11

"lalu kamu sendiri, Kenapa bisa berada di tempat ini? apa yang kamu lakukan di daerah terpencil seperti ini? tempat ini sama sekali tidak cocok untukmu!"

Entah kenapa tiba-tiba saja hati Dirga merasa gusar melihat keberadaan wanita yang pernah dicintainya berada di tempat seperti itu.

"Memangnya kenapa kalau aku ada di sini Mas?! aneh kamu ini padahal kamu bahkan membiarkan anakmu berada di tempat ini juga!" bukannya menjawab Jameela malah memberikan kalimat yang menohok di hati Dirga

"Tentu saja tidak sama konsepnya Mila. Kalau anakku, kamu tahu anakku memang berada dalam bahaya. dia berada di sini karena aku memang menyembunyikannya. bukan sengaja untuk membuangnya.!"

" kalau misalnya semuanya sudah baik-baik saja, Tentu saja aku akan membawanya kembali ke kota. tidak mungkin aku membiarkannya terus-menerus berada di sini. sedangkan kamu? tidak ada yang membahayakan apapun bagimu di luar sana. untuk apa kamu berada di tempat ini?" Dirga berbicara panjang lebar

Jameela meraup oksigen banyak-banyak. dadanya terasa sesak. pertanyaan dari Dirga membuatnya kembali mengingat apa yang telah berlalu di dalam kehidupannya.

"Aku hanya ingin menepi sejenak. healing dari hiruk pikuk dunia luar. dan juga tidak akan selamanya aku berada di sini. ini saja aku berada di tempat ini karena ada tugas, Jadi selain karena healing juga karena aku mendapatkan tugas dari atasan dalam rangka pertukaran pegawai sementara. walaupun sebenarnya dari pihak rumah sakit bukan aku yang ditunjuk tetapi memang aku yang ingin maju Aku ingin merilekskan otakku sejenak saja!"

mendengar jawaban dari wanita yang pernah menemani hidupnya membuat Dirga menghembuskan nafas kasar. dia tahu apa yang dirasakan oleh Jamilah seperti yang pernah dia rasakan ketika kehilangan Susi seperti itu juga pasti yang dia rasakan ketika Agung pergi untuk selamanya.

Dirga ingat dengan jelas bahkan Agung pergi lebih dahulu hanya berselisih tiga bulan sebelum kepergian susi dan keluarganya. Agung pergi setelah tubuhnya tak lagi bisa melawan penyakit yang menggerogotinya.

hari itu melihat Jameela yang begitu rapuh, hati Dirga ikut berdenyut nyeri. ingin menghibur pun tak bisa, karena Dirga bukanlah lagi sandaran bagi Jameela. karena dia juga telah memiliki keluarganya sendiri

sedangkan JAMEELA sendiri mendengar pertanyaan dari mantan suaminya membuatnya teringat akan suaminya yang kini telah tiada

*

Malam itu , tiga tahun yang lalu.

Sayang ada apa dengan mu, kenapa tidak tidur hingga selarut ini?!" . Jameela mengusap sedikit matanya agar bisa terbuka. dia masih merasa mengantuk akan tetapi suara desisan dari suaminya yang seolah merintih kesakitan membuatnya terjaga

"Aku tidak tahu sayang rasanya kepalaku ini sakit sekali!" ucap Agung

"Emangnya kenapa Mas? apa kamu terlalu banyak pikiran? apakah ada masalah di perusahaan yang tidak bisa kamu selesaikan? Kita kan bisa minta pertolongan ke kak Agam Mas. Jangan semuanya kamu kerjakan sendiri. apa gunanya orang-orang kepercayaan, Jika kamu masih saja bekerja sendirian!!" ucap Jameela ditengah deraan rasa panik nya .

Agung membenarkan ucapan istrinya, memang beberapa hari ini dia benar-benar sibuk oleh kondisi perusahaan. ada banyak masalah beriringan dengan banyaknya pembangunan proyek yang sebagian membutuhkan dirinya untuk terjun langsung.

 dalam satu bulan ini saja ada lima proyek yang dia terima dari para klien. dua proyek pembangunan hotel, satu proyek pembangunan Swalayan, satu proyek pembangunan rumah sakit, dan satu lagi proyek pembangunan jembatan layang.

sedangkan bagi Jameela sendiri, dia merasakan hatinya begitu cemas. dia khawatir bahwa apa yang terjadi pada Agung saat ini, bukanlah rasa pusing karena sakit kepala biasa . dia takut Sesuatu terjadi seperti di masa yang telah lalu.

" Apa tidak sebaiknya kita memeriksakan sakitmu di rumah sakit sayang? bukannya aku ini paranoid, Tapi kita tetap harus berjaga-jaga atas diri kita sendiri. karena hanya diri kita sendiri yang bisa menjaga diri kita. bukan orang lain!"

"Iya sayang, Baiklah besok aku akan ke rumah sakit!" ucap Agung menenangkan istrinya "sekarang kamu tidur lagi ya.?"

*

"Maafkan saya Tuan, akan tetapi dengan berat hati saya harus menyampaikan. jika memang benar dugaan nyonya, bahwa apa yang telah terjadi pada anda beberapa tahun yang lalu. kini muncul kembali. sel itu tumbuh lagi dan bahkan semakin meluas, dan telah menyebar di seluruh organ otak!" terang dokter kala itu, saat Jameela mendampingi Agung untuk memeriksa kesehatan berkaitan dengan rasa sakit di kepalanya.

 Tubuh Agung yang semula duduk dengan tegak merosot pada sandaran kursi, sedangkan Jameela sudah tidak bisa lagi menahan air matanya. dan Agung tidak bisa melakukan apapun kecuali memberikan pelukan agar istrinya menjadi tenang. Tapi sayangnya itu tidak berhasil. bahkan Jameela menangis semakin kencang. membuat dokter yang berada di hadapan mereka ikut mengusap sudut matanya.

*

"aku mohon Sayang, tetaplah berjuang jangan pernah menyerah! jika kamu menyerah Lalu bagaimana dengan aku dan anak kita?!" ucap Jameela suatu malam ketika mereka sedang berbaring bersama, hendak berangkat tidur.

Agung sendiri bingung tidak bisa menjawab. Dia tidak tahu harus bagaimana. dokter menyampaikan bahwa sudah tidak mungkin lagi melakukan operasi karena sel yang sudah terlanjur menyebar hingga ke seluruh organ otaknya.

satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan hanya mengikuti kemo terapi. dan itu pun tidak akan terlalu banyak membantu karena kemoterapi yang dilakukan hanya bersifat mencegah menjalarnya saja akan tetapi tidak bisa membunuh sel tersebut secara keseluruhan. dengan kata lain dia hanya menunda kematian saja

Agung ingin bertahan, Tetapi dia juga tidak bisa melawan takdir. sudah dua kali dia berjuang, berada diantara hidup dan mati di meja operasi untuk penyakit serupa yang dialami sebelumnya. dan kali ini mungkin pasrah adalah hal yang bisa dia lakukan

walaupun juga tidak pasrah sepenuhnya. selain kemoterapi dan bantuan obat-obatan yang terus dikonsumsi setiap hari bahkan sampai dia sendiri muak untuk menelannya, Agung juga ikut menjalani pengobatan alternatif. akan tetapi itu juga sama sekali tidak membantu hingga akhirnya yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu waktu, bersiap menjemput ajal.

*

dan inilah datangnya hari yang paling Jameela takutkan

 hari itu adalah setelah tujuh bulan lamanya Agung menjalani perawatan secara intensif. Agung terbangun setelah tiga hari tidak sadarkan diri. dan mendapati sang istri sedang menggenggam tangannya.

"sayang ...?!" Panggil Agung lirih

"sayang.. akhirnya kamu bangun juga!" ucap Jameela dengan wajah yang penuh binar bahagia. akhirnya setelah tiga hari tidak sadarkan diri, sang suami pun bangun juga. Jameela sungguh berharap kali ini suami telah benar-benar sembuh.

"Sayang, maafkan aku. mungkin ini adalah akhir dari perjuanganku. maafkan aku yang tak lagi bisa mendampingimu!" ucap agung dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Tidak Mas, jangan berbicara seperti itu Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" pekik Jameela

"dengarkan aku baik-baik sayang, bahkan kita semua tahu bahwa hidup dan mati kita bukan kita yang bisa menentukannya. kita hanya bisa menginginkan yang terbaik akan tetapi selebihnya Tuhanlah yang menentukan segalanya!"

Jameela tak lagi bisa menjawab. suaranya tercepat di tenggorokan bisa iring dengan air matanya yang jatuh berderai.

" Aku bahkan tidak tahu kapan malaikat maut akan menjemputku akan tetapi aku memohon kepadamu Bantulah aku Untuk meringankan langkahku ikhlaskan jika memang tiba harinya di mana aku harus pergi!"

"dan juga satu hal yang ingin aku katakan padamu. Jameela Iskandar, aku membebaskanmu dari Sumpah Setia sehidup semati kita. Aku melepaskan dirimu dari ikatan itu. jika suatu hari nanti ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus, dan kamu juga mencintainya, hiduplah bersamanya.raih kebahagiaanmu! dan jangan pernah menjadikan namaku sebagai beban untuk kehidupanmu selanjutnya!"

" tidak sayang, aku mohon Berhentilah untuk berbicara seperti itu Aku tidak sanggup mendengarnya!" Jameela semakin tergugu.

" ak ku mo hon Say yang ikhlas kan ak ku. Bantulah aku un tuk melang kah To long tuntun lah aku say yang?"

mendengar suara sang suami yang sudah semakin terputus Jameela Meraung sambil memeluk tubuh Sang suami yang tak lagi bisa bergerak

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah".

bisik Jameela di telinga suaminya.

dan sempat terdengar di telinga Jameela suaminya menirukannya secara lirih dan suara yang terputus-putus. dan setelah itu di dalam pelukannya, suaminya menghembuskan nafasnya yang terakhir.

"

Terpopuler

Comments

Elsa Devika

Elsa Devika

bawang nya berapa kilo thor
kok pedes amat ini mata/Sob//Sob/

2024-12-23

3

FT. Zira

FT. Zira

aaaaaaas/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-11-08

0

FT. Zira

FT. Zira

ternyata Mami tega/Sob/

2024-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!