Chapter 13: Berkeliling Kota

Saat ini, Gen dan Beliana menaiki Kereta Kuda yang mereka sewa untuk pergi dari desa [Sinos], ke Ibukota [Pendragon Town]. Dengan menaiki Kereta Kuda yang ditarik oleh 2 kuda dan 1 kusir, serta Gen memilih Kereta yang tertutup, supaya Beliana mendapatkan Kejutan ketika sampai.

Perjalanan mereka membutuhkan waktu 2 Jam, untuk tiba di Ibukota [Pendragon Hall]. Keadaan Cukup hening selama beberapa saat, karena Gen belum dapat membuka Topik, sementara Beliana sedang sibuk menatap keluar jendela Kereta.

"(Aduh, apa yang harus ku bicarakan! Ini terlalu canggung, kenapa aku harus canggung?! Aku harus bicara, tapi, bicara apa apa apa apa apa?!)" Gen membatin, dan bertanya-tanya pada ditinya sendiri.

Dia tidak ingin suasana Canggung terus seperti ini. Gen menarik nafas panjang, lalu menghembuskanya perlahan, untuk menenangkan diri. Karena Gen termasuk orang yang jarang bicara empat mata pada orang lain, jadi ini merupakan Hal yang langka baginya.

"Eemm, Bel...." Sapa Gen, dengan posisi kepala menunduk.

"Ya, Kak?" Sahut Beliana.

Gen memainkan jarinya sesaat, untuk mengambil jeda berfikir. Setelah dia mendapatkannya, Gen langsung melontarkan topik pembicaraan kepada Beliana.

"Be..Beliana, Sebenarnya, Kamu itu berasal darimana?" Celetuk Gen.

Tiba-tiba, raut wajah Beliana yang tadinya ceria sekarang menjadi murung. Hal itu membuat Gen merasa tidak Enak.

"(Gen Bodoh?)" Caci Gen, pada dirinya sendiri.

"Yang aku tahu, aku ada di [Gold Dragon Palace] bersama Tuan Kirin, itu yang ku tahu." Jawab Beliana, sembari memasang kembali ekspresi senyumnya.

"Maksudmu, tempat dimana kita melakukan perjanjian?" Tanya Gen, untuk memastikan.

"Iya. Dan juga, aku telah menunggu Kak Gen untuk datang kesana, supaya Aku bisa melihat dunia luar. Terima kasih telah memberiku kesempatan, untuk melihat dunia luar."

Gen pun tertawa kecil, sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sesungguhnya, ia sama sekali tidak tahu, mengapa Beliana berterima kasih padanya.

"Sudahlah. Oh iya, kenapa kau tinggal disana Bel?" Celetuk Gen.

"Sudahlah, pembahasan kalian tidak enak untuk dilanjutkan!" Potong Kirin.

Beliana menarik nafas lega, karena Kirin dapat menghentikan Gen untuk melanjutkan Pertanyaannya. Sebaliknya, Gen malah merasa sangat Kesal, ketika Kirin menghentikanya untuk bertanya. Padahal, Gen sangat ingin Tahu tentang Beliana. Yaah, mungkin ini belum waktunya.

Tiba-tiba, terbesit pertanyaan di benak Gen. Tanpa basa-basi, ia pun langsung menanyakan hal yang mengganjal di benaknya.

"Oy Kirin, Beliana bilang, "Aku telah menunggu Kak Gen" Maksudnya apa? Apakah kau tahu, atau ini memang ada unsur kesengajaan, untuk menjadikan ku Wadah Kekuatan ini? " Tanya Gen.

"Sebenarnya Yang Beliana maksud itu adalah, Orang yang akan menjadi pemilik kekuatan itu. Berhubung sekarang sudah diketahui itu adalah Kau, jadi dia terang-terangan menyebut namamu," Jelas Kirin.

"Tapi, darimana kau tahu aku akan datang dan menyentuh Piramida itu?" Tanya Gen, karena masih kebingungan.

"Sebenarnya, Segel itu tersebar di beberapa tempat di dunia. Dan segel itu akan secara otomatis menarik perhatian sang Calon pemilik supaya menyentuhnya." Kirin mengambil jeda sejenak.

"Takdir berkata bahwa kau yang akan menjadi pemiliknya. Elemental Brace seharusnya menjadi Gelang, tapi kau malah menyentuh Segelnya menggunakan Telapak tangan, bukanya Pergelangan tangan, jadi Gelang itu malah terpakai di Punggung telapak tanganmu." Lanjut Kirin.

"Aku kan tidak Tahu! Lagipula, tidak ada cara penggunaanya koq! Dan aku tidak percaya, jika semua itu hanya takdir." Cetus Gen.

"Terserah kau sajalah Genius Ren~"

***

2 Jam berlalu dengan cepat. Akhirnya, kereta Kuda pun berhenti, lalu sang Kusir mulai turun dan membukakan pintu kereta. Gen dan Beliana turun secara bersamaan.

