Ana merentangkan tangannya saat dia menyelesaikan tugas dari ayah angkatnya,kebetulan Ana bekerja di kantor sang ayah hanya sekedar membantu namun sang ayah tidak menuntutnya terus bekerja karena dia tahu kalo Ana hanya butuh sedikit kesibukan dan tidak harus banyak bekerja apalagi untuk menghasilkan uang.
Ana melihat keatas langit-langit kantor, pikirannya masih tertuju pada seorang lelaki yang masih hadir dalam ingatannya,dia masih berharap Raka datang menemuinya.
"Ka...apa kamu merasakan apa yang aku rasakan,sesak rasanya jika aku membayangkan kalo kamu mengingkari janji mu",ucap Ana berbicara sendiri.
Sedangkan lelaki yang sedang dipikirkan Ana,dia sudah berada di sebuah pesawat untuk datang mencari keberadaan gadisnya yang selalu dia rindukan dengan harapan yang masih sama.
"semoga kata hatiku benar kalo kamu masih hidup Ana",lirih Raka sambil menghela nafasnya.
Pesawat pun lending di bandara,tak terasa empat jam Raka lalui perjalannya untuk menemukan Ana.
Raka pun keluar dari pesat dan menghirup udara segar,dengan perlahan dia menuruni anak tangga ketika kakinya menginjakkan di tanah kota D sesaat jantung Ana berdegup kencang seolah ada magnet yang menarik mereka.
Ana yang sedang makan malam bersama keluarganya tiba-tiba meraba dadanya,"An kamu baik-baik saja?",tanya ibu angkatnya dengan nada khawatir.
Semua yang berada di meja makan sontak menoleh pada Ana,"aku baik-baik saja bu,tapi kenapa rasanya jantungku berdegup lebih kencang",jawab Ana.
"minum An...",ucap Aiden dan Ana pun segera mengambil gelas berisikan air putih dan dia meminumnya sampai tandas.
Kembali ke Raka,dia naik kedalam mobil yang sudah di sediakan anak buahnya.
"kita kemana tuan?",
"ke hotel,aku butuh istirahat dan besok aku akan pergi ke alamat rumah yang nanti aku kirim lewat pesan jangan lupa jemput aku pagi-pagi",jawab Raka dan sang supir pun mengangguk,"baik tuan,saya akan melayani anda selama di sini".
"bagus..."
Mobil pun berhenti di sebuah hotel berbintang yang sudah di pesan sebelum dia berangkat,Raka masuk kedalam kamar setelah dia mendapatkan kunci dengan nomor tertentu.
Raka merebahkan tubuhnya di atas kasur,rasa lelah pun datang,Raka memijat pelipisnya yang terasa sakit.
"aku akan mencari mu Ana,tunggu aku sayang",ucap Raka.
Pindah ke kediaman keluarga Wijaya keluarga yang begitu amat menyayangi Ana,setelah selesai makan malam seperti biasa mereka menghabiskan malamnya dengan berbincang-bincang di ruang keluarga semua berkumpul di sana namun tidak dengan Ana gadis itu memilih berdiam diri di kamarnya sambil terus memegang dadanya.
"ini ada yang salah,sebaiknya aku besok pergi ke dokter",ucap Ana sambil mengusap dadanya karena jantungnya terus berdegup kencang namun tidak menimbulkan sakit namun entah kenapa dia merasakan sesuatu yang tidak bisa digambarkan.
...----------------...
Matahari mulai terbit,terlihat Raka sudah rapih dengan setelan kasualnya yang terlihat cocok untuknya,dia pergi ke lobi hotel untuk menunggu jemputan sang supir.
Tidak lama kemudian yang ditunggu-tunggu pun datang,tidak menunggu lama Raka langsung berjalan menuju dimana sang supir memarkirkan mobilnya.
Raka pun pergi ke alamat dimana Ana berada namun itu masih dugaan.
Raka menatap sebuah rumah dengan lamat,dia mengedarkan pandangannya.
"apa ini rumah seorang mafia?,banyak sekali orang-orang yang menyeramkan di sini",ucap supir Raka sambil melihat keadaan rumah yang di penuhi orang-orang seperti patung dengan wajah-wajah terlihat sangar.
