Kini usia kandungan Zizi sudah memasuki usia sembilan bulan, ia sudah merasa sudah berjalan juga susah tidur. Badanya kurus hanya perutnya yang buncit. Diam-diam bu Zahra sudah mempersiapkan keperluan bayi.
Amel yang selalu menjaga Zizi sering dibangunkan untuk mengantar Zizi ke kamar mandi karena sering buang air kecil. Tengah malam itu Ziz nampak gelisah tidak bisa tidur.
"Zi, perut lo kenapa, sakit ya?" Tanya Amel khawatir karena Zizi tidur tidak tenang.
"Perut gua mules, anterin ke kamar mandi ya!"
"Iya, ayo!" Amel merangkul pundak Zizi untuk mengantarnya ke kamar mandi.
"Mel....ada darah di celana dalam gua! " Teriak Zizi dari dalam kamar mandi, Amel yang terkejut langsung membuka pintu kamar mandi dan masuk.
"Zi, lo mau lahiran ini, kita keluar dulu yuk, bentar ya gua bangunin tante Zahra." Amel keluar kamar dengan tergesa-gesa untuk membangunkan bu Zahra.
Tok.....tok....tok....
"Tante, ini Amel!" tak berselang lama pintu kamar terbuka.
"Amel, ada apa?" Tanya bu Zahra terkejut.
"Perut Zizi sakit tante, ada noda darah di celana dalamnya juga." kata Amel gemetar.
"Ya Allah, Zizi mau lahiran, pa....papa bangun pa, Zizi mau lahiran!" Bu Zahra membangunkan suaminya.
"Amel bangunkan abang semua, kita siap-siap ke rumah sakit sekarang, tante akan urus Zizi." Bu Zahra menyuruh Amel membangunkan Zafran, Zaki dan Zidan.
"Baik tante."
Malam itu semua heboh waktu menunjukkan jam satu dini hari. Zafran yang sudah siap dan masuk ke kamar Zizi langsung membopong Zizi yang sudah sangat kesakitan. Zafran membawa Zizi masuk mobilnya dan dan langsung duduk di kursi kemudi. Amel duduk di belakang bersama bu Zahra sedang Zizi di tengah menahan sakit. Zaki, Zidan dan pak Adi menyusul dengan mobil sendiri di belakang mereka.
Hampir setengah jam berkendara mereka sampai di parkiran rumah sakit. Zafran kembali membopong tubuh Zizi lari memasuki pintu UGD dan langsung disambut perawat dengan membawa brangkar. Perawat membawa Zizi ke ruang bersalin dan langsung menutup pintunya.
Dokter masuk dan memeriksa Zizi dan ternyata sudah pembukaan 8. Dokter memberi tahu keluarga di luar dan masuk lagi. Bu Zahra yang menemani Zizi di dalam ruangan.
"Sayang, sabar ya, yang kuat." Kata mama Zahra sambil memegang tangan Zizi, hatinya teriris putrinya harus melahirkan tanpa suami. Zizi mencengkram kuat tangan mamanya menahan sakit.
Setelah diperiksa lagi pembukaan sudah lengkap dan siap dilakukan persalinan normal. Namun keadaan Zizi lemah dan tidak ada semangat. Dokter memberi tahu dan menyarankan persalinan dilakukan secara cesar.
Keluarga menyetujui dan menandatangani berkas untuk dilakukan persalinan caesar. Tak berapa lama terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan, semua yang menunggu di luar merasa lega.
Dokter keluar dan memberitahu bahwa operasi berjalan lancar. Bayinya laki-laki sehat dan normal, ibunya dalam keadaan baik meskipun belum sadar.
"Zaf, suruh dua orang anak buahmu berjaga disini mulai sekarang, papa nggak ingin sampai berita ini tersebar, jangan ada yang tahu selain keluarga kita."
"Iya pa."
"Mel kamu tetap jaga di sini ya sampai Zizi boleh pulang!" Kata Zaki pada Amel.
"Iya bang, tapi nanti saya pulang dulu ambil baju ganti." Jawab Amel sopan.
"Kamu pulang sama Zafran aja biar kami disini dulu, nanti gantian." Kata pak Adi.
"Baik om, ada yang perlu Amel bawa untuk om nggak?" tanya Amel.
"Nggak Mel, tante aja kamu bawain ganti, suruh bik Nah siapkan."
"Pa, hari ini kita nggak usah ke kantor dulu biar semua kerjaan di handle Erik sama Johan, papa pasti capek ngantuk, nunggu sampai Zizi sadar juga."
"Iya Dan, kasihan Zizi, pasti dia sangat butuh dukungan kita, mama juga biar istirahat disini dulu, capek bolak-balik, kamu kerja nggak Zak?" Tanya papa pada Zaki.
"Kerja pa, tapi agak siang aja, nunggu Zizi dulu.
Zizi dipindahkan di ruang rawat VVIP. Ada dua orang berjaga di luar selain keluarga dan tenaga medis yang menangani tidak ada yang boleh masuk.
Di kantor semua karyawan heran karena tiga bos mereka tidak masuk. Hari itu Yuda datang ke kantor Zafran untuk bertemu Zafran atas perintah Nicco. Ada masalah pekerjaan yang harus minta persetujuan Zafran. Klien meminta penambahan bangunan sehingga harus merubah desain yang dibuat Zafran. Tapi Yuda tidak dapat menemui salah satu bos perusahaan itu. Erik mengatakan mereka ada di luar kota. Yuda pulang ke kantor tanpa membawa hasil .
***
Di rumah sakit Zizi sudah sadar, bayinya masih diruang perinatologi. Zafran, Zaki, Zidan dan papanya heboh sendiri melihat bayi Zizi.
"Pa mirip Zizi banget ya." Kata Zidan.
"Tapi menurut gua ini muka si Nicco sialan itu, mirip banget sama dia. Coba lihat bibir sama hidungnya, persis Nicco!" Jawab Zafran.
"Sialan memang tu anak, sembarangan aja nebar benih, udah gitu plek ketiplek dia lagi!" Ujar Zaki.
"Jadi pede lah tu anak nanti kalau lihat ni bocah." Zidan menimpali.
"Pokoknya jangan sampai dia tahu Zizi udah lahiran, jangan sampai dia lihat bayinya juga. Tuh anak ngeyel banget soalnya."
"Makanya kita harus jaga ruang Zizi di rawat 24 jam jangan lengah." Kata papa Adi.
Zizi sudah sadar namun keadaanya masih lemah, mama Zahra dan Amel selalu mendampingi. Ruang rawat Zizi dijaga dua orang bodyguard.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments