Kepergian Ana

Raka sangat frustasi semalaman dia tak bisa tidur karena memikirkan ucapan papa nya,pikirannya buntu antara mempertahankan Ana untuk tetap tinggal atau membiarkannya pergi seorang diri.

"aakkhh...,sial kenapa harus seperti ini",teriak Raka dan itu bisa di dengar oleh Ana di kamarnya.

Ana terdiam dia memandang ke depan,dia tidak boleh terus menerus jadi beban orang lain,bagaimanapun dia harus berdiri di kaki sendiri.

Di tempat lain mama Feni menemui suaminya yang sama-sama sedang memikirkan Ana,mama Feni tahu apa yang dimaksud suaminya,bukan dia benci pada Ana justru sebaliknya dia menyayangi gadis itu yang sekarang sudah menjadi menantunya.

"pa...",sapa mamah Feni sambil mengusap punggung suaminya.

"lakukan apa yang seharusnya papa lakukan,mama yakin kalo keputusan papa yang terbaik",ucap mama Feni.

Papa Raka menghela nafasnya,"tidak ada jalan lain selain membiarkan Ana pergi jauh dari kota ini,bagaimana pun dia harus selamat".

"tapi dia harus pergi kemana pa?"

"papa akan berikan alamat tujuan dia,papa yakin di sana dia akan terlindungi dan tidak ada seorang pun yang akan menyakitinya".

"lalu bagaimana dengan putra kita,pasti dia sangat berat melepaskan Ana".

"membiarkan dia pergi bukan berarti memutuskan hubungan mereka ma,Raka akan menyusulnya jika di sini benar-benar aman".

Mama Feni menarik nafasnya,"ya mudah-mudahan semua ini cepat selesai kasihan anak-anak".

"papa juga berharap seperti itu,semoga mereka sabar menghadapi semuanya".

"mama boleh tahu gak alasannya kenapa Ana harus pergi?",

Papa Raka menatap istrinya,"belum saatnya kamu tahu tapi suatu saat semuanya akan terungkap,dan yang papa lakukan pada Ana semua ini bentuk tanggung jawab papa,karena apa yang di alaminya sekarang ada sangkutannya dengan keluarga kita".

Mama Feni terkejut,"oh ya tapi apa pa?",

"tidak sekarang sayang,kita jalani saja seperti hari-hari biasanya".

Mama Feni pun menganggukkan kepalanya,dia tidak mau memaksa suaminya mengatakan yang sebenarnya takutnya akan mengacaukan rencana suaminya dan membiarkan Ana pergi adalah salah satu rencana yang sudah dia rancang.

Ana mendengar obrolan antara mama Feni dan suaminya,dia sedikit menunduk lalu dengan keberaniannya dia menghampiri sepasang suami istri tersebut.

"om...tante...",sapa Ana.

Mama Feni dan suaminya menoleh kearah suara,"Ana ada apa sayang?,sini",ucap Mama Feni.

Ana pun semakin mendekat,"maaf kalo Ana ganggu,ada sesuatu yang ingin Ana katakan".

Mama Feni menoleh kearah suaminya,"ada apa katakan".

"sebelumnya aku mau berterima kasih sama om dan tante yang sudah membantuku,gak ada kata-kata lagi yang terucap dari bibir Ana hanya terima kasih dan maaf".

"Sebenarnya dari kemarin Ana penasaran dengan apa yang di katakan om pada Raka,dan hari ini tidak sengaja Ana mengetahuinya saat om berbicara dengan tante,om tidak perlu menjelaskan semuanya pada Ana karena Ana paham apa yang di maksud om karena keputusan om adalah yang terbaik untuk Ana dan keluarga ini".

Ana menarik nafasnya,"Ana putuskan akan pergi dari sini".

Papa Raka tak kuasa mendengar penuturan Ana begitu pula Mama Feni,mereka sangat bersalah terhadap menantunya ini.

Papa Raka cepat-cepat memeluk Ana dengan hangat,"maafkan om Ana,hanya ini yang bisa om lakukan".

Ana meneteskan air mata,baru kali ini dia merasakan pelukan dari sosok ayah yang sangat dia rindukan.

"jangan meminta maaf,om tidak punya salah apapun pada Ana".

Papa Raka melerai pelukannya,"om janji setelah masalah disini selesai,om akan menyuruh Raka untuk menemui kamu".

Papa Raka merogoh sesuatu di salam saku celananya,dia memberikan secarik kertas lalu satu buah kartu Atm.

"kamu akan pergi lewat jalur laut,nanti setelah sampai di dermaga tujuan, kamu harus pergi ke alamat ini".

