Menang Banyak

Yuda kembali ke kantor dengan tangan kosong, bahkan tadi sempat berdebat dengan Erik. Sesampainya di kantor Yuda langsung masuk ke ruang Nicco.

"Nih ambil, capek gua!" Kata Yuda sambil meletakkan map di meja Nicco.

"Udah kelar urusannya?" Tanya Nicco.

"Kelar dari Hongkong? Ketemu orangnya aja kagak, malah perang sama si Erik sialan itu."

"Kenapa Erik, urusannya sama Zafran peak!"

"Iya, Zafran nggak ada, tiga bosnya secuil pun nggak ada, puas?!"

"Dasar asisten sesat, gua bos lo, ngapain lo yang marah-marah ke gua?!"

"Zafran nggak ada, Zidan sama pak Adi juga nggak ada malah gua adu mulut sama si Erik."

"Tunggu....tunggu, mereka nggak ngantor semua? Atau jangan-jangan Izzaz lahiran?"

"Hah....yang bener lo Co, emang udah waktunya?"

"Iya gua itung dari hari itu emang bulan ini harusnya dia lahiran, Yud lo harus cari tahu di rumah sakit mana Izzaz lahiran."

"Ok, biar gua minta bantuan temen gua buat ngecek Zafran ada dimana." Lalu Yuda menghubungi seseorang lewat chat, setelah agak lama menunggu ada jawaban masuk.

"Co Zafran ada di rumah sakit XX, kamu mau kesana sekarang?"

"Thanks Yud, lo ikut gua sekarang!"

Setelah percakapan itu Nicco dan Yuda langsung pergi ke rumah sakit itu. Nicco tak sabar ingin memastikan apa benar Zizi sudah melahirkan. Sesampainya di resepsionis Nicco bertanya, namun Nicco harus menelan kekecewaan. Pihak rumah mengatakan tidak ada pasien atas nama Izzaz Afkarina.

"Mereka pasti menutup akses untuk orang luar, Yud."

"Iya, mereka punya duit banyak, apa yang ngga mungkin buat mereka, rumah sakit ini pun bisa mereka beli."

"Yud, tapi gua nggak mau nyerah, gua harus ketemu Izzaz dan anak gua."

"Susah Co, mereka pasti ngebayar orang buat jaga 24 jam."

Nicco dan Yuda berjalan lemas menuju parkiran rumah sakit, mereka melihat mobil Zafran ada di parkiran.

"Yud, itu bukannya mobil Zafran?"

"Berarti benar Izzaz dirawat di sini Co."

***

Malam harinya Nicco nekat pergi ke rumah sakit sendirian, menyusup masuk bagian ruang rawat pasien bersalin. Nicco menduga pasti Zizi ada di ruang VVIP. Nicco bersembunyi dibalik tembok, ada dua orang yang berjaga di luar.

Nicco mengambil belati lipat yang dia siapkan dari rumah. Setelah melihat keadaan sepi Nicco menodongkan pisau ke arah penjaga dari belakang.

"Ga usah ngelawan! Gua cuma mau ngelihat dari luar aja." Kata Nicco mengancam salah satu penjaga.

"Siapa lo?" Tanya penjaga itu, lalu penjaga satunya diam-diam memberi tahu Zafran kalau ada penyusup masuk.

"Gua bapaknya bayi itu, gua cuma mau lihat dari luar, nih ambil kalau nggak percaya, lo bisa kill gua kalau gua macam-macam." Kata Nicco memberikan belatinya kepada penjaga itu dan melihat dari pintu yang di buka sedikit. Lega bisa melihat Zizi walau dari jarak yang cukup jauh, wajah yang dirindukan selama sembilan bulan lebih.

***

Zafran, Zaki dan Zidan sudah berada di parkiran rumah sakit, mereka langsung menuju ke ruang rawat Zizi.

Di dalam ada bu Zahra yang menggendong bayi Zizi, sedang Zizi masih terbaring di hospital bed.

"Sayang lihat anak kamu, ganteng banget lo, mirip kamu, dari kemarin kamu belum lihat dia kan?" Tanya bu Zahra lembut.

"NGGAKKKKKKKKK"

"Bawa dia pergi ma, aku nggak mau lihat dia, aku benci dia. Bawa menjauh atau aku akan lempar lewat jendela!" teriak Zizi keras, lalu berbaring miring menghadap dinding dan menutup telinganya dengan bantal, mama Zahra yang shock mundur dengan tubuh bergetar. Bayi yang ada di gendongannya hampir terlepas."

"Nyonya!" teriak Nicco yang masuk dan langsung memegang bu Zahra dari samping lalu membawanya duduk di sofa ruangan itu.

Tangis bu Zahra tak terbendung lagi. Bayi yang di gendongannya pun menangis kencang. Nicco berlutut didepan bu Zahra.

"Nyonya, saya tahu perbuatan saya tidak bisa dimaafkan, tapi tolong izinkan saya merawat anak saya, saya janji akan menyayangi dan menjaganya dengan baik. Nyonya bisa mengunjunginya kapanpun nyonya mau. Pintu rumah saya selalu terbuka untuk nyonya." Nicco berkata dengan menangis pilu, perih hatinya ibu dari anaknya sangat membenci buah hatinya sendiri.

"Apa jaminannya kamu berkata begitu?" Tanya bu Zahra.

"Nyawa saya nyonya, nyonya bisa mengambilnya kembali kalau saya ingkar janji."

Diluar ruangan Zafran, ZaKi dan Zidan memperhatikan pembicaraan mamanya dengan Nicco. Zaki dan Zidan mencoba masuk namun ditahan oleh Zafran dengan mengangkat tangan kirinya.

"Wait! Biar mama yang bicara, kita lihat aja dulu." Kata Zafran pada Zaki dan Zidan.

"Bagaimana dengan orang tuamu, apa mereka setuju?" Tanya bu Zahra pada Nicco.

"Tentu, mama papa pasti akan sangat senang." Jawab Nicco.

"Baiklah, saya izinkan kamu merawatnya, jaga dan sayangi dia untuk Zizi, saya percaya sama kamu." Kata bu Zahra ditengah tangisnya dan memberikan bayi mungil itu kepada Nicco.

"Mama!" suara bariton dari Zafran. Diikuti Zaki dan Zidan yang masuk ruangan.

"Kenapa mama berikan sama dia?" Zidan menunjuk pada Nicco.

"Ma kita harus minta persetujuan papa dulu." kata Zaki.

"Mama yang akan ngomong ke papa, sudahlah. Bang Zaf bantu Nicco mengurus administrasi agar bisa membawanya pulang!"

"Iya ma." Jawab Zafran patuh.

Nicco berdiri dan mendekati Zizi.

"Izzaz.....aku tahu kamu bisa mendengar aku. Aku izin membawa putra kita, aku akan menyayanginya. Izzaz...aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku sama anak kita pamit dulu ya, terima kasih kamu sudah mempertahankannya." Kata Nicco lembut, semua yang ada menitikkan air mata.

Bu Zahra mencium bayi itu sebelum Nicco membawanya keluar.

Nicco melangkah keluar diikuti Zafran di belakangnya.

"Tunggu!" Kata bu Zahra.

"Ada apa nyonya?" Tanya Nicco.

"Bawa ini, ini baju dan perlengkapan bayi." bu Zahra memberikan sebuah tas pada Nicco yang langsung diterima dan diletakkan di pundaknya.

"Terima kasih nyonya." Kata Nicco yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh bu Zahra.

"Heh, ini barang lo, ambil!" kata bodyguard yang memegang belati Nicco.

"Buat lo saja, gua udah nggak butuh, siapa tau tuan lo itu nanti nyuruh lo buat ngeb*nuh gua." Kata Nicco sambil menunjuk Zafran dengan dagunya. Lalu berjalan di lorong rumah sakit diikuti Zafran.

"Menang banyak lo ya......kami yang susah payah jaga kehamilan Zizi, lo yang dapat anaknya." kata Zafran.

"Gak usah banyak protes, ambil ponsel gua, suruh Yuda jemput gua, gua nggak bisa ngambil ponsel!"

"Ngelunjak nih anak!" Tapi Zafran tetap mengambil ponsel di saku celana Nicco dan memencet nomor Yuda.

"Halo jemput bos lo di rumah sakit sekarang!" perintah Zafran pada Yuda lewat sambungan telefon."

"Hah....lo kenapa Co, lo sakit?" tanya Yuda dari sebrang.

"Ini gua Zafran, gak usah banyak tanya, cepetan kesini jangan bawa mobil, lo sopirin bos lo!"

"Trus gua kesitu pakai apa dong?"

"OJEK!" pake nanya lagi!" jawab Zafran emosi.

"Udah nggak usah emosi, semoga lo diterima di sisinya." Kata Nicco.

"Heh sialan, lo doain gua mati?"

"Maksud gua amal kebaikan lo ke gua, jelek mulu pikirannya, lagian jangan ngumpat deket ponakan, nanti dia ngikut."