Sesuai harapan Gen, Beliana terperanjat kagum, ketika melihat suasana Ibukota. Kota yang penuh dengan beragam Makhluk selain Manusia, tapi Memiliki Akal sehat seperti Manusia. Ya, Humanoid dan Manusia sepertinya dapat beraptasi dengan baik.

"Nah sekarang, Kau mau beli apa?" Tanya Gen, yang tidak ingin berlama-lama berada di luar Rumah.

Beliana tidak menjawab Pertanyaan Gen. Ia masih tercengang, melihat kemegahan Kota besar ini. Kota ini adalah Pusat Perdagangan di Benua [Questernia], jadi wajar saja jika Kota ini sangat ramai.

"Woy, jangan melamun!" Tegas Gen.

"Eh, Ma..maaf Kak Gen. Sepertinya, aku terlalu berlebihan," Lirih Beliana.

Gen tersenyum, lalu mengulangi kembali pertanyaannya, "Jadi, apa yang ingin kau beli?"

"Hmm, Aku ingin beli pakaian.." Jawab Beliana, dengan perasaan Malu-malu.

Gen Mengiyakan permintaan Beliana, lalu ia menggandeng Tangan Beliana, untuk mempercepat langkah Beliana. Beliana merasa tidak nyaman, sekaligus bingung dalam keadaan seperti ini. Seumur hidupnya, baru kali ini ia bergandengan tangan dengan Manusia, apalagi Lawan Jenis.

Orang-orang yang sedang berlalu-lalang menatap ke arah Mereka berdua, tetapi, Gen yang sepertinya tidak menyadarinya hanya terus berjalan tanpa peduli sedikitpun. Sedangkan Beliana? Dia sedang dilanda malu saat ini.

Akhirnya, mereka berdua sampai di Toko Pakaian [Stela]. Toko yang tidak terlalu besar, Namun menjamin Kualitas Pakaian yang dijual didalamnya. Gen sengaja memilih Toko ini, karena ia malas mengantri dan berdesakan, jika belanja di Toko yang besar.

Beliana langsung melepas cengkraman tangan Gen, kemudian berlari ke arah dimana Pakaian Wanita dipajang. Padahal sebenarnya, Beliana ingin menyembunyikan Wajahnya yang telah berubah warna menjadi merah Padam, akibat kelakuan Gen.

"Huft, dia sangat bersemangat. Baiklah, aku akan mencari pakaian untuku juga sekalian," Gumam Gen, tanpa mengerti apa sebenarnya kesalahan yang telah ia perbuat.

Setelah beberapa menit memilih pakaian, akhirnya Beliana menemukan Pakaian yang ia Inginkan. Kemudian, ia memcoba pakaian yang baru ia pakai itu di ruang Ganti.

Setelah selesai, ia keluar dan menunjukan Stelan yang baru saja ia gunakan, kepada Gen.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Beliana, sembari berputar-putar, agar Gen dapat menilai dengan baik.

Beliana memakai Baju lengan panjang berwarna Putih, serta Rok berwarna Biru tua yang panjangnya menyentuh Lutut Beliana. Sebagai pelengkap, Dia juga memakai Mantel berwarna Biru tua.

"Hmm, kau terlihat seperti penyihir." Celetuk Gen.

"Iya iya aku tahu koq! Maksudku, bagaimana menurut Kakak?!" Pekik Beliana.

"Hmm, Bagus udah. Ayo, kita bayar, setelah itu ke Tempat selanjutnya." Ujar Gen.

Beliana menggembungkan pipinya, untuk mengekspresikan kekesalannya kepada Gen. Orang itu benar-benar tidak memiliki selera untuk memuji orang lain.

"Baiklah Nyonya, berapa Harga 1 Set pakaian yang wanita ini pakai, dan beberapa tumpuk Pakaian yang ada di tas ini," Ucap Gen, sembari menyodorkan Tas belanjaannya.

"Hmm, Totalnya 2 keping Emas." Jawab Sang Pelayan.

Gen merogoh kantung Uangnya, lalu mengambil 2 Keping Koin Emas. Setelah itu, dia menyerahkan Uangnya kepada sang Pelayan.

"Terima kasih untuk kunjungannya Tuan!" Ucap Sang Pelayan, dengan nada yang ramah.

Setelah itu, mereka langsung berjalan keluar Toko, dan Gen berjalan di depan untuk menuntun Beliana ke Destinasi selanjutnya.

"Hphh, Jalan-jalan dengan Kak Gen benar-benar Menyebalkan!" Ketus Beliana, yang nampaknya masih kesal kepada Gen.

"Kesal kenapa?" Ucap Gen, karena tidak mengerti apa yang Beliana maksud.

Tapi, Beliana malah membuang Muka, sembari melipat tangannya di dada. Gen yang tidak mengerti malah bersikap Cuek, seakan tidak bersalah. Hal itu membuat Beliana semakin merasa Kesal.

"Baiklah, Hmm kau mau makan Apa melihat-lihat pemandangan dulu?" Tanya Gen, tanpa melihat ke arah Beliana.

"Hphh!" Beliana hanya Mendengus, karena ia masih kesal terhadap Gen.

