Kediaman Ana di penuhi oleh beberapa petugas keamanan,mereka sedang menyelidiki kasus yang menimpa ibu Ana.
"kasus ini akan segera kami proses,namun sayang tidak ada saksi mata atau cctv saat kejadian,saat tanya-tanya tetangga mereka tidak melihat orang mencurigakan id sekitar sini",jelas salah seorang petugas.
"saya harap secepatnya",ucap papa Raka.
"baik,kalo begitu kami pamit pergi",Papa Raka menganggukkan kepalanya dan semua petugas meninggalkan kediaman Ana.
Raka mendekati sang papa,"apa yang harus kita lakukan setelah semuanya terungkap?",tanya Raka.
"kita akan lakukan sesuai hukum".
Raka menundukkan kepalanya,"terima kasih papa sudah mau membantu Ana".
Papa menepuk pundak Raka,"sudah kewajiban kita sebagai seorang manusia harus saling tolong bukan?,papa berharap setelah ini kamu fokus pada belajar mu".
Raka tidak menanggapi ucapan papanya,dia masih dilema tentang kehidupan Ana selanjutnya,dia tak ingin melepaskan Ana.
Di tempa lain Mama Feni sedang bersama Ana,mereka duduk di sebuah balkon rumah sambil melihat pemandangan alam yang terlihat sejuk.
"An...bagaimana kondisi kamu saat ini?"
"aku sudah lebih baik tante,tapi tetap saja tidak mudah untuk melupakan kejadian yang menimpa ibu,aku gak tahu kenapa mereka kejam sekali pada keluarga kami apa sebenarnya salah kami?",lirih Ana.
Mamah Feni mengusap kepala Ana,"yang sabar ya An,mudah-mudahan om dan Raka berhasil mengungkapkan semuanya".
"maaf tante kalo selama ini Ana membuat kalian ikut dalam masalah Ana".
"tidak apa sayang,kami senang membantu calon mantu",ucap Mamah Feni yang membuat Ana langsung tertegun.
Mama Feni memeluknya dengan hangat,seketika Ana memejamkan matanya merasakan pelukan dari seorang ibu,rindu pada ibunya sedikit terobati.
Ana merasa kalo Mamah Feni menyayangi Ana terlihat dari sikap lembutnya pada Ana,atau mungkin memang sudah sifatnya seperti itu.
Namun Ana tetap bersyukur masih di kelilingi orang-orang baik.
Waktu terus berjalan Ana masih duduk santai di balkon dengan mama Feni,hari ini mereka menghabiskan waktu sambil berbincang-bincang,mama Feni senang sekali Ana tidak berlarut-larut dalam kesedihan namun tetap saja sesekali Ana sering menunjukkannya.
"An,mah..",sapa Raka yang sudah berada di ambang pintu.
Ana dan Mamah Feni pun sontak menoleh,"ke marilah nak",Raka pun menghampiri kedua wanita yang berbeda generasi.
"bagaimana semuanya lancarkan?",tanya mamah Feni pada Raka.
"pihak berwajib akan segera memprosesnya,mudah-mudahan saja mereka bekerja dengan cepat",
"ya mudah-mudahan saja".
Raka melihat Ana duduk di samping mama Feni dengan raut wajah sedih.
"lihatlah sayang arjuna mu sedang berjuang untuk mu,jadi jangan bersedih lagi ya semuanya akan cepat terungkap",ujar mamah Feni,Ana melihat ke arah Raka yang tersenyum padanya.
"mama tinggal dulu ya",mama Feni tahu ada yang ingin di bicarakan putranya terhadap kekasihnya dan dia memilih pergi.
Setelah kepergian mama Feni,Raka duduk tepat di samping Ana menggantikan mama nya.
"terima kasih Ka,kamu dan keluarga mu sudah mau membantu ku,jika tidak ada kalian entah bagaimana hidupku sekarang ini",ucap Ana sambil menitikkan air mata.
Raka menggenggam tangan Ana,"aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan selalu menjagamu,hanya aku tempat kamu berlindung dan hanya aku tempat kamu bersandar",ucapan Raka menghangatkan hati Ana yang sedang bersedih,seakan Raka lah alasan dirinya untuk bertahan.
"An,ada sesuatu yang harus aku bicarakan sama kamu,ku harap kamu akan mengerti",
"apa?",
"kita akan segera menikah",
Deg
Ana begitu terkejut mendengar perkataan Raka,"jangan lelucon Raka kita masih di bawah umur",ujar Ana.
"ini bukan lelucon tapi ini memang benar adanya,aku memohon pada papa dan mama agar menikahi mu dalam waktu dekat,aku tidak bisa membiarkan mu hidup sendiri,dan tidak mungkin kita hidup bersama dalam satu atap tanpa ikatan pernikahan,jadi aku memutuskan untuk menikahi mu,tapi tenang saja kamu masih bisa meneruskan sekolah aku juga,kita akan rahasiakan pernikahan ini dan kita tidak akan tidur satu kamar sampai kamu lulus sekolah karena itu syarat yang papa berikan".
Ana mencerna penuturan Raka,dia masih menimbang keinginan kekasihnya itu,"An aku mohon jangan menolaknya karena ini satu-satunya jalan agar aku bisa melindungi kamu",lanjut Raka.
Ana menatap wajah Raka dengan raut memohon,ada rasa tulus di wajah lelaki yang sudah mengisi hatinya.
"aku tak punya siapa-siapa lagi di sini,hidupku akan bergantung pada keluarga mu maka dari itu aku menerima pernikahan ini tapi..."
"tapi apa An?",
"ah tidak,seharusnya tak ada tuntutan dariku untuk mu karena kamu sudah berkorban untukku".
Raka menyunggingkan bibirnya,"aku akan beritahu papa dan mama,lebih baik kamu persiapkan diri karena malam ini kita akan menikah".
Ana membulatkan matanya,"apa secepat itu?",
"harus karena aku tak mau menundanya",ujar Raka lekas dia pergi.
Ana terdiam dia berpikir kenapa harus secepat ini padahal ibunya baru saja meninggal,namun dengan hati yang bersih Ana berpikir positif apa yang dilakukan Raka dan keluarganya itu juga untuk kebaikan dirinya.
...----------------...
Pernikahan Ana dan Raka pun sudah di laksanakan di kediaman Raka,hanya ijab kabul saja tidak ada pesta atau semacam nya dan di hadiri oleh kerabat dekat Raka saja.
Usai pernikahan papa Raka terlihat gusar setelah menerima telepon dari seseorang,dia menunggu Raka untuk datang menemuinya.
"pa..."
"masuk nak",Raka pun masuk.
"ada apa pa?",tanya Raka.
"Ka,Ana harus pergi dari sini",
Dor...
Dada Raka serasa di tembak saat mendengar ucapan sang papa,tiba-tiba wajahnya memerah menahan amarah.
"apa maksud papa?",
"maafkan papa nak,kita tak bisa menahannya lagi untuk tetap di sini",
"Raka gak ngerti dengan sikap papa,kami sudah menikah dan Ana berada di dalam lindunganku".
"maaf untuk saat ini papa akan melakukan apa yang seharusnya papa lakukan dan tak akan meminta pendapatmu",ucap papanya lalu dia hendak pergi namun teriakan Raka menghentikannya.
"pa...."
"kenapa papa lakukan ini?,kami baru saja menikah,tapi baiklah jika itu yang papa inginkan aku akan pergi bersamanya".
"tidak bisa Raka,ada yang harus kamu selesaikan di sini,biarkan Ana pergi sendiri",ucap papanya lalu dia benar-benar pergi.
Dari kejauhan Ana bisa melihat perdebatan antara anak dan papa,Ana bisa menebak kalo dirinyalah jadi sumber pembicaraan terlihat dari wajah Raka.
Ana masuk kedalamnya lalu mengunci pintu kamar,dia merenungi nasib dirinya dan dia tak bisa menggantungkan hidupnya pada keluarga Raka walau dia sudah menjadi menantu di keluarga itu.
"ibu aku rindu...",lirih Ana yang menahan tangisnya.
Dia meringkuk di atas lantai sambil memeluk lututnya dan mulai memejamkan matanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments