05

"Jadi bagaimana dokter? Apa yang bisa dilakukan pada putri saya? saya tidak mau putri saya terus-menerus seperti itu! Saya ingin putri saya bisa menikmati masa kecilnya dengan bahagia!" tanya Dirga setelah seorang dokter ahli terapi hipnotis memeriksa kondisi putrinya.

dokter yang merupakan ahli psikologi sekaligus ahli hipnoterapi tersebut menghela nafas dalam. sungguh berat baginya menyampaikan kondisi sang pasien kepada keluarga. tetapi memang itu yang harus dia sampaikan.

"Sebelumnya saya meminta maaf Tuan, mungkin yang akan saya sampaikan ini membuat anda benar-benar terluka, akan tetapi memang ini kenyataan yang sebenarnya. kondisi Putri Anda benar-benar buruk. sok yang dialaminya benar-benar parah. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar, mengingat seorang anak sekecil dia, harus melihat keluarga yang dicintainya meregang nyawa di hadapan matanya. dan itupun juga dengan kondisi yang sangat buruk. kemungkinan besar ini disebabkan karena Putri anda tidak bisa menerima kenyataan itu!" terang dokter.

" jadi Apakah benar satu satunya jalan adalah menghapus memori pada saat kecelakaan tersebut?!" tanya Dirga ingin memastikan.

" dengan berat hati saya sampaikan memang itulah jalan satu-satunya Jika anda ingin Putri Anda bisa melupakan hal tersebut jika anda ingin Putri anda kembali ceria!" jawab dokter

" tapi saya tidak mau Putri Saya melupakan ibu yang telah melahirkannya, juga kakek dan neneknya!" dada Dirga terasa sesak.

" Anda jangan khawatir Saya hanya akan menghapus bagian kecelakaan itu saja. Dan sebenarnya ini juga bukan menghapus akan tetapi hanya mengganti memorinya dengan sugesti yang baru.!"

"Putri anda akan tetap mengingat bahwa dia memiliki seorang ibu yang telah meninggal. akan tetapi tidak mengingat tentang kecelakaan tersebut."

"Akan tetapi ada satu hal yang harus Anda ingat. bahwa ini tidaklah permanen. ini hanya untuk sementara. entah satu tahun, dua tahun, atau sepuluh tahun. saya tidak bisa memastikannya akan tetapi satu hal yang pasti. memori itu pasti akan kembali suatu saat nanti. mudah-mudahan saja pada saat itu terjadi, Putri Anda sudah siap menerimanya!" ucap dokter.

" baiklah, jika memang itu satu-satunya jalan agar putri saya bisa menjalani hidupnya dengan baik. lakukanlah dokter! lakukan dengan sebaik-baiknya, aku mempercayakan putriku padamu!" Dirga berbicara dengan sangat santun. tidak ada Dirga Wijaya yang sombong. tidak ada Dirga Wijaya Sang Penguasa. yang ada hanyalah seorang ayah yang ingin putrinya kembali menjadi baik-baik saja.

" akan saya lakukan sebaik yang saya bisa!" jawab dokter bersungguh sungguh.

***

"Ayah...?!"

tok tok tok ...

"Ayah.. bangun yah..!!"

Dirga memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. entah jam berapa dia baru bisa tertidur, setelah menemani dokter yang baru saja selesai melakukan proses hypnoterapi terhadap putrinya, rasanya baru saja dia terlelap, tetapi sekarang sudah di paksa untuk kembali membuka mata.

"Ayah...?!"

Byar ...

Mata Dirga terbuka lebar, suara itu.. suara yang telah beberapa lama tidak dia dengar. sekarang kembali memanggilnya. bergegas saja Dirga turun dari tempat tidurnya. dan berlari untuk membuka pintu, Bahkan dia melupakan sendal rumahan yang tergeletak di depan ranjang.

pintu terbuka lebar...

"Ayah..?!" sang putri berdiri berkacak pinggang. Dirga mengabaikan wajah imut dan menggemaskan sang putri saat marah

"Putri ayah..?!" serta merta Dirga menarik sang putri dan membawanya ke dalam pelukan. "Putri ayah.. kamu sudah kembali nak? ayah rindu..!" Dirga terus memeluk sang putri. air matanya lolos begitu saja.

"Ayah.. ini sesak sekali, bintang gak bisa nafas..?!" keluh sang putri .

Dirga pun spontan melonggarkan pelukannya. dan memandang sang putri dengan penuh rasa bahagia.

"Maaf Ayah tidak sengaja, Ayah bahagia kamu sudah kembali sayang!" ucap Dirga sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya.

"Memangnya Bintang kemana Yah, orang Bintang ada tidur di kamar kok!" jawab sang putri dengan polosnya.

"Oh iya , Ayah lupa!" Dirga tertawa menahan getir dihatinya.

