Cinta Tanpa Batas
“Ayah!” teriak seorang gadis remaja berusia sekitar 16 tahun memanggil ayahnya dan berlari ke pelukannya. Viona Teresha Putri Hagwer. Anak dari Hagwer Alexander. Seorang blesteran berkebangsaan Indonesia-Spanyol.
“Putriku sayang,” balas ayahnya juga memeluk Vio.
Di belakang Vio ada juga remaja berusia sebaya yang berjalan dengan santai menuju mereka berdua.
“Irent, sini Nak,” ucap ayah Hagwer kepada putrinya yang satu.
Irent pun berjalan menuju ayahnya dan ayahnya langsung memeluk putri angkatnya itu.
Ya Irent adalah putri angkat dari Hagwer Alexander. Namanya adalah Laurent Anastasha Putri Hagwer.
*****
Flash back.
Sekitar 9 tahun lalu , seorang anak berusia 7 tahun dengan pakaian kumuh berpenampilan kucel berjalan menuju warung-warung yang berada disekitar terminal. Dia berjalan dengan waspada dengan memerhatikan sekelilingnya. Dia mendekati salah satu warung yang menjual jajanan dan makanan berat. Anak itu menyambar satu roti dan segera berlari dari sana. Namun, pemilik warung tersebut langsung melihatnya dan berteriak.
“Pencuri! Ada pencuri!” teriak ibu warung.
Orang-orang yang tengah berada disitu langsung mengejar anak kecil itu. Anak itu mengetahui dirinya dikejar berlari secepat mungkin untuk menghindari kejaran orang orang. Saat di persimpangan jalan, dia terus berlari dan ....
“Bukk.” Anak itu hampir tertabrak mobil dan berjongkok ketakutan. Orang yang berada didalam mobil keluar dan menghampiri anak itu.
“Astaga Nak, are you okay?” tanya orang itu khawatir. Ia adalah yang sekarang menjadi ayah anak itu.
Anak itu tak menjawab dan malah gemetar ketakutan.
Tak lama, kumpulan warga yang tadi mengejar anak itu berada di persimpangan dan ingin mengambil anak itu. Tapi, orang tadi berusaha menenangkan warga-warga itu.
“Ada apa ini sebenarnya?" tanya orang itu kepada warga sambil memeluk anak itu.
“Itu Pak, dia tadi nyuri dagangan saya,” jawab ibu pemilik warung.
Orang itu pun melihat roti yang ada digenggaman anak itu dan melihat warga lagi. Lalu, mengeluarkan uang lima puluh ribu dari dompetnya.
“Ambil uang ini Bu. Ambil aja kembaliannya, lepaskan anak ini,” ucap orang itu dan memberikan uang lima puluh ribu tersebut kepada ibu pemilik warung.
"Baiklah, semuanya bisa bubar sekarang,” ucap orang itu dan seluruh warga pun bubar.
Orang itu kembali mengalihkan perhatiannya kepada anak itu. Anak itu ingin segera lari dari sana. Tapi, orang itu menghentikannya.
“Tunggu Nak,” ucap orang itu menggenggam tangan anak itu.
“Calm down girl. Saya bukan orang jahat,” ucap orang itu berusaha menenangkan anak itu.
“Kamu bisa percaya sama saya. Sekarang, kamu ikut saya. Kita bisa pergi ke tempat lebih baik dari tempat kamu saat ini,” ucap orang itu lagi dengan lembut sambil tersenyum, memegang bahu anak itu.
“Kamu mau kan?” tanya orang itu santai sambil mengulurkan tangannya.
Anak kecil itu diam beberapa saat menatap orang itu. Sedangkan, orang itu masih mengulurkan tangannya dan mengangguk berusaha meyakinkan anak itu. Anak itu pun ragu-ragu mengulurkan tangannya menggenggam tangan besar milik orang itu.
Saat tangannya digenggam anak itu, orang itu pun tersenyum dan langsung menggendong anak itu menaruhnya di samping kursi jok kemudi dan dia berjalan menuju jok kemudi.
“Okey. Perkenalkan nama saya Hagwer Alexander. Kamu bisa memanggil saya Ayah.” Ayah Hagwer memperkenalkan diri pada anak itu.
“Ayah?” tanya anak itu bingung.
“Yap. Mulai sekarang saya akan menjadi Ayah kamu. Nama kamu siapa?” Ayah Hagwer bertanya lagi.
“Saya tidak punya nama,” jawab anak itu.
Ayah Hagwer kaget mendengar jawaban anak itu.
“Baiklah, kalau begitu umur kamu berapa?” tanya ayah Hagwer lagi.
“Tujuh tahun,” jawab anak itu lagi.
“Okey. Bawa kesini rotinya. Ayah bukain.” Sahut ayah Hagwer meminta roti itu dari anak itu.
Ayah Hagwer membukanya dan memberikannya kembali pada anak itu lalu menghidupkan mobilnya menjauh dari tempat itu.
****
Di perjalanan
“Irent," ucap ayah Hagwer tiba-tiba.
“Apa?” tanya anak itu tidak mengerti.
“Nama kamu sekarang Irent. Laurent Anastasha Putri Hagwer. Tau nggak, kamu bakalan punya saudari yang sama lucunya seperti kamu,” beri tau ayah Hagwer kepada Irent kecil.
Irent hanya diam tanpa tau apa yang harus dia ucapkan.
“Sudah sampai.” Ayah hagwer keluar dari mobil. Lalu, membuka pintu mobil Irent dan mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Irent kecil. Lalu, berjalan bersama menuju Mansion besar itu.
Saat tiba di depan pintu Mansion, ayah Hagwer bertanya dimana keberadaan Vio.
“Mana Vio?” tanya ayah Hagwer kepada Vin yang seorang kepala pelayan di rumah ini.
“Dia di ruang tamu tuan, ” jawab Vin. Lalu, membukakan pintu mansion untuk tuannya.
Irent kecil sedari tadi hanya diam hingga saat ayah Hagwer memasuki mansion itu. Irent kecil hanya mengikutinya.
“Ayah!” teriak Vio kecil berlari menuju ayahnya dan melompat ke dalam pelukan ayahnya.
Ayah Hagwer melepas genggaman tangannya dari putri barunya dan membalas memeluk Vio kecil. Setelah puas memeluk ayahnya, Vio kecil mengalihkan pandangannya pada Irent kecil. Vio melerai pelukannya dengan ayahnya.
“Siapa dia?” tanya Vio.
“Oh, perkenalkan dia adalah teman sekaligus saudari kamu. Dia akan tinggal di sini bersama kita, bolehkan?” tanya ayah Hagwer.
“Iyah, tentu.” Jawab Vio sambil tersenyum.
“Hello, kenalin aku Vio, Viona Teresha Putri Hagwer,” ucap Vio memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.
“saya Irent, Laurent Anastasha Putri Hagwer.” Jawab Irent kecil menerima uluran tangan Vio kecil.
Singkat cerita, kedua gadis itu tumbuh bersama dan saling menyayangi. Sejak diterima oleh ayah Hagwer dan Vio, Irent berjanji akan selalu menyayangi dan menjaga kedua orang itu terutama Vio. Dia benar-benar sangat menjaga Vio.
Vio terbiasa memberitahukan semua masalahnya kepada Irent dan Irent berusaha menyelesaikan masalah itu sebelum sampai ke telinga ayahnya. Irent bahkan pernah adu mulut dengan kakak kelasnya karena mereka mengatai Vio itu “kecentilan”.
Irent juga selalu mengerjakan tugas Vio jika anak itu sedang tidak mood. Bahkan, beberapa kali memberikan contekan pada Vio jika anak itu tidak tau jawaban soal ulangan.
Vio benar-benar menganggap bahwa Irent adalah segalanya dan pahlawannya. Dia benar benar menyayangi kakak angkatnya itu.
Vio tumbuh menjadi gadis cantik periang, ceria, manis, banyak bicara dan mudah menyesuaikan diri. Sedangkan Irent tumbuh menjadi gadis pendiam, tidak banyak bicara, suka mendengar musik, selalu menghabiskan waktu dengan buku-bukunya dan sangat sulit menyesuaikan diri di lingkungan baru. Earphone selalu bertengger di telinganya dan rambutnya bergaya wolf cut panjang yang tidak pernah dia ubah selama 4 tahun.
Saat naik ke kelas XI ayah Hagwer memutuskan pindah dari Palembang ke Jakarta untuk menunjang pendidikan putri-putrinya agar lebih baik lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
suka sama nama Pena Author
Teras Alam
kembarannya Pagar Alam yaa??
apkh Author dr Palembang??
wkwkwk just joke..
Salken, Thor...
2024-10-26
0
Mukmini Salasiyanti
Hmmmm
sangat klise !
knp lgsg diangkat jd anak ya??
pdhl baruuuuuu saja bertemu....
2024-10-26
0