Chapter 3 Pertarungan di Gurun

Pertempuran pecah, dan banyak pasukan yang gugur dalam upaya menghentikan Kudeta yang dilakukan oleh pasukan Werewolf ini.

Selvia yang bertugas sebagai Pemanah pun melakukan tugasnya, yaitu bertarung digaris belakang. Namun saat ia bertarung dibelakang, ia melihat banyak sekali prajurit yang tumbang karena mencoba melindunginya.

Karena merasa tidak tega, itu membuat Selvia memanah dengan tubuh yang bergetar hebat. Perasaannya tidak tega ketika melihat ada orang yang kehilangan nyawanya, namun ia harus tetap berdiri di Medan pertempuran.

Saat ia sedang lengah, tiba-tiba seekor Werewolf muncul dari arah kanan Selvia. Ia menyadari hal itu, namun entah karena mentalnya melemah, reflek Selvia juga ikut melemah. Alhasil, ia hanya termenung ketika melihat Werewolf itu melompat kearahnya.

"Awas!" Salah seorang ksatria yang menyadari hal itu pun langsung mendorongnya.

Nyawa Selvia terselamatkan, namun tidak bagi ksatria tersebut. Tubuhnya terkoyak, dan dijadikan makan malam bagi Werewolf itu.

"Kurang ajar!" Selvia yang marah pun langsung mengambil anak panah.

Namun bukannya menggunakannya sebagai panahan, ia malah menusukkan anak panah itu ke kepala Werewolf itu secara manual. Werewolf itu sebenarnya sudah mati saat satu kali tusukan, namun Selvia menusuknya berkali-kali sebagai pelampiasan.

Saat sedang menyiksa mayat Werewolf yang membunuh rekan nya itu, tiba-tiba ada 2 Werewolf lagi yang muncul dibelakangnya. Dengan sigap, Selvia mengambil pedang dari mayat ksatria tadi, lalu membunuh salah satu dari mereka dengan sekali tebasan pedang.

Werewolf yang lain terkena sedikit sayatan pedang dari Selvia, namun Selvia sepertinya tidak akan memberikan ampun. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, kemudian membantingnya kearah Werewolf itu, sehingga membuat tubuh Werewolf itu terbelah menjadi dua.

Kali ini ia meninggalkan bagian belakang, karena sudah tidak ada lagi pemanah yang masih bertahan. Teriakan pilu dari para korban yang mati, Selvia nampaknya sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Ia mengambil busurnya, memasangkan sebuah anak panah, kemudian mengarahkannya keatas.

"Sun Rain Arrow!" Rapal Selvia.

Ia menembakan panahnya ke awan, lalu muncul sebuah Lingkaran Sihir tepat dimana panahnya ditembakkan. Saat panah itu masuk kedalam Lingkaran sihir, lingkaran sihir itu pun langsung menurunkan puluhan anak panah, layaknya hujan anak panah.

Para Werewolf yang menyadari hal itupun langsung menghindar, namun beberapa dari mereka tidak sempat menghindar, alhasil harus rela mati terkena hujan panah tersebut.

Bill yang sedang memantau pertempuran, nampaknya mulai tertarik dengan kemampuan Selvia. Ia pun hendak mendekati Selvia.

Namun niatnya terhalang, karena ia tengah dihadang oleh Kapten Eica yang tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Mati kau!" Eica mengayunkan Belati yang ia pegang, dan mengarahkannya langsung kearah Bill.

Naas, saat belati itu menusuk tubuh Bill, Bill sama sekali tidak bergeming. Kulit Werewolf Bill jauh lebih tebal daripada Werewolf yang lain, sehingga serangan Eica tidak mampu menembus organ vitalnya.

Bill pun langsung mencakar perut Eica, dan membuatnya terlempar karena serangan tersebut. Perut Eica mengeluarkan banyak darah, namun karena dia Elf, dia punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, selagi masih tidak terlalu parah.

"Hahahaha, kau tidak akan bisa mengalahkan ku! Lihatlah, pasukan kalian sudah habis!" Bill memegang dagu Eica, lalu memaksanya untuk menoleh kebelakang.

