Raka pulang ke rumahnya berjalan gontai,langkahnya terasa melayang,tadi saat dia baru pulang dikejutkan dengan ketidakhadiran Ana di rumahnya.
Dia menanyakan keberadaan Ana pada orang tuanya,dengan berat hati mama Feni memberitahukan kepergian Ana,sontak Raka pergi mengejar Ana dan berharap dia bisa membawa istrinya pulang.
Namun hasilnya nihil,keterlambatan datang ke dermaga membuat Raka kehilangan Ana tapi setidaknya dia menyaksikan kepergian Ana.
Di kamar Raka menangis sambil memeluk selimut yang selalu di gunakan Ana akhir-akhir ini,Ana meninggalkan jejak harum tubuhnya yang khas dan membuat Raka enggan untuk melepaskan.
"kamu kejam Ana,kamu sudah melukai perasaan ku,tanpa pamit padaku kamu pergi begitu saja",lirih Raka.
"lihat saja An suatu nanti aku akan membawamu kembali dan tidak ada penolakan lagi darimu".
Mama Feni ikut menangis,dia merasakan apa yang dirasakan putra semata wayangnya yang sedang terisak menangisi kekasihnya yang pergi.
Tak tega melihatnya mama Feni akhirnya beranjak dari tempatnya lalu pergi ke kamarnya namun ketika hendak duduk tiba-tiba ponselnya berdering.
"hallo..."
"..."
"ya betul"
"..."
Seketika tubuh mama Feni menegang,dia terlihat syok dan menjatuhkan ponselnya lalu ambruk ke lantai dan tidak sadarkan diri.
Di kediaman orang tua Raka banyak sekali orang-orang yang berdatangan,di halaman rumah banyak sekali karangan bunga dengan ucapan bela sungkawa.
Terlihat Raka yang sedang menunduk di hadapan tubuh papanya yang sudah terbujur kaku sedangkan mama Feni koma akibat serangan jantung yang menghantam karena mendengar kabar kalo suaminya telah meninggal akibat kecelakaan.
Raka menatap wajah sang papa,dia tak kuasa melihatnya apa lagi batin dan pikirannya sedang berperang,dia harus menerima kenyataan ini.
"kenapa papa harus pergi secepat ini meninggalkan ku bahkan papa belum menjelaskan semuanya tentang Ana",ucap Raka dalam hati.
Sedangkan Ana dia menatap langit yang masih gelap dengan taburan bintang-bintang,pikirannya jauh melayang,setelah ini dia berharap hidupnya akan baik seperti biasanya.
Keesokan harinya jenazah papa Raka di kebumikan,sanak saudara ikut mengantarkan,terlihat juga Mika dan kedua orang tuanya,dia memberikan dukungan penuh untuk Raka.
Setelah pemakaman papanya selesai,Raka tidak langsung pulang melainkan pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi mamanya.
Perasaan Raka semakin hancur ketika melihat mama nya terbaring lemah di rumah sakit dengan alat-alat medis yang menempel.
Di genggamnya tangan sang mama lalu dikecup,"ma jangan tinggalkan Raka,hanya mama yang Raka punya",ucap Raka sambil terisak.
"Raka tak punya teman untuk berbagi,tak punya tempat untuk berlindung,Raka mohon jangan tinggalkan Raka sendirian di sini",lanjut Raka namun tidak ada pergerakan apapun dari mama nya.
Dua hari telah berlalu setelah kepergian Ana dan kematian papanya,di rumah sakit Raka dikejutkan dengan kondisi mamanya yang drop,dokter sudah berjuang menyelamatkan mama Feni dengan berbagai alat medis namun sedetik kemudian mama Feni menghembuskan nafas terakhirnya.
Raka pun semakin hancur,dengan sekejap dia sudah menjadi anak yatim piatu,"ma...jangan pergi,jangan tinggalkan Raka di sini sendirian",isak Raka sambil memeluk tubuh mama nya,"kenapa mama dan papa pergi secepat ini".
Raka benar-benar tak kuasa,seakan tubuhnya tak bisa menopang lagi dia pun ambruk tak sadarkan diri.
