Ketiga manusia yang beda usia itu nampak tengah menikmati makan malam mereka. Mama Julie tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya, Wanita tua itu terus saja tersenyum seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"ma, are u okay?" tanya Bram di sela makannya. Lelaki itu bingung melihat mama nya yang sedari tadi tersenyum tidak jelas.
"tentu saja sayang. Ayo teruskan makanmu" balas mama Julie.
"hiks.. Aku rindu rumah ku huhu" batin Sherin menangis. wanita yang sudah berganti status itu hanya bisa mengaduk-ngaduk makanannya tanpa berniat untuk menyantapnya.
Mama julie yang melihat menantunya tampak tak berselera, kemudian menawarkan menu lain untuk Sherin. Namun Sherin menolak halus tawaran mertuanya itu.
"habiskan makanan mu. jika tidak, tidak usah makan!" Bentak Bram kepada Sherin. Sherin sungguh sakit hati mendengar ucapan lelaki yang duduk di hadapannya itu. Tanpa memperdulikan sang mertua yang sedang duduk bersama mereka, Sherin menghentakkan garpu dan sendok miliknya hingga terpental. Kemudian, wanita itu berlari menaiki anak tangga.
"Bram!? Apa yang kau lakukan nak? Tidak seharusnya kau membentaknya. Lihatlah, menantu mama jadi marah. Cepat kau susul dan minta maaflah" ujar mama julie. Bram meletakkan alat makannya mendengar titah sang mama.
"biarkan saja ma. Dia terlalu manja, kita tidak boleh terlalu baik kepadanya"
Mama Julie menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sang anak, anaknya itu benar-benar tidak bisa di ajak kerjasama. "baiklah, kalau begitu biar mama yang menyusul istri mu"
Sherin memeluk kedua kakinya dengan posisi berada di balkon. Wanita itu menikmati angin malam yang seakan menggelitik tubuhnya. Pandangannya tak menentu, tatapannya kosong. Ia tak tahu kehidupan apa yang sedang ia jalani saat ini. Sherin merasa terasingkan.
"kesalahan apa yang telah ku lakukan di kehidupan masa lalu ku? Mengapa hidupku jadi hilang arah seperti ini? Bahkan Mommy seakan-akan mengasingkan ku di tempat yang sama sekali tidak aku sukai" gumam Sherin pelan. Kali ini, matanya sungguh tidak bisa menahan cairan yang sebentar lagi akan meledak.
"hiks... dasar air mata sialan! Kenapa kau turun seenak mu tanpa meminta izin kepadaku?" ujar nya seraya mengusap kasar air matanya. Sherin bukanlah wanita yang gampang mengeluarkan air mata. Dari dulu, hidupnya selalu tenang. Sumber masalahnya hanya dari satu orang, Yaitu Sahabatnya Gisella.
"Sherin.. Sayang" Sherin segera mengusap air matanya setelah mendengar suara Mama julie dari arah belakang.
"eh, mama. Ada apa ma?" ujar wanita itu salah tingkah.
Mama Julie mendekat lalu mendekap tubuh Sherin dengan lembut. Mama julie memeluk Sherin seraya mengusap lembut punggung wanita itu. Yang tidak sherin ketahui, Mertuanya itu mendengar seluruh ucapan nya sedari tadi.
"Nak, maafkan mama yah. Mama tahu kau belum terbiasa dengan kehidupan baru mu ini. Tapi mama harap kau mau terbuka kepada mama jika ada yang tidak kau sukai" ujar mama julie lembut.
"i..iya ma. Sherin mengerti" Akhirnya kedua wanita berbeda usia itu menghabiskan waktu mereka di atas balkon seraya bercerita. Lebih tepatnya, Mama Julie lah yang bercerita. Sherin hanya menjadi pendengar setianya saja.
"hm, Sudah larut. mama harus istirahat" Ucap Bram tiba-tiba memecah obrolan kedua wanita itu.
"astaga, kita sampai lupa waktu sayang. Ayo nak, kau juga harus istirahat. tidak baik berlama-lama di luar" ujar mama julie kepada Sherin.
Mama julie yang telah pergi ,membuat suasana di antara mereka menjadi sangat kaku. Bram yang tengah berdiri di dekat pintu balkon menatap Sherin dengan tatapan menelisik. "masuk!" ucapnya singkat.
Sherin yang tidak sedang mood hanya bisa mengikuti perkataan Bram yang terdengar sangat menyebalkan di telinga nya itu. Wanita itu segera masuk dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. "awas saja jika dia berani naik ke kasur ini" batinnya.
Dan benar saja, belum sempat Sherin menegur Bram, lelaki itu sudah membaringkan tubuhya di atas kasur yang sama dengan Sherin. Sherin lalu mengambil satu bantal dan segera membawanya ke atas sofa. "aku tidak sudi tidur berdua dengan dirinya" gerutu Sherin seraya mencari posisi ternyamannya.
Bram tidak peduli sama sekali dengan apa yang sedang di lakukan istrinya itu. Lelaki itu menarik selimut nya dan segera mencoba terlelap. Tak ada lagi aktifitas di antara pasangan suami istri itu. Pukul 2 dini hari, Sherin merasa tenggorokannya sangat kering, di tambah dinginnya AC membuat tubuhnya merasa menggigil.
Sherin berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati, wanita itu heran dengan aturan rumah ini. Bisa-bisanya di malam hari hanya ada penerangan yang minim. "apakah lelaki itu tidak bisa membayar tagihan listrik? Gelap sekali disini" kesal Sherin.
Saat sampai di dapur, Sherin segera meneguk air mineral yang baru saja ia ambil dari lemari pendingin. "lega nya. Sepertinya aku harus membawa air minum ke dalam kamar" gumamnya. Saat Sherin telah selesai dengan urusannya di dapur, ia melanjutkan langkahnya untuk naik ke kamarnya. Namun cahaya yang sedikit lebih terang dari dalam rumah membuat wanita itu menghentikan langkahnya.
"cahaya apa itu? Terang sekali." Sherin berjalan ke arah cahaya tersebut. rupanya cahaya itu berasal dari halaman samping yang langsung terhubung dengan garasi.
"loh, mama? Mama sedang apa malam-malam di dekat garasi?" Sherin mengerutkan dahinya bingung, Ia menoleh ke samping kiri kanan mertuanya itu, namun ia tidak melihat siapa-siapa. Sherin dibuat kaget saat melihat ada sebuah mobil yang keluar dari dalam garasi tersebut, Namun Sherin tidak bisa melihat siapa yang sedang mengendari mobil itu. "mobil siapa itu? Dan siapa dia? Bukannya di rumah ini hanya ada laki-laki jahat itu dan mama nya? atau, ada orang lain yang tidak aku ketahui disini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments