Pencarian Zizi yang Hilang

Semua keluarga Wiguna sangat khawatir dengan Zizi, mencoba menghubungi teman-temannya, dan pak Adi menyuruh Zafran mencari ke apartemen Selin, mengecek tempat terakhir dimana Zizi dapat dihubungi.

"Zaf, coba kamu cek langsung ke tempat temannya Zizi, dan cari info lainnya."

"Baik pak"

"Aku ikut bang, Abang hubungi Erik untuk membantu mencari Zizi." Kata Zaki yang langsung mendapat anggukan Zafran.

Zafran langsung menghubungi Erik lewat panggilan telefon.

"Rik.....adik gua belum pulang, dan ngga bisa dihubungi, kerahkan semua anak buah buat bantu cari, dan kasih kabar ke gua perkembangannya."

"Adik yang mana? siapa?" Tanya Erik beruntun ikut panik.

"Zizi, tadi ke mall X nganterin teman -temanya pulang ke apartemen, tapi sampai sekarang belum balik, ini gua mau ngecek langsung ke apartemen."

"Ok, gua jalan sekarang." jawab Erik tegas karena tahu bahwa pak bosnya mode serius, dan terdengar sangat khawatir, dia tidak berani bercanda seperti biasanya.

"Pa....ma....aku berangkat dulu sama Zaki ya, mama papa doain semoga Zizi cepat ketemu dan dia baik-baik aja."

"Iya...kabari mama terus ya bang, mama khawatir banget sama adikmu". Jawab mama Zahra disela tangisannya.

"Dan kamu juga hubungi Johan buat bantu pencarian, dengan banyak bantuan semoga Zizi cepat ketemu." Kata Zafran pada Zidan sebelum melangkah pergi.

"Baik bang." Jawab Zidan dengan nada bergetar hampir menangis mengingat Zizi.

Bu Zahra hanya bisa berdoa dan menyerahkan urusan pada ketiga putranya.

Pak Adi duduk disamping sang istri untuk menenangkan. Bu Zahra menangis sambil memeluk foto keempat putra-putrinya.

...Visual Zidan, Zizi, Zafran, dan Zaki...

"Pa.....kemana Zizi pergi pa? Kenapa tidak bisa dihubungi? Mama khawatir banget terjadi apa-apa sama Zizi pa...."

"Positive thinking aja ma... berdoalah semoga Zizi dalam keadaan baik.

***

Setelah satu jam berkendara Zidan dan Zaki sudah sampai di parkiran apartemen Selin, dan betapa terkejutnya mereka melihat mobil Zizi masih berada di parkiran apartemen. Lalu mereka menemui satpam yang berjaga untuk menanyakan unit apartemen Selin. Setelah mendapatkan informasi, mereka langsung naik ke lantai tiga menuju unit Selin dan langsung memencet bel, Selin keluar mengenakan baju tidur.

"Maaf dek, kami mengganggu, kami mencari Zizi."

"Kalian abangnya Zizi kan? Maaf tapi Zizi sudah pulang, tidak jadi menginap di sini"

"Siapa Lin?" Suara bariton dari dalam kamar dan pemilik suara langsung keluar.

"Abang?" Amel kaget melihat Zafran dan Zidan di depan pintu, Amel sudah pernah bertemu dengan Zafran dan Zaki saat Amel main ke rumahnya.

"Ada apa bang?" Bukannya Zizi sudah pulang? Udah sampai rumah kan?"

"Belum....mobilnya masih di parkiran bawah makanya kita ke sini."

"Kita tadi pisah di parkiran, Zizi nyuruh kita langsung naik, dan setelah itu kita ngga merhatiin dia lagi." Jawab Amel.

"Iya harusnya Zizi sampai sebelum jam sembilan." Selin menjelaskan.

"Apa tadi Zizi ada bilang sama kalian mau pergi ke mana gitu?"

"Nggak bang, tadi sebelum pulang Zizi ditelepon tante Zahra, katanya juga langsung mau pulang kok." Kata Amel.

"Ya udah makasih yaa, boleh minta nomor telepon kalian? Siapa tahu kita bakal dapet info dari kalian." Zafran mengulurkan ponselnya pada Amel, dan Amel langsung

mengetik nomornya di ponsel Zafran.

"Terima kasih, kalau gitu kita pamit dulu."

Zafran dan Zaki pergi dari apartemen Selin menyusuri jalanan dengan perasaan bingung harus mencari kemana adiknya. Lalu menghubungi seseorang lewat sambungan telepon.

"Halo......saya butuh bantuan untuk mencari keberadaan adik saya, nanti saya kirimkan fotonya. Kerahkan anggotamu yang profesional sekarang juga!" Zafran langsung menutup panggilannya.

"Bang apa nanti kita harus lapor polisi?"

"Jangan dulu Zak, kita minta persetujuan papa dulu, lagian sebelum 2x24 jam kita belum bisa membuat laporan. Semoga keberadaan Zizi cepat diketahui dan dia baik-baik aja."