Setelah perdebatan itu Zafran mengurus administrasi, bayinya sudah bisa dibawa pulang karena kondisinya baik. Zafran menemani Nicco sampai Yuda datang dan mengantarkannya sampai mobil.

"Zaf....thanks ya." kata Nicco dengan mata berkaca, yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Zafran.

Episodes
1 Prolog
2 Taman Kota
3 Hari Kelulusan
4 Proyek Mangkrak
5 Marahnya Pak Bos
6 Zizi Tidak Pulang
7 Pencarian Zizi yang Hilang
8 Suasana Panas
9 Titik Terang
10 Nicco Pulang ke Rumah
11 Kejadian di Hari Itu
12 Obsession
13 Niat Baik Nicco
14 Dunia Baru
15 Bumil
16 Mencari Kepastian
17 Nicco Junior
18 Menang Banyak
19 Papa Muda
20 Mata Panda
21 Gadis Lagi
22 Melanjutkan Hidup
23 Sendu & Pilu
24 Cucuku Sayang
25 Papa Posesif
26 PDKT
27 Beban Hidup
28 Jagoan Tampan
29 Kembali Pada-Mu
30 Tak Ingin Pulang
31 Galau
32 Lamaran
33 Hari Pernikahan
34 Pesta
35 Pangeran Tampan
36 Kucing-kucingan
37 Ternyata
38 Susah tapi Senang
39 Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40 Modus
41 Status Nggak Jelas
42 Jealousy Jealousy
43 Katakan Cinta
44 Jumpa Camer
45 Lamaran Paksa
46 Amarah
47 Kalah Lagi
48 Rayuan Tak Mempan
49 Trick
50 Hari Panjang Nicco
51 Menikah Jua
52 Bundaku Sayang
53 Haru
54 Pesta untuk Zizi
55 Tahan Dulu
56 Ingin
57 Ribut
58 Pepet Terus
59 Me Time
60 Ngamuk
61 Nikmat Dibalik Musibah
62 Kronologi
63 Clear
64 Morning Sickness
65 Ngidam
66 Rujak dan Dirujak
67 Mood Labil Bumil
68 Istri Pintar
69 Jatah Buat Kamu
70 Hadiah Kejutan
71 Jujur
72 Jalan Bareng
73 Bikin Gemes
74 Cuci Mata
75 Disemprot Mama
76 Luluh
77 Suami Idaman
78 Tenggelam
79 Mental Tempe
80 Jagoanku Ngambek
81 Berakhir Indah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Prolog
2
Taman Kota
3
Hari Kelulusan
4
Proyek Mangkrak
5
Marahnya Pak Bos
6
Zizi Tidak Pulang
7
Pencarian Zizi yang Hilang
8
Suasana Panas
9
Titik Terang
10
Nicco Pulang ke Rumah
11
Kejadian di Hari Itu
12
Obsession
13
Niat Baik Nicco
14
Dunia Baru
15
Bumil
16
Mencari Kepastian
17
Nicco Junior
18
Menang Banyak
19
Papa Muda
20
Mata Panda
21
Gadis Lagi
22
Melanjutkan Hidup
23
Sendu & Pilu
24
Cucuku Sayang
25
Papa Posesif
26
PDKT
27
Beban Hidup
28
Jagoan Tampan
29
Kembali Pada-Mu
30
Tak Ingin Pulang
31
Galau
32
Lamaran
33
Hari Pernikahan
34
Pesta
35
Pangeran Tampan
36
Kucing-kucingan
37
Ternyata
38
Susah tapi Senang
39
Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40
Modus
41
Status Nggak Jelas
42
Jealousy Jealousy
43
Katakan Cinta
44
Jumpa Camer
45
Lamaran Paksa
46
Amarah
47
Kalah Lagi
48
Rayuan Tak Mempan
49
Trick
50
Hari Panjang Nicco
51
Menikah Jua
52
Bundaku Sayang
53
Haru
54
Pesta untuk Zizi
55
Tahan Dulu
56
Ingin
57
Ribut
58
Pepet Terus
59
Me Time
60
Ngamuk
61
Nikmat Dibalik Musibah
62
Kronologi
63
Clear
64
Morning Sickness
65
Ngidam
66
Rujak dan Dirujak
67
Mood Labil Bumil
68
Istri Pintar
69
Jatah Buat Kamu
70
Hadiah Kejutan
71
Jujur
72
Jalan Bareng
73
Bikin Gemes
74
Cuci Mata
75
Disemprot Mama
76
Luluh
77
Suami Idaman
78
Tenggelam
79
Mental Tempe
80
Jagoanku Ngambek
81
Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!