Chapter 5: Kebangkitan Iblis

Keesokan Hari.

Selvia membuka matanya, dan melihat bahwa Matahari sudah mulai meninggi. Saat keluar dari Tenda, ia melihat Gen sudah ada di luar.

"Kenapa kau tidak bangunkan aku?" Tanya Selvia, dengan sedikit rasa kesal.

"Kau tadi tidur seperti bayi, bagaimana aku tega membangunkan mu," Ejek Gen.

Reaksi Selvia berubah menjadi Cemas, begitu melihat Punggung telapak tangan Gen.

"Apakah, harus kau yang terpilih untuk menggunakan kekuatan itu?" Tanya Selvita, dengan mimik wajah yang murung.

"Iyaa, keren kan?"

"Ya, Keren......" Wajah Selvia sama sekali tidak mewakilkan Ucapannya.

"Aku akan berbenah dahulu," Selvia kembali masuk ke dalam Tenda.

Gen bingung, dengan Reaksi Selvia yang sepeti itu, tapi dia tidak ambil Pusing. Selang beberapa saat, Arthur datang.

"Darimana kau?" Tanya Gen.

"Melihat Kerajaan Fieldesta. Kita akan kesana, untuk meminta di antar kembali!" Seru Arthur.

Arthur dan Gen membantu ketiga Gadis itu, untuk berbenah. Setelah selesai, mereka Berlima bersiap untuk berangkat Ke Kerajaan Fieldesta.

Gen diminta untuk membawa Tas yang Cukup besar. Walaupun awalnya ia menolak, tapi akhirnya dia setuju juga.

"Baiklah, semangat ya!" Ejek Selvia, sembari tersenyum kecut.

Mereka pun memulai, Perjalanan sejauh 2 Km. Karena kondisi Negara ini adalah Gurun Pasir, ini menjadi tantangan bagi mereka semua, terutama Gen.

"Oy, Masih Jauh Apa!!!" Keluh Gen.

"Sabar lah, Bocah amatir!" Ejek Arthur.

"Sudah lah jangan berdebat, Lanjutkan saja perjalanan kita!" Eica melerai mereka berdua.

Sudah hampir 1 jam mereka Lalui, Namun tidak sampai juga. Gen yang sudah mencapai batasnya, langsung ambruk seketika.

Ia merasa, Energinya habis hanya untuk berjalan melalui Gurun nan luas ini. Beliana segera menolong Gen, sedang yang lain hanya melihat saja.

Entah bagaimana caranya, Energi Gen langsung pulih, begitu Beliana menyentuhnya. Gen berspekulasi, bahwa Beliana menyembuhkannya menggunakan sihir.

"Terima kasih," Lirih Gen.

"Mau ku bawakan?" Beliana menawarkan diri, untuk membantu Gen.

"Tidak, aku baik-baik saja!" Semangat Gen kini kembali membara.

Mereka semua langsung melanjutkan perjalanan, begitu bawa jika Gen tidak apa-apa.

***

1 Jam, 15 Menit Perjalanan.

Akhirnya, mereka tiba di Depan Gerbang Kerajaan Fieldesta. Tapi, terdapat Kstaria Kerajaan yang berjaga disana.

Eica mengusulkan agar dirinya saja yang meminta izin kepada Penjaga, Sedang yang lainya menunggu di luar.

Mereka pun mengiyakan Usulan Eica, dan memilih untuk menunggu.

"Oy Arthur, kenapa aku merasa kita berjalan sangat jauh, Padahal tadi malam untuk kesini tidak terlalu jauh?" Tanya Gen.

Arthur menghela Nafas, kemudian mulai menjelaskan, "Waktu itu, Kita berjalan di rute terdekat, itu langsung sampai ke bukit Pasir yang dibawahnya adalah Kerajaan."

"Berarti, sekarang kita memutar! Kenapa tidak lewat jalan yang tadi saja?" Tanya Gen.

"Itu berarti langsung tiba, di dalam Kerajaan. Kau mau dianggap Penyusup?"

"Tidak tidak," Ucap Gen, seraya menggelengkan kepalanya.

Setelah cukup lama Bernegosiasi, akhirnya Eica mengajak Rombongannya untuk memasuki Kerajaan.

Mereka semua Takjub, ketika melihat Negara yang terbilang cukup Maju, untuk ukuran Negara yang berada di Gurun nan tandus. Myther Jenis Humanoid yang tinggal disini, juga sangat berbeda dari yang ada di Pendragon Hall.

Mereka semua langsung pergi ke kerajaan, dan meminta bantuan untuk memberikan mereka Kendaraan Pulang. Entah mengapa, Beliana mendapatkan pengelihatan aneh, yang membuatnya merasa Pusing.

"Kenapa, Beliana?" Gen yang menyadari hal tersebut, langsung berhenti berjalan.

Sementara, yang lain nya tetap melanjutkan Perjalanan.

"Aku mendapatkan, sebuah Resonasi," Jawab Beliana.

"Resonasi? Apa itu?" Gen mendengar istilah, yang belum pernah ia dengar.

"Penjelasanya nanti saja! Beliana, ayo lanjutkan,"

Gen merasa sangat kesal, ketika Kirin Menyelanya, tapi ia juga ingin tahu apa yang Beliana lihat.

Beliana mengatakan, bahwa Iblis ada di Negara ini, dan sedang menyamar dalam bentuk seorang manusia.

"Astaga, apa kau tahu siapa yang menjadi Iblis?" Tanya Gen.

Beliana menekan Pikiranya, untuk melihat lebih jauh melalui batinnya.

"Itu adalah, Seorang Raja!" Beliana juga terkejut, ketika mendapat Pengheliatan tersebut.

Gen langsung membuang Tas yang ia bawa di punggungnya, lalu Berubah ke Bentuk Elemen Api/Flame Mode. Ia pergi menanggalkan Beliana, karena ia tidak ingin Beliana terkena dampak Pertarungannya nanti.

***

Eica, Arthur dan Selvia kini telah sampai di Depan Gerbang Istana. Mereka baru menyadari, bahwa Gen dan Beliana sudah tidak ada bersama mereka.

Mereka bertiga membagi Tugas. Arthur dan Eica akan berdiskusi dengan Pihak kerajaan, sementara Selvia yang mencari Beliana.

Selvia pun bergegas untuk mencari mereka berdua. Ia mengambil jalur atas, yaitu dengan cara melompat dari atap bangunan ke atap yang lain. Cara seperti ini sangat Efektif, apalagi Selvia adalah seorang Elf.

Ia melompat dengan gesitnya, sembari memperhatikan ke bawah untuk mencari mereka berdua. Saat sedang Melompat, ia merasakan ada seseorang yang berpapasan denganya. Auranya Panas, Beliana langsung mendarat di atap yang lain untuk melihat siapa dia.

Dugaan Selvia tepat, itu adalah Gen. Selvia langsung meneriaki namanya, dan itu membuat Gen kehilangan Fokus dan terjatuh.

"Apaan sih!" Bentak Gen, karena kesal.

"Kau mau kemana? dan, kenapa harus menggunakan Bentuk Elemen Api?" Tanya Selvia.

Gen pun melompat kembali ke tempat Selvia, untuk menjelaskan tujuanya. Gen mengatakan, bahwa ia akan menghentikan Iblis yang dimaksud Beliana, Supaya Iblis itu tidak menganggu kehidupan orang-orang.

"Itu Berbahaya! Lagipula, belum tentu juga dia berniat jahat..." Lirih Selvia.

"Selvia, perasaanku tidak enak. Instingku tidak pernah salah, aku harus melakukanya!" Gen meyakinkan Selvia.

Sebelum Selvia sempat mengucapkan sepatah kata, Gen sudah terlebih dahulu menempelkan Ibu jarinya di Bibir Selvia, supaya dia tidak melanjutkan ucapanya.

Wajah Selvia merah merona, ketika Gen melakukan itu. Dia tidak dapat menjelaskan, apa yang ia rasakan saat ini.

"Tenanglah, aku pasti menang!" Ucap Gen, sebelum akhirnya ia melanjutkan perjalananya.

Selvia sempat tidak dapat bergerak, beberapa saat. Begitu ia sadar, ia segera bergegas untuk mencari Beliana. Hanya melompat beberapa Atap saja, akhirnya Selvia menemukan Beliana. Ia pun segera turun, untuk bertemu denganya.

Selvia menahan tawa, ketika melihat Beliana yang sedang mengendong sebuah Tas yang harusnya dibawa oleh Gen.

"Pftt, Kenapa kau yang bawa?" Selvia mencoba untuk tidak melepas Tawanya.

"Sudahlah, mau tidak mau ini. Aku malu," Wajah Beliana memerah, karena Selvia mengejeknya.

Selvia mencoba untuk bersikap Serius, lalu menanyakan soal Iblis yang Gen maksud. Beliana membenarkan pernyataan Gen kepada Selvia, dan juga menjelaskan tentang Rencana yang akan dia jalankan.

"Aku punya rencana, apa kau mau membantuku?" Tanya Beliana.

"Tentu saja, ayo jelaskan!"

Beliana pun mulai menjelaskan, Rencana yang sudah ia susun.

***

Di Tempat Gen.

Gen melihat Istana yang cukup Megah, kini sangat dekat denganya. Ia pun menggunakan pendorong api di kakinya, supaya Lompatan nya bisa lebih tinggi lagi.

Gen menabrakkan Tubuhnya ke jendela, yang tepatnya berada di Lantai 3. Begitu ia masuk, ia melihat ada beberapa Ksatria yang menatapnya dengan wajah terkejut.

"Ini buruk!" Gumam Gen.

"PENYUSUP!"

Tanpa basa-basi, Para Ksatria yang ada disana langsung menyerang Gen. Gen menggunakan Taktik menghindar, untuk melewati para Ksatria yang menyerangnya.

Memang tidak mudah, tapi dengan kekuatannya itu mempermudah Gen untuk bertarung. Ia pun bergegas untuk mencari Raja yang memimpin Negara ini.

Dari kejauhan, Gen melihat Raja yang dimaksud sedang Berdiri, seolah menunggu kedatangan nya. Sontak, Gen melancarkan serangan mendadak, dengan cara melemparkan Tinju nya tepat di Wajah Raja itu hingga membuatnya terhempas.

"Apa ini, Pasir?" Gen merasakan ada pasir, di tangan yang ia gunakan untuk memukul.

Kemudian, sosok itu berjalan kembali ke arah Gen, namun masih dalam bentuk Manusia. Dari Wajah sang Raja, muncul sebuah Retakan dengan pasir yang menetes deras. Itu adalah, luka yang disebabkan oleh Gen.

Saat Gen lengah, dengan cepat sang Raja sudah ada di dekatnya, lalu membalas Serangan nya barusan dengan serangan yang sama. Gen terhempas ke lantai dengan cukup keras.

Ia kembali bangkit, mengusap Darah yang keluar dari bibirnya. Gen baru menyadari, bahwa saat ini dia sudah tidak dalam wujud Elemen Api lagi.

"Kirin, apakah pukulan dia terlalu kuat sampai aku kembali ke bentuk Dasar?" Tanya Gen.

Nampaknya, Sang Raja memberikan Gen kesempatan. Ini diperkuat, karena ia tidak melanjutkan serangannya meskipun Gen lengah.

"Faktor utamanya adalah, dirimu sendiri!" Gen tersentak.

"Apa maksudmu?"

"Saat kau menerima pukulan itu, Fokus mu untuk tetap berada di Wujud itu menjadi hilang. Itulah alasan, mengapa kau kembali ke wujud dasar begitu menerima pukulan." Jelas Kirin.

Gen mengambil kuda-kuda, kemudian berubah kembali ke Wujud Elemen Api nya. Kepercayaan diri Gen kembali, dan siap untuk menghajar Iblis dibalik sosok Raja tersebut.

Tapi, Pukulan Gen dapat dengan mudah ditahan oleh Iblis tersebut. Kemudian, Ia melempar Gen, dan membuatnya Terhempas hingga keluar dari Istana.

Lemparannya begitu kuat, sampai-sampai Gen terjatuh di Gurun yang letaknya ada di luar Negara. Tak lama kemudian, Iblis itu datang kembali untuk menyusul Gen.

"Cih, kau kuat Juga!" Cakap Gen, dengan nafas yang tersenggal.

"Kau tahu, Tradisi ketika bertarung, Kita harus saling menyebutkan nama masing-masing, bukan?" Ujar Iblis itu, dengan nada yang mengejek.

Gen tertawa kecil, kemudian memaksa tubuhnya untuk bangkit kembali. Iblis itu merasakan, Aura kuat yang dimiliki oleh Gen. Ia harus serius menghadapi musuh pertamanya, seorang Manusia.

"Namaku Gen, Genius Ren!" Ujar Gen, seraya menunjuk dirinya menggunakan Ibu jari.

"Heh, Nama yang aneh! Namaku adalah Iblis Pasir, Sandler!" Sandler ikut memperkenalkan diri.

"Haha, Namamu juga aneh! Ayo, Kita mulai!"

Gen mengeluarkan api di kedua tanganya, untuk memperkuat Pukulanya. Ia memukul Sandler secara bertubi-tubi. Sandler nampak tidak bergeming sama sekali. Dampak dari Pukulan Gen, membuat Tubuh Sandler menjadi Retak.

Gen berhenti sejenak, untuk memulihkan Staminanya. Ia terkejut, ketika melihat luka di Tubuh Sandler langsung Pulih seketika. Tubuh Gen gemetar, karena ia tidak pernah melihat Makhluk seperti ini.

"Apa, apaan Itu?!" Mata Gen membulat, karena Terkejut sekaligus takut.

"Apa kau kagum, dengan kekuatan Regenerasi ku?" Ujar Sandler, untuk membuat Mental Gen semakin Rapuh.

"Aku adalah Immortal, Mortal rendahan seperti mu tidak akan pernah bisa mengalah diriku!" Seru Sandler, menyombongkan diri.

Gen mengepalkan tanganya. Ia tidak menyangka, bahwa ia akan menghadapi Makhluk diluar akal sehatnya. Iblis, tentu dia tidak sebanding denganya.

Tapi, Gen harus tetap mengalahkannya, apa pun yang terjadi!

Bersambung

...****************...

Dapatkah Gen mengalahkan Sandler? Simak di Episode selanjutnya!

Jangan Lupa, Like, Berikan Vote bintang 5, dan Komen. Supaya Author lebih semangat lagi buat Nulis. Sampai Jumpa😁

Oh iya Lupa,

Kamus Magic Shine

•Immortal: Makhluk Abadi. Maksudnya, dapat hidup Selamanya, dan tidak bisa terkena penyakit. Namun, tetap bisa Mati dengan cara Khusus.

•Mortal: Makhluk Hidup. Yaitu, Makhluk yang memiliki Batas waktu untuk Hidup di dunia.

•Regenerasi: Kemampuan untuk menumbuhkan kembali Bagian tubuh yang Rusak atau terpotong.

Terpopuler

Comments

𝙁𝙚𝙧𝙧𝙧_𝙝𝙨𝙣

𝙁𝙚𝙧𝙧𝙧_𝙝𝙨𝙣

yuhuuuu, semangatt

2020-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter1: Dimulai
2 Chapter 2: Perjanjian
3 Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4 Chapter 4: Rival
5 Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6 Chapter 6: Rekan
7 Chapter 7: Pertarungan
8 Chapter 8: Kedatangan
9 Chapter 9: Pertemuan
10 Chapter 10: Basic Form
11 Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12 Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13 Chapter 13: Berkeliling Kota
14 Chapter 14: Perubahan Fisik
15 Chapter 15: Wind Mode
16 Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17 Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18 Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19 Chapter 19: Human Potential
20 Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21 Chapter 21: Terlambat!
22 Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23 Chapter 23: Terpojok
24 Chapter 24: Kepercayaan
25 Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26 Chapter 26: Tidak berguna
27 Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28 Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29 Chapter 29: Find A New Life
30 Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31 Chapter 31: Latihan bersama
32 Chapter 32: Resonasi
33 Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34 Chapter 34: Kejutan
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Phantom
37 Chapter 37: Kesalahan
38 Chapter 38: Reuni
39 Chapter 39: Arthur Vs Allen
40 Chapter 40: Excalibur Form
41 Chapter 41: Gencatan senjata
42 Chapter 42: Evakuasi
43 Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44 Chapter 44: Dampak
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter1: Dimulai
2
Chapter 2: Perjanjian
3
Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4
Chapter 4: Rival
5
Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6
Chapter 6: Rekan
7
Chapter 7: Pertarungan
8
Chapter 8: Kedatangan
9
Chapter 9: Pertemuan
10
Chapter 10: Basic Form
11
Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12
Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13
Chapter 13: Berkeliling Kota
14
Chapter 14: Perubahan Fisik
15
Chapter 15: Wind Mode
16
Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17
Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18
Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19
Chapter 19: Human Potential
20
Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21
Chapter 21: Terlambat!
22
Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23
Chapter 23: Terpojok
24
Chapter 24: Kepercayaan
25
Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26
Chapter 26: Tidak berguna
27
Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28
Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29
Chapter 29: Find A New Life
30
Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31
Chapter 31: Latihan bersama
32
Chapter 32: Resonasi
33
Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34
Chapter 34: Kejutan
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Phantom
37
Chapter 37: Kesalahan
38
Chapter 38: Reuni
39
Chapter 39: Arthur Vs Allen
40
Chapter 40: Excalibur Form
41
Chapter 41: Gencatan senjata
42
Chapter 42: Evakuasi
43
Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44
Chapter 44: Dampak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!