Memuakkan

Ana melihat ke arah kakinya yang terdapat sebuah foto kecil,terlihat samar namun Ana penasaran dan dia mengambil foto itu dengan perlahan.

Jantungnya berdegup kencang ketika dia sudah melihat foto nya dengan seksama,tangannya mulai bergetar dadanya mulai sesak.

Tiba-tiba seorang perempuan mengambil fotonya begitu saja,"terima kasih...",ucap Mika.

Mata Ana saling bertemu dengan mata Mika,"maaf ini punya ku",ucap Mika karena dia merasa ada yang berbeda dengan tatapan Ana padanya.

"An...,ayo kita pulang kakak sudah selesai",ajak Lusi.

Ana pun tersadar dan melihat ke arah Lusi dan memilih pergi begitu saja,sedangkan Mika dia memasang wajah tak suka,"wanita aneh",bisik Mika.

Sepulang dari jalan-jalan sore Ana tak keluar kamar,dia memilih berdiam diri di kamar hingga malam hari dan dia pun melewatkan makan malamnya.

Ana terdiam sambil menitikkan air matanya,perasaannya begitu hancur ketika dia melihat foto Raka yang dimiliki oleh perempuan itu,benarkah Raka sudah mengingkari janjinya?

Pertanyaan itu terus berada di kepalanya,jika memang benar Raka mengingkarinya ternyata ucapan kakaknya benar kalo dia membuang-buang waktu nya.

Namun tetap saja Ana belum sepenuhnya yakin kalo Raka mengkhianatinya bisa saja itu dugaannya,dan Ana berniat untuk mencarinya,Ana pun bergegas pergi menemui Aiden.

Tok...tok..tok...

"kak...",

Aiden dan Lusi yang belum mengenakkan baju sama sekali langsung tergesa-gesa memakainya,"sial...",umpat Aiden dan Lusi hanya tertawa kecil saat melihat tingkah mereka seperti ada satpol pp yang akan merazia.

Pintu pun terbuka,terlihat Aiden mengucek matanya pura-pura,"ada apa An,ini sudah malam",ucap Aiden.

Ana merasa tak enak hati karena sudah mengganggu kakaknya,"gak jadi besok pagi saja maaf sudah ganggu istirahatnya",ucap Ana dengan mata sendu lalu dia pergi meninggalkan Aiden.

Dan pria itu pun hanya melongo melihat sikap Ana,"ada apa dengan anak itu?",ucap Aiden sambil menggaruk tengkuknya.

Ana berjalan gontai masalahnya belum kelar,dia harus menunggu beberapa jam lagi untuk mengatakan niatnya pada Aiden.

Namun ketika dia hendak membuka pintu,tiba-tiba tangannya di tarik dan mau tidak mau Ana membalikan tubuhnya.

"kakak..."

Aiden melihat dengan jelas mata Ana yang terlihat habis menangis,"ada apa An,katakan malam ini saja",ucap Aiden dengan serius.

Ana menundukkan kepalanya lalu menangis,Aiden yang memperhatikan langsung menariknya dalam pelukan.

"menangislah jika itu bisa membuat hatimu tenang",ucap Aiden sambil mengusap punggung Ana.

Setelah beberapa saat Aiden pun masuk kedalam kamarnya sambil memijat pelipisnya yang terasa sakit.

Lusi yang menyadari kedatangan suaminya langsung turun dari ranjang,"sayang sebenarnya ada apa dengan Ana?".

Aiden duduk di tepi ranjang dan diikuti oleh Lusi,"kamu tahu kalo Ana bertemu dengan seseorang?",tanya Aiden pada sang istri.

Lusi mengernyitkan keningnya lalu menggelengkan kepalanya,"aku tidak melihat dia bercengkrama dengan orang namun aku tahu jika Ana berubah sikap yang tadinya ceria seketika menjadi diam apalagi saat di toko buah dia sangat berubah setelah melihat sebuah foto".

"sebuah foto?",Lusi menganggukkan kepalanya,"iya sebuah foto yang di bawa oleh seorang wanita dan sepertinya Ana mengenalinya",jelas Lusi.

Aiden menarik nafas,"malang sekali nasibnya,tapi dia bersikukuh ingin mencari informasi tentang lelaki itu".

"maksudnya apa sayang?",

"ya tadi Ana bilang jika dia ingin mencari kebenaran hubungan lelaki itu dengan wanita lain,Ana ingin memastikannya agar dia tidak terlalu banyak berharap dan dia membutuhkan bantuanku".

Lusi memandang wajah suaminya,"lakukanlah untuk putri di rumah ini,aku akan mendukung setiap yang Ana lakukan apalagi tentang perasaannya".

Aiden menggenggam tangan Lusi lalu mengecupnya,"beruntung sekali aku mendapatkan istri sebaik dirimu,apalagi sayang pada keluargaku".

"aku seperti ini karena aku juga mendapatkan hal yang sama dari keluarga ini,ayah dan ibu sangat menyayangi ku lebih dari anak-anaknya".

Aiden tersenyum lalu mencium kening Lusi,"besok aku akan mulai pencarian dan mungkin pulang malam,aku harap kamu temani Ana",Lusi pun menganggukkan kepalanya.

"ini sudah larut malam ayo kita tidur".

...----------------...

Keesokan harinya Raka berdiam diri di rumah Max,dia enggan pergi keluar karena takut bertemu dengan Mika namun tetap saja Mika terus menghubunginya.

Dan mau tidak mau dia harus menemui Mika karena dia sudah tidak tahan dengan ponselnya yang terus berdering.

Raka dan Mika sudah berada di sebuah cafe ternama di daerah itu,mereka duduk berdua sambil menikmati makanan dan minuman yang sudah dipesan.

"jadi kami datang kesini bukan menemui ku tapi bertemu klien",Raka tak berbicara karena diamnya Raka membenarkan ucapan Mika.

Mika sangat kecewa padahal selama ini dia berharap jika Raka selalu mengunjunginya dan memberikan perhatian layaknya seorang kekasih.

"baiklah tidak apa-apa,tapi kamu tinggal dimana?",tanya Mika penasaran.

Raka mulai berpikir mencari ide,"ehm aku tinggal di rumah teman".

"teman mu yang kemarin?",Raka menganggukkan kepalanya.

"kalo gitu kasih aku alamatnya".

"tidak Mika,kamu tidak bisa datang ke sana tanpa ijinku",

"kenapa?",

"karena aku ingin menjaga batasan saat bertamu,aku di sana menginap jadi aku tidak mau merepotkan pemilik rumah".

"jadi aku ini merepotkan mu?",Mika mulai kesal.

Raka menggelengkan kepalanya,"tidak begitu tapi ku mohon pengertianmu",Raka mencoba agar Mika tidak marah walaupun sangat memuakkan baginya.

"aku gak tahu harus sampai kapan terus begini,aku selalu mengerti kamu tapi kamu gak ngertiin aku",Mika mulai merajuk.

Mika menundukkan kelapanya,"aku sangat mencintaimu Raka,aku selalu berharap sikapmu akan lembut jika bersama ku dan tidak sedingin ini",lanjut Mika.

Raka mengusap wajahnya kasar dia mulai gerah dengan sikap Mika apalagi dengan ucapannya yang memuakkan,kalo bukan untuk memuluskan balas dendamnya Raka enggan menanggapi Mika namun dia berusaha untuk bersabar.

Raka menggenggam tangan Mika,"maafkan aku",ucap Raka dan sontak Mika memandang wajah Raka karena baru sekarang Raka mengucapkan maaf.

"untuk permintaan maafku,malam ini kita pergi dinner",ucap Raka.

Seketika Mika tersenyum,"apa aku tidak berbohong?",

"kapan aku berbohong?",

Mika lekas memeluk Raka,"terima kasih sayang,aku akan berdandan yang cantik dan tidak akan mengecewakan mu",ucap Mika dengan senang.

Sepasang mata sedang melihat setiap gerak gerik Raka dan Mika,tak lupa orang itu mengambil poto mereka dengan ponselnya sebagai tanda bukti.

Di sebrang sana Aiden menerima beberapa pesan poto yang masuk lewat pesan Wa,seketika dia mengepalkan tangannya,"jadi orang ini yang selama ini dinantikan Ana",ucap Aiden sambil memperbesar layarnya agar terlihat wajah Raka dengan jelas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Liontin pengikat
2 Pesan dari sang Ibu
3 Sebatang Kara
4 Menikah
5 Kepergian Ana
6 Anak Yatim Piatu
7 Teman Hati
8 Pertunangan
9 Secercah Harapan
10 Orang yang berpengaruh
11 Si pendamba cinta
12 Takut
13 Setia Itu Tidak Mudah
14 Memuakkan
15 10 tahun menunggu
16 Kebenaran hidup
17 Laki-laki terbodoh
18 Piala Bergilir
19 Perempuan baik hati
20 Di balik sayang ada luka yang terpendam
21 Membutuhkan seseorang
22 Wajib
23 Pacuan Kuda
24 Rindu Semakin Dalam
25 Gundah
26 Lamaran Max
27 Mengetahui lamaran Max
28 Terlalu Cinta
29 Foto Ana
30 Tidak akan menyakiti putri ku
31 Nomor Satu
32 Kejutan Jhuan
33 Pertemuan pertama Ana dan Raka
34 Kenyataan yang menimpa Leo
35 Cincin Pernikahan
36 Wanita Licik
37 Tempat bersandar
38 Menaklukan seorang Raka
39 Pertemuan dengan Andre
40 Kapal Pesiar
41 Bimbang
42 Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43 Berbincang dengan Max
44 Melepas Rindu
45 Basa basi
46 Masih hidup
47 Berita
48 Menangis dalam tidur
49 Kedatangan Mika ke apartemen
50 Putri Kandung
51 Sesuatu yang akan terjadi
52 Manusia Biasa
53 Ingin pulang
54 Wanita setia
55 Pelengkap Hidup
56 Kedatangan Tuan Wilson
57 Sebuah Rencana
58 Ambisi Jhuan
59 Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60 Luka masa lalu
61 Ana di culik
62 Kedatangan Leo
63 Mencintai tidak harus memiliki
64 Cinta terlarang
65 Lelaki yang suka mendua
66 Rahasia Mika
67 Alasan Andre
68 Biarkan Aku Pergi
69 Cinta Segitiga
70 Janji Raka
71 Genderang Perang
72 Ada hati yang harus di jaga
73 Saling Menguatkan
74 Kepergiaan Ana dan Leo
75 Pernyataan Veronika
76 Leo dan Vero
77 Suara Tembakan
78 Leo tertembak
79 Kerja Sama
80 Dugaan Hamil
81 Mika Hamil
82 Tidak akan menjatuhkan harga diri
83 Melawan Jhuan
84 Memanfaatkan Mika
85 Kepulangan Ana
86 Restu Max
87 Menghubungi Mika
88 Penjaga Bayangan
89 Kecewa
90 Kemarahan Jhuan
91 Berdetak hebat
92 Pengakuan Mika
93 Pertemuan Max dan Ana
94 Leo telah sadar
95 Sulit tuk di gapai
96 Cemburu
97 Keras Kepala
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Liontin pengikat
2
Pesan dari sang Ibu
3
Sebatang Kara
4
Menikah
5
Kepergian Ana
6
Anak Yatim Piatu
7
Teman Hati
8
Pertunangan
9
Secercah Harapan
10
Orang yang berpengaruh
11
Si pendamba cinta
12
Takut
13
Setia Itu Tidak Mudah
14
Memuakkan
15
10 tahun menunggu
16
Kebenaran hidup
17
Laki-laki terbodoh
18
Piala Bergilir
19
Perempuan baik hati
20
Di balik sayang ada luka yang terpendam
21
Membutuhkan seseorang
22
Wajib
23
Pacuan Kuda
24
Rindu Semakin Dalam
25
Gundah
26
Lamaran Max
27
Mengetahui lamaran Max
28
Terlalu Cinta
29
Foto Ana
30
Tidak akan menyakiti putri ku
31
Nomor Satu
32
Kejutan Jhuan
33
Pertemuan pertama Ana dan Raka
34
Kenyataan yang menimpa Leo
35
Cincin Pernikahan
36
Wanita Licik
37
Tempat bersandar
38
Menaklukan seorang Raka
39
Pertemuan dengan Andre
40
Kapal Pesiar
41
Bimbang
42
Mencintainya lebih dari dia mencintaimu
43
Berbincang dengan Max
44
Melepas Rindu
45
Basa basi
46
Masih hidup
47
Berita
48
Menangis dalam tidur
49
Kedatangan Mika ke apartemen
50
Putri Kandung
51
Sesuatu yang akan terjadi
52
Manusia Biasa
53
Ingin pulang
54
Wanita setia
55
Pelengkap Hidup
56
Kedatangan Tuan Wilson
57
Sebuah Rencana
58
Ambisi Jhuan
59
Setelah Hujan Pasti Ada Pelangi
60
Luka masa lalu
61
Ana di culik
62
Kedatangan Leo
63
Mencintai tidak harus memiliki
64
Cinta terlarang
65
Lelaki yang suka mendua
66
Rahasia Mika
67
Alasan Andre
68
Biarkan Aku Pergi
69
Cinta Segitiga
70
Janji Raka
71
Genderang Perang
72
Ada hati yang harus di jaga
73
Saling Menguatkan
74
Kepergiaan Ana dan Leo
75
Pernyataan Veronika
76
Leo dan Vero
77
Suara Tembakan
78
Leo tertembak
79
Kerja Sama
80
Dugaan Hamil
81
Mika Hamil
82
Tidak akan menjatuhkan harga diri
83
Melawan Jhuan
84
Memanfaatkan Mika
85
Kepulangan Ana
86
Restu Max
87
Menghubungi Mika
88
Penjaga Bayangan
89
Kecewa
90
Kemarahan Jhuan
91
Berdetak hebat
92
Pengakuan Mika
93
Pertemuan Max dan Ana
94
Leo telah sadar
95
Sulit tuk di gapai
96
Cemburu
97
Keras Kepala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!