Hampir semalaman mereka melakukan pencarian, namun hasilnya nihil, akhirnya mereka pulang saat menjelang subuh. Setelah istirahat sebentar mereka melakukan pencarian lagi. Sampai malam tiba keberadaan Zizi belum juga ditemukan, pencarian diperluas sampai keluar kota, namun tetep belum membuahkan hasil.

"Bagaimana.... sudah ada tanda-tanda keberadaan adik saya?" Tanya Zafran lewat sambungan telepon.

"Belum bos....." Jawab orang di seberang.

"Gimana sih..... kalian bisa kerja nggak?" Zafran mulai emosi.

"Cepat temukan adik saya malam ini juga, ini sudah masuk hari ke tiga!"

Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana rumah semakin panas, Zahra sudah tidak dapat lagi membendung air matanya sampai matanya bengkak. Zaki tidak tega melihat keadaan mamanya lalu memanggil pembantunya untuk membawa sang mama istirahat di kamarnya.

"Bi Nah......tolong bawa mama ke kamar, temani mama di kamar ya!"

"Baik den, mari buk....saya antar ke kamar." Ajak bi Nah sopan seraya menggandeng nyonyanya.

"Bang...pa...anak buahku mau melaporkan sesuatu, dia menunggu didepan." Kata Zidan kepada pak Adi dan kedua abangnya.

"Siapa?" Tanya pak Adi.

"Orang yang aku suruh mengawasi Nicco."

"Jadi kamu mencurigai Nicco ada dibalik semua ini?" Tanya Zaki.

"Iya bang, setelah pemutusan kerja sama aku curiga Nicco punya dendam sama keluarga kita, jadi aku suruh anak buahku buat memastikan itu"

"Ya sudah suruh masuk!" Perintah pak Adi yang mendapat anggukan Zidan dan langsung melangkah keluar memanggil orang suruhannya itu. Tak berapa lama Zidan masuk diikuti dua orang berpenampilan preman.

"Selamat malam bos..." Dua orang itu memberi salam dengan hormat.

"Malam....apa yang bisa kamu laporkan?"

"Selama dua malam saya melakukan pengintaian pada pak Nicco tidak ada yang mencurigakan, dia sekarang tinggal di apartemen pak Yuda, asistennya. Kata satpam yang jaga apartemen kalau siang jarang keluar karena mungkin tidak kerja, dan kalau malam keluar balik lagi sudah larut dalam kondisi mabuk. Dan saya pernah mengikuti dan benar dia datang ke sebuah club di sana, ada temannya yang bernama Alex, jadi non Zizi tidak berada di apartemen pak Yuda, karena satpam tidak pernah melihat pak Nicco membawa perempuan masuk."

"Lalu di mana Zizi......? Argghhhhhhh!" Zidan mulai putus asa.

"Pa, apa nggak sebaiknya kita lapor polisi aja?" Tanya Zaki.

"Jangan, kita akan menemukan Zizi tanpa melibatkan polisi."

"Tapi pa.....!

"Sudahlah...nurut kata papa, ini demi kebaikan adikmu, percaya sama papa, nanti kamu akan mengerti, sekarang kerahkan anak buahmu lebih banyak lagi, dan ingat harus rapi jangan ada media yang tahu masalah ini!"

"Baik pa...."

Dan malam itu semua anak buah keluarga Wiguna bergerak, sampai malam belum ada yang melaporkan keberadaan Zizi. Jam menunjukkan pukul 23.00, ada salah satu orang kepercayaan Zidan melaporkan suatu berita melalui sambungan telepon.

"Bos....saya mendapatkan info tentang keberadaan non Zizi, non Zizi disekap di sebuah villa di kota X."

"Oke, tunggu kita bakalan datang ke sana , Share lock sekarang!"

Zafran, Zaki, Zidan dan pak Adi langsung berangkat menuju lokasi dengan dua mobil yang disopir oleh Erik dan Johan. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan orang yang melaporkan dan menuju lokasi, orang itu mengendarai dua motor berboncengan.

Mereka sampai di sebuah Villa mewah setelah satu jam lebih berkendara, namun villa itu kelihatan sepi, pintu utama dikunci, hingga mereka membuka pintu dengan paksa, menyisir seluruh ruangan di lantai satu namun tidak menemukan keberadaan Zizi. Zafran dan Zidan naik ke lantai dua, menyisir tiga kamar di lantai dua, ada satu kamar yang terkunci, membuat mereka penasaran dan berusaha membuka dengan paksa. Zafran, Zaki, Zidan, dan papanya masuk kamar itu dan benar mereka menemukan Zizi dengan keadaan yang mengenaskan. Muka penuh luka lebam biru, ada luka di pelipis yang ditempel plester, dan di tangan dan kaki juga luka lebam, mereka menghambur memeluk Zizi. Zizi hanya diam tanpa ekspresi, tatapannya kosong matanya sembab mungkin terlalu lama menangis.

"Zizi.........!" Panggil mereka bersamaan.

"Biar papa yang gendong Zizi ke mobil." Pinta pak Adi setelah melepas pelukannya. Dan pak Adi menggendong Zizi menuju mobilnya. Zizi menyandarkan kepalanya di dada papanya. Mobil melaju cepat menyusuri jalanan kota. Zizi satu mobil dengan papanya, Zidan, beserta Johan, sedangkan Zafran satu mobil dengan Zaki dan Erik. Di dalam mobil Zizi hanya diam dalam pelukan papanya.

"Pa.....kita bawa ke rumah sakit langsung aja ya."

"Nggak, kita bawa pulang ke rumah, kita panggil dokter pribadi dulu, nanti kalau dokter merekomendasikan harus dibawa ke rumah sakit baru kita bawa."

"Tapi pa..... keadaan Zizi parah gini....!"

"Sudahlah jangan membantah, papa tahu mana yang lebih baik."

Akhirnya mereka membawa Zizi pulang ke rumah.

Episodes
1 Prolog
2 Taman Kota
3 Hari Kelulusan
4 Proyek Mangkrak
5 Marahnya Pak Bos
6 Zizi Tidak Pulang
7 Pencarian Zizi yang Hilang
8 Suasana Panas
9 Titik Terang
10 Nicco Pulang ke Rumah
11 Kejadian di Hari Itu
12 Obsession
13 Niat Baik Nicco
14 Dunia Baru
15 Bumil
16 Mencari Kepastian
17 Nicco Junior
18 Menang Banyak
19 Papa Muda
20 Mata Panda
21 Gadis Lagi
22 Melanjutkan Hidup
23 Sendu & Pilu
24 Cucuku Sayang
25 Papa Posesif
26 PDKT
27 Beban Hidup
28 Jagoan Tampan
29 Kembali Pada-Mu
30 Tak Ingin Pulang
31 Galau
32 Lamaran
33 Hari Pernikahan
34 Pesta
35 Pangeran Tampan
36 Kucing-kucingan
37 Ternyata
38 Susah tapi Senang
39 Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40 Modus
41 Status Nggak Jelas
42 Jealousy Jealousy
43 Katakan Cinta
44 Jumpa Camer
45 Lamaran Paksa
46 Amarah
47 Kalah Lagi
48 Rayuan Tak Mempan
49 Trick
50 Hari Panjang Nicco
51 Menikah Jua
52 Bundaku Sayang
53 Haru
54 Pesta untuk Zizi
55 Tahan Dulu
56 Ingin
57 Ribut
58 Pepet Terus
59 Me Time
60 Ngamuk
61 Nikmat Dibalik Musibah
62 Kronologi
63 Clear
64 Morning Sickness
65 Ngidam
66 Rujak dan Dirujak
67 Mood Labil Bumil
68 Istri Pintar
69 Jatah Buat Kamu
70 Hadiah Kejutan
71 Jujur
72 Jalan Bareng
73 Bikin Gemes
74 Cuci Mata
75 Disemprot Mama
76 Luluh
77 Suami Idaman
78 Tenggelam
79 Mental Tempe
80 Jagoanku Ngambek
81 Berakhir Indah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Prolog
2
Taman Kota
3
Hari Kelulusan
4
Proyek Mangkrak
5
Marahnya Pak Bos
6
Zizi Tidak Pulang
7
Pencarian Zizi yang Hilang
8
Suasana Panas
9
Titik Terang
10
Nicco Pulang ke Rumah
11
Kejadian di Hari Itu
12
Obsession
13
Niat Baik Nicco
14
Dunia Baru
15
Bumil
16
Mencari Kepastian
17
Nicco Junior
18
Menang Banyak
19
Papa Muda
20
Mata Panda
21
Gadis Lagi
22
Melanjutkan Hidup
23
Sendu & Pilu
24
Cucuku Sayang
25
Papa Posesif
26
PDKT
27
Beban Hidup
28
Jagoan Tampan
29
Kembali Pada-Mu
30
Tak Ingin Pulang
31
Galau
32
Lamaran
33
Hari Pernikahan
34
Pesta
35
Pangeran Tampan
36
Kucing-kucingan
37
Ternyata
38
Susah tapi Senang
39
Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40
Modus
41
Status Nggak Jelas
42
Jealousy Jealousy
43
Katakan Cinta
44
Jumpa Camer
45
Lamaran Paksa
46
Amarah
47
Kalah Lagi
48
Rayuan Tak Mempan
49
Trick
50
Hari Panjang Nicco
51
Menikah Jua
52
Bundaku Sayang
53
Haru
54
Pesta untuk Zizi
55
Tahan Dulu
56
Ingin
57
Ribut
58
Pepet Terus
59
Me Time
60
Ngamuk
61
Nikmat Dibalik Musibah
62
Kronologi
63
Clear
64
Morning Sickness
65
Ngidam
66
Rujak dan Dirujak
67
Mood Labil Bumil
68
Istri Pintar
69
Jatah Buat Kamu
70
Hadiah Kejutan
71
Jujur
72
Jalan Bareng
73
Bikin Gemes
74
Cuci Mata
75
Disemprot Mama
76
Luluh
77
Suami Idaman
78
Tenggelam
79
Mental Tempe
80
Jagoanku Ngambek
81
Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!