Masa bodoh dengan rumah Mafia namun saat ini tujuannya untuk mencari keberadaan Ana.
Raka pun keluar dari mobil dan menghampiri seorang penjaga rumah,"selamat pagi tuan",sapa penjaga.
"pagi,oh ya apa benar ini alamat yang tertera di kertas ini?",tanya Raka sambil memberikan sebuah kertas yang sudah lusuh.
Sang penjaga mengernyitkan keningnya mencoba memahami tulisannya,"benar ini alamat kami bahkan no rumah pun sama",ucap penjaga.
Raka menganggukkan kepalanya,"jadi benar ini alamatnya pasti Ana ada di dalam",ucap Raka dalam hati.
"maaf apa pemilik rumah ada?,aku ingin bertemu dengannya",ucap Raka.
"apa sudah ada janji?",Raka menggelengkan kepalanya.
"maaf hanya yang sudah membuat janji dengan tuan yang bisa masuk selebihnya anda bisa menemui tuan di luar saja".
"oh begitu",
"apa dia seorang presiden bertemu saja harus seketat ini",ucap Raka lagi dalam hati.
"kalo anda bersedia menunggu silahkan,sebentar lagi tuan akan keluar untuk membawa jalan-jalan anjingnya disekitar rumah".
"oh baiklah aku akan menunggunya di sini".
Lama Raka menunggu di dalam mobil namun pemilik rumah pun belum juga keluar,"sial kenapa lama sekali jam berapa biasanya dia membawa jalan-jalan anjingnya tidak mungkin tengah hari kan",gerutu Raka yang sudah mulai kebosanan.
"tenang Ka...kamu harus bersabar demi menemukan Ana",ucap Raka sendiri dan hal itu tak luput dari perhatian supirnya.
Tiba-tiba saja suara anjing menggonggong Raka pun segera keluar dari mobil dan menghampiri penjaga tadi.
"apa dia sudah keluar?",tanya Raka.
"sebentar tuan saya akan berbicara dengannya",penjaga itu bergegas pergi menemui tuannya.
Tidak lama kemudian penjaga datang sambil membukakan pintu gerbang,"silahkan masuk, tuan menunggu anda",ucap penjaga.
Raka yang mematung di balik gerbang pun langsung bergegas masuk dengan langkah cepat.
Di sebuah taman yang sangat sejuk,di sana lah Raka duduk bersama pemilik rumah yaitu Max.
"ada kepentingan apa kamu menemui ku?",tanya Max.
"apa anda kenal orang ini?",Raka menyodorkan sebuah poto yaitu poto papanya.
Max tersenyum,"siapa yang tidak kenal dengan si pendamba cinta",ucap Max.
"dia adalah pria dengan segala kebodohannya,tapi dia berhasil memiliki sang pujaan hati",lanjut Max.
Raka memiliki sedikit pencerahan,"jadi apa hubungan anda dengannya?",tanya Raka.
Max langsung menatap Raka dengan lekat,"katakan apa tujuan mu datang kemari dan menanyakan hubungan ku dengannya".
Raka mengambil gelas berisi kopi lalu menyesapnya,"aku hanya ingin menemui seorang gadis yang dia kirim kesini".
Max mengernyitkan keningnya,"apa maksudmu seorang gadis,di rumah ini tidak ada seorang perempuan terkecuali pembantu".
Raka menarik nafasnya,"tolong tuan aku butuh bantuanmu".
Max semakin tidak mengerti,"begini saja kenapa kau menanyakan hubungan ku dengan dia?",tanya Max.
"dia adalah papa ku".
Max terdiam mencerna ucapan Raka,lalu dia tertawa,"jadi pria itu memiliki putra setampan dirimu",Raka masih terdiam tidak menanggapi tawaan Max.
"ya dia adalah temanku teman seperjuangan ku,tapi kenapa kamu datang ke sini dan menanyakan seorang gadis?,dan apa tadi kamu bilang papa mu mengirim seorang gadis padaku?",Raka menganggukkan kepalanya.
Max menggelengkan kepalanya,"pasti kamu salah orang,papa mu tidak pernah mengirimkan seseorang padaku,tapi kalo boleh tahu kapan dia mengirimkannya?",
"10 tahu yang lalu".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments