tadi tuan muda Kristian." Gumam Biola dialam hati sambi meraih tangan kanan Keynan yang sedari tadi telah Keynan ulurkan.
Biola pun mencium punggung tangan suaminya yang membuat Keynan menyunggingkan senyumannya.
Sunggu Keynan sangat senang melihat Biola yang banyak bicara kepadanya akhir-akhir ini ditambah sikap Biola yang penurut membuat Keynan jadi tambah mencintai Biola.
Biola keluar dari dalam mobil Keynan dengan terburu-buru sebelum pria itu memanggilnya lagi dan meminta hal-hal aneh kepadanya. Biola berjalan tergesah-gesah melewati pak satpam penjaga gerbang.
"Pagi Non Biola." Sapa satpam itu ramah yang memang sudah mengenal Biola sebelumnya. Karena siapa yang tidak kenal Biola dikampus itu. Semua orang mengenal Biola dengan julukan yang sama seperti suaminya yaitu patung es.
Pak satpam sendiri enggan untuk menyapa Biola karena takut ditatap dengan tatapan dingin yang sangat mematikan itu. Tapi apa boleh buat, dia selalu menyapa mahasiswa dan mahasiswi yang lewat gerbang dengan jalan kaki.
Yah walau Biola tak menjawab pun setidaknya pak satpam telah melakukan kebiasaannya yaitu menyapa mahasiswi dan mahasiswa yang lewat digerbang dengan jalan kaki jadi hatinya bisa tenang. Karena kalau dia tidak menyapa rapasanya pasti ada yang kurang. Itulah yang dirasakan Pak Satpam.
"Pagi pak Adit." Sapa Biola balik dengan tersenyum rama dan membaca name tag yang ada diseragam pak Adit.
Pak Adit yang mendengar Biola membalas sapaannya dengan senyuman ramah pun tiba-tiba kaget dan membelalakkan matanya tak percaya.
Biola yang melihatnya sikap Pak Adit pun jadi bingung sendiri dan berpamitan kepada pak Adit karena kelas paginya sebentar lagi akan dimulai.
"Mari pak!" Pamit Biola kepada pak Adit sambil tersenyum ramah.
"Masya Allah apakah tadi benar-bemar Non Biola yang sering dikenal dingin, cuek dan irit bicara oleh mahasiswi dan mahasiswa di Universitas ini. Saya tak menyangka ternyata orang dingin, cuek dan irit bicara seperti Non Biola ternyata memiliki suara yang sangat merdu dan dia juga anaknya sangat ramah." Gumam pak Adit sambil menatap Biola yang kini telah masuk kedalam Universitas.
______________________
Terima kasih sudah mampir dan membaca Novel ini. Semoga kalian suka dengan Novel ini dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian.😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Dhika Ahmad
gdgfd
2022-08-27
0
Awalina Bunda Azzam
Maaf ya Thor, sate pernah kuliah juga, tapi hebat tubuh sapam mpe kenal nama nama mahasiswa yang ribuan kalau di kampus saya UR
2021-04-14
0
Mamahpipit Pitriyani
visualnya thor
2021-03-27
0