Part 2

  Saat naik ke kelas XI, ayah Hagwer memutuskan pindah dari Palembang ke Jakarta untuk menunjang pendidikan putri-putrinya agar lebih baik.

*****

  Kembali ke masa sekarang.

  Mereka sedang berada di Mansion baru yang di beli ayah Hagwer.

  “Yah, kami pindah sekolah di mana?” tanya Vio kepada ayah Hagwer.

  “Kalian akan pindah ke SMA Kebangsaan,” jawab ayah Hagwer.

  “Di sana fasilitas pendidikan akan lengkap untuk kalian. Jadi, kalian bisa belajar dengan lebih baik,” jelas ayah Hagwer kepada kedua putrinya.

  “Serius, kita pindah ke sana?” tanya Vio kaget.

  “Yes. Any problem?” tanya ayah Hagwer.

  “No, no, no. Just a question. Mulai kapan kita sekolah di sana?” tanya Vio.

  “Vin sudah selesai mengurus semuanya. Kalian bisa mulai bersekolah besok,” terang ayah Hagwer.

  “Okey Yah. Di mana kamar kami?” tanya Vio.

  “Mari saya antar Nona,” sahut Vin.

  Mereka berdua pun mengikuti Vin menuju kamar dengan membawa koper mereka masing-masing.

****

  Di depan kamar.

  “Ini kamar kalian berdua Nona.” Sahut Vin di depan pintu kamar.

  “Di ujung, kamar Nona Irent dan ini kamar Nona Vio,” terang Vin lagi.

  “Jadi kami nggak sekamar? Aku maunya sekamar ama Irent. Nggak mau pisah.” Protes Vio dengan suara dan wajah memelas.

  “Udahlah Vi. Lagian kita juga udah besar, nggak apa-apa lah kita beda kamar,” sahut Irent menanggapi protes Vio.

  “Tenanglah. Walau pun, kalian pisah kamar ada pintu yang menghubungkan kamar kalian berdua. Jadi, walau pun terpisah kamar kalian tetap terhubung,” jelas Vin kepada kedua remaja itu.

  “Oh, okey kalau gitu. Aku masuk dulu.” Vio yang kembali mendapatkan kesenangannya langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Vin dan Irent.

  “Saya juga pergi Nona. Soalnya masih ada urusan,” ucap Vin kepada Irent.

  “Hmm.” Irent hanya berdehem menanggapi perkataan Vin. Lalu, masuk kedalam kamarnya.

  Saat tiba di dalam kamarnya, Irent melepas kopernya dan mulai memperhatikan kamar itu. Kamar itu berwarna hitam abu-abu dengan kasur warna senada.

  Tidak banyak barang atau peralatan di kamar itu. Sehingga, kamar itu terlihat luas dan minimalis. Vin memang sangat tau favoritnya. Irent berjalan menuju kasurnya dan langsung melempar tubuhnya di kasur dan menghela napas.

  Dia tidak tau apakah dia bisa beradaptasi dengan baik di sini. Irent bukan orang yang mudah menyesuaikan diri di tempat baru. Apa lagi di Palembang dulu, dia punya teman-teman yang selalu bersamanya dan sudah dia anggap seperti saudara.

  Irent adalah salah satu member Gangster yang ada di Palembang. Dia memang tumbuh menjadi orang yang tertutup. Tapi, dia sangat menyukai tantangan dan balapan. Itulah yang membawanya di dunia yang menurut kebanyakan orang itu tidak baik.

  Tapi, Irent tidak merasa seperti itu. Di tempat itu dia punya teman yang tidak banyak basi-basi dan langsung berbicara ke intinya. Walaupun, banyak juga diantara mereka yang humoris. Tapi, Irent tetap nyaman karena di sini tidak ada yang munafik dan semua saling merangkul. Tidak ada yang meninggalkan yang lain.

  Apalagi di sini dia bisa mengasah kemampuan balapnya. Irent sudah mengikuti banyak balapan mulai dari balap liar sampai balap taruhan. Kemampuannya banyak dikenal di dunia Gangster Palembang. Bahkan, sampai di luar palembang.