Eica melihat para Prajurit yang mati dengan mengenaskan, tubuh mereka yang sudah tidak utuh lagi, dan juga tatapan putus asa mereka yang telah meregang nyawa.

Yang tersisa hanyalah Selvia, yang kala itu sedang fokus menggunakan sihir hujan panahnya. Namun ketika hujan panah itu berhenti, Selvia pun langsung terjatuh.

"Aku sudah membunuh orang, lagi!" Gumam Selvia, dan kata-kata itu terus ulang-ulang sembari memegangi kepalanya.

"Sepertinya dia mengalami depresi. Dia tidak akan berguna, habisi saja Elf itu!" Seru Bill.

"Hentikan, arghh" Eica mencoba mencegah hal itu, namun ia dihentikan oleh Bill.

"Shut, kau tidak boleh kemana-mana!"

Sekitar 3 Ekor Werewolf berjalan kearah Selvia, yang kala itu sedang putus asa. Selvia sama sekali tidak beranjak, dan ia masih terus mengulang perkataan yang sama.

Saat salah satu dari mereka hendak menyerang Selvia, tiba-tiba hal yang aneh terjadi. Kepala Werewolf yang ada didepan langsung terpenggal tanpa alasan, hal ini tentu saja membuat semua orang yang melihat hal itu menjadi bingung.

"Cih, aku terlambat!" Ujar seseorang.

Saat pandangan mereka teralihkan karena suara tersebut, tiba-tiba sosok itu muncul dihadapan kedua Werewolf itu dan langsung mengeksekusi mereka tanpa ampun.

Sosok remaja berambut pirang dan berbaju hitam, serta membawa sebuah pedang Emas ditangannya.

"Pangeran.."

"Arthur Pendragon Ke-10!"

Eica dan Bill sangat mengenal sosok remaja yang menyelamatkan Selvia, dia adalah seorang Pangeran dari Kerajaan Pendragon Hall.

"Pangeran, padahal kau sudah ku suruh menunggu di kereta!" Ujar Bill

"Maaf komandan, sepertinya menunggu di kereta kuda itu sangat membosankan!" Ujar Arthur, dengan nada sombong.

Bill nampaknya memandang Arthur dengan serius, kali ini ia memanggil lebih banyak pasukan Werewolf dengan Lolongannya itu.

Bukannya gentar, Pangeran justru senang melihat hal ini. Ia menunjukan sesuatu di tangan kirinya, yaitu sebuah gelang emas berbentuk kepala singa.

"Baiklah, Chimera Lion Armor!" Gelang yang ada di tangan Arthur menunjukan reaksi, ketika Arthur merapalkan kata-kata itu.

Sesaat kemudian, muncul sebuah Lingkaran Sihir di depan tubuh Arthur. Cahaya dari lingkaran Sihir itu cukup terang, dan hanya Arthur saja yang tidak terpengaruh.

Semua yang ada disana berdecak kagum melihat sinar emas itu, bahkan cahaya itu mampu mengembalikan kesadaran Selvia yang tengah depresi.

Dari lingkaran sihir itu, muncul sebuah Baju besi dari dalam lingkaran itu. Baju zirah itu terdiri dari 3 bagian, yaitu yang berbentuk Kepala Singa, dan juga 2 cakar bagian kanan dan kiri.

Baju besi berbentuk kepala singa, terpakai dengan sendirinya. Bagian yang dipasangkan Zirah Kepala singa meliputi, dada, pinggul, perut dan punggung. Bagian Kepala Singa, dapat disebut sebagai Chest Armor.

Sementara, Zirah Kedua cakar yang lumayan besar itu terpakai di kedua tangan Arthur. Bagian Cakar disebut juga sebagai Hand Armor.

Kini, Arthur terlihat lebih gagah dengan menggunakan Zirah berwarna Emas itu. Bukan hanya itu, Arthur juga mendapat kekuatan besar dari Zirah tersebut.

"Tidak mungkin, itu adalah Magic Fusion! Salah satu sihir terlarang, bagaimana kau bisa menjalin kontrak dengan makhluk buas itu?" Tanya Bill, yang nampak kagum sekaligus khawatir.

"Bukan urusanmu!" Tanpa basa basi, Arthur langsung menerjang pasukan Bill.

Ia menghantamkan cakarnya ke arah serigala pasukan Bill, dan saat seringala itu Tersungkur, Arthur bergerak dengan cepat lalu menancapkan salah satu Cakarnya ke Kepala Werewolf itu.

Arthur terlalu kuat menancakanya, sehingga Cakarnya tertancap ke tanah. Arthur mencabut Paksa cakar itu, lalu bangkit lagi. Ia telah membunuh salah satu dari mereka, dengan cara yang begitu mudah.

Berikutnya, Arthur menerjang beberapa Ekor Werewolf dengan sangat berani. Tanpa basa-basi, Ia langsung menusukan Cakarnya tepat di titik Vital musuhnya, sehingga mereka yang terkena serangan Arthur langsung tumbang seketika.

Ia mengulangi setiap gerakan itu, Arthur nampak seperti singa yang siap memburu mangsanya. Para Werewolf yang tadinya gagah sekarang hanyalah pecundang.

Semua pasukan Bill telah dikalahkan, Oleh Arthur seorang diri. Kini, hanya tinggal mereka berdua yang tersisa, di dalam pertarungan.

"Hahaha! ternyata kau lumayan hebat juga ya, pangeran!" Bill kini mempersiapkan dirinya, untuk menghadapi Arthur.

"Jangan banyak bicara, dan hadapi aku!" Bentak Arthur.

Bill tertawa, ketika melihat Bulan purnama yang sekarang bangkin sempurna. Itu artinya, kekuatannya sekarang sudah berada di Puncaknya.

"Kau salah waktu, jika menghadapi ku sekarang!" Tubuh Bill membesar, dan diselimuti Aura merah yang mengerikan.

Dengan bantuan kekuatan dari Bulan purnama, Bill berhasil masuk ke wujud Rage Mode. Di wujud ini, kekuatan, kecepatan, dan ketangkasanya meningkat secara pesat.

Tapi, Bill kehilangan akal sehatnya ketika memasuki bentuk ini. Kini, Arthur berhadapan dengan Serigala buas, yang tidak terkendali.

Arthur was-was, karena ia merasakan kekuatan yang jauh lebih kuat di hadapanya. Bill bergerak dengan sangat cepat, sampai-sampai Arthur tidak bisa memprediksi arah datangnya serangan.

Eica terkejut, karena Bill tiba-tiba muncul di hadapanya. Bill mencekik Eica, lalu menjatuhkan Eica bersama dirinya.

"Kapten!" Selvia yang melihat hal tersebut, tidak tinggal diam. Ia mengalahkan keraguannya, kemudian berlari untuk membantu Eica.

Namun, Selvia dengan mudahnya dihempaskan oleh Bill. Kemudian, Bill memegangi tangan Eica yang masih dalam keadaan tertindih, lalu menjilati Wajah dan tubuh Eica.

Bill sudah dapat merasakan, nafsu pemangsanya bangkit. Sesaat sebelum ia berhasil menerkam Eica, tiba-tiba ada sebuah pedang yang tertancam di tubuhnya.

Bill melepaskan Eica, lalu berbalik ke arah Arthur.

"Hey, lawanmu adalah aku!" Seru Arhur, yang kemudian menerjang Bill.

Bill juga menyerang Arthur, meskipun pedang Excalibur masih tertancap di tubuhnya.

Menyerang saling mencakar satu sama lain. Gerakanya begitu cepat, sampai-sampai Selvia tidak dapat melihat dengan detail, bagaimana pertarungan mereka.

Selagi Arthur menghadapi Bill, Selvia menggunakan kesempatan ini untuk menghampiri Eica. Begitu ia sampai di tempat Eica, Selvia melihat kalau Eica sedang tidak sadarkan diri.

Rupanya, Bill menyerap Energi Eica sewaktu ia menahanya. Selvia segera membawa Eica, untuk agak menjauh dari area pertarungan.

...****************...

Arthur dan Bill berhenti menyerang sejenak, untuk mengambil Nafas. Tubuh dan Zirah Arthur mengalami luka Goresan, yang cukup banyak. Begitupun hal serupa juga dialami oleh Bill.

"Cih, ternyata kau hebat juga!" Lirih Arthur, seraya mengatur Nafasnya yang masih tersengal.

