Chapter 4: Rival

Flashback sebelum Gen tiba di Medan pertempuran.

Gen dan Beliana keluar dari portal, lalu mereka pun tiba di kamp para ksatria, dimana tempat itu adalah satu-satunya tempat yang Gen ingat. Mereka tiba disana Beliana menggunakan ingatan Gen sebagai akses untuk berteportasi, karena itulah ia pergi di tempat yang terakhir kali diingat oleh Gen.

"Jadi ini, dunia luar?" Beliana berdecak kagum, sambil melihat kearah sekelilingnya.

Beliana juga penasaran dengan apa yang ia injak, karena ia belum pernah melihat pasir di [Gold of Dragon Palace], hal itulah yang membuat Beliana merasa heran sekaligus takjub.

"Akhirnya aku bisa melihat dunia luar, terima kasih, Kak Gen!" Ujar Beliana, sembari tersenyum lebar.

Gen juga ikut senang ketika Beliana senang, namun ia tidak boleh membuang waktu. Kepergian paman Jack, dan juga keberadaan nya di Medan pertempuran.

Hal-hal aneh tersebut tentu saja membuatnya bingung, karena semua kejadian itu hanya berlangsung selama satu hari. Ia sama sekali tidak mengerti waktu itu, namun bagi remaja normal yang tiba-tiba mendapat kekuatan, tentu saja Gen merasa amat senang.

Gen telah menguasai beberapa teknik bela diri, yang telah ia pelajari dari paman Jack. Jadi, ia tidak terlalu buta jika soal bertarung.

"Baiklah, aku akan ke Medan pertempuran," Ujar Gen.

"Tunggu, aku ikut!" Kejar Beliana.

Gen sebenarnya tidak yakin ingin mengajak gadis itu, namun sepertinya ia tidak memiliki pilihan lain. Mereka berdua pun menyusuri daerah tersebut.

Saat Gen mencari-cari dimana letak pertempuran, tiba-tiba ia merasa seperti menendang sesuatu.

"Aduh!" Pekik Gen.

"Ada apa?" Tanya Beliana, yang langsung menghampirinya.

"Sepertinya, aku menendang sesuatu,"

Gen dan Beliana terbelalak, ketika melihat sesuatu yang baru saja ditendang Gen. Ia melihat sesuatu berbentuk bulat menggelinding, kemudian berhenti, lalu memperlihatkan sebuah anatomi berupa kepala manusia.

"Kyaaaa!"

"Whoaa!" Jerit Gen dan Beliana secara bersamaan.

Gen berusaha menenangkan diri, namun Beliana justru masih terkejut, dan tubuhnya pun gemetaran. Gen berjalan kedepan, kemudian ia melihat ada banyak mayat yang berserakan disana.

Ia juga menemukan Medan perang, tempat itu berada di posisi menurun dari tempat Gen berdiri, jadi ia tidak dapat melihatnya ketika berada di kamp.

"Sepertinya kamp ini telah diberi mantra, supaya suara yang ditimbulkan oleh pertempuran tidak menyebar." Gumam Gen.

Ia menoleh kearah Beliana, dan sepertinya Beliana belum dapat mengendalikan dirinya sendiri. Ini kali pertamanya ia melihat mayat secara langsung, hal ini tentu saja membuat mental nya terpukul.

"Ayo, aku masih membutuhkanmu, jadi ayo bangkit!" Ajak Gen, sembari menjulurkan tangannya. Beliana pun merasa agak tenang, dan ia pun meraih tangan Gen kala itu.

Tanpa basa basi, mereka berdua langsung melompat kebawah, lalu Beliana dengan sigap menggunakan sihir untuk dijadikan sebagai alas, agar mereka tidak terluka sekaligus tidak menimbulkan suara.

Mereka langsung berlari kearah batu besar didepan, sesaat setelah mereka mendarat. Gen melihat seseorang berziarah emas sempat unggul dari manusia serigala besar itu, namun keadaan berbalik karena zirah yang dipakai oleh pria itu tiba-tiba hilang.

"Itu, Magic Fusion?" Gumam Beliana.

"Eh, itu teknik yang sama dengan milikku kan?" Bisik Gen.

"Iya, tapi sepertinya, Myther miliknya masih dalam keadaan hidup,"

Manusia Serigala itu mencekik seorang Elf, Gen nampaknya familiar dengan Elf yang sedang dicekik itu. Kemudian, Elf berambut kuning tiba-tiba berdiri, dan langsung mencoba untuk menyelamatkan Elf berambut perak yang sedang dalam bahaya.

"Itu, Selvia? gawat!" Gen langsung beranjak dari tempatnya, kemudian berlari menghampiri Medan pertempuran.

Saat Selvia terhempas, dan Eica hendak dilahap, saat itulah Gen tiba sembari melayangkan sebuah Pukulan kepada Bill.

Flashback Off

Bill pun bangkit dari posisi terjatuhnya, namun ia merasakan bahwa kekuatannya telah menurun drastis.

"Sial, bulan purnama telah ditutupi awan!" Keluhnya.

Hal ini tentu saja menjadi keuntungan besar bagi Gen, karena kekuatan musuhnya telah menurun.

"Hei Beliana, teknik apa yang bisa aku gunakan dalam bentuk ini?" Tanya Gen.

Semuanya kebingungan, karena pertanyaan Gen yang tidak masuk akal. Kepercayaan diri Bill bertambah, ketika mengetahui lawannya ternyata tidak terlalu pintar.

"Hmm apa ya? Ahh, mungkin kau bisa mengeluarkan bola api, melalui telapak tanganmu," Jelas Beliana.

"Seperti Ini," Gen menembakan Bola api, melalui telapak tangannya.

Bill yang belum siap, tentu saja terkejut ketika serangan kecil itu mengenai tubuhnya.

"Wah ini berhasil. Baiklah, sekarang maju!" Gen menantang Bill, menggunakan isyarat tangan.

Bill menghantamkan tangannya ke tanah, untuk mengekspresikan kan kekesalan. Kemudian, maju untuk menyerang Gen menggunakan cakar besarnya ini.

Gen menembakan Bola api, secara beruntun melalui telapak tangannya. Bill terpaksa menghentikan terjangannya, dan memilih untuk menghindari Serangan Bola api Gen.

Gen terus menembaki Bill, tanpa ampun. Bill kesulitan mencari celah serangan, karena Gen dapat membaca Gerakannya, lalu segera mengambil tindakan.

"Meskipun tidak terlihat sebagai tipe orang yang berfikir, ternyata dia pintar juga," Puji Arthur, yang memantau pertarungan Mereka.

Bill merasa sangat marah, Karena merasa dipermainkan Oleh Gen. Dia bahkan tidak dapat menyentuh Gen, sedikitpun untuk menyerangnya.

Sementara Gen masih menikmati pertarungan pertamanya. Bill yang Frustasi, memilih untuk diam Sejenak.

Gen menghentikan Tembakannya, dan memilih untuk melihat apa yang Bill rencanakan.

Bill melolong, dengan suara yang sangat keras. Suara Lolongan bill begitu keras, sampai-sampai membuat Gurun bergetar akibat suaranya.

Kemudian, ia mengubah Arah Lolongan tersebut, yang tadinya ke atas menjadi ke tempat Gen berdiri. Lolongan itu menghasilkan Gelombang suara yang sangat kuat, bahkan Gelombang suaranya dapat terlihat dengan jelas menggunakan mata.

Sontak, Gen langsung menghindar, begitu melihat sesuatu yang berbahaya ada di hadapannya.

Bill berhenti sejenak, lalu mengubah arah serangannya dan menarik Nafas dalam-dalam, untuk melancarkan serangan selanjutnya.

Gen berfikir, untuk mengantisipasi serangan yang akan datang. Begitu Bill Menggunakan Lolongan Gelombang suara, Gen berniat untuk menembakan bola api, langsung ke Mulut Bill.

Nyatanya, Bola api yang di tembakan oleh Gen masih kalah cepat dengan Kecepatan Gelombang suara Bill.

Alhasil, Gen terpental akibat terkena Gelombang suara tersebut. Dari dalam Telinga Gen, juga mengeluarkan darah, sehingga ia menjadi Tuli dalam beberapa detik.

