Selvia yang masih temenung akibat terkejut, kini merasakan ada seseorang yang menggoyangkan tubuhnya. Saat itu pula dia sadar, lalu menengok ke arah Orang yang sudah membangunkan nya. Selvia terkejut, ketika melihat bahwa Kapten Eica yang telah membangunkan nya.
Perasaan Selvia menjadi lebih tenang, ketika melihat Komandan nya ternyata baik-bauk saja. Sontak, ia langsung memeluk tubuh Eica Erat-erat.
"Hei sudahlah. Kita Harus Profesional," Ucap Eica, seraya melepaskan Pelukan Selvia.
"Habisnya, Anda membuatku Kwahatir!" Selvia memasang Wajah cemberut.
Meskipun Umur Selvia sudah 1000 Tahun, Tapi Fisik dan Mental nya sama seperti Remaja berumur 17 Tahun. Itu dikarenakan, Penuaan Elf lebih lamban dibanding Manusia. Maka dari itu, Elf bisa hidup lebih lama jika tidak terkena Penyakit atau pun Mati karena Pertarungan.
Selvia melihat di belakang Eica, terdapat banyak orang yang sedang berkerumun. Penasaran, Akhirnya Selvia bangkit untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ia sangat terkejut, ketika mengetahui ternyata Beliana lah yang sedang dikerumuni oleh para Warga.
Ia melihat Beliana yang sedang dalam Posisi tertidur, tapi Mulutnya terus memuntahkan darah. Beberapa orang Tabib berusaha untuk menyembuhkan Beliana.
"Apa yang terjadi?" Tanya Selvia, Sembari menahan tangis.
"Dia menggunakan Sihir terlarang untuk menyembuhkan kita Semua. Sihir yang harusnya digunakan hanya untuk menyembuhkan 1 orang, tapi dia menggunakannya untuk Kita semua, itulah mengapa dia jadi seperti ini." Jelas salah seorang Tabib.
Walaupun dia baru bertemu dengan Beliana, tapi ia bisa merasakan sesuatu yang sangat Familiar dari Beliana. Sifat Beliana itu mengigatkanya, kepada seseorang yang ada di Masa lalu nya.
"Apa mungkin?" Gumam Selvia, dalam Hati.
Ia menatap ke Bukit pasir yang berjarak sekitar 7 Meter, dari tempatnya berdiri. Terlihat 2 Orang Pemuda, yang tengah bertarung dengan Makhluk yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
"Aku akan menyusul. Kalian berdua, berjuanglah!" Gumam Selvia.
****
Di Medan Pertarungan.
Sandler nampak kewalahan, karena Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Arthur dan Gen. Gen terus menembakan Bola api dari jarak aman, tepat ke arah Mata Sandler, dan membuat Sandler jadi kehilangan konsentrasi untuk bertarung.
Kesempatan itu tidak di sia-sia kan oleh Arthur. Ia memotong kedua Kaki dan Tangan Sandler, dan membuatnya Cacat seketika. Pedang Excalibur, Pedang Ajaib yang rumor nya tidak dapat Dipatahkan dan memiliki Kekuatan Besar ini, Sekarang berada di tangan seorang penerus kerajaan. Pedang itu mampu menembus Kulit Iblis, yang sangat keras.
Tapi, Semua itu sia-sia karena Sandler dapat memulihkan kembali Tangan dan kakinya dengan begitu cepat. Arthur yang tadi nya merasa cukup Tenang, kini kembali ke titik awal.
"Apa kau tidak tahu kelemahan nya?" Tanya Arthur kepada Gen.
"Jika aku tahu, Maka pertarungan ini sudah selesai sebelum kau Tiba!" Balas Gen, yang nampak kesal.
Sandler mengerahkan tanganya, dan Pasir disekitarnya timbul dari bawah lalu membentuk sebuah Tangan yang besar. Tangan pasir itu dapat memanjang dan membesar sesuai keinginan Sandler, dan Bentuk tangan itu adalah Tangan pasir yang mempunyai Kuku yang sangat Tajam dan besar.
Tangan itu sekarang tepat di atas Mereka (Gen dan Arthur), seperti hendak mengebrak mereka berdua. Ukuran tanganya sangat besar, sehingga sangat kecil kemungkinan mereka untuk berlari menjauh dari Area serangan, karena Pasti Sandler akan mencegah hal tersebut terjadi.
Disaat seperti ini lah Otak Gen bekerja lebih cepat dari biasanya. Ia memikirkan bagaimana Jurus yang tepat, untuk mengatasi Situasi ini.
"Jika Tangan itu berhasil mengenai tubuh kami, Maka kami akan tertimbun. Aku harus meminimalisir, orang yang ada di Lingkup serangan ini!" Gen langsung menempelkan Telapak tanganya, di Pundak Arthur.
"Apa yang kau lakukan?"
"Menjauhlah!" Gen menghasilkan Ledakan kecil melalui telapak tanganya.
Ledakan itu mampu membuat Arthur terhempas dengan sangat cepat dan jauh, sehingga Sandler tidak dapat Menghalangi Arthur. Sandler yang kesal karena tidak dapat membaca keadaan langsung menurunkan Tangan Pasir rasaksa yang ada di udara, ke arah tubuh mungil Gen.
Saat sudah dirasa jarak antara Tangan Pasir dengan tubuh nya sudah cukup, Gen mengangkat tangan kirinya yang sudah terkumpul Energi Api disana.
"Dynamite Attack!" Gen menembakan Ledakan melalui telapak tangan nya.
Ledakan itu memanjang, dan berhasil melubangi Tangan Pasir tersebut. Jadi Walaupun Tangan Pasir itu mendarat, Tapi Gen tidak tertimbun karena Lubang yang ia buat lebih besar daripada ukuran tubuhnya.
"Hey, kau harus menganti Pakaian ku ini!" Seru Arthur dari kejauhan, Sembari menunjukan Pundak nya yang memar karena Gen.
"Tentu saja, setelah pertarungan ini Berakhir!" Gen merasakan Adrelanin nya meningkat.
Sandler yang sangat kesal, kini mulai melancarkan serangan Balik. Dengan cepat, ia memukul Perut Gen dan membuat Gen memuntahkan darah melalui mulutnya. Belum cukup sampai disana, Sandler juga menghantamkan Tangan nya yang keras ke arah Dahi Gen dan Gen langsung terhempas seketika.
Nyeri terasa di sekujur tubuh nya. Pakaian Gen pun sudah compang-camping, karena Pertarungan ini. Tapi Gen masih tetap berdiri, dan mempelihatkan Luka di dahi nya mengeluarkan Darah yang cukup banyak hingga mengalir ke bagian Mata nya.
"Hahahaha, harusnya kau menyerah Bocah!" Sandler nampak cukup puas, ketika melihat Gen yang babak belur.
"Menyerang musuh yang belum siap, Heh Pengecut!" Entah mengapa, Gen merasa Tubuhnya dilaliri kekuatan yang begitu besar.
Gen merasa sangat panas, sehingga dia memilih untuk membuang Jaketnya yang compang-camping. Namun dia tetap merasa sangat Kepanasan. Tubuh Gen gemetar, ketika merasakan Aliran Mana yang mengalir sangat deras di tubuhnya, menghasilkan Reaksi yang luar Biasa untuk Gen.
"BOOM!" Aura Api muncul dari tubuh Gen. Aura Api itu menjulang ke angkasa, dan membuat Rambut Gen menjadi Tegang bak diterpa Angin.
Aura itu membuat Gen menjadi lebih kuat, sekaligus memancarkan Hawa panas ke seluruh Area disekitarnya.
"Panas! Kekuatan apa ini?" Gumam Arthur, yang mengamati nya dari jarak yang cukup jauh.
Gen memperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Ia sudah Tidak lagi merasakan Panas, walaupun dirinya diselimuti oleh Kobaran Aura Api.
"Apa ini?" Tanya Gen, berharap mendapat jawaban dari Kirin.
"Itu adalah kekuatan Elemen Api, Fase 2. Dalam bentuk itu, kau dapat mengeluarkan semua potensi kekuatan Api. Aura ini juga berfungsi sebagai pelindung, supaya serangan tidak langsung mengenai tubuhmu," Jelas Kirin.
"Berapa kali pun kau berubah, Hasilnya tidak akan Berbeda!" Sandler menciptakan Ombak pasir, dan mengarahkan nya kepada Gen.
Ombak pasir itu menghantam tubuh Gen dengan begitu Kuat, Namun Gen sama sekali tidak bergeming. Sandler tertawa, ketika melihat Gen terkena seranganya. Ia sangat yakin, jika Gen tidak akan bisa selamat setelah terkena serangan itu.
Namun, semua itu terbantahkan ketika dia masih melihat Gen yang berdiri Tegak. Aura yang menyelimuti tubuh Gen, berhasil menangkal Ombak Pasir yang diarahkan kepadanya. Gen tersenyum puas, dan sekarang ia akan melancarkan serangan Balik.
Gen menghentakkan kakinya ke tanah, dan bergerak dengan cepat hingga sampai di depan tubuh Sandler. Kemudian, Gen menghantamkan Pukulanya ke Perut Sandler sama seperti yang tadi ia lakukan kepadanya. Pukulan Gen begitu kuat, sampai-sampai menghancurkan Kulit bagian depan tubuh Sandler yang keras.
Samar-samar, Gen melihat sesuatu yang bersinar yang terletak di Dada Kiri Sandler saat Kulitnya hancur. Perasaan Gen mengatakan, bahwa itu adalah Kelemahan nya. Naas, hanya satu Pukulan saja, Bentuk Elemen Api milik Gen langsung memudar, dan mengembalikan nya ke Wujud Dasar tanpa Elemen.
"Hanya satu Serangan?" Gumam Gen, seraya mengatur Nafas nya yang tersengal.
"Fase 2 Itu memang mengeluarkan seluruh Potensi Elemen. Tapi, Fase 2 juga mengeluarkan seluruh Kapasitas Mana yang ada di tubuh mu menjadi Aura. Itulah mengapa, Fase 2 sangat Boros Energi," Jelas Kirin.
"Haah, kenapa baru bilang!" Gen bahkan tidak mempunyai tenaga untuk berdiri.
Sandler yang sudah terluka parah, kini kembali Bangkit dan berjalan ke arah Gen. Luka retakan yang ada di tubuhnya kembali pulih, hanya dalam hitungan detik. Kemudian, ia mencekik tubuh Gen lalu mengangkat nya.
"Ada kata-kata terkahir, sebelum kau pergi?" Tanya Sandler, dengan Nada yang mengejek.
Gen tertawa kecil, lalu memasang senyum tipis di bibirnya. Sandler nampak tidak paham, kenapa Gen bertingkah demikian.
"... Ada, Kata kata terakhir ku, Aku tidak sendiri!" Ujar Gen, sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.
Tiba-tiba, Sandler merasakan Kepalanya terlepas dari lehernya, dan ada seseorang yang menendang tubuhnya menjauh sehingga ia menjatuhkan Gen. Orang itu ialah Arthur, yang sedari-tadi menunggu Momentum untuk Menyerang.
"Kelemahannya hanya di Dada Kiri nya," Ujar Kirin, Melalui Gelang Tangan yang dikenakan oleh Gen.
"Baiklah, akan Ku selesaikan!"
Kepala Sandler kembali tumbuh. Namun, ia disambut oleh Arthur yang sedang berdiri di hadapannya. Arthur hendak menusukan Pedangnya ke Dada Kiri Sandler, namun Sandler dengan cepat menghindari serangan tersebut.
Sandler mundur beberapa langkah untuk menjaga Jarak aman, kemudian ia mengubah bentuk tanganya menjadi Kampak yang terbuat dari Pasir. Sekarang, pertarungan antara kedua pengguna senjata Tajam.
"Kau tidak akan pernah bisa mengalahkan ku!" Seru Sandler.
"Bisa!" Arthur mengalirkan Aura berwarna Emas, ke Pedang Excalibur yang sedang ia Genggam dengan kedua tanganya.
Sandler mengayunkan Tangan kanan nya yang berbentuk Kampak. Tapi, Arthur dapat dengan mudah memotong Tangan Sandler hanya dengan satu Kali Ayunan Pedang. Tidak puas sampai disana, Arthur kembali mengarahkan Pedang ke atas Kepala Sandler.
Setelah itu, Ia menarik Pedang nya kebawah yang mana menyebabkan Tubuh Sandler tercincang menjadi 2 Bagian. Ketika hendak Terjatuh, Sandler melihat Arthur yang sedang Lengah. Sandler memanfaatkan Hal tersebut untuk mengayunkan Kampaknya ke arah Arthur, sebelum ia terjatuh ke tanah.
Arthur meringis kesakitan, setelah terkena serangan tersebut. Padahal hanya goresan kecil, Tapi Rasa sakitnya sangat luar biasa. Arthur sedang dalam Posisi Jongkok, dengan satu kakinya yang ditekuk. Itu dilakukan, supaya ia lebih mudah untuk menahan Rasa sakitnya.
"Hahaha, sakit bukan?" Tanya Sandler, yang sedang berusaha Bangkit.
Tubuhnya kembali seperti sedia kala, lalu ia berjalan perlahan ke arah Arthur.
"Apa yang kau lakukan?!" Arthur tidak dapat menggerakan tubuhnya sekarang.
