"Kayaknya lo capek banget habis balapan, kita juga capek. Ayo kita istirahat.” Theon langsung menarik Justin setelah mengatakan itu.
“Kita pamit duluan ya. Pamitan juga ama irent ya,” ucap Kean berpamitan pada Vio.
“Siap kak.”
Kean juga segera meninggalkan tempat itu dan kini tersisa Vio di situ.
“Kenapa ya kak Justin marah banget pas tadi Irent langsung pergi?” gumam Vio bertanya-tanya.
“Doorr!” Irent mengagetkan Vio.
“Irent! Aku kaget tau!” kesal Vio karena Irent tiba-tiba mengagetkannya.
“Habisnya, lo ngemundel sendiri. Oh, iya di mana mereka?” tanya Irent melihat ketiga orang itu tidak ada.
“Nggak apa-apa kok. Mereka udah pergi tadi. Mau istirahat katanya.”
“Ya udah, kita juga pulang.”
Mereka berdua juga mengambil kendaraan masing-masing dan melaju membelah jalanan malam Jakarta menuju Mansion mereka.
*****
Keesokan harinya.
Seperti biasa, mereka bangun pagi untuk bersiap-siap ke sekolah, sarapan dan terakhir berpamitan pada ayahnya.
Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di SMA Kebangsaan. Saat tiba di depan kelas, suasana riuh dan banyak orang di depan kelas mereka.
Mereka berdua bingung dengan keadaan itu dan langsung masuk ke kelas.
Di kelas, mereka sudah di sambut dengan Ara dan tiga pemuda yang sudah bersama mereka tadi malam.
Irent dan vio kaget karena mereka ada di sini. Ara dan juga teman kelas lainnya juga tampak terkejut dan tidak percaya ketiga pemuda itu berada di sini.
“Hai, ladies,” sapa Theon saat melihat Vio dan Irent sudah berada di kelas itu.
“Hai kak. Kalian ngapain di sini pagi-pagi?” tanya Vio heran.
“Irent nggak mau nanya kenapa kita pagi-pagi ada di sini?” tanya Theon pada Irent.
Irent bingung dan linglung dengan pertanyaan tiba-tiba Theon.
“Ngapain gue harus nanya? Ngomong-ngomong, Justin lo bisa pindah nggak? Itu tempat duduk gue.” Irent menyuruh justin untuk pindah karena dia ingin duduk.
Justin tidak menjawab dan langsung menaruh ponselnya di atas meja.
Irent bingung dengan tingkah Justin. Disuruh apa, yang dilakukan apa.
“Nomor lo,” minta Justin datar sambil menatap Irent.
“Ha? My number? For what?” Irent semakin bingung dengan permintaan Justin.
Vio juga kaget kenapa tiba-tiba Justin menginginkan nomor kakaknya.
Theon dan Kean yang menyadari Justin tidak tau jawaban atas pertanyaan Irent, langsung mengambil tindakan.
“Eh gini Rent. Kan, lo udah tau sendiri Jezz siapa dan Jezz juga udah tau lo siapa. Dan Jezz juga bilang kalau kemampuan lo tuh hebat banget. So, dia pengen bisa sering latihan dan sharing session ama lo. Jadi, dia minta nomor lo. Kayak gitu sebenarnya.” Kean berusaha menjelaskan dengan alasan yang paling logis.
Mereka ke sini sebenarnya karena ingin mengembalikan liontin Irent. Saat kembali untuk mengambil motornya di Arena, Justin menemukan liontin itu dan langsung mengenali kalau itu milik Irent.
Di dalamnya, ada foto Irent bersama dengan Vio dan juga di tengah mereka ada seorang pria paruh baya yang dia duga adalah ayah mereka.
Justin tersenyum melihat foto itu. Dan saat dia membalikkannya lagi, di belakang liontin itu ada inisial K yang diukir dari perak.
Justin berpikir keras mengenai inisial itu. Nama Irent diawali huruf L atau I. Nama Vio inisialnya V dan ayahnya inisialnya H. Jadi, nama siapa sebenarnya yang diukir indah tepat di belakang liontinnya?
****
Kembali di kelas Irent.
Irent yang mendengar penjelasan Kean, langsung paham mengapa justin meminta nomor ponselnya.
“Oh, ya udah siniin hp lo,” kata Irent meminta ponsel Justin.
Justin langsung memberikan ponselnya pada irent. Irent mengutak-atik lalu menulis nomor di ponsel Justin dan kembali memberikannya.
“Dua nomor?” tanya Justin karena Irent menuliskan dua nomor di ponsel Justin.
“Iya. Satunya nomor gue, satunya lagi nomor Vio. Gue jarang pegang hp soalnya. Jadi, kalo lo pengen ngehubungin gue tapi gue nggak angkat. Lo langsung telfon Vio aja,” jelas Irent.
“Rent?!!” Vio kaget kakaknya juga menulis nomornya di ponsel Justin.
“Okey. Btw, ini liontin lo.” Justin memberikan liontin itu yang menjadi tujuan utama mereka ke sini.
Saat melihat liontin itu, Irent tampak kaget dan panik sejenak sambil meraba-raba lehernya.
“Makasih banget. Di mana lo nemuin liontin ini?” tanya Irent.
“Di arena. Kayaknya, lo jatuhin,” jawab justin.
“Astaga! Bisa-bisanya kamu hampir ngilangin hadiah dari kak Kev. Aku kasih tau kak Kev loh nanti.” Vio kaget dan langsung mengancam kakaknya itu.
“Jangan gitu dong Vi,” kesal Irent.
“Hadiah dari siapa?” tanya Justin sangat penasaran karena sepertinya itu nama cowo.
Belum juga kedua gadis cantik itu menjawab, bel tanda waktu belajar dimulai berbunyi.
Semua yang mengintip dari luar jendela langsung bergegas kembali ke kelas masing-masing. Kean dan Theon langsung menarik Justin untuk pergi.
“Ya udah kalau gitu kita balik ke kelas ya,” pamit Theon dan mereka langsung pergi dari kelas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments