"Kirin, sekarang aku dapat mengendalikan Mana. Jadi, apakah aku dapat menggunakan Sihir?" Tanya Gen, dengan sedikit perasaan berharap.
"Sayangnya, itu tidak bisa dilakukan." Jawab Kirin.
Gen tersentak, ketika mendengar jawaban Kirin. Ternyata, Vonis terhadap dirinya itu benar adanya.
"Oh begitu ya. Jika boleh tahu, kenapa aku tidak bisa menggunakan sihir? padahal aku sudah dapat mematahkan Vonis, tentang diriku yang tidak dapat meningkatkan kadar Mana yang ada di tubuhku?" Tanya Gen, seolah masih belum puas akan jawaban Kirin.
"Mungkin itu sebuah Takdir, atau kau telah dikutuk," Ujar Kirin, sembari menyelipkan kata-kata ejekan.
"Hei, itu tidak lucu ya!"
"Hahaha, Maaf. Lagipula, untuk apa kau memiliki Sihir? Kau kan dapat menggunakan Mana dalam tubuhmu, ke arah yang berbeda," Ucap Kirin.
Gen menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena Ia kesulitan memahami maksud perkataan Kirin. Entah kenapa, Makna dari perkataan Kirin menyatakan, seolah-olah kekuatan yang Gen gunakan itu bukanlah Sihir.
Gen pun menanyakan kesimpulan kasarnya kepada Kirin, "Apa maksudnya kearah yang berbeda? Bukankah kekuatan Ini konsepnya sama dengan Sihir?"
Gen menggelengkan kepalanya, untuk memberitahu Gen bahwa pemahaman nya salah.
"Baiklah, akan kujelaskan secara panjang dan bebelit," Ujar Kirin.
"Hei, yang ringkas saja!"
Penjelasan Kirin:
Zaman dahulu, sebelum Manusia mengenal sihir, mereka telah terlebih dahulu menemukan cara untuk meningkatkan kekuatan mereka.
Kemampuan terpendam yang dimilki oleh Manusia, kemampuan yang tidak kalah hebatnya dengan sihir. Kemampuan itu disebut dengan, Human Potential/Potensi Manusia.
Dengan Potensi Manusia yang telah terbuka, mereka mendapatkan kemampuan yang sangat spesial. Contohnya, dapat menggerakan benda menggunakan Fikiran atau disebut juga Telekinesis. Tidak hanya itu, Manusia juga dapat melihat Aura orang lain, atau bahkan melihat dan merasakan sesuatu diluar batas normal.
Sebelum dapat menggunakan kemampuan itu, Manusia harus terlebih dahulu membuka Indra Ke Enamnya. Indra keenam dapat dibuka dengan cara melalui Latihan khusus, atau keberuntungan, seperti orang yang memiliki Indra keenam sejak ia lahir.
Setelah membuka Indra keenam, Manusia dapat merasakan bahkan menggunakan Aliran dalam tubuhnya yang disebut sebagai "Chi" Konsepnya sama seperti Mana, jadi mau disebut apapun sama saja.
Sekilas memang mirip dengan sihir, namun sebenarnya, banyak sekali perbedaan diantara Potensi tersembunyi Manusia dengan Sihir. Yang pertama, Sihir dapat memanifestasikan Mana ke dalam bentuk apapun sesuai keinginan sang pengguna, sedangkan Potensi Manusia, Tidak.
Pengguna Potensi Manusia hanya dapat memanifestasikan Mana nya ke Bentuk Aura saja. Kedua, Sihir harus menyebutkan Mantra untuk mengeluarkan Sihir yang ia gunakan, sedangkan Potensi Manusia Tidak.
Yang ketiga, Pengguna Sihir harus memanifestasikan Mana nya dalam 3 kali tahapan, yaitu Mana diubah ke Energi Sihir, kemudian Energi sihir diubah ke Sihir yang dikehendaki. Sedangkan Potensi Manusia, cukup 2 tahapan, yaitu Mana kemudian kemampuan yang dikehendaki.
3rd POV
Gen menyimak penjelasan Sihir, walaupun ia tidak sepenuhnya mengerti.
"Jadi, alasan kau tidak dapat menggunakan Sihir adalah, Mana yang ada di dalam tubuhmu tidak dapat kau ubah menjadi energi sihir," Celetuk Kirin.
"Oh, begitu.." Ujar Gen, dengan perasaan yang agak kecewa.
Namun Gen merasa janggal dengan pernyataan Kirin. Ia pun langsung menanyakan hal itu kepada sang Guru.
"Kau bilang tidak dapat Memanifestasikan Mana ke bentuk bebas selain Mana bukan? jadi, kenapa aku bisa menggunakan Elemen?" Tanya Gen.
"Sekarang aku balik pertanyaan nya. Itu asli kekuatanmu atau bukan?"
"Erghh, benar juga ya, ini kekuatan Pinjaman," Lirih Gen, sembari melirik ke Punggung telapak tangan nya.
"Walaupun itu kekuatan Pinjaman, kau harus tetap melatih kekuatan itu. Sekarang, PERBAIKI SERANGAN ELEMEN ANGIN MU!" Seru Kirin.
Gen yang kala itu sedang melamun, langsung menuruti perintah Kirin untuk melatih serangan nya.
***
Rumah Gen.
Selvia berdiri didepan pintu kamar, dengan perasaan yang tidak karuan. Ia ingin sekali mengetuk pintu, kemudian masuk lalu mengobrol untuk menenangkan Beliana. Tapi, ia tidak memiliki cukup keberanian untuk melakukan hal itu.
Saat ia mencoba memberanikan diri, tiba-tiba suara ketukan pintu telah terlebih dahulu terdengar, sebelum Elf itu mengetuk Pintu kamar. Asal suara itu dari arah Pintu depan, dan Selvia terpaksa meninggalkan Beliana untuk memeriksa siapa tamu yang datang.
Dibukakan lah pintu yang terbuat dari Kayu berwarna coklat itu, kemudian menampakan sosok Pria berambut pirang yang sedang berdiri dibalik Pintu Rumah. Wajah Sang Elf yang tadinya layu, kini berganti dengan ekspresi Terkejut.
Tanpa berfikir panjang, ia langsung membungkukan tubuhnya, untuk memberi Hormat kepada sang tamu tersebut.
"Selamat datang, Pangeran Arthur," Ujar Selvia.
"Ahh, tidak usah memberi Hormat, lagi pula ini bukan Acara formal," Jawab sang Pangeran yang bernama Arthur itu.
Selvia langsung menegakkan tubuhnya, kemudian ia mengajak sang Pangeran untuk duduk di Sofa. Sang Pangeran mengiyakan ajakan Selvia, dan dia pun langsung duduk di Sofa.
"Jadi Pangeran, anda ingin dibuatkan Minuman apa?" Tanya Selvia.
"Nanti saja ya, aku hanya ingin berbicara dengan anak berambut Biru gelap itu. Kalo tidak salah, namanya Gen ya?"
"Iya, namanya Gen. Emm, Dia sedang tidak ada di rumah, sepertinya ia sedang berlatih," Jelas Selvia.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu disini, karena aku harus menunaikan Janjiku kepadanya," Ujar Arthur.
Sebenarnya, Selvia sama sekali tidak mengerti tentang apa yang Arthur maksud, namun ia memilih untuk mengiyakan Permintaan Arthur, tanpa bertanya lagi.
Saat sedang melamun, tiba-tiba terbesit sebuah ide dari kepala Selvia. Ia berfikir, mungkin saja Arthur bisa membujuk Beliana supaya dapat menghilangkan rasa Trauma itu. Dipanggilah Gadis berambut Biru muda itu, melalui teriakan dari sang Elf.
"Beliana, cepat keluar! disini ada tamu!" Panggil Selvia, dengan suara yang cukup lantang.
"Anggap saja, aku tidak ada disini," Lirih Beliana dengan suara pelan, namun masih cukup terdengar.
"Itu sama saja memberitahu bahwa kau ada bodoh, cepat keluar!" Desak Selvia.
Beberapa saat kemudian, Beliana keluar dari kamar dengan wajah yang kelihatan lesu. Ketika melihat siapa yang datang, Wajah Beliana yang tadinya lesu, kini langsung berubah menjadi terkejut.
"Wah, rupanya kau tinggal disini ya?" Tanya Arthur, untuk membuka obrolan.
Beliana hanya membalasnya dengan anggukan. Ia menundukkan kepalanya, supaya orang-orang tidak dapat melihat wajahnya yang sedang memerah.
Selvia menyadari hal tersebut, namun ia malah sengaja menarik Beliana, dan memaksanya untuk duduk di Sofa.
"Baik, sebaiknya kau yang ceritakan tentang apa yang terjadi belakangan ini, atau aku yang menceritakannya kepada Pangeran Arthur?" Tanya Selvia.
"Ehh, lebih baik tidak usah diceritakan. Lagipula, aku sudah baik-baik saja."
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Tanya Arthur, karena ia tidak mengetahui apa-apa.
Selvia langsung menceritakan tentang kejadian Perampokan beberapa hari yang lalu, dan bagaimana ceritanya Beliana mendapatkan Trauma akibat hendak di Intimidasi dari salah satu perampok.
"Hmm begitu ya. Sekarang, bagaimana keadaanmu?", Tanya Arthur, dengan nada yang hangat.
"Ya, aku akan membuatkan minuman. Kalian berdua mengobrolah, jangan canggung ya," Selvia sengaja melakukan itu, supaya Beliana dapat mengobrol dengan Arthur.
Akhirnya, Arthur terus memberikan kata-kata semangat untuk Beliana, dan meyankinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kata-kata kecil seperti itu cukup untuk membuat Keadaan Beliana membaik.
Dan mereka berdua ditambah Selvia memutuskan untuk pergi keluar, untuk mengganti momen mengerikan yang dialami Beliana ketika bersama Gen.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Ayank Ryeoun
Boom like ya kak😙😙😙😙
2020-10-15
0