"Cih, ternyata musuh ini tidak mudah!" Gerutu Gen.

Pandangan Gen tertuju pada pedang, yang tertancap di tubuh Bill. Pedang itu menancap, namun tidak mengenai Organ dalam Bill. Rencana Gen adalah, memanfaatkan Pedang itu sebagai sarana, untuk mengalahkan Bill.

Gen menembakan bola api, tepat mengarah ke wajah Bill. Gen sudah memperkirakan, bahwa Bill akan menepis Bola api tersebut.

Begitu Perkiraan Gen tepat sasaran, Ia menghentakan kakinya, dan memberinya sedikit ledakan melalui kaki, supaya memberikan Dorongan kepadanya.

Bill terkejut, ketika Gen tiba-tiba sudah ada di hadapannya. Spontan, Bill langsung mengerahkan Cakarnya, untuk menyerang Gen.

Gen menunduk, untuk menghindari serangan Bill. Setelah itu, dia meninju bagian ujung pedang yang tertancap di Tubuh Bill.

Pukulan Gen cukup keras, sehingga mampu membuat Pedang tersebut terdorong, dan menembus Tubuh Bill. Bill mengerang kesakitan, ketika Pedang tersebut menembus tubuhnya, dan mengenai Organ Vitalnya.

Bill langsung menutupi Luka yang ada di tubuhnya, kemudian berjalan perlahan untuk melarikan diri. Gen hanya diam mematung, melihat Tubuh Bill yang perlahan-lahan berubah kembali menjadi Manusia.

"Ini adalah akhir bagimu!" Gen mengumpulkan energi api, menggunakan kedua tangannya.

"Tolong, ampuni aku!" Bill semakin ketakutan, ketika melihat Gen yang hendak menghabisinya.

Ia mempercepat langkahnya, agar dapat menyelamatkan diri. Tiba-tiba, sebuah anak Panah tertancap di tubuh Bill, dan menyebabkan Bill tersungkur.

Panah tersebut berasal dari Selvia, yang Geram karena perbuatan Bill. Kini, Giliran Gen untuk membalaskan dendam para Kstaria yang tewas.

"Fire Ball Dynamite!" Energi yang ada di celah antara kedua tangannya, membentuk sebuah Bola api berukuran sedang.

"Pangeran Arthur, tolong ubah keputusan yang akan dilakukan oleh Ayahmu," Kata-kata terakhir Bill.

Arthur tersentak, sekaligus bingung dengan apa yang dimaksud oleh Bill. Ia berniat untuk menghentikan Gen, namun semuanya telah terlambat.

Gen melemparkan Bola itu ke arah Bill, layaknya melempar sebuah Bola Kasti. Bill yang tidak berdaya, kini hanya tercengang sembari menangis.

Terjadi ledakan, begitu Bola api yang Gen kerahkan mengenai Target. Kini, Bill hanyalah sebuah Debu yang tidak berarti.

Pertarungan kini Usai. Gen meregangkan tubuhnya, dan Warna Rambut serta Mata dan pakainya sudah tidak berwarna merah lagi. Gen kembali, ke Wujud Dasarnya (Basic Mode).

Arthur merasakan Hal yang aneh, ketika melihat Gen bertarung. Ia merasa, Harga dirinya diinjak-injak oleh Gen. Hal itu membuat Arthur penasaran, dan hendak mengajak Gen untuk beradu kekuatan. Setidaknya, untuk Harga dirinya.

Eica dan Selvia tentu sangat terpukul, ketika mengetahui seluruh Pasukan mereka sekarang menjadi mayat, yang berserakan di atas Padang pasir.

Arthur mengambil kembali Excalibur, yang terlempar akibat pertarungan barusan.

Karena kondisi tidak memungkinkan untuk kembali, mereka semua memutuskan untuk bermalam disini.

Mereka semua membangun Tenda, menggunakan Peralatan yang tersisa di Kendaraan para Ksatria. Setelah selesai membangun 2 Tenda, Para perempuan masuk terlebih dahulu, untuk segera beristirahat.

Sementara itu, Arthur mengajak Gen untuk pergi ke suatu tempat.

"Eh, kemana?" Tanya Gen.

"Cepatlah!" Seru Arthur.

Gen pun mengikuti Arthur, dari belakang.

***

Mereka berdua sampai, di Bukit Gurun yang lumayan jauh dari tempat mereka bermalam.

"Oy, Tempat ini sangat jauh. Apa kau yakin tidak akan nyasar?" Tanya Gen, seraya melihat keadaan sekitar.

Arthur berjalan, ke ujung Bukit pasir yang merupakan sebuah Jurang. Setelah itu, Arthur menunjuk ke bawah, memberi tanda kepada Gen untuk melihat kesana.

Gen menangkap maksud Arthur, kemudian dia berjalan perlahan untuk melihat ke bawah. Disana, terdapat Kerajaan besar yang lumayan tentram.

"Itulah, Kerajaan Fieldesta. Kerajaan, yang baru saja kita lindungi," Jelas Arthur.

Gen memperhatikan kerjaan tersebut. Tidak terdapat Penyihir, atau Seseorang yang memiliki kekuatan. Hanya terdapat Ksatria biasa, dengan Kekuatan tempur yang Rata-rata.

"Apa maksudmu, menunjukan ini padaku?" Gen masih kebingungan.

"Dunia kita sudah kekurangan, orang dengan kemampuan Luar biasa, dan Kita berdua memilikinya. Maka dari itu, aku menawarkan mu untuk bekerja sama," Jelas Arthur.

Gen menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ucapan Arthur ada benarnya juga, Namun ia belum genap 1 hari dari mendapatkan kekuatan tersebut, hal itu membuat Gen ragu.

"Tapi, aku belum menguasai betul kekuatan ini," Bantah Gen.

"Tenanglah. Aku ingin kau membantuku, untuk membuat Ayahku percaya padaku," Lirih Arthur.

"Memangnya ada apa?"

"Aku merupakan penerus Tahta. Namun, aku lebih memilih menjadi seorang Petarung. Karena, aku ingin melindungi Orang-orang, secara langsung!" Jelas Arthur.

Gen merasa, sedikit memahami Arthur. Ia juga akan senang, ketika bertarung bersama-sama.

"Yaah, sepertinya aku tidak punya pilihan lain," Lirih Gen.

"Sudah ku duga, kau pasti akan setuju," Arthur mengulurkan tangannya.

"Eh, apa itu?" Gen kebingungan, melihat apa yang Arthur lakukan.

"Raih tanganku, dan kita akan menjadi Rekan. Ah tidak, Kita adalah Rival!"

Gen memberikan Arthur, senyuman yang mengartikan sebuah Tantangan. Kemudian, mereka berdua saling berjabat tangan.

"Kau adalah tumpuanku, untuk menjadi Kuat sekarang!" Seru Arthur.

"Kau juga!" Balas Gen.

Setelah mengadakan kesepakatan, keinginan Arthur untuk mengajak Gen berduel menjadi sirna. Dia berfikir, bahwa ia dapat mengajak Gen bertarung kapanpun.

"Oh ya, Kau melakukan Magic Fusion juga kan?" Tanya Gen.

"Ya, dengan Myther yang bernama Chimera ini. Kau juga kan?"

"Heheh ya, dengan Kirin dan Gold Of Dragon," Arthur terkejut, ketika mendengar pernyataan Gen.

"Apa, kau melakukan dengan 2 Myther sekaligus?" Tanya Arthur, dengan wajah yang kebingungan.

"Tidak begitu. Dari pernyataan Kirin, Gold Of Dragon itu sudah tiada, dan hanya meninggalkan kekuatannya untuk diteruskan. Sedangkan Kirin, ia hanya tinggal ditubuh ku, tanpa memberiku kekuatannya," Jelas Gen.

Arthur mengangguk, sebagai tanda bahwa ia mengerti. Kesimpulannya adalah, Kirin hanya berperan sebagai Mentor Gen saja.

Hari semakin Larut, Gen pun mengusulkan untuk kembali ke Tenda. Ketika hendak berjalan, Gen melihat Gurun Kosong yang keadaanya sama saja.