"Bukan apa-apa. Hanya memberikan sedikit mantra sihir di tangan ku yang dapat ku ubah menjadi bentuk apapun yang ku mau!" Ujar Sandler.
Kemudian, Sandler mengambil Excalibur dari tangan Arthur, dan melihatnya layaknya seorang Kolektor barang antik.
"Pedang yang Bagus. Hey, bagaimana jika aku memotong mu seperti yang tadi kau lakukan padaku?!" Ucap Sandler dengan nada yang geram.
"Sialan!" Arthur sama sekali tidak dapat berbuat Apa-apa.
"MATI KAU!!!!" Sandler mengangkat Excalibur Layaknya Algojo yang hendak Mengeksekusi korban nya.
Arthur menutup mata, karena Pasrah akan keadaan. Tiba -tiba, Sebuah panah melesat dan mengenai bagian Dada Kiri Sandler.
"ARGHHHH!!" Pekik Sandler karena kesakitan, dan ia pun menjatuhkan Excalibur.
Arthur terkejut ketika mendengar Pekikan suara Sandler. Terlihat dengan jelas, sebuah Anak panah Tertancap di Dada kirinya.
"Pertarungan Selesai!" Terdengar Suara perempuan, di belakang tubuh Arthur.
Perempuan itu adalah Selvia. Ia sedari tadi melihat Pertarungan Mereka dari bawah, dan memilih untuk Ikut bergabung di akhir pertarungan. Biasanya, hal seperti itu disebut 'Nyampah', di Dunia yang berbeda.
"Hahaha, rupanya kau licik juga ya, Elf Kecil!" Ujar Sandler.
"Bukan kah kau yang lebih Kecil, iblis baru lahir?" Selvia membalas Ejekan Sandler.
"Thc, dia mengejek ku! Mungkin kau ada benarnya, aku belum bisa menguasai tubuh manusia ini sepenuhnya. Itu menahan ku untuk menggunakan Kekuatan ku yang sebenarnya," Jelas Sandler.
Arthur terkejut ketika mendengar hal itu. Jika Iblis benar-benar Bangkit, dia harus Mempersiapkan diri supaya bisa Mengatasi Ras yang penuh dengan Kebusukan itu.
"Aku akan kembali setelah siap. Ku harap, Kita bisa bertemu lagi hahahaha!" Tubuh Sandler menghilang, bak diterpa Angin.
Selvia yakin, bahwa serangan ke Organ Vital nya belum cukup untuk membunuhnya. Nampaknya, ini lebih serius dari pada yang terlihat. Iblis juga dapat Berevolusi, ya itu lah kesimpulan yang Selvia tangkap saat ini.
***
Beberapa Menit kemudian.
Akhirnya Bantuan datang, dan Para Warga di Evakuasi menuju ke Kerajaan Pendragon Hall. Keadaan Beliana sudah cukup membaik, namun dia belum kunjung sadarkan diri. Begitu juga dengan Gen, sehingga mereka berdua dibawa menggunakan Tandu khusus.
Mereka semua kembali, walaupun harus menelan semua kejadian Pahit ini. Pengalaman ini Menjadi pelajaran bagi semua orang yang menjadi Saksi.
Dan juga, Lahirnya para Pahlawan baru yang terdiri dari beberapa Pemuda yang memiliki Potensi besar. Petualangan mereka tidak berakhir disini, Melainkan ini Hanyalah Awal dari Apa yang menunggu Mereka ke depanya. Cahaya Keajaiban, Telah Lahir!
Bersambung
Author Note
Akhirnya, Arc 1 sudah Selesai. Maaf ya padahal cuman 7 Bab, Tapi Update nya lama banget. Heheh Author lumayan Sibuk di Dunia nyata, Jadi Mohon pengertianya ya kalo udah gak sibuk, nanti Author Up nya Rajin Koq🙄
Oke Jangan lupa Like dan Komen ya, Vitamin buat Author itu. Jika ada yang berkenan untuk menyumbangkan Poin nya, silahkan Author juga Kagak Nolak koq:v
Sampai Jumpa semuanya, Sampai ketemu di Chapter Selanjutnya, Dadah!
**Arc 1: Kebangkitan Sang Pahlawan.
Selesai.
Visual Gen Flame Mode Phase 2**:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Zhan-Ge
eeee... akhir arc 1 yang epic ≧∇≦
seketika merasa keren setelah membaca chapter ini
2021-05-08
2
𝙁𝙚𝙧𝙧𝙧_𝙝𝙨𝙣
ganbatte tomokun
2020-12-28
1