16

"putri... putri... !!"

ceklek

 pintu kamar terbuka dari dalam. tampak putri yang sudah siap dengan seragam yang rapi.

"Apa sih mbak teriak teriak..?!" omel putri pada salah satu teman kos nya. dia merasa sebal karena pagi pagi sudah mendapat gangguan.

"Yeee.. pagi pagi dah sewot aja. noh... liat di depan, ada cowok cakep nungguin noh..!" Mbk Rina, teman kosnya yang katanya bekerja di sebuah pabrik garmen memberitahukan alasan dia pagi pagi sudah menggedor-gedor pintu kamar Putri .

"Cowok? siapa Mbak? si Asep?" hanya nama itu yang terlintas di kepala Putri. karena cowok bernama Asep itu adalah tukang ojek online yang biasa menjadi langganan Putri Untuk mengantarkan bubur ayam. akan tetapi Putri merasa bahwa pagi ini dia tidak memesan bubur.

"Wish,.. kamu ini, dibilangin cowok cakep kok malah si Asep!! Asep mah lewat jauh. ini lebih cakep lagi. dia itu mirip oppa-oppa Korea idola kita!" seru Mbak Rina.

"Idola mbak Rina aja kali, mana ada aku idola in oppa Korea?!" sahut putri membantah omongan Mbak Rina. karena dia memang sama sekali tidak pernah mengidolakan aktor Korea. bahkan dia juga tidak pernah menonton drama Korea.

ketimbang menonton Drakor, dia lebih menyukai film action Hollywood. Jadi jika dia ditanya siapa aktor idolanya Mungkin dia akan menyebut sederet aktor legendaris, seperti misalnya Arnold Schwarzenegger,Tom Cruise, Russel Crowe, Brad Pitt, atau mungkin juga Vin Diesel. jangan tanyakan padanya tentang siapa itu Lee Min-ho dan kawan kawan. karena dia gak akan ngeh

Putri juga lebih menyukai film laga, yang full action, dan juga film-film berbau detektif, atau bahkan film dokumenter ketimbang drama romantis. katakan saja dia aneh atau lain dari yang lain. dia juga tidak akan peduli. memang seperti itulah adanya dia.

"Ya udahlah mbak Rina, putri berangkat duluan ya?" pamit putri sambil melambaikan tangannya.

"Eh, put .. tunggu dong!" putri baru saja hendak melangkah tapi berbalik lagi

"Apa Mbak..?!" tanyanya.

"He he.. pinjem mapuluh dong, gajian mbak ganti. sekarang lagi kanker nih embak!" ucap Mbak Rina sambil nyengir.

"Mbak Rina kebiasaan. makanya di hemat dong mbak, masa belum gajian lagi dah habis aja!, hidup itu ngikutin kebutuhan mbak, jangan ngikutin gengsi" sambil ngomel tapi putri mengeluarkan juga lembaran biru dari sakunya, kemudian segera berlalu. Karena dia ingat mbak Rina tak pernah ingkar

*

" Kak Ega?? ngapain pagi-pagi Kak Ega ada di sini?!" tanya Putri ketika dia sudah berada di halaman tempat kost, dan mendapati ada Ega sedang nangkring di atas motor besarnya. putri baru menyadari ternyata Kak Ega lah yang dimaksud oleh Mbak Rina sebagai cowok cakep tadi.

Ega memang cakep sih. kalau tidak mana mungkin dia bisa membuat cewek-cewek di sekolah tergila-gila. tetapi masalahnya penilaian itu tidak berlaku bagi Putri. karena menurut Putri Ega biasa saja sama seperti cowok yang lain. jika ada nilai plus Ega di mata Putri, itu adalah karena dia termasuk berprestasi.

"Mau jemput kamu lah, apalagi?, ya kali kesini mau beli bunga, sedangkan bunganya aja sudah ada di depan mata!" jika itu adalah cewek lain yang mendengar nya mungkin sudah klepek klepek dengan gombalan Ega .

"Garing. gak lucu..!" sayangnya itu tidak berlaku bagi Susi. tidak juga terlihat wajah bersemu merah seperti harapan Ega.

Ega mendengus kesal karena putri justru hendak berlalu meninggalkan dirinya.

"Kalau aku bilang kesini mau jemput kamu, itu artinya kamu harus berangkat bareng aku. jangan keras kepala!" Ega berhasil mencekal tangan Putri. membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Ega.

"Sini..!" tanpa peduli putri yang meronta mencoba melepaskan tangannya, Ega menarik gadis itu untuk mendekat kembali ke sepeda motornya.

Putri mendengus kesal sambil berkacak pinggang. jika saja tak ingat bahwa dia ingin membuat panas Vania, sebenarnya dia merasa lebih nyaman berangkat bersama bang Doni yang pasti sudah menunggu di depan gang.

akhirnya Putri hanya dia menurut saja ketika tangannya ditarik oleh Ega bahkan ketika cowok itu melepas kacamata nya dan memakaikannya helm.

Deg

Deg..

Jantung Ega berdetak dengan kencang ketika tatapan keduanya bertemu

"Sorot mata ini.. warna mata ini, kenapa aku merasa pernah mengenalnya? apakah kami memang pernah bertemu sebelumnya? tapi dimana?" Ega

"Kok wajah Ega seperti familiar ya? apa aku pernah bertemu dia sebelumnya? tapi gak mungkinlah. Ega kan tinggal di kota, dan aku sebelumnya tinggal di kampung?!" Putri .

"Woii..!! bengong lagi!" memutus tatapan terlebih dahulu, putri mengibas ngibaskan telapak tangan di depan mata Ega. membuat lamunan Ega buyar.

"Udah selesai, buruan naik!" meskipun tergagap Ega berhasil menguasai diri. dia segera naik ke atas motor besarnya diikuti oleh putri.

"Bruuummm..!" Ega yang melajukan motor secara mendadak membuat putri refleks memeluk pinggangnya.

"makanya pegangan!" teriak Ega sambil tertawa terbahak.

"Rese amat sih lu!" putri memukul punggung Ega dengan kepalan tangannya karena kesal. dia benar benar kaget tadi karena nyaris terjengkang.

"

"Mau belok kemana sih, ini kan bukan arah ke sekolah?!" teriak putri di sebelah telinga Ega yang tertutup helm, ketika motor yang di jalankan Ega mulai melenceng.

"Bentar aja, tar kamu juga tahu!" balas Ega sambil berteriak juga.

tidak berapa lama mereka tiba di sebuah panti. putri hanya terus mengekor langkah Ega dalam diam. tapi hatinya tersentuh saat melihat Ega memberikan sebuah amplop tebal pada ibu panti, yang katanya itu adalah sumbangan untuk bulan ini. dan ternyata Ega sudah lama menjadi donatur muda di sana. terbukti dari anak anak yang tampak sangat akrab dengan Ega.

"Kak Ega, kenapa kak Ega tidak main dengan kita dulu?"seorang bocah berusia sekitar empat tahun menggelayut di kaki Ega dan enggan melepaskannya

Ega menekuk lututnya sehingga bisa memeluk bocah tersebut. "Kakak harus segera ke sekolah, lain kali kakak main kesini ya?!" bujuk Ega.

"kakak cantik ini siapa?" tanya bocah itu lagi. Sambil mendongak menatap putri yang berdiri menjulang didepannya.

Akhirnya putri pun berlutut dikelilingi bocah kecil itu seperti Ega. "Perkenalkan, nama kakak, kak putri!" putri mengulurkan tangannya pada bocah itu.

"Apa kakak juga akan jadi teman kita?" tanya bocah itu lagi.

"Tentu saja, asal adik adik pintar dan tidak nakal, dan menuruti semua nasehat ibu panti, kakak mau berteman dengan kalian semua!" jawab putri.

"Horreee... Kita punya kakak baru lagi!", bocah bocah itu menyambut dengan gembira dan bertepuk tangan berlonjak lonjak.

"Sekarang kakak berdua harus sekolah dulu yaa.. Ingat kalian juga, nantinya harus bersekolah!" Ega terburu buru memutus obrolan mereka, karena harus segera pergi dari tempat itu.

Di satu sudut, seorang wanita paruh baya tersenyum penuh haru. "Subhanallah.. Masih ada pemuda pemuda seperti mereka di jaman sekarang ini. Semoga Engkau selalu melindungi mereka ya Allah.. Aamiin.!"

*

suitt suitt ...

suara Suitan dari beberapa teman cowok bersahut-sahutan ketika sepeda motor yang ditunggangi Ega memasuki tempat parkir yang terdapat di samping gedung sekolah.

" Cie yang sudah bonceng-boncengan ... pagi-pagi udah drama aja!" ledek satu dari mereka.

"akhirnya lu berhasil juga bonceng cewek itu Ga, setelah ngejar selama satu tahun lebih?!" sahut yang lain lagi, yang memang tahu bagaimana Ega begitu ingin mendekati putri sejak mereka mulai masuk sekolah itu.

Ega hanya diam tanpa menjawab. Dia hanya terus melangkahkan kakinya sambil menyeret putri dalam gandengannya. Putri berusaha ingin melepaskan genggaman tangan Ega tetapi tidak berhasil. karena jemari Ega justru semakin kuat menggenggam tangannya.

"Kak Ega..!" suara teriakan seorang cewek memanggil cowok itu. Putri tahu itu suara Vania. karena itu dia yang awalnya meronta, kini malah membalas menggenggam tangan Ega. dan bahkan menggunakan tangan satu lagi untuk menggenggam lengan Ega.

"Kamu boncengin dia?" tanya Vania setengah tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan matanya. ingin sekali dia menarik tangan putri agar menjauh dari tubuh cowok yang digilainya.

"apa salah, apa ada larangan? "Aku bukan milikmu atau siapapun, jadi jangan mengklaim atau mencoba mengaturku!" Ega tidak menjawab tapi justru melempar pertanyaan dan pernyataan yang membuat Vania menggelengkan kepalanya .

Ega yang memang tidak suka berbasa-basi segera berlalu dari tempat itu. dengan tanpa melepaskan gandengan tangannya dari Putri.

Putri menoleh ke belakang sambil menjulurkan lidahnya ke arah Vania yang tertinggal . dan terlihat olehnya Vania mengepalkan dua tangan menahan geram

Terpopuler

Comments

zian .

zian .

🤣🤣🤣🤣🤣 kasiman bnget sihhh kudanil eh vania..mrka yng boncengan knpa ak yng senyum" yaa🤭🤭..

2024-10-01

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

ketawa bareng" yuuu😂😂😂

2024-08-16

0

👑Кιкαη Αqυєєη👑

👑Кιкαη Αqυєєη👑

rasain 😝😝😝😝

2024-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!