Sebatang Kara

Raka memeluk Ana setelah mengetahui wanitanya baik-baik saja,"apa yang terjadi An?",tanya Raka setelah melerai pelukannya.

"i...ibu...",ucap Ana sambil terisak menangis.

Raka memeluk Ana lagi dia tau kalo Ana sedang terpuruk,"jangan lanjutkan,sebaiknya kita pergi dari sini aku sudah hubungi mama dan papa supaya mengirimkan mobil ke sini".

Ana pun mengikuti apa yang di katakan Raka,karena dia tidak punya siapa-siapa lagi selain Raka.

Sebuah mobil sudah terparkir di halaman rumah yang luas,Raka keluar dari mobil itu lalu menggendong Ana yang tak sadarkan diri saking syoknya.

Mama Feni yang melihat kondisi Ana yang penuh dengan noda darah sangat terkejut,"Ka...apa yang terjadi pada kalian?",tanya Mama Feni yaitu mama Raka.

"nanti Raka ceritakan tapi Raka mohon untuk membawa Ana masuk",

"ya udah bawa masuk dulu".

Raka pun membawa Ana ke kamar tamu,lalu dia membaringkannya di atas kasur,"sebaiknya kamu mandi dulu biar mama yang urus Ana".

"ma...terjadi sesuatu pada ibunya Ana",ucap Raka.

"kita bicara di luar,biar bibi yang mengurus Ana",Raka pun menganggukkan kepalanya.

Kini Raka dan Mama Feni duduk di ruang keluarga,"apa yang terjadi pada keluarga Ana?",

"Raka juga gak tahu percis tapi saat Raka mengantarkan Ana pulang suasana rumah sangat sepi,biasanya saat aku datang mamanya Ana selalu keluar hanya sekedar menyapa tapi tadi tidak".

"setengah perjalan pulang ke rumah Ana menelpon namun Raka tak mengangkatnya karena sedang berkendara,tapi Raka pikir takut Ana perlu sesuatu,benar saja Ana mengatakan kalo terjadi sesuatu pada ibunya ",

Mama Feni menutup mulutnya,"apa itu pembunuhan?",

"Raka memang tidak melihatnya tapi saat Raka kembali ke rumah Ana,banyak sekali darah di lantai dan Raka belum tahu apa yang terjadi sebelumnya".

"Ka,nanti mama bicara sama papa tentang kejadian ini mungkin sebentar lagi papa datang,tapi kamu pergi mandi dulu setelah itu kita bicarakan hal ini pada papa".

"makasih ma",Raka pun lekas pergi ke kamarnya.

Di dalam kamar yang cukup luas,Ana mulai membuka matanya,"dia berharap apa yang dia lihat tadi itu hanya mimpi".

"bu...ibu...",ucap Ana lemah.

Mama Feni menghampiri Ana,"sayang kamu sudah bangun nak?".

"tante sedang apa di sini?",

"tante menemani kamu di sini,dua jam kamu tidak sadarkan diri",jawab Mama Feni.

Ana mengedarkan pandangannya,dia tak mengenali tempatnya berada,"ini dimana tante?,ini bukan kamar ku".

"kamu di rumah tante,di sini kamu aman,sebaiknya kamu istirahat saja".

"ibu...",ucap Ana kini dia sadar kalo semua ini nyata,"tante aku ingin ibu".

Mama Feni terdiam dia sedih melihat Ana yang menanyakan ibunya,dia bisa merasakan perasaan Ana yang merindukan ibunya.

Raka masuk kedalam kamar dimana ada mama Feni dan Ana,"An...",ucap Raka.

"ka...ibu...",ucap Ana sambil mata berkaca-kaca,"setelah bangun ku harap semua yang ku lihat hanya mimpi tapi ini benar-benar nyata",lanjut Ana sambil menangis di pelukan mama Feni.

"aku tidak punya siapa-siapa selain ibu,dan kini ibu pergi bahkan jasadnya pun aku tidak tahu",isak Ana yang membuat perasaan Raka ikut hancur.

"kamu masih punya aku...mama dan papaku",ujar Raka.

"kami akan membantumu, aku akan bicara sama papa",

Ana menggelengkan kepalanya,"tidak Ka,aku tidak mau merepotkan kalian".

"jangan berkata seperti itu sayang,anggap kami keluarga mu",timpal mama Feni.

...----------------...

Keadaan Ana mulai tenang,Raka sangat setia menemani Ana,dia tidak pernah meninggalkan Ana sedetik pun karena Raka tahu Ana butuh teman dalam kondisinya yang terpuruk.