"Oy, kau tahu jalan kembali kan!" Gen menatap Arthur, dengan sinis.

"Cih, baiklah -baiklah ikuti aku. Sebelum itu, siapa nama dari gadis berambut Biru yang tadi bersamamu?" Wajah Arthur memerah, ketika melontarkan pertanyaan itu.

"Namanya, hmm Beliana. Eh, kenapa kau bertanya?" Terbesit Fikiran Jahil, di benak Gen.

"Hanya bertanya." Arthur melanjutkan perjalanan nya.

"Bohong, pasti kau suka kan? kan? kan?" Gen terus menggoda Arthur.

"Diam Bodoh!"

"Ah, nanti ku katakan pada orang yang bersangkutan!"

"Lakukan itu, akan ku pastikan pedangku menembus Kepalamu!" Ancam Arthur.

...****************...

Berpindah ke Kerajaan [Fieldesta], yaitu kerajaan yang terletak di Gurun Heiser.

Raja Gustave, yang merupakan Raja di kerajaan Gurun pasir tersebut. Kerajaan ini juga merupakan sekutu dari Kerajaan Pendragon Hall. Jadi, dia lah yang sudah melaporkan kepada Kerajaan Pendragon Hall, ketika dia mendengar s

Ia merupakan Raja, dengan Kepribadian yang hangat namun Berwibawa. Ia banyak disanjung oleh Rakyatnya, karena ia merupakan Raja yang baik dan adil.

Ia memiliki 2 anak, dan 2 Istri yang membuat Istananya menjadi lebih Bermakna. Namun dibalik itu semua, Tersimpan Fakta yang mengejutkan dibalik sosok Raja yang menjadi Panutan itu.

Dia membuat kesepakatan dengan Iblis, untuk membuat dirinya Menjadi Raja dan menjadikannya Kerajaannya menjadi Kerajaan yang Damai.

Melakukan Jalan pintas, demi mendapatkan ambisi nya. Itu menjadi penyesalan, hingga saat ini.

Malam ini, entah mengapa ia merasakan Jiwa nya Kosong. Ia memilih untuk mengurung dirinya di kamar, tanpa ada yang boleh masuk untuk menemuinya.

Segala Urusan beberapa hari ini, diserahkan kepada Kedua Permaisuri nya, supaya ia dapat menenangkan dirinya.

"Gustave...." Raja terkejut, ketika ada yang memanggil Namanya.

"Siapa itu?" Sang Raja berusaha mencari, dimana sumber suara itu berasal.

Karena Suara itu terus muncul berkali-kali, akhirnya Gustave menemukan Sumber suara itu berasal. Suara itu berasal, dari Sebuah Peti yang ia terima pasca melakukan perjanjian dengan Iblis.

Gustave bergidik, ketika mengetahui Asal suara tersebut. Ia menahan keinginan untuk membuka Peti itu, dan memilih untuk menjauh dari sana.

Tiba-tiba, Peti tersebut terbuka sendiri. Dari sana, terdapat sebuah Kristal berwarna Krem yang melayang ke arah Gustave.

"Si...Siapa kau!" Gustave menaikan Nada suaranya, meskipun aslinya ia sangat ketakutan.

"Aku adalah Jiwa Iblis, yang selama ini Membantumu untuk mewujudkan Mimpimu!" Kristal tersebut mengeluarkan Suara, dan dapat berbicara.

"Apa yang kau Inginkan?" Tubuh Gustave bergetar dengan sangat kuat.

"Yang ku inginkan? Itu adalah Raga mu!"

Kristal itu melayang, lalu masuk ke tubuh Gustave. Raja Gustave mengerang kesakitan, ketika Kristal itu mulai menggantikan Organ inti dalam tubuhnya.

"Akan ku ambil kembali bayaran mu, dan juga sesuatu yang ku wujudkan selama ini. Aku akan menghancurkan Ambisi Mu, menggunakan tubuhmu!" Suara terakhir yang didengar Raja Gustave, sebelum akhirnya ambruk ke lantai.

