Chapter 14: Perubahan Fisik

Beliana berjalan, dengan perasaan kesal. Pasalnya, Ia tidak menyangka, bahwa Gen ternyata bukanlah tipe orang yang perhatian kepada orang lain, Bahkan tergolong Cuek.

"(Apa benar, dia adalah Pahlawan?)" Batin Beliana.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka tiba di Depan Restoran. Seperti sebelumnya, Gen memilih Restoran yang tidak terlalu Megah dan tidak terlalu ramai. Semua itu dia lakukan bukan karena dia tidak memiliki uang, tapi karena dia tidak ingin mengantri.

Beliana yang sudah merasa kelaparan, kini mendesak Gen agar cepat masuk dan membeli makanan. Mereka berdua masuk secara bersamaan, lalu mengambil tempat duduk di Pojok dekat dengan jendela.

Selang beberapa saat setelah mereka berdua duduk, sang pelayan langsung datang menghampiri mereka, untuk menanyakan Pesanan mereka berdua.

Gen terkejut, bahkan sampai memalingkan wajah Ke jendela, ketika melihat Pelayan yang sedang menghampiri mereka. Pelayan itu bukanlah Manusia, melainkan Jenis Humanoid, Ras [Lamia]. Lamia adalah, Ras wanita yang bagian perut kebawahnya merupakan Tubuh Ular.

"(Aneh, aneh, aneh, aneh, aneh!! Meskipun dia cantik, tapi bentuk tubuhnya sangat tidak normal! Lagipula, aku tinggal di dunia yang Makhluknya aneh-aneh, kenapa aku harus takut?! Baiklah, saatnya membiasakan diri)" Batin Gen.

Tak lama, ia mulai memberanikan diri untuk menengok ke arah Lamia itu. Sekarang terlihat jelas di Mata Gen, rupa dari sang Pelayan yang ternyata seorang Lamia. Rambutnya berwarna merah, dan pakaian atasnya adalah pakaian khas Pelayan. Dia cukup cantik, bahkan persis seperti manusia Normal. Yang membedakan hanyalah, bagian perut kebawahnya yang merupakan Tubuh Ular.

Ya, seperti yang kalian bayangkan, dia bergerak dengan cara Merayap, sama seperti Ular. Namun, ketika dia merayap, dia tidak mengenai atau menganggu siapapun, padahal Tubuhnya sangat panjang. Bisa disimpulkan, bahwa Lamia ini sudah terlatih sebelumnya.

"Silahkan Tuan dan Nyonya, ini daftar Menunya!" Ujar sang pelayan, dengan suara Manisnya.

Gen dan Beliana mengambil masing-masing buku Menu yang ada dimeja, dan mulai memilih Menu yang ingin mereka nikmati.Tak perlu waktu lama bagi Gen, ia langsung dapat menentukan pilihan Menu yang ingin ia pesan.

Berbeda dengan Beliana, yang malah menatap Daftar menu dengan mata yang berbinar, dan juga Air liur yang perlahan keluar. Seperti anak kecil yang kelaparan~

"Kau mau pesan apa? Ampe ngiler begitu, jorok tahu!" Ketus Gen.

"Aku ingin ini, ini, ini!" Jawab Belian, sambil menunjuk berulang menu yang sama.

Gen pun merebut paksa Buku menu yang ada di tangan Beliana, supaya ia dapat lebih cepat memilih Menu.

"Rupanya kau ingin Steak Daging ya? Baiklah, 2 Steak Daging Barbeque, dan juga Jus Jeruk untuku, dan Jus Apple untuknya," Gen menyebutkan Pesanan mereka, kepada sang Pelayan.

"Pesanan diterima, silahkan tunggu beberapa saat. Oh iya, apakah anda ingin memesan Pencuci mulut juga, untuk dinikmati bersama Pacar anda," Goda sang Pelayan.

"Ah iya, kami pesan Pencuci mulut berupa Cake Coklat. Dan dicatat, kami tidak pacaran!" Pekik Gen.

Sang Pelayan tertawa kecil, kemudian ia merayap menuju dapur untuk menyampaikan Pesanan pelanggan. Begitu Gen selesai memandangi sang Pelayan, ia langsung mengalihkan pandangan ke arah Beliana.

Terukir jelas di wajah Beliana, Ekspresi Kebingungan serta cemas terhadap sesuatu, namun tidak dapat dia ungkapkan. Gen yang menyadari hal itu, langsung berniat untuk menanyakan Hal tersebut, untuk memancing Beliana.

"Hei, apa yang sedang kau Pikirkan?" Tanya Gen, kepada Beliana.

"Hmm Anu, aku minta maaf untuk hari Ini. Padahal Kak Gen sedang terluka, tapi aku masih saja keras kepala untuk pergi kemari," Lirih Beliana.

Setelah mendengar pernyataan Beliana, tanpa sadar, Gen mengelur rambut Beliana menggunakan Tangannya yang tidak dapat ia kendalikan.

"Tenanglah, lagipula, aku ini Kuat! Lihat, saat ini saja, Luka ku sudah tidak terasa lagi padaku," Ujar Gen, untuk menenangkan Beliana.

Seketika, Senyum kembali terukir di wajah Beliana. Begitu Gen menyadari bahwa ia menyentuh kepala Beliana, ia langsung menarik kembali tangannya, lalu mengubah arah pandanganya. Sepertinya, mereka berdua masih canggung.

Selang beberapa saat, akhirnya Sang pelayan kembali datang membawa Pesanan, dengan cara, Merayap. Setelah itu, Sang Pelayan langsung meletakan Pesanan yang dipesan, setelah itu langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Gen mengambil Pisau dan Garpu yang sudah tersedia, lalu ia menyuap Potongan pertama daging pesanannya. Ketika ia sedang mengunyah, tanpa sengaja, ia melihat Beliana yang nampaknya kesulitan untuk memakan makanannya.

"Sini kubantu," Gen langsung menunjukan, Cara memakan Steak yang benar.

Beliana pun hanya pasrah, membiarkan Gen menunjukan cara makan yang benar. Setelah Beliana diberitahu caranya, ia langsung mencoba sendiri. Awalnya, Beliana kesulitan untuk menggunakan Pisau dan garpu. Tapi setelah beberapa kali percobaan, Akhirnya ia bisa untuk menggunakan kedua alat makan itu.

"Emmm, Enak!" Puji Beliana.

Gen hanya tertawa kecil ketika melihat Beliana senang. Tanpa sadar, Telah terjadi perubahan Aneh pada tubuh Gen. Beliana melahap makanannya dengan sangat cepat. Saat ia melihat ke arah Gen, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Gen.

"Kak Gen, bukanya Matamu itu warnanya abu-abu, kenapa sekarang berubah menjadi warna hijau?" Tanya Beliana.

Gen langsung tersedak, ketika ia mendengar Beliana Mengatakan hal tersebut. Gen langsung mengambil Minumanya, setelah itu langsung menanyakan, apa yang sebenarnya Beliana maksud.

"Mata hijau? Hahaha ada-ada saja kau ini," Ujar Gen, karena ia tidak yakin dengan Ucapan Beliana.

"Aku serius. Coba, Kak Gen liat ke Kaca yang ada disebelah kita!" Beliana Menunjuk ke jendela.

Gen pun menuruti permintaan Beliana, dan ia langsung menghadap ke Jendela. Benar saja, Gen langsung menyadari bahwa Retina matanya kini telah berubah warna, menjadi warna hijau.

"Eh, kenapa bisa begini?!" Pekik Gen panik.

"Kenapa Kak Gen tidak menyadari hal itu ?" Tanya Beliana.

"Kau pikir ketika Retina mataku berubah warna, Pandanganku juga akan berubah mengikuti warna retina mataku begitu?!" Protes Gen.

Kirin berdeham, untuk memberi kode bahwa ia mengetahui tentang hal itu. Gen yang menyadari hal tersebut, sontak langsung menanyakan Perihal ini kepada Kirin.

"Kau pasti tahu sesuatu kan? Ayo, cepat Jelaskan!" Desak Gen.

"Iya Tuan Kirin. Kejadian ini sama waktu Gen latihan kemarin, tapi Warnanya merah, sedangkan hari ini Hijau," Sambung Beliana.

"Baiklah, akan ku jelaskan. Jadi, Perubahan warna Retina mata itu terjadi, karena Kekuatan Elemen Gen sedang meluap di dalam tubuhnya. Tapi, karena sang pengguna tidak sedang mengaktifkan Kekuatanya, maka hanya akan terjadi perubahan kecil, seperti perubahan Warna Bola mata." Jelas Kirin.

Mereka berdua mengangguk, seolah mengerti.

"Tapi, kenapa warnanya Hijau? bukankah itu Bentuk Elemen Angin, yang kak Gen belum kuasai?" Tanya Beliana.

"Kau ini bagaimana sih! Bangkitnya kekuatan Elemen pada Elemental Brace, itu disebabkan oleh Perasaan atau Sifat sang pengguna itu sendiri. Untuk kasus ini, Gen adalah tipikal orang yang memiliki sifat Dinamis, yang artinya sikapnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Sikap itu merupakan Filosopi dari elemen Angin, yang mana dia akan berubah-ubah sesuai dengan keadaan," Jelas Kirin.

"Jadi, aku sudah bisa menggunakan Bentuk Elemen Angin?" Tanya Gen, dengan wajah yang begitu senang.

"Tentu saja. Dan 1 lagi, Perubahan kecil pada tubuh disebabkan oleh kekuatan mu yang sedang meluap. Pertanyaannya, Fase berapa yang memiliki Prinsip meluap-luap?" Tanya Kirin, yang sepertinya ingin memancing Gen.

"Bentuk Elemental, Fase 2? Apakah, aku langsung bisa ke tahap itu pada saat pertama kali menggunakan Elemen Angin?" Tanya Gen, dengan perasaan yang berdebar.

"Ya, itu maksudku." Jawab Kirin.

Gen pun hendak mencoba kekuatan barunya itu, dan ia menyuruh Beliana untuk segera menghabiskan makanannya. Mendapatkan kekuatan baru, rasanya seperti mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, bagi Gen.

Dia tidak akan menyia-nyiakan momen seperti ini, agar ia dapat tumbuh menjadi lebih kuat. Takdir yang menanti Gen tidak dapat diprediksi, maka dari itu, dia harus bersiap kapanpun dan dimanapun. Tidak ada pilihan, selain maju!

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

like

2020-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter1: Dimulai
2 Chapter 2: Perjanjian
3 Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4 Chapter 4: Rival
5 Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6 Chapter 6: Rekan
7 Chapter 7: Pertarungan
8 Chapter 8: Kedatangan
9 Chapter 9: Pertemuan
10 Chapter 10: Basic Form
11 Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12 Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13 Chapter 13: Berkeliling Kota
14 Chapter 14: Perubahan Fisik
15 Chapter 15: Wind Mode
16 Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17 Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18 Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19 Chapter 19: Human Potential
20 Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21 Chapter 21: Terlambat!
22 Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23 Chapter 23: Terpojok
24 Chapter 24: Kepercayaan
25 Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26 Chapter 26: Tidak berguna
27 Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28 Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29 Chapter 29: Find A New Life
30 Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31 Chapter 31: Latihan bersama
32 Chapter 32: Resonasi
33 Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34 Chapter 34: Kejutan
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Phantom
37 Chapter 37: Kesalahan
38 Chapter 38: Reuni
39 Chapter 39: Arthur Vs Allen
40 Chapter 40: Excalibur Form
41 Chapter 41: Gencatan senjata
42 Chapter 42: Evakuasi
43 Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44 Chapter 44: Dampak
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter1: Dimulai
2
Chapter 2: Perjanjian
3
Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4
Chapter 4: Rival
5
Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6
Chapter 6: Rekan
7
Chapter 7: Pertarungan
8
Chapter 8: Kedatangan
9
Chapter 9: Pertemuan
10
Chapter 10: Basic Form
11
Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12
Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13
Chapter 13: Berkeliling Kota
14
Chapter 14: Perubahan Fisik
15
Chapter 15: Wind Mode
16
Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17
Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18
Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19
Chapter 19: Human Potential
20
Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21
Chapter 21: Terlambat!
22
Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23
Chapter 23: Terpojok
24
Chapter 24: Kepercayaan
25
Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26
Chapter 26: Tidak berguna
27
Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28
Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29
Chapter 29: Find A New Life
30
Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31
Chapter 31: Latihan bersama
32
Chapter 32: Resonasi
33
Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34
Chapter 34: Kejutan
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Phantom
37
Chapter 37: Kesalahan
38
Chapter 38: Reuni
39
Chapter 39: Arthur Vs Allen
40
Chapter 40: Excalibur Form
41
Chapter 41: Gencatan senjata
42
Chapter 42: Evakuasi
43
Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44
Chapter 44: Dampak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!