08

di sebuah poliklinik di satu desa yang bisa dibilang sedikit terpencil

seorang dokter wanita yang masih sangat cantik, meski usianya tak lagi muda sedang berjalan meneliti kamar pasien satu persatu. sebenarnya tugasnya telah selesai, dan sudah waktunya shiftnya digantikan dengan petugas yang lain.

hari juga sudah bisa dibilang larut, sudah waktunya dia pulang. Akan tetapi dia merasa terpanggil untuk menengok kembali pasiennya satu persatu sebelum dia pulang ke rumah dinas dan mengistirahatkan tubuhnya.

di salah satu kamar kelas ekonomi, di mana di dalamnya ada delapan ranjang pasien. dokter itu menghentikan langkahnya, menengok salah satu pasiennya yang merupakan seorang gadis kecil dengan usia berkisar di atas sembilan tahun, yang masih belum tidur hingga saat ini. padahal Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam.

" Ya Allah lindungi selalu Ayahku, lindungi selalu Ayahku, lindungi selalu Ayahku, dan juga berikan kebahagiaan pada Ayahku! Aamiin" ucap gadis tersebut sambil menengadahkan tangan, kemudian mengusapkan Kedua telapak tangannya ke wajahnya.

"Wah.. wah.. anak kesayangan Ayah rupanya yaa? hanya berdoa untuk ayah saja? kenapa tidak berdoa untuk ibu juga?!" Tanya Dokter cantik tersebut. karena penasaran dengan doa yang dia dengar dari mulut gadis kecil tersebut.

" karena Ibu bisa meminta apapun untuk dirinya sendiri, jadi tidak perlu repot-repot mendoakan ibu. sedangkan kalau ayah. dia bahkan selalu lupa berdoa meminta apapun untuk dirinya sendiri. karena yang selalu Ayah ingat, hanyalah berdoa meminta keselamatan untukku!" jawab gadis tersebut dengan senyum di bibirnya.

hati dokter Wanita itu sungguh terenyuh mendengar ucapan si gadis kecil. hubungan ayah dan anak yang sangat saling menyayangi. Ayah yang selalu berdoa bagi anaknya dan anak yang selalu berdoa bagi ayahnya.

" Kalau dokter cantik, apa yang dokter cantik minta dalam doa?" tanya gadis kecil tersebut menyentuh hati si dokter.

"Emm.. apa ya..? mungkin sama sepertimu, keselamatan bagi keluarga kita" jawab dokter

"Dan bukankah...?" dokter menjeda ucapannya memeriksa data pasien yang berada di tangannya. PUTRI . nama pasien kecilnya.

"Bukankah seharusnya putri juga berdoa untuk keluarga yang lain?" tanya sang dokter hati hati. takut gadis kecil itu tersinggung.

wajah gadis yang tadinya ceria berubah menjadi muram

"karena keluargaku hanya tinggal Ayah seorang. itu makanya aku hanya berdoa untuk ayah saja. mereka yang lain sudah berada di sisi-Nya. mau minta apa lagi untuk mereka? kalau mereka mau apapun, mereka tinggal minta saja kepada Tuhan!" jawabnya sendu.

"Ya Allah...!" dokter itu segera membawa putri kedalam dekapannya. "maaf ya dokter tidak tahu. dokter turut berduka!" lirihnya sambil menahan agar air matanya tidak terjatuh.

"Terima kasih dokter, tapi putri tidak sedih, karena putri masih punya Ayah yang sangat menyayangi putri!" ucap gadis kecil itu seraya kembali menunjukkan senyum manisnya.

 "Gadis pintar, sekarang tidur ya.. hari sudah larut, putri mau lekas sembuh kan?!"

"Iya dokter.. emm...?!" putri menyentuh name tag yang ada di dada wanita berseragam putih itu.

"Kenapa namanya rumit sekali?, kalau putri panggil dokter Iska saja boleh tidak?!"

pertanyaan putri membuat sang dokter tergelak. "Baiklah, panggil saja senyaman kamu!"

"Jadi apakah sekarang kita berteman?!" putri bertanya penuh harap

"Baiklah, kita berteman. tapi dengan satu syarat!" dokter Iska menunjukkan jari telunjuknya

"Kenapa harus pakai syarat..?!" wajah putri yang tadi ceria Berubah mendung.

"Tentu saja, berteman dengan dokter Iska ada syaratnya!" dokter Iska ingin menggoda putri.

"Apa syaratnya? jangan yang susah susah ya?!" pinta putri. dokter Iska tergelak mendengar pertanyaan Putri

"Emm.. syaratnya.. putri harus lekas sembuh. dan putri harus jadi anak pintar di sekolah!!"

"Putri pintar kok, dan putri.juga pasti lekas sembuh!" jawab putri antusias.

"Putri .. kenapa bangun lagi?!" satu suara menyela di antara mereka.

" Ibu Rani.. Tadi putri terbangun, terus putri berdoa untuk Ayah!" jawab putri. .

"Oh iya, Bu Rani . sekarang putri dan dokter Iska berteman..!" ucap putri dengan gembira nya.

"Dokter Iska..??" wanita yang di panggil dengan sebutan Bu Rani itu tampak bingung. "Bukankah beliau..?!" Bu Rani berpikir dalam hati seolah sedang mencoba mengingat sesuatu.

"Tidak apa, biarkan putri memanggil senyaman dia saja!" ucap dokter Iska.

"Wahh.. bagus dong. kalau begitu sekarang kembali tidur ya, katanya putri mau lekas pulang biar ayah tidak sedih ?!" ucap Bu Rani sambil mengusap kepala gadis kecil itu.

putri mengangguk lalu di bantu oleh Bu Rani dia menaikkan selimutnya hingga sebatas dada.

"Selamat malam dokter Iska..?!" serunya.

"Baiklah selamat malam, mimpi indah ya!" jawab dokter Iska yang kemudian berpamitan karena dia juga hendak pulang,

"Dokter...!" seru Bu Rani yang mengejar langkah dokter Iska

"Ya..?" dokter Iska menghentikan langkahnya.

"Terima kasih dokter.." ucap Bu Rani.

"Kenapa harus berterima kasih, itu sudah tugas saya, karena saya menggantikan dokter Mawar yang berhalangan datang tadi siang. tetapi besok pagi dokter Mawar sudah bisa kembali menangani Putri. dan bukankah, dari catatan medisnya besok Putri sudah bisa pulang?!" jawab dokter Iska.

"Iya, itu benar. tetapi saya berterima kasih bukan untuk itu. saya berterima kasih karena dokter mau mengajak Putri berbicara. sebelum ini Putri sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang lain. saya senang Anda bisa mengajaknya berbicara, sekali lagi, terima kasih dokter?!" ucap Bu Rani yang segera pergi setelah menundukkan sedikit kepalanya sebagai bentuk hormat sekaligus rasa terima kasih

Dokter Iska tercenung, setengah tidak percaya dengan ucapan Bu Rani. sepenglihatannya tadi Putri tampak biasa saja tak ada masalah apapun. dan juga tidak menunjukkan gelagat jika gadis kecil itu introvert.

"Ah... sudahlah..!"

dokter Iska segera membalikkan badannya kemudian berlalu dari tempat itu walaupun masih ada beribu tanda tanya dalam hatinya.

" ngomong-ngomong aku seperti pernah melihat gadis kecil itu dan juga Bu Rani, tapi di mana ya, Di mana aku pernah bertemu dengan mereka?" gumam dokter Iska ketika dia sedang dalam perjalanan pulang.

"Ah Sudahlah begitu banyak orang yang mirip di dunia ini. aku lupa entah mereka mirip dengan siapa atau entah pernah bertemu dengan mereka di mana!" monolognya

***

"Tapi aku benar benar seperti kenal gadis kecil itu, dan seperti sangat familiar.. siapa ya gadis kecil itu?"

"Selamat pagi dokter Iska..!" seorang rekan yang juga sesama dokter membuyarkan lamunan dokter Iska.

"Pagi pagi sudah lipat kening aja, apakah ada masalah ya Dok?!" rekan yang tidak lain adalah dokter Mawar lanjut bertanya.

"Ah.. tidak juga, aku hanya penasaran dengan satu pasien yang kamu titip padaku kemarin, yang namanya Putri. entah kenapa aku seperti pernah mengenalnya. tapi aku lupa. aku tadi coba cari informasi data pasien tapi seperti tidak lengkap!" jawab dokter Iska.

"Oh.. Putri, dia itu salah satu warga sini, Dia anaknya Bu Rani, dan ayahnya pergi bekerja merantau ke kota!" dokter Mawar memberikan keterangan.

"Anaknya Bu Rani??" tanya dokter Iska sedikit ragu. "Tapi kenapa Putri bercerita kalau keluarganya hanya tinggal ayahnya saja? apakah ada sesuatu tentang gadis itu ya?"

"Iya, ibunya bernama Rani. Putri itu sangat pendiam anaknya, jadi memang agak susah mengajaknya bicara!" terang dokter Mawar lagi. "Dulu Bu Rani bekerja di kota, dan waktu pulang udah bawa anak. katanya sih suaminya tidak tega jika Bu Rani kerja sambil bawa anak. jadi tinggal suaminya saja yang kerja dan pulang sesekali!" lanjutnya.

""Ini lebih aneh lagi, atau Putri yang memang salah bicara tadi malam itu ya? dan dokter Mawar bilang putri itu pendiam, dan susah di ajak bicara. Bu Rani semalam juga bilang seperti itu, tapi kenapa menurutku putri itu sama saja seperti gadis kecil lain yang suka banyak bicara ya?!"

Terpopuler

Comments

zian .

zian .

hhmmm brrti inces d smbunyikan dn tnggl sm suster untk mnghilngkan jejak pra mush si gembla sapi hehe tuan dirga 🤣🤣 jd kbiasaan mnggil tuan dirga si gembala sapi

2024-10-01

1

Dewi Payang

Dewi Payang

1 vote buat putri🫰

2024-08-19

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Sepertinya tergentung pada siapa ia berhadapan...

2024-08-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!