"Saya terima nikah dan kawinnya Mawar Putri Maulida Binti Fulan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai...
Deeeeggh!!
Seorang pria paruh baya menghentikan langkahnya tepat di depan ruang rawat Mawar ketika mendengar sebuah nama yang sangat tidak asing masuk ke telinganya.
Di dalam ruangan rawat VVIP yang tengah tertutup rapat tersebut, Masih terdengar kasak kusuk orang berdoa di dalamnya. Pria yang tak lain adalah Ardi itu perlahan melangkah mendekat. Entah mengapa ia merasa ada yang menuntunnya saat ini.
Nama yang baru saja di sebut itu begitu mirip dengan nama seseorang anak yang telah ia telantarkan sejak sekitar lima belas tahun yang lalu. Ardi telah sampai di depan pintu kamar tersebut, Tangannya pun terulur hendak meraih knop pintu, Namun Ardi mendadak mengurungkan niatnya begitu melihat Tuan Nalendra keluar dari ruangan tersebut.
Nalendra yang memang begitu mengenal Ardi pun mengerutkan kening begitu melihat ayah dari Arkana ini.
"Om Ardi? sedang apa om disini?" Tanya Tuan Nalendra dengan alis berkerut. Ardi pun langsung kelabakan, Ia menjadi mendadak salah tingkah dengan semua ini.
"E, Begini nak Nalendra.. Om kemari karena ingin menjenguk seseorang. Om lupa di kamar mana dia di rawat, Makanya tadi Om kira ini ruangannya.."Ucap Ardi sengaja berbohong. Nalendra yang hanya mengangguk mencoba percaya saja. Pria itu pergi dari sana meninggalkan Ardi yang menghela nafas lega.
"Mas sedang apa disini? kenapa tidak masuk ke ruangan papa.."Suara itu mengagetkan Ardi. Pria itu menoleh ke arah sang istri yang menatapnya tanpa senyuman. Tidak seperti hari-hari sebelumnya.
"Iya.. Ini mas mau masuk ke kamar papa..."Jawabnya.
"Kamar papa yang di sebelah bukan yang ini.." Ucap Malia seraya melenggang pergi terlebih dahulu. Ardi hanya bisa menghela nafas panjang. Pria paruh baya itupun mengikuti langkah sang istri. Namun ada yang aneh dengan perasaan pria itu. Ardi merasa jantungnya berdetak sejak tadi, Kakinya berjalan akan tetapi kepalanya terus menoleh ke ruangan tadi.
"Mungkin hanya perasaan ku saja.. "Batin Ardi menepis jauh perasaan anehnya. Ardi kembali menyusul sang istri yang telah masuk lebih dulu.
Kini sepasang suami dan istri tersebut berada di dalam sebuah ruangan rawat Tuan Faiz. Di lihatnya disana Tuan Faiz tengah duduk bersandar sembari makan di suapi oleh salah seorang perawat.
Tak lama kemudian, Pria tua itu telah menyelesaikan acara makannya. Tuan Faiz tersenyum ketika melihat putri sulungnya datang. Malia mendekat dan mencium punggung tangan sang ayah sebagai tanda bakti seorang anak kepada orangtuanya. Begitupula dengan Ardi yang melakukan hal sama apa yang di lakukan oleh istrinya.
Ardi menunduk, Tuan Faiz menatap tajam Ardi yang masih berdiri tak jauh darinya. Pria tua itu seakan menaruh kekecewaan yang paling dalam terhadap Sang menantu. Pria itu merasa di bohongi, Merasa di khianati. Saking percaya nya Tuan Faiz kepada Ardi di masa lalu. Pria itu sampai tidak punya niat untuk mencari tahu siapa Ardi sebenarnya serta asal usulnya.
Dan begitu ia tahu semua faktanya. Sungguh Tuan Faiz terkejut bukan main hingga menyebabkan ia masuk rumah sakit akibat syok..
Semua berawal dari Tuan Faiz yang datang ke rumah sang putri dengan membawa banyak oleh-oleh. Namun begitu sampai di kediaman Malia, Tuan Faiz bukannya di sambut dengan ramah tapi justru di sambut dengan pertengkaran anak dan menantunya tentang kebohongan Ardi yang tersimpan rapi selama ini. Sebuah fakta yang ternyata Ardi bukanlah pria lajang melainkan pria beristri dan punya seorang anak. Yang dengan tega meninggalkan serta menelantarkan istri dan anaknya hanya demi menikah dengan putrinya Malia.
Sejak saat itu, Tuan Faiz sangat kaget. Pria itu syok, Sebuah rahasia yang ia tidak tahu selama lebih dari sepuluh tahun.
"Bagaimana? "Tanya Tuan Faiz menatap sang menantu yang hanya diam. Ardi tidak menjawab, Pria itu masih terus menundukkan kepalanya.
"Malia..Apa kau tahu sesuatu?" Tanya Tuan Faiz beralih menatap sang putri yang sejak tadi melamun.
"Istri mas Ardi di kabarkan sudah tiada Pa..Sementara putrinya tidak tahu dimana keberadaannya sekarang.. "Jawab Malia dengan menahan sesak di dadanya. Bukan sesak karena menyebut nama istri pertama dari suaminya. Tapi sesak karena membayangkan bagaimana sakitnya di campakkan oleh Pria yang kita cintai, Pria yang selalu di nanti kabar dan kepulangannya. Tapi ternyata pria itu justru menikah lagi dengan wanita lain. Sungguh Malia merasa bersalah, Mungkin memang dirinya tidak tahu tentang semua tapi tetap saja Malia terlibat bukan?
Tuan Faiz meraup wajahnya kasar, Pria tua yang masih terlihat begitu bugar itu tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Pria itu kembali menatap tajam sang menantu.
"Istrimu meninggal Ardi?" Ardi tak menjawab, Pria itu mengangguk dengan air mata yang menetes. Bukan pura-pura, Ardi memang merasa bersalah sekarang. Entah mengapa membayangkan putrinya terlunta-lunta di luaran sana rasanya ia ikut sakit.
"Papa kecewa sama kamu Ardi! Kamu tahu? Akibat perbuatan kamu ini papa ikut merasa bersalah. Karena jika bukan perjodohan yang papa atur kalian tidak akan pernah menjadi suami dan istri.. Andai kamu dapat menolak saat itu, Semua tidak akan pernah terjadi... Kamu tahu!
"Pa...Udah papa..Jangan marah-marah..Ingat papa baru saja pulih.."Malia mengingatkan sang papa agar lebih tenang mengingat papanya mempunyai riwayat darah tinggi. Malia hanya tidak mau apabila sang papa kembali kambuh.
"Papa kecewa sama kamu... Cari anak itu sampai ketemu..Papa ingin meminta maaf padanya.."Malia hanya bisa diam, Sebelah tangannya mengusap punggung sang papa agar lebih tenang..
"Papa istirahat aja ya..Biar Malia yang bicara sama mas Ardi.."Tak ada jawaban, Tuan Faiz menurut apa yang di katakan sang putri.
"Kita bicara di luar mas..Papa biar istirahat disini.." Ardi mengangguk. Malia keluar terlebih dahulu di susul oleh Ardi di belakangnya. Wanita berhijab syar'i tersebut memilih tempat yang sepi yaitu di taman belakang rumah sakit. Karena taman depan begitu banyak pasien yang mencari udara segar.
"Kamu dengarkan, mas? Apa yang papa bilang tadi..
"Iya , Mas dengar..
"Bagus jika mas dengar.. Apapun keputusan papa aku ikut mas..Seperti kata papa tadi, cari putrimu mas..Aku juga ingin bertemu dan meminta maaf padanya. Kalau perlu mas juga cari dimana istri mas di makamkan, Aku juga ingin meminta maaf kepada Almh istri mu..."Ardi menatap sang istri dengan tatapan sendunya. Dapat di lihat betapa kecewa nya Malia saat ini. Bukan hanya Malia, Tapi Ayah mertua dan putra tirinya pun sama.
"Kamu tidak perlu minta maaf..Semua ini salah mas Malia.. Kamu tidak salah apapun.."Malia menatap sang suami.
"Lalu apa menurutmu aku harus diam saja? Jika bukan karena aku dan Arkana mas tidak akan pernah meninggalkan istri dan anakmu mas! Kamu meninggalkan dan menelantarkan mereka hanya demi aku dan Arkana mas. Aku memang mencintai kamu, Tapi perlu kamu ingat.. Aku bukan wanita yang suka merebut hak milik orang lain.. Andai, Saat itu aku tahu kamu sudah menikah dan punya seorang putri aku yang lebih memilih mundur dari melanjutkan kisah ini.."Usai mengatakan semua itu, Malia pergi dari sana meninggalkan Ardi yang kembali menangis.
"Anisa, Maafkan aku. Mawar..Maafkan ayah nak.."Ardi terpuruk di atas rumput taman itu dengan air mata menetes. Sungguh ia menyesal sekarang. Ia tidak menyangka jika akan seperti ini. Ardi kira hidup mereka baik-baik saja selama ini, Namun nyatanya?
.
.
.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Lies Atikah
secuilpun gak ada rasa sedih dan iba untuk mu ardi enak luh berbagia diatas penderitaan istri dan anakmu setelah ketauan baru nangis gak ada kamu menyesal apa lagi sedih kalau pun iya kemana aja kamu selama ini dasar berengsek enak yah gak ada karma slamat deh untuk mu
2025-01-30
1
Ilfa Yarni
ga taunya Anisa adiknya malia naik ranjang dia itu kan ga boleh ya Krn istrinya waktu itu msh ada
2024-08-12
0
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
emang slma jdi mantu tuan faiz dirumh'y ga ada foto keluarga tuan faiz ya
2024-08-09
1