"Cepat mandi Yah, Ayah kan mau antar bintang ke sekolah..?" rengek Bintang. " jangan sampai bintang terlambat Yah, nanti bintang malu sama teman-teman!"

Deg

"Sekolah..?" hati Dirga bimbang. dia tidak tahu harus bagaimana, Seluruh dunia tahunya bahwa putrinya, Bintang, telah meninggal. tewas dalam kecelakaan bersama ibu dan kakek neneknya.

" sayang untuk sementara ini Ayah minta Bintang tidak pergi ke sekolah dulu ya?! nanti Ayah akan panggil guru privat untuk Bintang!" Dirga berbicara sepelan mungkin mencoba memberi pemahaman kepada putrinya.

" tapi kenapa Yah, Bintang kan rindu ingin main sama teman-teman?" bintang terlihat sangat bersedih dengan keinginan Ayahnya.

" maafkan Ayah ya, Ayah janji ini tidak akan lama!" ucap Dirga kemudian meraih Sang Putri ke dalam pelukannya. dia juga bimbang, dia juga bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa.

 Akan tetapi orang yang mengincar kematian keluarganya masih berkeliaran di luar sana. polisi belum bisa menguak misteri Siapa orang tersebut. dan dia tidak mau mempertaruhkan nyawa putrinya. harta satu-satunya yang dia miliki yang masih tersisa.

***

"Ayah ada satu cerita Apakah Bintang mau mendengarnya?" tanya Dirga sambil membawa Sang Putri ke dalam pelukan. saat ini mereka sedang berada di atas tempat tidur Bintang. tempat tidur yang penuh dengan boneka berwarna pink.

 malam telah tiba dan sudah waktunya Bintang berangkat tidur. dan seperti kebiasaan sebelumnya. Bintang akan mendengar cerita dari sang ibu. akan tetapi kali ini Dirga lah akan bercerita untuk sang putri, menggantikan peran istrinya yang telah pergi meninggalkan mereka.

"cerita apa yah? apa Ini cerita tentang putri yang akan menikah dengan pangeran?" tanya bintang karena biasanya ibunya akan selalu bercerita tentang hal seperti itu.

"Bagaimana kalau Kali ini Ayah ingin bercerita tentang seorang raja yang memiliki seorang putri yang sangat cantik dan pintar? apa Bintang mau dengar?!" tawar Dirga

" Iya Yah, Bintang mau dengar!" sahut Bintang dengan antusias

"Ada seorang raja, Dia sangat kaya raya. Raja ini juga sangat pintar dan hebat. Raja ini hidup bersama dengan seorang putrinya yang sangat cantik. Akan tetapi karena kekayaan dan kehebatannya , Raja ini juga memiliki banyak musuh. dan musuhnya sekarang ini sedang mengincar Sang Putri!"

 Dirga terdiam sejenak untuk mengambil nafas. sedangkan Bintang, dia Diam menyimak, tidak menyela atau menyahut cerita dari ayahnya, yang kali ini berbeda dengan cerita dongeng-dongeng yang sering diceritakan oleh ibunya.

"Sang raja sangat bingung. dia tidak tahu harus berbuat apa. bagaimana caranya dia melindungi Sang Putri agar terhindar dari kejahatan para musuhnya. ingin sekali Raja itu menyembunyikan putrinya ke dalam menara yang tinggi agar tidak bisa ditemukan oleh musuhnya. akan tetapi Raja juga tidak ingin jika putrinya terkurung dan tidak bisa menghirup udara bebas!" Dirga yang merasakan tubuh sang putri menegang ,mempererat pelukannya, mencoba memberi rasa tenang.

"kalau seandainya Bintang yang menjadi raja tersebut, apa yang akan Bintang lakukan untuk keselamatan sang Putri!" tanya Dirga sambil menunduk ingin melihat ekspresi wajah putrinya.

"Ayah..?!" Bintang mendongak dengan mata berkaca-kaca. Bintang seorang gadis kecil yang cerdas, dan gadis kecil itu paham apa yang sedang dibicarakan oleh ayahnya.

Dirga meraih mengangkat tubuh Sang Putri agar duduk di pangkuannya dengan posisi berhadapan dengannya

"Sayang , apa Bintang percaya pada Ayah?!" tanya Dirga.

"Bintang percaya pada Ayah!" jawab Bintang sambil mengusap air mata yang membasahi pipi Ayahnya.

" Apapun yang Ayah lakukan terhadapmu nanti, Percayalah bahwa ayah melakukan ini karena begitu besar rasa sayang Ayah pada Bintang. karena Ayah takut kehilangan Bintang!" ucap Dirga lagi.

"Jangan menangis Ayah, Bintang sayang pada Ayah. Lakukanlah apa yang baik menurut Ayah, Bintang percaya pada Ayah!" keduanya berpelukan berurai air mata.

*

*

Hari Senin guys.. jangan lupa vote nya ya 😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***