Hari ini Raka berkunjung ke kantor milik Max,dia mendapatkan ijin dari lelaki itu untuk mengunjungi kantornya.
Di sana Raka di kenalkan dengan seorang lelaki tampan yang tak lain adalah putra angkatnya Max yang bernama Leonardo yang biasa di sapa Leo.
Raka banyak belajar dari Max ketika lelaki paru baya itu menceritakan jatuh bangunnya Max sebelum menjadi orang yang sukses dan berpengaruh di kotanya.
Sepanjang waktu Max menceritakan kisah hidupnya pada Raka termasuk kisah cintanya dengan seorang perempuan,Max pun merasa bangga dengan kegigihan Raka untuk mencari gadis pujaannya.
Namun bagi Max itu terlalu sulit,beberapa kali Max mencobanya tapi tetap gagal dan membuat lelaki itu membiarkan perempuannya bahagia dengan pilihan orang tuanya.
Raka yang mendengar cerita kisah Max akan di jadikan pelajaran,karena setia itu tidak mudah,walaupun Max tidak bisa bersatu dengan istrinya tapi Max tetap setia menjaga hatinya dan itulah yang dirasakan Raka saat ini.
Raka berkeliling melihat kantor Max yang begitu luas di bandingkan dengan milik papanya,Raka pergi menuju roof top,dia menikmati angin yang terasa dingin masuk ke tubuhnya.
"kamu suka suasananya?",tiba-tiba Leo datang sambil membawa dua gelas kopi.
"aku buatkan kopi yang terbaik di kantor ini",ucap Leo sambil memberikan satu gelas kopi pada Raka.
Dengan senang hati Raka menerimanya,"terima kasih".
"kamu tinggal di mana?,aku baru melihat mu semalam aku tidak melihat seseorang pulang ke rumah om Max",ucap Raka.
Leo tersenyum,"aku tinggal bersama ayah tapi satu minggu ini aku baru mengunjungi makam kedua orang tuaku ke desa dan baru tadi pagi aku kembali dan langsung ke kantor",jawab Leo.
"senang bertemu denganmu semoga kita bisa berteman",ucap Raka.
"tentu,aku bisa dijadikan teman baik".
"ehm ngomong-ngomong ayah sudah memberitahu ku tujuanmu datang ke sini,kalo boleh tanya apa dia kekasih mu atau..."
"dia istriku,kami menikah hanya secara agama",Leo menganggukkan kepalanya.
"semoga kalian cepat dipertemukan",ucap Leo lalu meminum kopi yang dia bawa.
"kamu sendiri apa sudah punya pasangan?",tanya Raka.
Leo berdecak,"itu soal pribadi kawan",jawab Leo.
"licik,kenapa kau ingin tahu soal pribadiku kalo aku tidak boleh tahu soal pribadi mu?",ujar Raka.
Leo tertawa,"ya...ya..ya...aku baru sadar kalo sekarang kita berteman".
"masih proses",Raka mengernyitkan keningnya,"cukup susah untuk mendapatkan hatinya entah kenapa padahal aku tidak jelek-jelek amat".
Raka menggelengkan kepalanya,"kau harus berjuang aku yakin dia belum melihat dirimu keseluruhan".
"ya begitulah tapi aku tidak akan menyerah".
"pasti perempuan yang kamu sukai cantik hingga kamu tidak akan menyerah".
Leo memandang ke langit yang berwarna biru dia membayangkan wajah perempuan itu,"tentu saja dia sangat cantik bahkan semua lelaki berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya apa lagi dia memiliki hati yang lembut",ucap Leo sambil tersenyum.
"namun sayang aku benci sama kakaknya yang posesif",tiba-tiba wajah Leo menjadi kesal.
Raka pun terkekeh,"aku sarankan lebih baik kamu dekati dulu kakaknya",ucap Raka.
"mungkin seperti itu".
...----------------...
Hari sudah sore,Ana dan Lusiana pergi jalan-jalan ke sebuah tempat dimana kalo sore hari di tempat itu selalu ramai dengan pengunjung yang membeli jajanan tradisional di sepanjang jalan.
Ana dan Lusi membeli beberapa makanan dan sebelumnya mereka mencicipinya terlebih dahulu.
"ehm ini rasanya enak kak...",ucap Ana menikmati makanan yang terbuat dari beras ketan.
"kita harus membelinya".
Di tempat yang sama Leo dan Raka berjalan sambil melihat-lihat makanan yang akan di beli.
Leo mengajak Raka untuk sekedar jalan-jalan dan menikmati makanan di sana,jarak antara Raka dan Ana tidak terlalu jauh namun pandangan mata mereka tidak bertemu.
Saat Raka tengah melihat-lihat suasana di sana tiba-tiba dia mendengar suara yang tidak asing memanggil namanya.
"Raka...."
Ana yang tengah membeli sesuatu terkejut saat nama sang kekasih di sebut,sontak Ana melihat kearah sumber suara.
Ana melihat pemandangan yang sudah lama dia rindukan,yaitu wajah Raka,sesaat dia terpaku melihatnya semuanya terasa mimpi bagi Ana,"Raka...",bisik Ana.
Jantungnya berdetak kencang,bibirnya tersenyum dan kakinya mulai melangkah,namun tiba-tiba senyum di bibirnya perlahan hilang dan langkahnya terhenti ketika seorang perempuan memeluk Raka dengan erat lalu perempuan itu mencium pipi kiri dan kanan milik Raka.
"sial",ucap Raka ketika tubuhnya sudah dipeluk oleh wanita yang sedang menjadi target balas dendamnya.
"hentikan Mika ini tempat umum",ucap Raka.
Mika tidak melepaskan pelukannya,"jadi kamu menyusul ku ke sini,makasih sayang",ucap Mika.
Raka melihat disekelilingnya dia tidak mau jadi pusat perhatian orang,ketika Raka mengedarkan pandangannya seketika Ana berbalik,dia tidak ingin pria itu melihatnya.
"ini salah,dia bukan Raka",ucap Ana dalam hati.
"Raka tidak mungkin mengkhianati ku",ucapnya lagi.
"An...",sapa Lusi sambil memegang pundak Ana.
"kamu kenapa?",
Ana tersadar,"ah tidak kak,aku baik-baik saja sebaiknya kita pulang tiba-tiba aku merasa lelah",ucap Ana beralasan.
Lusi mengernyitkan keningnya,dia merasa aneh dengan sikap Ana,biasanya kalo sedang jalan keluar rumah,Ana paling kuat dibanding dirinya.
"baiklah kalo begitu kita mampir dulu ke toko buah,ibu minta di belikan buah".
Mika terus menempel pada Raka hingga Leo kebingungan melihatnya,Raka belum menjelaskan apapun tentang perempuan yang berprofesi seorang model.
"Mika ayolah aku harus pergi kasihan temanku dia sudah menungguku dari tadi",ucap Raka sedikit kesal karena kemarahannya tidak bisa di ungkapkan mengingat mereka berada di depan umum.
"baiklah hari ini aku akan melepaskan mu tapi besok kita harus bertemu,katakan kamu menginap di hotel mana biar aku datang menemui mu",
"aku tidak tinggal di hotel"
"lalu...?"
Raka mengusap wajahnya,"sudahlah besok aku hubungi kamu sebaiknya kamu kembali bekerja aku tidak mau mengganggumu",ucap Raka.
"janji ya kamu akan menghubungi ku",
"iya",ucap Raka dengan kekesalannya.
Di toko buah Lusi memilih buah yang akan dibeli,sedangkan Ana dia duduk di kursi yang disediakan sambil termenung.
Perasaannya masih kacau,dia masih mengingat wajah lelaki itu Raka atau bukan,tapi hatinya mengatakan kalo dia adalah Raka.
Tiba-tiba sekelompok wanita dengan berpakaian seksi masuk ke toko buah,mereka datang dengan gelak tawa yang mengisi ruangan.
Ana melihat satu wanita diantara mereka,dia adalah wanita yang memeluk Raka tadi.
"Mi,kamu hebat banget bisa memiliki kekasih seperti dia sudah tampan kaya pula apalagi pewaris tunggal".
"eit...bukan hanya kekasih tapi calon suami karena kami sudah bertunangan",ucap Mika sambil menunjukkan cincin tunangannya yang melingkar di jari manisnya.
"waah...."
"siapa namanya?",
"Raka,kami sudah berpacaran saat masih sekolah",ucap Mika bohong lalu menunjukkan sebuah poto yang terselip di dompetnya.
Teman-temannya memperebutkan poto tersebut hingga poto itu jatuh tepat di kaki Ana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments