Menikah dengan seorang pria yang kita cintai memang impian semua wanita. Tak terkecuali Mawar. Sejak usianya menginjak empat belas tahun Mawar memang sudah mulai mengagumi seorang Adam Zakarya. Putra dari salah satu nelayan yang tempat tinggalnya tak jauh dari pantai.
Mawar mulai kagum saat pertama kali wanita itu melihatnya. Setelah Adam pindah ke kota bersama Tuan Nalendra. Mawar seolah merasa kehilangan, Belum lagi sang ayah yang juga tanpa perasaan meninggalkan ia dan ibunya yang ketika itu memang sedang butuh sosok seorang suami dan ayah untuknya.
Selama Bertahun-tahun lamanya, Mawar selalu berharap semoga dapat di pertemukan kembali dengan pria pujaan hatinya. Dan tanpa di sangka bahwa Mawar benar-benar bertemu dengan pria itu, Adam.
Akan tetapi sepertinya Adam lupa dengannya. Tapi maklum lah, Mereka hanya bertemu bisa di hitung hanya dua atau tiga kali. Dan selama itu, Adam belum mengenalnya alias tidak tahu siapa namanya.
Jika menurut Mawar Adam tak ingat padanya, Justru Adam sendiri sedang mencari tahu dimana gadis itu berada. Adam pernah pulang ke desa kelahirannya, Adam juga sempat mencari tahu keberadaan gadis yang dulu sempat menghiburnya itu. Seorang gadis pemberi lolipop yang menghiburnya saat Adam tengah parah hati. Tapi semua juga percuma saja, Adam tidak tahu siapa namanya.
Mungkin sudah terlalu lama dan Bertahun-tahun. Walaupun sudah lama, Adam masih mengingat seperti apa wajah adik kelasnya itu. Gadis berkacamata bening dengan rambut kepang dua.
Dan sejak Mawar melamar kerja di perusahaan nya, Entah kenapa Adam merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Perubahan yang di alami Mawar benar-benar membuat Adam lupa dengan gadis yang sempat ia cari itu. Rasa cinta yang dulu tumbuh untuk Ria, Teman kelasnya anak dari kepala sekolah dia sekolah. Kini rasa cinta itu sudah tak terasa lagi.
Penolakan yang sempat Ria lakukan terhadapnya membuat Adam sakit hati. Tapi anehnya, Adam terkadang masih mengingat gadis itu. Mungkin benar apa kata orang, Cinta pertama itu memang sulit di lupakan.
Tapi untuk sekarang, Adam sudah punya istri. Seorang wanita yang membuat hati Adam berdesir sejak pertemuan pertama. Dan untuk saat ini, Adam akan melupakan wanita-wanita itu dan prioritas utamanya adalah Mawar seorang. Adam tidak akan mengingat Ria atau siapapun lagi.
"Belum tidur?" Mawar yang tengah sibuk dengan alat rajut di tangannya itu menoleh. Mawar tersenyum manis. Wanita itu bangkit dan berjalan mendekat ke arah sang suami. Dengan hasil rajutan di tangan, Mawar memperlihatkan hasil karyanya.
"Gimana mas? Bagus gak?" Adam meraih karya tangan istrinya itu. Sebuah hasil rajutan yang belum selesai dengan sempurna. Tapi dapat di pastikan bahwa hasilnya pasti sangat indah.
"Belum jadi sudah terlihat indah.. Bagaimana nanti kalau sudah sempurna.." Mawar tersipu. Padahal hanya pujian biasa, Tapi bagi mawar pujian seperti itu sangatlah istimewa.
Adam merangkul bahu sang istri dan mengajaknya untuk tidur. Keduanya melangkah ke arah ranjang yang masih rapi itu.
"Tidurlah.. ini sudah malam.. Lihat sudah hampir jam sepuluh.."Mawar melihat dinding dimana mesin waktu itu terletak. Dan memang benar, Jam menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Lanjutkan besok saja, Jangan terlalu banyak melakukan kegiatan. Jaga selalu kesehatan mu.. Aku tidak mau kau jatuh sakit .."Mawar yang dari kecil memang penurut pun langsung menurut saja apa perintah sang suami.
Mawar meletakkan alat rajutnya di laci agar tidak berantakan. Setelahnya, Wanita yang mandiri sejak remaja itu naik ke atas tempat tidur menyusul Adam yang duduk bersandar.
Mawar terdiam, Selalu saja seperti ini. Padahal sudah satu bulan berlalu, Tapi setiap ingin tidur Mawar masih merasakan canggung yang luar biasa. Tidak seperti ketika Mawar menjadi sekretaris, Menjadi istrinya membuat jantung Mawar semakin tak karuan.
"Selalu seperti ini..Kau ini kenapa sebenarnya?" Tanya Adam menatap sang istri yang masih berdiri. Adam tersenyum, Pria itu mendekat dan menarik tangan Mawar dengan sedikit kasar membuat Wanita itu memekik.
"Heihh!" Tubuh Mawar terhempas di atas ranjang empuk tersebut. Tak ingin membuang kesempatan Adam segera menindih tubuh istrinya dan menatap nakal Mawar yang terlihat tegang.
Deg deg deg deg deg..
Suara jantung Mawar semakin berdetak tak karuan saat ini. Bahkan seolah hampir melompat dari tempatnya.
"Aku mendengarnya asal kau tahu.." Mata Mawar membola, Sebelah tangannya memegang dadanya yang memang detak jantungnya berdetak kencang. Semakin lama semakin cepat dan tak normal seperti biasanya.
Adam tersenyum manis, Tangannya secara perlahan menyingkirkan anak Rambut Mawar yang sebagian menutupi wajah cantiknya. Keduanya saling menatap satu sama lain. Wajah Adam kian mendekat, Tentu saja Mawar yang tidak biasa dekat dengan pria itu menjadi salah tingkah. Mawar memejamkan matanya hingga..
.
.
.
Salah mengira, Itulah yang Mawar rasakan. Mawar yang mengira bahwa Adam akan mencium nya membuat Mawar memejamkan mata. Tapi nyatanya, Ciuman yang ia harapkan pupus tatkala Adam Justru berguling ke samping dan berkata..
"Tidurlah ini sudah malam.." Kesal sebenarnya, Mawar yang seolah di beri harapan palsu pun langsung menetapkan bantal. Dengan segera Mawar menarik selimut dan membelakangi sang suami.
Sejak kecil Adam telah terlatih dengan kepekaan. Melihat istrinya yang merajuk seperti itu Adam hanya menggelengkan kepalanya pelan saja.
Adam mencoba mengikis jarak, Di peluklah tubuh ramping itu dari belakang. Mawar yang masih terjaga langsung memejamkan mata. Seakan takut ketahuan, Mawar tidak ingin Adam tahu bahwa ia Belum tidur.
"Aku tahu kau belum tidur..Apa kamu marah?" Tak menjawab. Tentu saja karena gengsi, Adam terkekeh pelan. Dan kekehan itu jelas terdengar di telinga Mawar.
"Aku tahu kau belum tidur..Menghadap kemari .."Tak ingin sampai ketahuan lebih dulu dan berakhir malu. Mawar akhirnya segera berbalik badan...
Cup.
Saking cepatnya, Tanpa sengaja bibir Mawar menyentuh bibir Adam. Mata Mawar melotot,Terkejut tentu saja. Dia yang tak punya niat apapun hanya spontan saja tanpa adanya niat menge-cup bibir merah sang suami.
"Kau sengaja?" Goda Adam hingga pipi wanita itu bersemu merah. Mawar memalingkan wajahnya.
"Ti..tidak.."Jawabnya cepat. Sudah tertangkap basah tapi masih saja mengelak.
"Kau ini lucu sekali, Sudah ketahuan tapi masih berkilah..
"Berkilah bagaimana?
"Ya, Berkilah.. Aku tahu kau belum tidur tapi berpura-pura tidur iya kan?" Dengan Raut wajah menyelidik, Adam bertanya.
"Tidak, Mana ada begitu. Aku sudah tidur tadi..Hanya saja belum seratus persen terlelap.." Lihat? Pandai sekali membolak balikan kata. Hal tersebut jelas membuat pria itu gemash.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya Mawar dengan terbata-bata. Mawar merutuki dirinya sendiri, Niat hati ingin berusaha tegas tapi nyatanya kalah juga rasa gugupnya.
"Tidak..Aku tidak pernah menyangka bahwa kau begitu punya banyak kelebihan. Dan aku yakin kau pasti punya kelebihan-kelebihan yang lainnya.."Lagi, Tatapan Adam sangat nakal. Alis Mawar berkerut merasa kurang mengerti dengan ucapan sang suami.
"Kelebihan ap..pa..?" Adam Menghela nafas panjang. Agaknya sang istri tak mengerti dengan bahasa macam seperti itu.
"Mawar...
"Ya,.
"Setelah malam itu, Apa Kau tidak ingin melakukan second night bersama ku?
"Apa Kau masih takut?"Mawar diam tak menjawab.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Erlangga❤
Adam...Gadis itu mawar loh. Gak perlu cari kemana2 gadis itu istri kamu..
2024-08-12
1
Viena Alfiatur Rohman
Kyaknya Mawar masih malu2 ini..gpp Mawar namanya masih canggung
2024-08-12
1
Evi Alvian
Kayaknya Adam mau minta lebih nih...tp sayangnya semua masih canggung
2024-08-12
1