Pesan dari sang Ibu

Hari semakin sore ke dua anak manusia itu tengah menikmati kebahagiaan mereka,Ana berdiri sambil merentangkan tangannya,matanya mulai di pejamkan menikmati hembusan angin.

Raka yang menyadari angin begitu kencang langsung memasangkan jaket miliknya ke tubuh Ana.

"udaranya sangat dingin nanti kamu sakit",ucap Raka.

Ana menoleh,"aku suka udara pantai",ujar Ana sambil tersenyum.

"kita akan sering datang ke sini",ucap Raka sambil mengacak rambut Ana.

Tiba-tiba suara ponsel Raka berbunyi menandakan satu panggilan untuknya,Raka melihat layar ponselnya satu no yang tidak dia kenal,lalu Raka menggeser layarnya.

"hallo..."

"...."

"Mika mana ya...?"

"...."

"oh ya aku tahu hai mika apa kabar, maaf ya aku gak kenal suara kamu",

"...."

"maaf ya Mi,aku lagi ada di luar mungkin sebentar lagi pulang kamu tunggu saja di rumah".

"...."

"dah..."

Raka memutuskan sambungannya,"siapa?",tanya Ana dengan raut muka sedikit kesal.

"Mika temanku saat masih sekolah taman kanak-kanak,dia salah satu siswi yang dekat dengan aku apalagi mamanya teman mama ku",jelas Raka.

"ehm",Ana hanya mengatupkan bibirnya sambil menganggukkan kepalanya.

"kamu jangan cemburu ya Mika sudah aku anggap saudara perempuan ku".

"gak apa-apa kok itu kan hanya sekedar teman lagian aku percaya kalo ucapan kamu tadi gak hanya gombalan belaka",ujar Ana sengaja menekan kata gombalan.

Raka tersenyum,walaupun Ana tak jujur kalo dia cemburu namun sikap dan nada bicaranya menunjukkan kalo dia cemburu dan semua itu membuat Raka senang.

"pulang yuk ini sudah sore nanti mama kamu nyariin",ajak Raka.

"ya udah yuk",mereka berdua pun pulang.

Di tengah jalan Raka menghentikan motornya,mereka sedang berada di depan toko aksesoris.

"ka mau apa?",tanya Ana.

"masuk dulu ada sesuatu yang harus aku beli",ajak Raka sambil menggenggam tangan Ana dan mereka pun masuk kedalam toko tersebut.

Raka memilih salah satu bando berwarna merah di atasnya ada vita kecil,"kamu suka gak?",tanya Raka sama Ana.

Ana hanya melihatnya sambil bingung,"seharusnya aku gak tanya pendapat kamu,suka atau tidak suka kamu harus pakai",ucap Raka sambil memakaikan bandu itu di atas kepala Ana.

"kamu makin cantik",puji Raka.

"kak,aku bukan anak SD yang harus pakai bandu vita",ujar Ana.

"gak apa-apa kamu cocok pakai ini makin cantik jadi aku makin suka",

"mulai deh kak",ucap Ana sambil tersipu malu.

Raka dan Ana langsung ke tempat kasir dan membayarnya,"kamu harus pakai ya",ucap Raka yang sudah naik motornya.

"sayang kalo terus di pake nanti rusak".

"ya gak apa-apa nanti aku beli lagi",

"gak kak aku malu tahu kamu beliin barang kesannya aku tuh kaya cewek matre".

"ya gak apa-apa hitung-hitung belajar buat nyenengin calon istri".

Ana semakin tersipu malu,saking malunya dia mencubit perut Raka,"sakit An".

"biarin abisnya tu mulut bikin orang melayang mulu",Raka pun terkekeh saat melihat pipi Ana merah merona.

...----------------...

Ana dan Raka sudah sampai di depan halaman rumah milik ibu Ana,"makasih ya udah ajak aku jalan-jalan dan udah beliin bando yang lucu ini",ucap Ana.

"sama-sama ini gak seberapa nanti ada surprise lagi yang gak kalah menarik",

"kamu ini,ya udah cepat pulang nanti mama kamu khawatir anaknya belum pulang".

"udah ijin tadi sama mama kalo aku mau hukum kamu karena tadi bikin aku khawatir".

"ya udah sana pulang".

"gak ngajak aku masuk dulu buat ketemu calon mertua".

"gak ah ini udah sore banget,udah kapan-kapan aja ya mampirnya".

Raka menghela nafasnya,"oke-oke aku pulang".

"hati-hati di jalan ya".

Raka melajukan motornya tak lupa dia melambaikan tangannya,begitu juga Ana.

Setelah Raka semakin menjauh Ana baru masuk ke dalam rumahnya,dan dia melihat isi rumah yang sangat berantakan.