  Sekarang, dia malah terjebak di sini karena ayahnya menginginkan pendidikan yang lebih baik. Dia tidak ingin melawan atau membantah ayahnya, itu tidak akan pernah dia lakukan. Jadi, dia terjebak di sini, di ibu kota yang penuh huru-hara, Jakarta.

Anak Mencar

Alex

@irent gimana tempat baru?

Nyaman kaga?

Besaran rumah lama atau baru?

                                       Nyamanan di palembang.

                                       Rumahnya sama aja.

                                    Cuma besaran dikit.

Dito

Aelah rumah kamu yang dulu mah

Besar pisan. Dan sekarang lebih besar

Lagi. Gimana tuh?

Tiara

Sa aelah. Ngomong gitu Rerenya nggak nyaman.

Kevin

Btw, ada info loker nih di sekitar

Situ.

                                        Seriusan?

Kevin

Yeps. Gue japri alamatnya.

                                       Thanks, bro.

Tiara

Ellu mah Kev. Orang baru sehari

Juga. Udah dikasih info loker.

Dito

Nggak tau nih

Yaudah sih

                                       Biar gue nggak bosan.

Dito

Malah off orangnya

  Mengetahui kalau akan ada balapan di tempat yang di Sherlock Kevin. Irent segera bersiap-siap dan langsung menuju kamar mandi. Saat dia menuju ke kamar mandi, Vio sudah masuk ke kamar Irent.

  “Deh, Irent belum selesai?”

  “Bajunya aja belum diatur ckckck.”

  Vio ngemundel sendiri dan langsung berbaring ke kasur besar itu sambil men scroll sosmed nya.

  “Kyaa! ” Tiba-tiba Vio berteriak dan ngebuat Irent kaget dan langsung keluar kamar mandi.

  “Lo kenapa sih?” Irent bertanya pada Vio dengan keadaan jengkel.

  “Astaga, astaga, astaga. Lo tau nggak kak Justin. Kak Justin Gretino? Dia ternyata sekolah di SMA Kebangsaan juga. He’s our senior. You know that. Oh my god. Kebetulan yang sangat epik. Astaga.” Heboh Vio

  “Ck, gue kira apaan, biasa aja kali,” sahut Irent.

  “Ya terserah akulah,” sewot Vio.

  “Iya deh, terserah lo.” Irent memang malas berdebat dengan Vio. Apalagi karena masalah seperti ini.

  Irent sudah merapikan pakaiannya dan segera bersiap untuk pergi ke balapan itu. Kata kevin balapan itu akan dimulai jam sebelas dan sekarang sudah setengah sebelas.

  Kevin adalah yang paling dekat dengan Irent. Karena, mereka mempunyai hobi yang sama yaitu balapan. Bahkan, teman-teman mereka sering menjodohkan mereka karena saking dekatnya. Tapi, Irent menganggap Kevin hanya sebagai sahabat sekaligus kakak yang selalu membimbingnya.

  Saat ini, Irent sudah selesai bersiap dengan pakaian Gangsternya dan Vio masih ada di tempat tidur Irent.

  “Kamu mau pergi balapan?” tanya Vio.

“Ini kan baru hari pertama kita di sini. Lo tau tempat balapan di sini? Lagian besok hari pertama kita sekolah loh. Kalau lo terlambat pulang, lo jadi terlambat bangun dan besok telat gimana? Kan hari pertama,” cecar Vio.

“Bandar info gue mah banyak. Kalo soal balapan dan soal terlambat , itu nggak akan terjadi. Kan gue disiplin. Lo mestinya khawatirin diri sendiri. Ya udah gue pergi dulu. Bye.” Irent langsung keluar dari kamar dan menuruni tangga.

Di bawah, semua sudah gelap. Irent berjalan pelan. Saat sudah tiba di luar, dia bergegas mengambil motornya dan melaju melewati gerbang.