Sanak saudara Raka pun ikut terpukul atas kematian orang tua Raka,mereka begitu antusias untuk mengambil hak asuh Raka bukan karena kasihan tapi karena harta yang di tinggalkan oleh papanya.
Tapi Raka tidak bodoh,dia tahu siapa orang yang akan di berikan amanat olehnya untuk mengurus perusahaan sementara waktu.
Setelah pemakaman mama Feni selesai,Raka di hantam lagi oleh kenyataan bahwa kapal yang di tumpangi Ana mengalami kecelakaan dan tenggelam.
Saat itu Raka benar-benar hancur,tiga orang sekaligus yang dia sayangi benar-benar pergi,tapi Raka tetap mencari informasi tentang kapal yang ditumpangi Ana.
"bagaimana,apa sudah ada informasi tentang Ana?",tanya Raka pada asisten papanya yaitu paman samuel,dia orang kepercayaan papanya.
Samuel menundukkan kepalanya,"maaf den berita itu memeng benar,kalau kapal yang ditumpangi nona Ana sudah tenggelam dan beberapa orang yang selamat".
"apa om mencarinya di antara orang-orang yang selamat?",
"tentu den tapi kami tidak menemukan nona Ana".
Raka semakin terguncang dia belum bisa menerima kenyataan kalo Ana ikut tenggelam.
Raka mengambil pas bunga lalu dilemparnya ke sembarang arah,beruntung tidak mengenai para pekerja.
"akhh..." Raka berteriak frustasi,lalu dia pergi dan mengendari motor besarnya,melaju dengan sangat kencang,berharap dia bisa menyusul kedua orang tuanya dan istrinya,namun takdir untuk hidup masih berpihak kepadanya.
Raka berlari ke tepian pantai dia berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Ana orang yang dicintainya.
"Ana....Ana...jangan pergi...",teriak Raka sambil menangis dan berlarian.
"Ana aku di sini kembalilah Ana",teriak Raka lagi.
Batinnya benar-benar terguncang,papa,mama dan istrinya kini sudah tiada.
Dia berlutut di atas pasir,"jangan pergi Ana,kamulah harapan ku satu-satunya setelah mama dan papa pergi meninggalkan ku",ucap Raka di sela-sela tangisnya.
Raka menatap jauh ke laut lepas,"tuhan berikan keyakinan untukku kalo Ana ku masih hidup",ucap Raka.
...----------------...
Satu tahun kemudian,Raka terbaring lemah di kamar rumah sakit,badannya kian kurus setelah kepergian orang-orang terkasihnya dia jatuh sakit dan hampir saja tak tertolong.
Namun berkat paman Samuel dan orang tua Mika sahabatnya waktu kecil,Raka mendapatkan pertolongan pertama.
Mika sangat setia menemani Raka akhir-akhir ini,dia tidak ingin sahabatnya itu sakit semakin parah.
"Ka ayo makan lah walau hanya sesuap saja",ucap Mika.
Raka hanya diam,selama ini dia tak punya semangat hidup,beruntung perusahaan papanya di kelola oleh paman sam dan akan diserahkan setelah Raka menyelesaikan kuliahnya.
"baiklah aku tidak akan memaksa tapi ingat kamu harus tetap punya semangat untuk melanjutkan hidup,kalo gitu aku pergi",ucap Mika.
Wanita itu sungguh sabar dalam mengahadapi Raka,walau Raka terlihat jutek,marah kadang juga baik,namun semua itu Mika begitu memahaminya.
Setelah kepergian Mika,Raka memandang ke arah jendela yang terbuka lebar,tatapannya kosong seakan hidupnya tak memiliki harapan lagi.
Paman Samuel datang menghampirinya,lalu duduk di samping Raka,"aden tidak bisa seperti ini terus,aden harus bangkit demi tuan dan nyonya,mereka akan sedih jika aden terpuruk seperti ini".
"buat apa aku hidup kalo mereka saja meninggalkan ku seorang diri".
"aden tidak sendiri,ada saya yang akan setia menemani aden seperti saya setia menemani tuan,karena sudah janji saya pada tuan untuk selalu berada di samping aden".
Seketika Raka terisak menangis,"aku tak punya kekuatan lagi untuk hidup seperti dulu,semuanya terasa hampa".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments