Mawar tengah duduk di depan meja riasnya. Dengan jantung berdegup tak karuan. Wanita cantik nan manis tersebut mencoba merias wajahnya tipis-tipis saja.
Barang-barang make up memang sudah lengkap karena Mawar suka membeli barang seperti itu, Maklum dia juga seorang wanita. Hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Alhasil Mawar hanya memoles wajahnya seadanya saja.
Tok..tok..
"Assalamualaikum...Mawar, Kamu ada di dalam gak? "Mendengar suara Bu Uum, Mawar segera bangkit dari duduknya. Wanita dua puluh enam tahun itu segera berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Dan benar saja, Bu Uum yang datang dan sekarang berdiri di depan pintu rumah kontrakannya.
"Eh, Bu..Ayo masuk dulu.." Dengan kantong kresek di tangan. Bu Uum masuk ke dalam kontrakan terdapat. Bu Uum duduk disana sembari meletakkan kantong kresek tersebut di atas meja.
"Ini tadi ibu di kasih beberapa macam buah sama orang langganan ibu beli kue. Karena gak akan habis di makan sendiri, Yaudah buat kamu aja.." Mawar tersenyum dan menerima buah tersebut dengan baik. Bu Uum memang tetangga paling akur dengannya, Jauh berbeda dengan tetangga yang lainnya. Entah mengapa sebagian dari mereka sangat tidak menyukai kehadiran Mawar disana.
Akan tetapi mawar tetap diam saja, Semua orang berbeda-beda. Tidak mungkin kan Mawar memaksa mereka untuk menyukainya kan?
"Maaf ya bu..Gak saya buatin minuman.. Saya lagi buru-buru soalnya.."
"Buru-buru mau kemana Memangnya Mawar?
"E..Itu saya di ajak ke pesta sama bos.."Bu Uum memerhatikan penampilan Mawar yang memang tengah mengenakan gaun cantik. Tapi sepertinya ada yang kurang?
"Tunggu deh.. Make up kamu kayaknya kurang tebel deh.. Gak singkron banget sama gaunnya.." Protes Bu Uum mencoba mengkritik penampilan Mawar yang seakan masih kurang menarik.
"Anu bu.. Saya gak terlalu pandai dandan..Alhasil cuma gini deh..
"Sini, Biar Ibu yang dandanin kamu..Ibu yakin setelah ini kamu akan lebih cantik bak spek bidadari..."Mawarpun akhirnya mengajak Bu Uum masuk ke kamarnya. Mata wanita itu melotot melihat alat make up yang lengkap tapi yang punya tidak pandai memainkan nya.
Dengan cepat Bu Uum yang memang mantan MUA itu segera memoles wajah mawar yang memang sudah cantik kini di sulap seakan lebih cantik lagi.
"Kamu itu udah cantik loh.. Jadi harus bisa menyesuaikan diri agar bisa lebih cantik lagi.. Buktinya bos kamu sampek ngajak kamu pergi ke pesta.. Pasti dia suka sama kamu.." Puji Bu Uum yang menurut Mawar terlalu berlebihan.
"Ah Enggak bu..Orang Mawar tuh di ajak karena dia gak punya pasangan katanya.. Mawar cuma buat pameran Bu.." Jawab Mawar yang merasa hanya buat sekedar pasangan sandiwara saja.
"Ya siapa tahu..nanti jadi istrinya beneran.."Mawar tak menjawab, Apa yang di harapkan memang itu. Justru itu Mawar tidak mampu membuka hati untuk pria lain karena rasa cintanya dengan Adam belum masih sama.
"Dah...Udah selesai, Sekarang kamu sudah cantik loh.. "Mawar tersenyum manis, Nyatanya hasil karya bu Uum memang ajaib. Mawar menatap dirinya di cermin yang memang secantik itu.
"Wah hasilnya bagus bu.. Makasih ya..
"Iya udah,, Ibu mau pulang dulu.. Jangan lupa buahnya di taruh di lemari es.."Pamit bu Uum sembari keluar dari kontrakan Mawar.
Setelah memasukan buah dari Bu Uum ke dalam lemari es. Mawar menunggu kedatangan Adam di depan rumahnya. Belum juga orangnya datang, Jantung Mawar sudah bertalu dengan cepat. Telapak tangannya pun mulai berkeringat.
Tak lama kemudian, Sebuah mobil terhenti. Jantung yang sejak tadi berdegup tak karuan sekarang, semakin cepat saja degup jantungnya. Apalagi setelah Adam turun dengan penampilan super rapi. Kemeja putih tidak lupa jas hitam yang membalut tubuhnya.
Sama seperti Mawar, Adam pun terpaku menatap Mawar yang begitu cantik malam ini. Terlebih gaun merah menyalanya sangat kontras dengan kulitnya yang putih.
"Sudah siap?
"Su..Sudah pak.." Jawab Mawar gugup. Mawar pun segera beralih di pintu sebelah kiri. Ketika hendak membuka, Siapa sangka kalau Adam membukakan pintu untuknya..
"Terima kasih pak.."Adam hanya tersenyum dan merasa tidak masalah sama sekali. Setelah Mawar masuk, Adam ikut masuk dan duduk di kursi kemudi. Pria itupun segera melajukan ke hotel dimana acara pesta di rayakan saat ini.
.
.
.
Sekitar dua puluh menit, Mobil yang di kendarai Adam akhirnya telah sampai. Keduanya turun dan mulai melangkah masuk ke dalam. Mata Mawar membola dengan mulut menganga, Selama hidup baru kali ini ia datang ke acara akbar seperti ini.
Begitu banyak tamu yang hadir dan semua memang rata-rata dari kalangan atas. Tapi ya,,Maklum namanya yang buat pesta seorang konglomerat. Dari para sesepuhnya memang sudah kaya semua, Wajar jika keturunan juga kaya raya.
Terlebih yang punya pesta adalah Tuan Nalendra, Seorang pria yang mempunyai dua ayah. Ayah sambung dan ayah kandungnya sama-sama pengusaha kaya yang mungkin hartanya tidak akan habis tujuh turunan.
"Ayo..."Mawar terkesiap ketika Adam tiba-tiba meraih tangannya kemudian menggenggamnya. Keduanya pun masuk.
"Om Adaaam!! " Adam menghentikan langkahnya ketika pekikan dua bocah usia sebelas tahun berlari ke arahnya. Sepasang bocah laki-laki dan perempuan tersebut tampak memeluk Adam dengan erat. Dengan terpaksa Adam melepas genggaman tangannya terhadap Mawar kemudian berjongkok dan membalas pelukan dari putra dan putri dari Tuan Nalendra itu.
"Wah..Si ganteng sama si cantiknya om nih..
"Om Adam juga ganteng.." Puji Bocah perempuan yang bernama Davina itu.
"Ah masa sih om ganteng..
"Iya om ganteng kayak aku.."Sahut Davin bocah laki-laki kembaran Davina. Davina menyenggol Davin membuat Davin melotot tidak suka.
"Davina apa sih... Sirik aja..
"Biarin Weeekk..
"Pak, Mereka kembar..?" Pertanyaan dari Mawar membuat Adam baru sadar bahwa pria itu tidak datang sendiri.
"Ah, Ohya.. Mereka anak-anak Tuan Nalendra... Yang laki-laki namanya Davin dan yang Perempuan namanya Davina.. Ohya si ganteng dan si cantiknya om..Kenalin ini.. Adalah Tante Mawar..."Kedua bocah itu tersenyum manis menghadap Mawar.
"Halo..Siapa namanya? Kenalin, Nama tante Mawar.." Mawar berjongkok didepan sepasang anak kembar tersebut sembari berkenalan.
"Davin Tan..
"Davina.. "Davina medongak menatap Adam " Om Adam Tante Mawar ini pacarnya om ya?" Pertanyaan dari Davina membuat Adam kikuk. Pria itu bingung hendak menjawab apa. Begitupun dengan Mawar yang tak kalah bingung juga..
"Ohya..Daddy sama Mommy dimana?" Tanya Adam mengalihkan topik pembicaraan.
"Ohya, Itu Om Tante.. Daddy sama Mommy ada disana.." Davina meraih tangan Adam lalu menyeretnya sementara Davin meraih tangan Mawar dan melakukan hal yang sama.
"Daddy! Mommy! Ini ada Om Adam..Om Adam datang bareng Tante cantik.." Pria yang tak lain adalah Tuan Nalendra itu mengalihkan Pandangannya ke arah Adam yang memang datang bersama seorang gadis cantik.
"Adam..
"Bang..Selamat Anniversary yang ke dua belas tahun ya.. Semoga langgeng terus sampai maut memisahkan..." Ucap Adam memberikan selamat untuk pria yang sangat berjasa dalam hidupnya itu.
"Mbak Ay, Selamat Anniversary ya..."Adam pun juga ikut memberi selamat untuk Ayra, Istri dari Tuan Nalendra.
"Terima kasih ya Dam..
"Sama-sama. Ohya Bang..Mbak, Kenalin ini Mawar.." Dengan sopan Mawar ikut bersalaman dan memperkenalkan diri.
"Perkenalkan Saya Mawar Tuan, Nyonya..Sekretaris Pak Adam.. " Nalendra melirik Adam yang tampak salah tingkah disana.
"Yakin hanya sekretaris Dam.." Goda Nalendra semakin membuat Adam tak karuan. Tadi anaknya, Sekarang bapaknya. "Aku hanya bercanda..kenapa kau tampak salah tingkah begitu..?
"Hehe enggak Bang.."Jawab Adam sembari mengusap tengkuknya.
"Ya sudah..silahkan nikmat pesta ini. "Adam mengangguk dan melirik Mawar kemudian mengajak wanita itu pergi. Baru berbalik badan..
"Selamat Anniversary yang ke dua belas tahun Nak Nalendra..
Deg!
Mawar menghentikan pergerakannya, Suara itu? Suara yang sudah lama tidak Mawar dengar tapi Mawar masih dapat mengenalnya dengan baik. Dengan perlahan Mawar kembali membalikkan tubuhnya..
"A..ayah...
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Evi Alvian
Kira" gimana tuh reaksinya mawar ketika bertemu ayahnya dan apakah ayahnya masih mengenalinya
2024-08-05
1
Teh Euis Tea
msh kenalkah ayahnya mawar ke anaknya atau pura2 ga kenal sm mawar
2024-08-05
1
Viena Alfiatur Rohman
Gimana nnti reaksi mawar ya.. saat ketemu ayahnya.. Gak kebayang aja
2024-08-05
1