"bu...ibu...",panggil Ana sambil mencari keberadaan ibunya.

Ana mencari ke kamar ibunya tidak ada lalu dia mencari ke dapur namun tetap tidak ada,tapi ada satu pintu yang Ana curigai yaitu pintu yang menuju ke belakang rumah.

Ana perlahan melangkah karena dia mencium bau amis yang di timbulkan dari darah,Ana perlahan membuka pintu yang sedikit terbuka.

Seketika matanya membulat saat apa yang dia lihat,"ibu...",teriak Ana histeris melihat ibunya terkapar di lantai yang sudah bersimbah darah.

"bangun bu...apa yang sudah terjadi bu...",ucap Ana sambil menggoyangkan tubuh ibunya.

Seragamnya sudah berlumuran darah ibunya namun Ana tak menghiraukannya.

Ana teringat dengan ponselnya lalu dia mengambilnya di dalam tas ransel yang masih di pakainya.

ketika dia membuka layar ponsel,ada satu pesan Wa dari sang ibu lalu dia membukanya.

Jangan pulang ke rumah nak,pergi sejauh mungkin

Begitulah isi pesan tersebut,dan Ana berasumsi kalo ibunya telah di bunuh,kini dia merasa bersalah karena mengabaikan pesan ibunya.

Ana mencari kontak Raka dengan tangan gemetar lalu dia melalukan panggilan.

"angkat kak",ucap Ana.

Seketika Ana mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya,lalu dengan perlahan dia melihat ke depan,beruntung lampu rumah belum menyala jadi pergerakannya tidak bisa dilihat dari luar.

Ana dengan cepat mengunci pintu,karena dia melihat tiga orang laki-laki dengan memakai baju hitam mereka sangat mencurigakan.

Ana kembali ke dapur,kali ini panggilannya sudah diangkat oleh Raka.

"..."

"ka..tolong aku kak...ibu kak",bisik Ana sambil menahan tangis.

"..."

"ibu di bunuh orang dan di rumah ku ada tiga orang laki-laki yang mencurigakan".

"..."

Ana melihat kearah belakang dapur di sana ada semak-semak dan Ana berlari ke sana untuk bersembunyi karena semua itu atas perintah Raka.

Tangan Ana bergetar hebat,ketakutan sedang melandanya,jantungnya berdegup kencang,keringat terus bercucuran.

Seorang lelaki berhasil masuk dan menemukan mayat ibu Ana,mereka membawa ibunya pergi.

Dan Ana pun tak melepaskan pandangan dari para lelaki itu,dan dia pun merekam apa yang di lakukan mereka.

Ana sempat ingin berteriak agar ibu nya tak di bawa pergi namun dia teringat dengan pesan sang ibu agar Ana pergi jauh,berarti bukan hanya ibunya yang jadi incaran pembunuh tapi dirinya pun ikut di incar.

"bu...maafkan Ana",lirihnya sambil menahan tangis.

Raka berlari ke arah rumah Ana lewat belakang rumah,dia tak melihat siapa-siapa di sana namun hanya darah yang dia lihat dan dia cukup terkejut.

"Ana...",ucap Raka dengan tubuh gemetar.

"Raka",panggil Ana yang sudah berdiri di belakangnya.

Raka pun berbalik,"Ana..."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Los Dol TV

Los Dol TV

Karya yang keren, hebat dan Inspiratif. Semoga sudi singgah ke karyaku, thor. Rindu Gugat

2024-09-26

0

Olive Oil

Olive Oil

semangat

2024-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Liontin pengikat
2 Pesan dari sang Ibu
3 Sebatang Kara
4 Menikah
5 Kepergian Ana
6 Anak Yatim Piatu
7 Teman Hati
8 Pertunangan
9 Secercah Harapan
10 Orang yang berpengaruh
11 Si pendamba cinta
12 Takut
13 Setia Itu Tidak Mudah
14 Memuakkan
15 10 tahun menunggu
16 Kebenaran hidup
17 Laki-laki terbodoh
18 Piala Bergilir
19 Perempuan baik hati
20 Di balik sayang ada luka yang terpendam
21 Membutuhkan seseorang
22 Wajib
23 Pacuan Kuda
24 Rindu Semakin Dalam
25 Gundah
26 Lamaran Max
27 Mengetahui lamaran Max
28 Terlalu Cinta
29 Foto Ana
30 Tidak akan menyakiti putri ku
31 Nomor Satu
32 Kejutan Jhuan
33 Pertemuan pertama Ana dan Raka
34 Kenyataan yang menimpa Leo
35 Cincin Pernikahan
36 Wanita Licik
37 Tempat bersandar
38 Menaklukan seorang Raka
39 Pertemuan dengan Andre
40 Kapal Pesiar
41 Bimbang
42 Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43 Berbincang dengan Max
44 Melepas Rindu
45 Basa basi
46 Masih hidup
47 Berita
48 Menangis dalam tidur
49 Kedatangan Mika ke apartemen
50 Putri Kandung
51 Sesuatu yang akan terjadi
52 Manusia Biasa
53 Ingin pulang
54 Wanita setia
55 Pelengkap Hidup
56 Kedatangan Tuan Wilson
57 Sebuah Rencana
58 Ambisi Jhuan
59 Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60 Luka masa lalu
61 Ana di culik
62 Kedatangan Leo
63 Mencintai tidak harus memiliki
64 Cinta terlarang
65 Lelaki yang suka mendua
66 Rahasia Mika
67 Alasan Andre
68 Biarkan Aku Pergi
69 Cinta Segitiga
70 Janji Raka
71 Genderang Perang
72 Ada hati yang harus di jaga
73 Saling Menguatkan
74 Kepergiaan Ana dan Leo
75 Pernyataan Veronika
76 Leo dan Vero
77 Suara Tembakan
78 Leo tertembak
79 Kerja Sama
80 Dugaan Hamil
81 Mika Hamil
82 Tidak akan menjatuhkan harga diri
83 Melawan Jhuan
84 Memanfaatkan Mika
85 Kepulangan Ana
86 Restu Max
87 Menghubungi Mika
88 Penjaga Bayangan
89 Kecewa
90 Kemarahan Jhuan
91 Berdetak hebat
92 Pengakuan Mika
93 Pertemuan Max dan Ana
94 Leo telah sadar
95 Sulit tuk di gapai
96 Cemburu
97 Keras Kepala
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Liontin pengikat
2
Pesan dari sang Ibu
3
Sebatang Kara
4
Menikah
5
Kepergian Ana
6
Anak Yatim Piatu
7
Teman Hati
8
Pertunangan
9
Secercah Harapan
10
Orang yang berpengaruh
11
Si pendamba cinta
12
Takut
13
Setia Itu Tidak Mudah
14
Memuakkan
15
10 tahun menunggu
16
Kebenaran hidup
17
Laki-laki terbodoh
18
Piala Bergilir
19
Perempuan baik hati
20
Di balik sayang ada luka yang terpendam
21
Membutuhkan seseorang
22
Wajib
23
Pacuan Kuda
24
Rindu Semakin Dalam
25
Gundah
26
Lamaran Max
27
Mengetahui lamaran Max
28
Terlalu Cinta
29
Foto Ana
30
Tidak akan menyakiti putri ku
31
Nomor Satu
32
Kejutan Jhuan
33
Pertemuan pertama Ana dan Raka
34
Kenyataan yang menimpa Leo
35
Cincin Pernikahan
36
Wanita Licik
37
Tempat bersandar
38
Menaklukan seorang Raka
39
Pertemuan dengan Andre
40
Kapal Pesiar
41
Bimbang
42
Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43
Berbincang dengan Max
44
Melepas Rindu
45
Basa basi
46
Masih hidup
47
Berita
48
Menangis dalam tidur
49
Kedatangan Mika ke apartemen
50
Putri Kandung
51
Sesuatu yang akan terjadi
52
Manusia Biasa
53
Ingin pulang
54
Wanita setia
55
Pelengkap Hidup
56
Kedatangan Tuan Wilson
57
Sebuah Rencana
58
Ambisi Jhuan
59
Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60
Luka masa lalu
61
Ana di culik
62
Kedatangan Leo
63
Mencintai tidak harus memiliki
64
Cinta terlarang
65
Lelaki yang suka mendua
66
Rahasia Mika
67
Alasan Andre
68
Biarkan Aku Pergi
69
Cinta Segitiga
70
Janji Raka
71
Genderang Perang
72
Ada hati yang harus di jaga
73
Saling Menguatkan
74
Kepergiaan Ana dan Leo
75
Pernyataan Veronika
76
Leo dan Vero
77
Suara Tembakan
78
Leo tertembak
79
Kerja Sama
80
Dugaan Hamil
81
Mika Hamil
82
Tidak akan menjatuhkan harga diri
83
Melawan Jhuan
84
Memanfaatkan Mika
85
Kepulangan Ana
86
Restu Max
87
Menghubungi Mika
88
Penjaga Bayangan
89
Kecewa
90
Kemarahan Jhuan
91
Berdetak hebat
92
Pengakuan Mika
93
Pertemuan Max dan Ana
94
Leo telah sadar
95
Sulit tuk di gapai
96
Cemburu
97
Keras Kepala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!