Raka dan Mika berada di sebuah restauran yang cukup terkenal,terlihat Mika yang memakai gaun berwarna peach dan sedikit terbuka di bagian paha,sedangkan Raka memakai jas berwarna hitam yang menampilkan ketampanannya.
Pandangan Mika tak teralihkan saat matanya melihat ketampanan Raka,dia merasa beruntung bisa memiliki Raka yang membuat iri orang yang melihatnya.
"sayang malam ini kau sangat tampan",ucap Mika yang mulai genit.
"terima kasih",ucap Raka cuek.
"ehm apa boleh aku meminta sesuatu?",
"apa?",
"aku ingin berdansa denganmu",seketika Raka melihat ke arah orang-orang yang tengah berdansa.
Raka mulai berpikir dan akhirnya dia mengabulkan keinginan Mika,"baiklah",Raka pun bangkit dari duduknya lalu menarik tangan Mika dan berjalan ke perkumpulan orang yang tengah berdansa.
Raka mulai memeluk pinggang Mika yang ramping,dan Mika mulai memberanikan diri untuk mengalungkan tangannya di leher Raka,Mika sangat menikmati momen ini,matanya terus menatap wajah Raka,Mika mulai tergoda oleh bibir Raka dan akhirnya dia menempelkan bibirnya ke bibir Raka namun itu tidak terjadi karena Raka dengan cepat memalingkan wajahnya sehingga pipinya yang Mika cium.
"jangan seperti ini Mika,kita belum menikah",ucap Raka.
"tapi aku menginginkannya Raka",ucap Mika sendu,"lalu kapan kamu akan menikahi ku?,jujur saja aku tidak mau lama-lama",rasanya ucapan Mika sangat menjijikkan bagi Raka,"aku tidak akan menikahi mu Mika",ucap Raka dalam hati.
Keesokan harinya Ana pergi ke kantor Aiden seorang diri,dia menerima panggilan dari sang kakak kalo dia memilikki informasi tentang Raka kekasihnya.
Aiden memberikan beberapa foto Raka dan seorang wanita yang tengah berada di sebuah cafe dan restauran.
"secepat ini?",tanya Ana.
"aku menyewa informan yang sangat ahli tidak sulit bagi mereka untuk mencari seorang pengusaha muda di daerah K,andai saja dulu kamu tak menghalangi ku untuk mencarinya mungkin kebenarannya akan terungkap",jawab Aiden.
Ana mengambil foto-foto itu,dadanya mulai sesak ketika melihat Raka menggenggam tangan wanita lain dan sang wanita memeluknya,begitu juga dengan adegan dimana wanita itu mencium pipi Raka,semua itu sangat membuatnya sakit hati.
"dia adalah Raka seorang pengusaha dan sudah bertunangan dengan seorang model terkenal bernama Mika,itu informasi yang kudapat",jelas Aiden.
"jadi wanita ini adalah tunangannya?",tanya Ana dalam hati.
Ana terdiam dadanya bergemuruh saat mendengar Raka sudah bertunangan,"apa dia Raka kekasihmu?",tanya Aiden dan berharap kalo semua itu salah,Ana pun menganggukkan kepalanya.
Aiden langsung memejamkan matanya dia tidak mau adik angkatnya terluka,seketika Aiden mendekati Ana langsung memeluknya,"akan ku buat perhitungan dengannya karena sudah melukai mu".
Ana menangis di pelukan Aiden,hari ini sudah jelas kalau dirinya telah hancur bersama cintanya.
Setelah Aiden menyerahkan informasi tentang Raka pada Ana,dia pergi menemui Wijaya ayahnya,dia menceritakan semuanya pada lelaki paru baya itu.
"apa yang akan kamu lakukan setelah mengetahui kebenaran ini?",tanya Wijaya.
"masih belum terpikirkan",jawab ucap Aiden.
"bagaimana kalo kita buat dia perhitungan dengan menyewa seseorang untuk menghajarnya",ucap Wijaya karena dia sudah tidak bisa menahan lagi amarahnya.
"cukup sulit ayah karena orang itu sedang dekat tuan Max",ujar Aiden.
Wijaya mengernyitkan keningnya,"apa hubungan mereka?",
Aiden menggelengkan kepalanya,"aku tidak tahu persis karena orang suruhan ku hanya melihat Raka masuk ke kediaman Max,dan akan sulit untuk kita,ayah sendiri tahu kalo tuan Max adalah anak dari mantan seorang Mafia kejam",jelas Aiden.
Wijaya menghela nafasnya lalu memijat pelipisnya,"lalu apa yang harus kita lakukan?".
"untuk sementara waktu biarkan saja dulu,lebih baik kita fokus pada Ana,pasti hatinya terguncang,tadi aku sempat tak kuasa mendengarkan tangisannya".
"ayah juga akan berbicara tentang ini pada Ana,ayah tidak mau dia menanggungnya sendiri".
...----------------...
Ana berdiam diri di kamarnya,meratapi kesedihannya,di tatapnya kalung pemberian Raka,"apa arti semua ini Ka,10 tahun aku menunggu mu tapi apa yang terjadi hari ini kepadaku",ucap Ana sambil terus menitikkan air matanya.
Di sebrang sana Raka pun melakukan hal yang sama,dia menggenggam kalung yang sama,"An...kamu dimana?,aku sedang merindukan mu",ucap Raka.
"sudah terlalu lama kamu pergi,maafkan aku Ana...aku belum bisa menemukanmu".
Di balik pintu yang sedikit terbuka,Max bisa mendengar ucapan Raka,hatinya ikut bersedih.
Max beranjak dari tempat itu dan mulai menghubungi seseorang.
Kembali ke Ana,nyonya Wijaya sangat khawatir dengan keadaan Ana,secara anak angkatnya tidak keluar sejak pulang dari kantor Aiden,bahkan makan siang pun dia lewatkan.
"Lusi,coba kamu bujuk Ana nak,ibu takut kalo dia jatuh sakit".
"bu...jangan khawatir sebaiknya kita beri ruang untuk Ana menyendiri,aku yakin Ana akan baik-baik saja".
Nyonya Wijaya menarik nafasnya,"ya mungkin itu yang dia butuhkan saat ini tapi setidaknya jangan mengunci pintu seperti ini,ibu jadi takut".
Lusi mengusap punggung mertuanya,"tenang ya bu".
"ehm...",tiba-tiba terdengar deheman seorang lelaki yaitu Leo.
Ya Leo adalah teman Alvaro,dulu dia sering berkunjung ke rumah ini namun setelah Alvaro meninggal Leo pun jarang berkunjung.
"ada apa tante?",
"Leo...dari mana saja kamu nak sudah lama tak datang ke sini",ucap nyonya Wijaya.
Leo tersenyum lalu meraih tangan nyonya Wijaya lalu menciumnya,"maaf tante aku sedikit sibuk bagaimana keadaan tante dan om?",
"alhamdulillah kami baik-baik saja".
"syukurlah,tapi kenapa kalian berdiri di sini?",tanya Leo karena sedari tadi melihat Lusi dan nyonya Wijaya berdiri tak jauh dari tangga.
"tidak ada apa-apa nak hanya saja kami sedang menunggu Ana".
Leo menganggukkan kepalanya,dia baru ingat kalo Ana tinggal di rumah ini.
"bagaimana kabarnya,sudah lama juga aku tak bertemu dengannya",nyonya Wijaya dan Lusi saling pandang.
"ehm dia...",nyonya Wijaya tak melanjutkan ucapannya.
"sebaiknya kita duduk dulu,mungkin sebentar lagi Ana keluar",ajak Lusi karena dia tidak mau kesedihan Ana jadi bahan kasihan orang lain,bagaimana pun Ana harus terlihat baik walaupun hatinya rapuh.
Lusi dan mertuanya sudah lebih dulu pergi namun Leo masih menatap pintu kamar Ana dengan tatapan sendu.
Ya bagaimana tidak,Leo pernah mengatakan perasaannya terhadap gadis itu namun berakhir dengan penolakan dengan alasan kalo Ana menganggap Leo seperti temannya sendiri.
"Ana,akhirnya aku menginjakkan kaki ku lagi di rumah ini,aku berharap setelah kita bertemu lagi kamu sudah bisa membuka hati untukku",ucap Leo dalam hati lalu dia pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments