Titik Terang

Setelah menyusun rencana mereka bergerak, Zafran meminta bantuan temannya untuk menyisir lokasi dimana Zizi ditemukan. Orang suruhan Zafran hanya menginformasikan bahwa villa itu pernah disewa seseorang. Dan menurut orang itu yang menyewa masih muda sekitar umur 25 tahun, berwajah tampan, berkulit putih, rambut lurus, kurus, tinggi badannya kurang lebih 190 cm. Sehingga Zafran dan dua adiknya berfikir kalau Zizi punya kekasih, dan kekasihnya lah yang melakukan. Tapi mereka juga heran kenapa tubuh Zizi penuh luka.

"Bang, apa mungkin Zizi punya kekasih, dan dia belum memperkenalkannya pada keluarga?" Tanya Zaki.

"Entahlah.....tapi selama Ini dia tidak pernah membicarakan pria manapun, bahkan terkesan cuek pada lelaki. Atau ada laki-laki yang suka terus Zizi menolak sehingga dia sakit hati, entahlah saya tidak tahu."

"Gimana Rik.....menurutmu siapa pelakunya?" Tanya Zafran kepada Erik namun Erik tidak mendengar dan hanya asik memainkan ponselnya.

"Aditya Erik Prasetyo.......!" Teriak Zafran keras karena geram panggilannya tidak diindahkan.

"Iya........ya Allah.....jangan panjang-panjang manggilnya, kelamaan.... lagian gua belum budeg." Teriak Erik tak kalah keras.

"Elo tu yang kelamaan jawabnya....main Hp Mulu!"

"Eh, gua nggak main Hp ya, ini lagi cari info juga." Jawab Erik tak kalah galak.

"Nggak usah pakai otot ngomongnya, gua bosnya, udah mumet malah bikin tambah mumet!"

"Iya...iya.....maaf, salah mulu dari tadi, emang ya bos nggak pernah kalah, salah pun tetap menang." Erik mengomel sendiri.

Setelah perdebatan itu mereka keluar menjalankan rencananya. Mencari informasi tentang laki-laki yang pernah dekat dengan Zizi di kampus. Bertanya kepada teman dan orang-yang mengenal Zizi, namun tidak menemukan titik terang samapi petang akhirnya mereka kembali ke rumah.

"Pa....selama kita mencari pelakunya, tolong papa menghandle urusan kantor ya, karena kami harus banyak keluar kantor." Mohon Zafran kepada papanya.

"Iya.....jangan khawatir, selesaikan urusan kalian sampai tuntas."

"Iya pa, kami mohon doanya. Aku ke Zizi dulu ya pa." Lanjut Zidan.

"Iya."

Di dalam kamar Zizi duduk di lantai di dekat jendela kaca memandang luar kamar dengan memeluk kakinya. Tatapannya kosong terdengar lirih menyebut nama seseorang. Zidan mendekat diam-diam agar mendengar suara Zizi.

"Nicco....." Kata Zizi lirih sambil menggelengkan kepala dan air matanya turun deras.

"Zi.......kamu bilang apa, kamu menyebut nama Nicco? Apa benar Nicco yang melakukannya?" Zidan bertanya sambil memegang pundak adiknya dan hanya dijawab anggukan kepala oleh Zizi. Tangan Zidan mengepal, lalu memeluk adiknya. Zidan mengangkat tubuh Zizi, menidurkannya di ranjang, diselimuti lalu beranjak ke luar kamar.

"BANG......! Teriaknya mengagetkan semua orang yang ada di ruang itu, seketika Zafran, Zaki, pak Adi, Erik, dan Johan menoleh ke arah sumber suara.

"Ada apa? Zizi kenapa?" Tanya papa panik, dan Bu Zahra keluar kamar mendengar kehebohan di ruang tengah.

"Bukan Zizi.... tapi Nicco.......Nicco yang melakukannya." Teriak Zidan emosi.

"Yang benar kamu? Tapi tidak ada bukti mengarah ke Nicco." Zaki tak percaya.

"Zizi bilang gitu, dia ngga mungkin berbohong. Mereka pernah beberapa kali bertemu Nicco, jadi tidak mungkin Zizi salah orang. Pasti dia mengenal mukanya dengan baik." penjelasan Zidan.

"ARGHH ini pasti karena dia kesal sama urusan kerjaan." Sesal Zafran.

"Sudahlah Zaf, dia aja yang mikirnya pendek, otaknya minus, kita harus bergerak malam juga." Kata Erik.

"Pa....ma....kami pergi dulu, doakan urusan Iki cepat kelar." Pamit Zafran dan yang lain kepada pak Adi dan Bu Zahra, yang diiringi tangisan bu Zahra karena sulit mempercayai kabar ini.

Mereka langsung pergi dengan dua mobil, di dalam mobil Zafran menghubungi seseorang melalui sambungan telepon.

"Halo......cari club yang sering dikunjungi Nicco, bawa ke gudang kosong belakang pabrik, se...ka...rang.... Saya tunggu di sana!" Perintahnya penuh penekanan.

***

Di club Nicco tengah asik menikmati minuman ber-alkohol bersama Alek, Nicco meracau tak jelas karena sudah mabuk berat. Dan tiba-tiba ada dua orang memegangi tangannya, membawa Nicco keluar dari klub dengan paksa, walupun memberontak tenaga Nicco tak sebanding dengan tenaga dua orang itu apalagi dia tengah mabuk berat. Dua orang itu membawa Nicco masuk mobil dan membawanya ke suatu tempat. Tiba di tempat itu mereka membawa Nicco dengan kasar masuk ke dalam gudang dan mendorong tubuh Nicco hingga tersungkur di lantai yang kotor.

"Nih bossss....!" Kata anak buah Zafran.

"Lihat muka saya, kamu berani main-main dengan keluarga Wiguna?! Apa yang kamu andalkan hah......?!" Tanya Zafran sambil menjambak rambut Nicco agar menatap wajahnya, dan tidak mendapat jawaban.

BUUGGGG .....satu bogem mentah mendarat di wajah Nicco.

Arghhhhhh....

"Lawan gua jahanam! Jangan beraninya cuma sama perempuan, atau elo mau pilih lawan siapa dulu dari kami bertiga?!"

"Biar gua dulu yang hajar dia bang!" pinta Zidan dan langsung maju melayangkan tinjunya ke muka Nicco.

Mereka menghajar Nicco dengan menendang, melayangkan tinju, memukul secara bergantian sampai Nicco babak belur, hidung berdarah, mata membiru dan bengkak. Kemeja putih yang dipakai Nicco sudah penuh dengan noda dar*h dari hidung dan bibirnya.

"Sudah Dan! Nanti dia bisa mati, ingat kata papa kamu kita harus membawa dia ke depan papa kamu hidup-hidup." kata Erik pada Zidan dengan langsung menarik Zidan yang sangat emosi menghajar Nicco.

Mereka menyeret tubuh Nicco yang tak berdaya dan membawanya masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobil pulang ke rumah.

***

Di rumah pak Adi dan Bu Zahra menunggu kabar dari ketiga putranya dengan gelisah, pak Adi mondar-mandir di ruang tamu.

Menunggu hampir dua jam akhirnya suara mobil masuk halaman rumah, dan kemudian pintu dibuka Bu Zahra, lalu......

Hahhhhhhh....Bu Zahra menjerit lalu menutup mukanya, tak sanggup melihat apa yang ada di depannya, Zidan yang memegang tangan Nicco kiri dan kanan mendorong tubuh Nicco hingga terjatuh tepat di hadapan pak Adi.

"Zak, bawa mama masuk kamar!" Perintah pak Adi pada Zaki.

"Baik pa."

"Sekarang katakan pada saya apa masalahmu sampai kamu tega m*ngani*y* putri saya?" Tanya pak Adi pada Nicco yang lemas terduduk dilantai bertumpu pada lututnya.

"Maaf Om, tapi saya tidak meng*n*aya Izzaz om." Kata Nicco terbata-bata.

"Kurang ajar, jangan sebut nama adik saya dengan mulut kotormu itu!" Zidan kembali emosi.

"Zidan.....biar papa yang bicara sama dia"

"Nicco Galaxi.......kenapa kamu melakukan ini semua pada putri saya?"

"Om.......maaf.....saya khilaf, tapi saya tidak memukul putri om, dia jatuh dari tangga." Nicco mencoba menjelaskan.

"Jangan bohong pada saya.....atau kamu mau mengatakan semua di depan orang tua kamu?" Pak Adi bertanya penuh penekanan, hanya ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Nicco.

"Bawa dia masuk mobil......!" Perintah pak Adi kepada orang-orang di situ.

Mereka membawa Nicco masuk mobil, dua mobil itu melaju meninggalkan halaman rumah.

Episodes
1 Prolog
2 Taman Kota
3 Hari Kelulusan
4 Proyek Mangkrak
5 Marahnya Pak Bos
6 Zizi Tidak Pulang
7 Pencarian Zizi yang Hilang
8 Suasana Panas
9 Titik Terang
10 Nicco Pulang ke Rumah
11 Kejadian di Hari Itu
12 Obsession
13 Niat Baik Nicco
14 Dunia Baru
15 Bumil
16 Mencari Kepastian
17 Nicco Junior
18 Menang Banyak
19 Papa Muda
20 Mata Panda
21 Gadis Lagi
22 Melanjutkan Hidup
23 Sendu & Pilu
24 Cucuku Sayang
25 Papa Posesif
26 PDKT
27 Beban Hidup
28 Jagoan Tampan
29 Kembali Pada-Mu
30 Tak Ingin Pulang
31 Galau
32 Lamaran
33 Hari Pernikahan
34 Pesta
35 Pangeran Tampan
36 Kucing-kucingan
37 Ternyata
38 Susah tapi Senang
39 Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40 Modus
41 Status Nggak Jelas
42 Jealousy Jealousy
43 Katakan Cinta
44 Jumpa Camer
45 Lamaran Paksa
46 Amarah
47 Kalah Lagi
48 Rayuan Tak Mempan
49 Trick
50 Hari Panjang Nicco
51 Menikah Jua
52 Bundaku Sayang
53 Haru
54 Pesta untuk Zizi
55 Tahan Dulu
56 Ingin
57 Ribut
58 Pepet Terus
59 Me Time
60 Ngamuk
61 Nikmat Dibalik Musibah
62 Kronologi
63 Clear
64 Morning Sickness
65 Ngidam
66 Rujak dan Dirujak
67 Mood Labil Bumil
68 Istri Pintar
69 Jatah Buat Kamu
70 Hadiah Kejutan
71 Jujur
72 Jalan Bareng
73 Bikin Gemes
74 Cuci Mata
75 Disemprot Mama
76 Luluh
77 Suami Idaman
78 Tenggelam
79 Mental Tempe
80 Jagoanku Ngambek
81 Berakhir Indah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Prolog
2
Taman Kota
3
Hari Kelulusan
4
Proyek Mangkrak
5
Marahnya Pak Bos
6
Zizi Tidak Pulang
7
Pencarian Zizi yang Hilang
8
Suasana Panas
9
Titik Terang
10
Nicco Pulang ke Rumah
11
Kejadian di Hari Itu
12
Obsession
13
Niat Baik Nicco
14
Dunia Baru
15
Bumil
16
Mencari Kepastian
17
Nicco Junior
18
Menang Banyak
19
Papa Muda
20
Mata Panda
21
Gadis Lagi
22
Melanjutkan Hidup
23
Sendu & Pilu
24
Cucuku Sayang
25
Papa Posesif
26
PDKT
27
Beban Hidup
28
Jagoan Tampan
29
Kembali Pada-Mu
30
Tak Ingin Pulang
31
Galau
32
Lamaran
33
Hari Pernikahan
34
Pesta
35
Pangeran Tampan
36
Kucing-kucingan
37
Ternyata
38
Susah tapi Senang
39
Kejujuran Sekaligus Kesempatan
40
Modus
41
Status Nggak Jelas
42
Jealousy Jealousy
43
Katakan Cinta
44
Jumpa Camer
45
Lamaran Paksa
46
Amarah
47
Kalah Lagi
48
Rayuan Tak Mempan
49
Trick
50
Hari Panjang Nicco
51
Menikah Jua
52
Bundaku Sayang
53
Haru
54
Pesta untuk Zizi
55
Tahan Dulu
56
Ingin
57
Ribut
58
Pepet Terus
59
Me Time
60
Ngamuk
61
Nikmat Dibalik Musibah
62
Kronologi
63
Clear
64
Morning Sickness
65
Ngidam
66
Rujak dan Dirujak
67
Mood Labil Bumil
68
Istri Pintar
69
Jatah Buat Kamu
70
Hadiah Kejutan
71
Jujur
72
Jalan Bareng
73
Bikin Gemes
74
Cuci Mata
75
Disemprot Mama
76
Luluh
77
Suami Idaman
78
Tenggelam
79
Mental Tempe
80
Jagoanku Ngambek
81
Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!