Tak lama kemudian, Raja Gustave kembali membuka matanya lalu kembali bangun. Tapi ketika ia sudah berdiri, ia berubah menjadi Sosok berwarna Hitam, dengan Retakan di tubuhnya yang berwana Krem.

Kini, Iblis dari Kristal itu sudah mengambil alih Raja Gustave. Iblis itu juga mendapatkan, Bentuk Iblis yang selama ini dia incar.

"Sekarang, Keputusasaan akan melanda Negeri ini!" Ucap Iblis itu.

Dia juga, dapat dengan mudah berubah kembali ke wujud Manusia. Dengan begitu, Akhir dari Raja Gustave, dan lahirnya Iblis yang berasal dari keputusasaan Manusia.

Bersambung**.

________________________________________________________________

**Kamus Magic Shine

•Fireball Dynamite**.

Jurus Variasi, yang dibuat Oleh Gen. Bola api berukuran sedang, yang akan langsung meledak ketika mengenai Sesuatu. Jurus ini cocok digunakan, sebagai Finishing dalam pertarungan.

VISUAL BELIANA

Terpopuler

Comments

𝙁𝙚𝙧𝙧𝙧_𝙝𝙨𝙣

𝙁𝙚𝙧𝙧𝙧_𝙝𝙨𝙣

njayy sekali cewe nya, support jadikan komik 🔥🔥

2020-12-28

1

🌻🌸

🌻🌸

pas adegan billi niupin gelombang suara, yg ada dibayanganku bentuk gelombang suaranya bulet2 (gel. longitudinal) warna neon 😂

hm, kukira mau diajak tarung sama arthur, udh berbutuk sangka duluan ✌

elahh, raganya raja udh diambil alih iblis. arthur tau ngga ayahnya bersepakat dg iblis?

2020-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter1: Dimulai
2 Chapter 2: Perjanjian
3 Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4 Chapter 4: Rival
5 Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6 Chapter 6: Rekan
7 Chapter 7: Pertarungan
8 Chapter 8: Kedatangan
9 Chapter 9: Pertemuan
10 Chapter 10: Basic Form
11 Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12 Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13 Chapter 13: Berkeliling Kota
14 Chapter 14: Perubahan Fisik
15 Chapter 15: Wind Mode
16 Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17 Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18 Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19 Chapter 19: Human Potential
20 Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21 Chapter 21: Terlambat!
22 Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23 Chapter 23: Terpojok
24 Chapter 24: Kepercayaan
25 Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26 Chapter 26: Tidak berguna
27 Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28 Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29 Chapter 29: Find A New Life
30 Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31 Chapter 31: Latihan bersama
32 Chapter 32: Resonasi
33 Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34 Chapter 34: Kejutan
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Phantom
37 Chapter 37: Kesalahan
38 Chapter 38: Reuni
39 Chapter 39: Arthur Vs Allen
40 Chapter 40: Excalibur Form
41 Chapter 41: Gencatan senjata
42 Chapter 42: Evakuasi
43 Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44 Chapter 44: Dampak
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter1: Dimulai
2
Chapter 2: Perjanjian
3
Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4
Chapter 4: Rival
5
Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6
Chapter 6: Rekan
7
Chapter 7: Pertarungan
8
Chapter 8: Kedatangan
9
Chapter 9: Pertemuan
10
Chapter 10: Basic Form
11
Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12
Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13
Chapter 13: Berkeliling Kota
14
Chapter 14: Perubahan Fisik
15
Chapter 15: Wind Mode
16
Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17
Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18
Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19
Chapter 19: Human Potential
20
Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21
Chapter 21: Terlambat!
22
Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23
Chapter 23: Terpojok
24
Chapter 24: Kepercayaan
25
Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26
Chapter 26: Tidak berguna
27
Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28
Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29
Chapter 29: Find A New Life
30
Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31
Chapter 31: Latihan bersama
32
Chapter 32: Resonasi
33
Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34
Chapter 34: Kejutan
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Phantom
37
Chapter 37: Kesalahan
38
Chapter 38: Reuni
39
Chapter 39: Arthur Vs Allen
40
Chapter 40: Excalibur Form
41
Chapter 41: Gencatan senjata
42
Chapter 42: Evakuasi
43
Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44
Chapter 44: Dampak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!