Tiba-tiba, Suara Aneh terdengar dari arah Beliana. Suara yang sangat Familiar di telinga semua orang. Begitu Gen menengok, Gen langsung menyadari bahwa Suara itu adalah suara Perut Beliana yang sedang keroncongan. Wajah Beliana memerah, karena ia merasa sangat Malu.

"Hahaha, sepertinya kau lapar. Baiklah kita akan mencari makanan. Mau ikut?"

Beliana hanya menggeleng, ketika mendengar ajakan Gen. Perutnya mungkin kelaparan, tapi ia ingin tetap menjaga Harga dirinya dihadapan Gen.

"Oh kalau gak mau yasudah, aku akan pergi sendiri," Ujar Gen, sembari berjalan menjauhi Beliana.

Beliana terkejut, karena ia tidak menyangka bahwa Respon Gen akan seperti ini. Padahal, Ia berharap jika Gen akan meminta Maaf kepadanya. Tapi apalah daya, karena Gen juga tidak menangkap Maksud Beliana, mau tidak mau ia harus membuang harga dirinya, dan berlari mengejar Gen.

"Kak Gen, Tunggu!" Beliana mengejar Gen, yang tidak jauh di depannya.

Gen pun menunggu Beliana sampai, setelah itu, Mereka berdua berjalan bersama menuju restoran. Beliana bahkan tidak mengerti, apakah ini hari terbaiknya, atau hari Terburuknya. Yang dia harus lakukan adalah beradaptasi, bersama dengan Manusia paling menyebalkan yang pernah ia temui.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zhan-Ge

Zhan-Ge

Selain sangat menyebalkan, Gen juga tidak peka sama perasaan orang lain, dan Beliana terjebak bersamanya 😂

2021-06-13

0

Sept September

Sept September

jempol

2020-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter1: Dimulai
2 Chapter 2: Perjanjian
3 Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4 Chapter 4: Rival
5 Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6 Chapter 6: Rekan
7 Chapter 7: Pertarungan
8 Chapter 8: Kedatangan
9 Chapter 9: Pertemuan
10 Chapter 10: Basic Form
11 Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12 Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13 Chapter 13: Berkeliling Kota
14 Chapter 14: Perubahan Fisik
15 Chapter 15: Wind Mode
16 Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17 Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18 Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19 Chapter 19: Human Potential
20 Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21 Chapter 21: Terlambat!
22 Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23 Chapter 23: Terpojok
24 Chapter 24: Kepercayaan
25 Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26 Chapter 26: Tidak berguna
27 Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28 Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29 Chapter 29: Find A New Life
30 Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31 Chapter 31: Latihan bersama
32 Chapter 32: Resonasi
33 Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34 Chapter 34: Kejutan
35 Chapter 35: Tragedi
36 Chapter 36: Phantom
37 Chapter 37: Kesalahan
38 Chapter 38: Reuni
39 Chapter 39: Arthur Vs Allen
40 Chapter 40: Excalibur Form
41 Chapter 41: Gencatan senjata
42 Chapter 42: Evakuasi
43 Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44 Chapter 44: Dampak
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter1: Dimulai
2
Chapter 2: Perjanjian
3
Chapter 3 Pertarungan di Gurun
4
Chapter 4: Rival
5
Chapter 5: Kebangkitan Iblis
6
Chapter 6: Rekan
7
Chapter 7: Pertarungan
8
Chapter 8: Kedatangan
9
Chapter 9: Pertemuan
10
Chapter 10: Basic Form
11
Chapter 11: Pelatihan Genius Ren! (Tahap 1)
12
Chapter 12: Percakapan di malam Hari
13
Chapter 13: Berkeliling Kota
14
Chapter 14: Perubahan Fisik
15
Chapter 15: Wind Mode
16
Chapter 16: Gen Vs Bandit Penyihir
17
Chapter 17: Gadis berambut Coklat
18
Chapter 18: Pelatihan Genius Ren (Tahap 2)
19
Chapter 19: Human Potential
20
Chapter 20: Tujuanku untuk bertarung?
21
Chapter 21: Terlambat!
22
Chapter 22: Lampaui Batas! Menuju ke Fase 3
23
Chapter 23: Terpojok
24
Chapter 24: Kepercayaan
25
Chapter 25: Aku Tidak Akan Kalah!
26
Chapter 26: Tidak berguna
27
Chapter 27: Perbedaan Sudut pandang
28
Chapter 28: Keputusan yang telah dipilih
29
Chapter 29: Find A New Life
30
Chapter 30: Konflik seorang pemimpin
31
Chapter 31: Latihan bersama
32
Chapter 32: Resonasi
33
Chapter 33: Perpisahan Akademi Penyihir
34
Chapter 34: Kejutan
35
Chapter 35: Tragedi
36
Chapter 36: Phantom
37
Chapter 37: Kesalahan
38
Chapter 38: Reuni
39
Chapter 39: Arthur Vs Allen
40
Chapter 40: Excalibur Form
41
Chapter 41: Gencatan senjata
42
Chapter 42: Evakuasi
43
Chapter 43: Apa itu Kebenaran?
44
Chapter 44: Dampak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!