"om sudah menghubungi orang-orang yang ada di sana,kamu hanya tinggal tunjukkan poto ini",ucap Papa Raka sambil memberikan satu buah poto dimana salah satu dari mereka adalah papa Raka saat muda.

"dan kartu Atmnya untuk keperluan kamu selama di sana,tolong gunakan jangan sampai kamu tidak menggunakannya".

Ana menatap lekat pada papa Raka,"terima kasih om tapi om tidak perlu seperti ini,Ana bisa sendiri".

"Ana kamu di sana tidak punya siapa-siapa biarkan om tahu kondisi mu dari mereka".

Ana menggelengkan kepalanya,"tidak,om sudah banyak membantuku,di sana aku akan bekerja,jadi om jangan khawatir".

"Ana tolong jangan keras kepala nak,kami sangat menyayangimu,jika kami mampu dengan masalah di sini kami tidak akan melakukan semua ini,ayolah nak jangan buat kami khawatir",timpal Mama Feni.

Ana tak bisa menolak kalo seorang ibu yang meminta,"baiklah Ana akan simpan,jadi kapan Ana harus pergi?",

"malam ini",

Ana tertunduk,haruskah secepat itu?,padahal dia ingin sekali mengetahui perkembangan kasus yang menewaskan ibunya.

"soal ibu mu jangan khawatir om akan berusaha semampu om".

"terima kasih".

Mama Feni memeluk Ana,"jaga diri baik-baik nak,kalo begitu biar Raka yang mengantarmu ke dermaga".

Ana menggelengkan kepalanya,"jangan tante Raka pasti tidak akan membiarkan Ana pergi jadi biarlah dia mengetahui setelah Ana pergi".

"tapi nak dia akan marah pada kami".

"bilang saja kalo ini permintaan ku".

...----------------...

Ana sudah berada di dermaga,dia diantar oleh sopir dan beberapa bodyguard yang di utus papa Raka untuk melindungi Ana.

Ana naik ke kapal,sejenak dia mengingat ucapan papa Raka,"lewat jalur laut kamu akan selamat".

Ana yakin kalo dirinya akan baik-baik saja dan dia sudah memantapkan hati untuk pergi dari kota ini dan akan memulai hidup baru di kota lain.

"Raka maafkan aku tidak pamit padamu,karena aku tidak mau melihat mu kesakitan,selamat jalan sayang aku pergi untuk kembali".

Tiba-tiba suara kapal berbunyi tanda kapal akan siap melaju,semua orang yang mengantar orang-orang terkasihnya reflek melambaikan tangan,namun tidak bagi Ana.

Ana hendak berbalik namun suara yang tidak asing memanggil namanya",Ana....."

Raka ya suara Raka,Ana pun membalikkan tubuhnya,melihat sosok lelaki yang sudah menjadi suaminya kemarin malam melambaikan tangannya.

"jaga diri baik-baik,tunggu aku di sana aku akan menemui mu",teriak Raka,Ana hanya tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Raka.

Kapal semakin menjauh,Raka tak mengalihkan pandangannya,dia terus menatap kapal itu,tak terasa air matanya jatuh.

"aku benci semua ini Ana,aku tak bisa membiarkan mu selalu berada di sisiku,maafkan aku Ana",ucap Raka sambil terisak menangis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Liontin pengikat
2 Pesan dari sang Ibu
3 Sebatang Kara
4 Menikah
5 Kepergian Ana
6 Anak Yatim Piatu
7 Teman Hati
8 Pertunangan
9 Secercah Harapan
10 Orang yang berpengaruh
11 Si pendamba cinta
12 Takut
13 Setia Itu Tidak Mudah
14 Memuakkan
15 10 tahun menunggu
16 Kebenaran hidup
17 Laki-laki terbodoh
18 Piala Bergilir
19 Perempuan baik hati
20 Di balik sayang ada luka yang terpendam
21 Membutuhkan seseorang
22 Wajib
23 Pacuan Kuda
24 Rindu Semakin Dalam
25 Gundah
26 Lamaran Max
27 Mengetahui lamaran Max
28 Terlalu Cinta
29 Foto Ana
30 Tidak akan menyakiti putri ku
31 Nomor Satu
32 Kejutan Jhuan
33 Pertemuan pertama Ana dan Raka
34 Kenyataan yang menimpa Leo
35 Cincin Pernikahan
36 Wanita Licik
37 Tempat bersandar
38 Menaklukan seorang Raka
39 Pertemuan dengan Andre
40 Kapal Pesiar
41 Bimbang
42 Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43 Berbincang dengan Max
44 Melepas Rindu
45 Basa basi
46 Masih hidup
47 Berita
48 Menangis dalam tidur
49 Kedatangan Mika ke apartemen
50 Putri Kandung
51 Sesuatu yang akan terjadi
52 Manusia Biasa
53 Ingin pulang
54 Wanita setia
55 Pelengkap Hidup
56 Kedatangan Tuan Wilson
57 Sebuah Rencana
58 Ambisi Jhuan
59 Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60 Luka masa lalu
61 Ana di culik
62 Kedatangan Leo
63 Mencintai tidak harus memiliki
64 Cinta terlarang
65 Lelaki yang suka mendua
66 Rahasia Mika
67 Alasan Andre
68 Biarkan Aku Pergi
69 Cinta Segitiga
70 Janji Raka
71 Genderang Perang
72 Ada hati yang harus di jaga
73 Saling Menguatkan
74 Kepergiaan Ana dan Leo
75 Pernyataan Veronika
76 Leo dan Vero
77 Suara Tembakan
78 Leo tertembak
79 Kerja Sama
80 Dugaan Hamil
81 Mika Hamil
82 Tidak akan menjatuhkan harga diri
83 Melawan Jhuan
84 Memanfaatkan Mika
85 Kepulangan Ana
86 Restu Max
87 Menghubungi Mika
88 Penjaga Bayangan
89 Kecewa
90 Kemarahan Jhuan
91 Berdetak hebat
92 Pengakuan Mika
93 Pertemuan Max dan Ana
94 Leo telah sadar
95 Sulit tuk di gapai
96 Cemburu
97 Keras Kepala
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Liontin pengikat
2
Pesan dari sang Ibu
3
Sebatang Kara
4
Menikah
5
Kepergian Ana
6
Anak Yatim Piatu
7
Teman Hati
8
Pertunangan
9
Secercah Harapan
10
Orang yang berpengaruh
11
Si pendamba cinta
12
Takut
13
Setia Itu Tidak Mudah
14
Memuakkan
15
10 tahun menunggu
16
Kebenaran hidup
17
Laki-laki terbodoh
18
Piala Bergilir
19
Perempuan baik hati
20
Di balik sayang ada luka yang terpendam
21
Membutuhkan seseorang
22
Wajib
23
Pacuan Kuda
24
Rindu Semakin Dalam
25
Gundah
26
Lamaran Max
27
Mengetahui lamaran Max
28
Terlalu Cinta
29
Foto Ana
30
Tidak akan menyakiti putri ku
31
Nomor Satu
32
Kejutan Jhuan
33
Pertemuan pertama Ana dan Raka
34
Kenyataan yang menimpa Leo
35
Cincin Pernikahan
36
Wanita Licik
37
Tempat bersandar
38
Menaklukan seorang Raka
39
Pertemuan dengan Andre
40
Kapal Pesiar
41
Bimbang
42
Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43
Berbincang dengan Max
44
Melepas Rindu
45
Basa basi
46
Masih hidup
47
Berita
48
Menangis dalam tidur
49
Kedatangan Mika ke apartemen
50
Putri Kandung
51
Sesuatu yang akan terjadi
52
Manusia Biasa
53
Ingin pulang
54
Wanita setia
55
Pelengkap Hidup
56
Kedatangan Tuan Wilson
57
Sebuah Rencana
58
Ambisi Jhuan
59
Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60
Luka masa lalu
61
Ana di culik
62
Kedatangan Leo
63
Mencintai tidak harus memiliki
64
Cinta terlarang
65
Lelaki yang suka mendua
66
Rahasia Mika
67
Alasan Andre
68
Biarkan Aku Pergi
69
Cinta Segitiga
70
Janji Raka
71
Genderang Perang
72
Ada hati yang harus di jaga
73
Saling Menguatkan
74
Kepergiaan Ana dan Leo
75
Pernyataan Veronika
76
Leo dan Vero
77
Suara Tembakan
78
Leo tertembak
79
Kerja Sama
80
Dugaan Hamil
81
Mika Hamil
82
Tidak akan menjatuhkan harga diri
83
Melawan Jhuan
84
Memanfaatkan Mika
85
Kepulangan Ana
86
Restu Max
87
Menghubungi Mika
88
Penjaga Bayangan
89
Kecewa
90
Kemarahan Jhuan
91
Berdetak hebat
92
Pengakuan Mika
93
Pertemuan Max dan Ana
94
Leo telah sadar
95
Sulit tuk di gapai
96
Cemburu
97
Keras Kepala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!