Episodes
1 Masa Lalu
2 Part 2
3 part 3
4 Part 4
5 Pertemuan di kantin
6 Balapan 2
7 Liontin Irent
8 Tiga Pilar SMA Kebangsaan
9 Gedung Tinggi
10 Rahasia Rumor Pembunuhan
11 Pengumuman Pekan Alam
12 Justin Sakit?
13 Tour Hutan
14 Lo Ceroboh Banget Sih
15 Vio Khawatir
16 Batu, Gunting, Kertas
17 Mukanya Jangan ditekuk Gitu
18 Gerakan Agresif
19 Damai?
20 pertengkaran papah dan anak
21 Tekanan pemaksaan
22 Pertemuan kembali di rooftop
23 Taman hijau
24 Kalian jalan bareng?
25 Vio dan Justin
26 Persiapan Justin
27 Lo ngeprank ya?
28 Pengakuan kembali
29 Gimana?
30 Penenang baru
31 Meyakinkan Papah Criosh
32 Jaga Justin baik-baik ya
33 Kamu pintar memilih pasangan
34 Kamu suka sama Justin?
35 Pagi-pagi sekali
36 Gimana kalau gue ninggalin lo?
37 Gara-gara lo kali Jezz
38 Benar-benar menjauh dari Justin
39 Bertemu lagi di parkiran
40 Amukan hebat Justin
41 Tenanglah sayang
42 Let's break up
43 Perubahan drastis Justin
44 Jangan ikut campur
45 Lo mau nggak jadi cewe gue?
46 Kanker liver Irent
47 Kencan Vio
48 Cairan kotor dini hari
49 Anak mencar di Jakarta
50 Time zone
51 Lo nggak mau ngasih tahu apa pun ke gue?
52 Kehidupan menyakitkan
53 Amarah Justin
54 Menerima undangan Justin
55 Balapan setelah sekian lama
56 Wajah tentram dan damai
57 Irent pingsan
58 Ke rumah sakit
59 Pertengkaran Justin dan Kevin
60 Penyakitnya kambuh?
61 Penyakit jantung Viona
62 Di mana Vio?
63 Diam seribu bahasa
64 Keputusan tetap Irent
65 Permintaan maaf Irent
66 Alisa Laurent Putri Justin (End)
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Masa Lalu
2
Part 2
3
part 3
4
Part 4
5
Pertemuan di kantin
6
Balapan 2
7
Liontin Irent
8
Tiga Pilar SMA Kebangsaan
9
Gedung Tinggi
10
Rahasia Rumor Pembunuhan
11
Pengumuman Pekan Alam
12
Justin Sakit?
13
Tour Hutan
14
Lo Ceroboh Banget Sih
15
Vio Khawatir
16
Batu, Gunting, Kertas
17
Mukanya Jangan ditekuk Gitu
18
Gerakan Agresif
19
Damai?
20
pertengkaran papah dan anak
21
Tekanan pemaksaan
22
Pertemuan kembali di rooftop
23
Taman hijau
24
Kalian jalan bareng?
25
Vio dan Justin
26
Persiapan Justin
27
Lo ngeprank ya?
28
Pengakuan kembali
29
Gimana?
30
Penenang baru
31
Meyakinkan Papah Criosh
32
Jaga Justin baik-baik ya
33
Kamu pintar memilih pasangan
34
Kamu suka sama Justin?
35
Pagi-pagi sekali
36
Gimana kalau gue ninggalin lo?
37
Gara-gara lo kali Jezz
38
Benar-benar menjauh dari Justin
39
Bertemu lagi di parkiran
40
Amukan hebat Justin
41
Tenanglah sayang
42
Let's break up
43
Perubahan drastis Justin
44
Jangan ikut campur
45
Lo mau nggak jadi cewe gue?
46
Kanker liver Irent
47
Kencan Vio
48
Cairan kotor dini hari
49
Anak mencar di Jakarta
50
Time zone
51
Lo nggak mau ngasih tahu apa pun ke gue?
52
Kehidupan menyakitkan
53
Amarah Justin
54
Menerima undangan Justin
55
Balapan setelah sekian lama
56
Wajah tentram dan damai
57
Irent pingsan
58
Ke rumah sakit
59
Pertengkaran Justin dan Kevin
60
Penyakitnya kambuh?
61
Penyakit jantung Viona
62
Di mana Vio?
63
Diam seribu bahasa
64
Keputusan tetap Irent
65
Permintaan maaf Irent
66
Alisa Laurent Putri Justin (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!