Bill melolong dengan begitu keras, hingga Gelombang suaranya bahkan mampu untuk menggetarkan Gurun.

Pertarungan kembali berlanjut. Bill menerjang Arthur, menggunakan serangan cakaran yang lebih kuat lagi. Arthur membalas Serangan tersebut, dengan Cakarnya pula.

Namun naas, Hand Armor Arthur langsung hancur, saat beradu dengan Bill. Bill menendang Arthur, dan membuatnya terhempas.

"Maaf Arthur, tubuhmu tidak kuat untuk melanjutkan ini!" Seru Chimera, yang berbicara melalui Batin Arthur.

Kini, Zirah yang Arthur Kenakan langsung menghilang. Kekuatan besar yang diterima oleh Arthur ternyata mempunyai konsekuensi, yaitu penggunaan Mana yang boros. Kesalahan Arthur ialah, ia menggunakannya untuk pertarungan jangka panjang.

Excaliburnya juga masih berada di Tubuh Bill. Kini, Arthur tidak memiliki senjata apapun untuk bertarung.

Sesaat sebelum Bill melanjutkan seranganya, tiba-tiba hujan Anak panah dari langit langsung menghantam tubuh Bill. Bill membatalkan seranganya kepada Arthur, dan menunggu Hujan anak panah ini selesai.

Rupanya, itu adalah Jurus Selvia yang bernama, Sun Rain Arrow. Selagi Bill sibuk menghindar, Selvia mengambil kesempatan untuk membantu Arthur.

Namun, Bill yang menyadari hal itu dapat bergerak dengan cepat, lalu mencekik dan mengangkat Selvia.

"Lepaskan! Arghh," Selvia mengerang kesakitan, dan meronta untuk membebaskan diri.

Bill berniat untuk menyerap mana Selvia sampai habis, setelah itu baru melahapnya. Arthur tidak dapat bergerak sama sekali, karena Energinya sudah habis setelah memakai Zirah tersebut.

Di ambang keputus asaan ini, tiba-tiba sebuah Harapan muncul. Bill dipukul oleh seseorang, dan pukulan itu disertai dengan Api yang ada di tangan orang tersebut, sehingga cukup kuat untuk menghempaskan Bill dan melepaskan Selvia.

Selvia sepertinya mengenali orang itu, tapi ia masih mencoba tenang untuk memulihkan kesadaranya.

Di sisi lain, ada Seorang Gadis berambut biru yang datang untuk menyembuhkan Selvia, menggunakan sihir penyembuh.

"Siapa kau?" Tanya Bill, yang perlahan mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya

"Namaku Gen, Genius Ren Arion!" Jawab Gen, Seraya menyalakan Api, di tangan Kananya.

"Kembali lah ke rumah mu, Bocah! atau akan ku habisi di tempat ini!" Ancam Bill, sambil membentuk kuda -kuda.

"Cih, simpan kata-katamu untuk dirimu sendiri. Karena yang akan menang, adalah aku!" Ujar Gen, karena ia sudah siap, untuk menghadapi Bill.

Bersambung •

______________________________________________

**Kamus Magic Shine:

•Magic Fusion Arthur dan Chimera**:

Chimera mengubah wujudnya menjadi bentuk Gelang, supaya Arthur dapat mengakses kekuatan yang ia miliki.

Kekuatan itu berupa Zirah, yang diambil dari bentuk tubuh Chimera. Saat ini, Arthur masih belum bisa menggunakan Zirah seluruh bagian Tubuh Chimera, dikarenakan Tubuhnya belum cukup kuat untuk mengatasinya.

Bayaran dari penggabungan ini adalah, Mana Arthur yang terus diserap Chimera selama Ia masih menggunakan Kekuatan Chimera. Jika telampau batas, maka Arthur akan mati karena kehabisan Energi kehidupan.

•Excalibur:

Excalibur, adalah pedang Raja Arthur Pertama. Menurut legenda, Pedang itu memiliki kekuatan besar nan ajaib. Dan yang berhasil mencabut pedang itu dari Batu, layak untuk menjadi Raja. 

•Rage Mode:

Penambahan kekuatan secara dratis, yang disebabkan oleh beberapa Faktor. Untuk Werewolf, itu terjadi karena mereka mendapatkan kekuatan dari Bulan Purnama, sehingga mereka bisa memasuki Fase kekuatan ini.

Rage Mode umumnya dimiliki oleh semua Makluk, yang memiliki Emosi atau perasaan. Dampak buruk dari kekuatan ini adalah, membuat penggunanya kehilangan kendali atas Dirinya sendiri, dan akan menghancurkan apapun yang dilihatnya.

•Sun Rain Arrow:

Jurus Panah yang dimiliki oleh Sebagian besar Elf. Jurus ini berguna, untuk menghadapi Perang dengan musuh berskala besar.

Cara menggunakan jurus ini, yaitu dengan cara mengaktifkan Lingkaran Sihir ke atas atau awan. Lalu, sang pengguna akan menembakan salah satu Anak panah yang ia miliki.

Begitu anak panah masuk ke lingkaran sihir itu, Otomatis Panah tersebut akan dikembalikan ke bawah, dan dilipat gandakan Jumlah Panah sesuai dengan Taraf Mana yang digunakan. Jurus ini juga dapat disebut sebagai 'Hujan Panah' karena Teknik ini memiliki Lingkup serangan yang cukup luas.

VISUAL CHIMERA & Arthur.

Terpopuler

Comments

『~Tempest~』

『~Tempest~』

sudah di putus kan aku akan membayangkan bentuk pertama Boboiboy api, dan seterusnya

2021-07-16

0

🌻🌸

🌻🌸

komandan billi warewolf juga?

2020-10-28

0

Daffa Abiyyu

Daffa Abiyyu

bang mau tanya itu gambar nya buatan sendiri atau bagaimana bang semangat terus bang

2020-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter1: Dimulai
2 Chapter 2: Perjanjian
3 Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4 Chapter 4: Rival
5 Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6 Chapter 6: Rekan
7 Chapter 7: Pertarungan
8 Chapter 8: Kedatangan
9 Chapter 9: Pertemuan
10 Chapter 10: Basic Form
11 Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12 Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13 Chapter 13: Berkeliling Kota
14 Chapter 14: Perubahan Fisik
15 Chapter 15: Wind Mode
16 Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17 Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18 Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19 Chapter 19: Human Potential
20 Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21 Chapter 21: Terlambat!
22 Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23 Chapter 23: Terpojok
24 Chapter 24: Kepercayaan
25 Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26 Chapter 26: Tidak berguna
27 Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28 Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29 Chapter 29: Find A New Life
30 Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31 Chapter 31: Latihan bersama
32 Chapter 32: Resonasi
33 Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34 Chapter 34: Kejutan
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Phantom
37 Chapter 37: Kesalahan
38 Chapter 38: Reuni
39 Chapter 39: Arthur Vs Allen
40 Chapter 40: Excalibur Form
41 Chapter 41: Gencatan senjata
42 Chapter 42: Evakuasi
43 Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44 Chapter 44: Dampak
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter1: Dimulai
2
Chapter 2: Perjanjian
3
Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4
Chapter 4: Rival
5
Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6
Chapter 6: Rekan
7
Chapter 7: Pertarungan
8
Chapter 8: Kedatangan
9
Chapter 9: Pertemuan
10
Chapter 10: Basic Form
11
Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12
Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13
Chapter 13: Berkeliling Kota
14
Chapter 14: Perubahan Fisik
15
Chapter 15: Wind Mode
16
Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17
Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18
Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19
Chapter 19: Human Potential
20
Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21
Chapter 21: Terlambat!
22
Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23
Chapter 23: Terpojok
24
Chapter 24: Kepercayaan
25
Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26
Chapter 26: Tidak berguna
27
Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28
Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29
Chapter 29: Find A New Life
30
Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31
Chapter 31: Latihan bersama
32
Chapter 32: Resonasi
33
Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34
Chapter 34: Kejutan
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Phantom
37
Chapter 37: Kesalahan
38
Chapter 38: Reuni
39
Chapter 39: Arthur Vs Allen
40
Chapter 40: Excalibur Form
41
Chapter 41: Gencatan senjata
42
Chapter 42: Evakuasi
43
Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44
Chapter 44: Dampak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!