"ka...",bisik mama Feni yang membangunkan Raka karena posisinya Raka tidur di sofa yang berada di kamar tamu sedangkan Ana di ranjang.

Raka terbangun dari tidurnya,"papa sudah pulang dan dia ingin membicarakan soal Ana",

"iya ma",Raka bangkit lalu dia pergi menemui papanya.

Sedangkan mama Feni dia membenarkan selimut yang dipakai Ana dengan perlahan agar tidak membangunkan Ana.

"ya tuhan malang sekali nasibmu ini nak",ucap mama Feni lalu dia menyusul Raka.

Di sebuah ruangan Raka tengah duduk bersama papa nya,tidak lama kemudian mama Feni datang sambil membawa nampan yang berisikan tiga gelas teh hangat.

"Ka...mama sudah cerita semuanya sama papa tentang kejadian yang menimpa Ana,dan papa akan berusaha membantunya namun soal dia tinggal maaf papa tak ijinkan satu rumah bersama kita".

"kenapa pa?",

"Ka,kamu dan Ana memiliki hubungan yang lebih dari teman,papa tidak mau terjadi sesuatu pada kalian dan apa kata orang nanti tentang keluarga kita".

"itu bisa di atur pa,Ana tinggal di sini dan aku akan mengalah aku akan cari kosan".

"tidak bisa begitu nak kamu juga harus tetap pada pengawasan mama dan papa".

"tapi Raka juga gak bisa membiarkan Ana sendiri pa,dia sudah gak punya siapa-siapa lagi,dia sebatang kara".

Papa Raka menghela nafasnya,"papa tahu kamu sangat mengkhawatirkan dia tapi jika dia terus berada di sini bahaya sedang mengancamnya".

Raka mengernyitkan keningnya,"maksud papa?".

"yang papa dengar dari penjelasan mama dan kamu,papa simpulkan kalo mereka juga mengintai Ana bukan hanya mama nya".

Deg jantung Raka berdegup kencang,kekhawatiran pada Ana kian bertambah.

"papa yakin kalo mereka memiliki tujuan tertentu,dan itu bukan perampokan atau yang lainnya".

Raka menggelengkan kepalanya,"ibu Ana orang baik-baik pa dia tak memiliki musuh atau apapun itu".

"papa tak mengatakan kalo ibu Ana orang yang jahat dan memiliki banyak musuh tapi bisa saja ada orang yang tak suka dengan kebaikannya atau yang lainnya,kita tidak tahu hati seseorang".

Raka terdiam dia mencerna semua ucapan papanya,"untuk sementara waktu papa biarkan Ana tinggal di sini tapi setelah itu papa akan pikirkan lagi".

Raka masih terdiam,pikirannya melayang pada satu ikatan yaitu pernikahan.

"kalo alasan papa adalah hubungan aku dan Ana,maka dari itu lebih baik aku menikahi Ana saja".

"Raka apa kamu sudah gila,kamu baru lulus sekolah sedangkan Ana dia masih sekolah,apa kata orang nanti".

"masa bodo dengan perkataan orang kalo tidak ada jalan lain maka itu jalan keluar satu-satunya".

Papa Raka menggelengkan kepala,dia tidak habis pikir dengan sikap putranya.

"Ka,jangan ambil keputusan dulu papa akan memikirkan jalan keluarnya mudah-mudahan masalah Ana cepat selesai dan kematian ibunya cepat terungkap".

Raka terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu,"kenapa kita tidak lapor polisi saja?",papanya menatap Raka sangat dalam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Liontin pengikat
2 Pesan dari sang Ibu
3 Sebatang Kara
4 Menikah
5 Kepergian Ana
6 Anak Yatim Piatu
7 Teman Hati
8 Pertunangan
9 Secercah Harapan
10 Orang yang berpengaruh
11 Si pendamba cinta
12 Takut
13 Setia Itu Tidak Mudah
14 Memuakkan
15 10 tahun menunggu
16 Kebenaran hidup
17 Laki-laki terbodoh
18 Piala Bergilir
19 Perempuan baik hati
20 Di balik sayang ada luka yang terpendam
21 Membutuhkan seseorang
22 Wajib
23 Pacuan Kuda
24 Rindu Semakin Dalam
25 Gundah
26 Lamaran Max
27 Mengetahui lamaran Max
28 Terlalu Cinta
29 Foto Ana
30 Tidak akan menyakiti putri ku
31 Nomor Satu
32 Kejutan Jhuan
33 Pertemuan pertama Ana dan Raka
34 Kenyataan yang menimpa Leo
35 Cincin Pernikahan
36 Wanita Licik
37 Tempat bersandar
38 Menaklukan seorang Raka
39 Pertemuan dengan Andre
40 Kapal Pesiar
41 Bimbang
42 Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43 Berbincang dengan Max
44 Melepas Rindu
45 Basa basi
46 Masih hidup
47 Berita
48 Menangis dalam tidur
49 Kedatangan Mika ke apartemen
50 Putri Kandung
51 Sesuatu yang akan terjadi
52 Manusia Biasa
53 Ingin pulang
54 Wanita setia
55 Pelengkap Hidup
56 Kedatangan Tuan Wilson
57 Sebuah Rencana
58 Ambisi Jhuan
59 Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60 Luka masa lalu
61 Ana di culik
62 Kedatangan Leo
63 Mencintai tidak harus memiliki
64 Cinta terlarang
65 Lelaki yang suka mendua
66 Rahasia Mika
67 Alasan Andre
68 Biarkan Aku Pergi
69 Cinta Segitiga
70 Janji Raka
71 Genderang Perang
72 Ada hati yang harus di jaga
73 Saling Menguatkan
74 Kepergiaan Ana dan Leo
75 Pernyataan Veronika
76 Leo dan Vero
77 Suara Tembakan
78 Leo tertembak
79 Kerja Sama
80 Dugaan Hamil
81 Mika Hamil
82 Tidak akan menjatuhkan harga diri
83 Melawan Jhuan
84 Memanfaatkan Mika
85 Kepulangan Ana
86 Restu Max
87 Menghubungi Mika
88 Penjaga Bayangan
89 Kecewa
90 Kemarahan Jhuan
91 Berdetak hebat
92 Pengakuan Mika
93 Pertemuan Max dan Ana
94 Leo telah sadar
95 Sulit tuk di gapai
96 Cemburu
97 Keras Kepala
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Liontin pengikat
2
Pesan dari sang Ibu
3
Sebatang Kara
4
Menikah
5
Kepergian Ana
6
Anak Yatim Piatu
7
Teman Hati
8
Pertunangan
9
Secercah Harapan
10
Orang yang berpengaruh
11
Si pendamba cinta
12
Takut
13
Setia Itu Tidak Mudah
14
Memuakkan
15
10 tahun menunggu
16
Kebenaran hidup
17
Laki-laki terbodoh
18
Piala Bergilir
19
Perempuan baik hati
20
Di balik sayang ada luka yang terpendam
21
Membutuhkan seseorang
22
Wajib
23
Pacuan Kuda
24
Rindu Semakin Dalam
25
Gundah
26
Lamaran Max
27
Mengetahui lamaran Max
28
Terlalu Cinta
29
Foto Ana
30
Tidak akan menyakiti putri ku
31
Nomor Satu
32
Kejutan Jhuan
33
Pertemuan pertama Ana dan Raka
34
Kenyataan yang menimpa Leo
35
Cincin Pernikahan
36
Wanita Licik
37
Tempat bersandar
38
Menaklukan seorang Raka
39
Pertemuan dengan Andre
40
Kapal Pesiar
41
Bimbang
42
Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43
Berbincang dengan Max
44
Melepas Rindu
45
Basa basi
46
Masih hidup
47
Berita
48
Menangis dalam tidur
49
Kedatangan Mika ke apartemen
50
Putri Kandung
51
Sesuatu yang akan terjadi
52
Manusia Biasa
53
Ingin pulang
54
Wanita setia
55
Pelengkap Hidup
56
Kedatangan Tuan Wilson
57
Sebuah Rencana
58
Ambisi Jhuan
59
Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60
Luka masa lalu
61
Ana di culik
62
Kedatangan Leo
63
Mencintai tidak harus memiliki
64
Cinta terlarang
65
Lelaki yang suka mendua
66
Rahasia Mika
67
Alasan Andre
68
Biarkan Aku Pergi
69
Cinta Segitiga
70
Janji Raka
71
Genderang Perang
72
Ada hati yang harus di jaga
73
Saling Menguatkan
74
Kepergiaan Ana dan Leo
75
Pernyataan Veronika
76
Leo dan Vero
77
Suara Tembakan
78
Leo tertembak
79
Kerja Sama
80
Dugaan Hamil
81
Mika Hamil
82
Tidak akan menjatuhkan harga diri
83
Melawan Jhuan
84
Memanfaatkan Mika
85
Kepulangan Ana
86
Restu Max
87
Menghubungi Mika
88
Penjaga Bayangan
89
Kecewa
90
Kemarahan Jhuan
91
Berdetak hebat
92
Pengakuan Mika
93
Pertemuan Max dan Ana
94
Leo telah sadar
95
Sulit tuk di gapai
96
Cemburu
97
Keras Kepala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!