Aroma masakan mama julie dan mommy Kirana membuat para pelayan takjub. Para pelayan itu tidak tahu jika majikannya sangat jago dalam memasak, yah karena pelayan-pelayan itu baru bekerja kurang lebih 3 bulan. dulu hanya ada bibi, satpam dan juga supir. Namun karena merasa kesepian, Akhirnya mama Kirana mempekerjakan beberapa pelayan di rumahnya karena putri semata wayangnya itu pergi liburan dan tak pulang-pulang.
tok..tok..
"Non.. Nona Sherin. Bangun Non, Waktunya sarapan" ucap salah satu pelayan yang tengah berdiri di depan pintu.
Ceklek!
suara pintu yang baru saja di buka, memperlihatkan seorang lelaki tampan dengan tubuh sexy nya. Lelaki itu seperti nya baru selesai menyelesaikan ritual mandinya, terlihat dari rambutnya yang masih basah.
"maaf tuan, apa suara saya menbangunkan anda?" tanya pelayan dengan kepala menunduk.
"pergilah, biar saya yang membangunkannya" titah Bram. Pelayan itupun segera undur diri. tanpa mengetuk, lelaki yang masih menggunakan handuk dan kaos putih itu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Sherin.
Bram dengan berani masuk, ia melihat Sherin berpelukan dengan boneka besarnya. "ck, dasar wanita pemalas"
Bram melihat sekeliling kamar Sherin, warna dan isinya hampir sama persis dengan kamar yang ia tempati. Hanya saja kamar yang sekarang lebih luas serta tempat tidurnya pun lebih besar. Bram fokus pada bingkai foto yang terletak di atas nakas, ia berjalan dan meraih bingkai itu. baru sedetik ia memegangnya, lelaki itu segera menaruh nya kembali dengan sedikit keras.
Rahangnya mengeras, Rasanya ia sungguh jijik telah memegang bingkai itu. "rupanya mereka masih berhubungan" gumamnya pelan.
"hoammmmm"
Bram menoleh setelah mendengar suara Sherin, ia berdiri sambil melipat kedua tangannya di atas perut. Sherin mengusap matanya dengan kasar, wanita itu sungguh malas untuk bangun dari kasur empuk nya.
Sherin melepas selimutnya dengan sembarang, paha mulus nya terekspos sempurna di mata Bram. wanita itu tetap berjalan tanpa menyadari bahwa ada orang lain di dalam kamarnya.
"hoaammm... badan ku pegal sekali" gumam wanita itu sambil memukul-mukul pundaknya.
"mau ku bantu?"
Sherin mengerutkan dahinya, Ia berhenti sejenak dan segera menoleh ke sumber suara. "AHHKKKK" teriaknya. "APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMAR KU?" Sherin mengambil boneka yang berada di dekatnya, ia melemparkan boneka itu tepat ke arah Bram yang masih setia menatapnya dengan tatapan datar.
"siapa yang mengizinkan mu untuk masuk kedalam kamar ku?" protes Sherin. karena rasa kesalnya, ia sampai lupa jika saat ini ia hanya menggunakan atasan sebatas perut, serta celana pendek yang sangat minim.
"apa saat ini kau sedang menggoda ku?" ujar Bram yang masih dengan tatapan datarnya.
"huh! Dasar aneh. lebih baik sekarang kau keluar dari kamar ku. Atau.."
"atau apa?"
"atau aku akan membatalkan pernikahan kita dan kau akan jadi duda muda"
"Ha ha ha.. " tawa Bram. "apa kau begitu tidak sabar ingin ku nikahi? Hmm?" Bram melangkah ke arah Sherin dengan pelan. Sherin melihat penampilan lelaki itu sungguh Sexy, apalagi rambut nya yang sedikit basah serta kaos yang terlihat pas di tubuhnya.
"eh, tidak tidak! Apa yang sedang aku pikirkan?" batinnya seraya menggeleng.
"jangan mendekat!" ucap Sherin gugup.
Bram meraih pinggang Sherin dengan sedikit keras, gadis cantik itu terdiam saat merasakan hembusan nafas Bram yang mengenai dahinya. "wangi sekali" batin Sherin.
sedetik kemudian Sherin kembali menggelengkan kepalanya. Ia sungguh bingung dengan otaknya yang murahan itu. Lihat lelaki tampan sedikit saja sudah membuatnya lupa. "hah? Jadi sekarang aku mengakui kalau dia tampan? Oh tidak tidak, aku sepertinya sudah gila" batin Sherin.
"apa yang sedang kau hayalkan? Apa kau sedang membayangkan jika aku akan segera mencium mu?" ejek Bram yang masih setia merengkuh pinggang Sherin.
"kau terlalu kepedean. Sekarang lepaskan aku! karena jika tidak. Aku akan berteriak dan bilang ke semua orang jika kau mencoba membuat hal tidak baik kepadaku!" dan benar saja, ancaman Sherin benar membuat Bram melepaskannya.
"sekarang keluarlah!" lanjut Sherin.
Bram akhirnya berjalan mundur, lelaki itu berbalik sejenak melihat Sherin. "lain kali, saat kau bangun. ber cermin lah!" setelah itu, Bram benar-benar keluar dari kamar Sherin.
Sherin segera berlari untuk melihat dirinya. "OH MY GOD!" teriak gadis cantik itu. Sherin memandangi dirinya yang hanya menggunakan pakaian tidur yang sangat minim, bahkan ia bisa melihat jelas b*ah d*da nya seperti akan melompat keluar dari dalaman tipisnya.
"Sherin bodoh! Kenapa kau sangat ceroboh. Huaaaaa, lelaki itu sudah melihat tubun indahku" Sherin memukul kepala nya dengan pelan, ia benar-benar merasa malu melihat penampilannya.
Bram yang sudah berpakaian segera turun ke bawah untuk menemui mamanya. Lelaki itu memakai celana kain hitam dan juga kaos oblong. Penampilannya sungguh sederhana, namun ketampanannya bertambah seribu persen.
"eh sayang, ayo nak kita sarapan dulu sebelum kalian pulang" ujar mommy Sherin yang baru selesai meletakkan buah-buahan di atas meja makan.
"iya tan. Oh yah, mama dimana?"
"mama mu tadi izin untuk mandi. Mungkin sebentar lagi selesai. Ayo duduk nak"
Bram mengangguk paham, lelaki itu duduk setelah di persilahkan. "banyak sekali, apa tante mengundang seseorang untuk makan bersama kita?" tanya Bram, lelaki itu bingung melihat meja makan yang penuh dengan berbagai hidangan.
"tidak kok, mommy memang sengaja memasak banyak. Kau harus makan yang banyak yah!" mommy Sherin sangat bersemangat mengambilkan nasi dan beberapa lauk untuk Bram.
"makanlah, pokoknya calon mantu mama harus makan yang banyak."
"hm, terimakasih tante"
"oh yah, kata pelayan, kau yang membangunkan Sherin. Terus dimana dia?"
Sherin yang baru saja turun, ia tak sengaja mendengar ucapan mommy nya. Ia pun menyauti sang mommy dari belakang. "Sherin disini" ujarnya dengan wajah yang di tekuk.
"ya ampun, ini masih pagi sayang. Tolong kondisikan wajah mu"
Bram menatap Sherin sejenak, gadis di hadapannya ini memang tidak memiliki sopan santun. Dia yang baru saja datang, tapi dia duluan yang makan. "dasar wanita gila" gumamnya pelan.
"kalian sudah berkumpul semua ternyata. Maaf yah jeng, kau sampai menyiapkan semuanya sendiri" ucap mama julie yang baru saja selesai bersiap.
"tidak apa-apa, lagipula ada pelayan yang membantu. Ayo sekarang kita makan"
Berbeda dengan orang tua mereka yang sedang berbincang sambil makan, Lain halnya dengan Sherin dan Bram. Pasangan yang baru saja bertunangan itu tidak tertarik sama sekali untuk mengeluarkan suaranya. Hanya ada suara sendok dan garpu di antara mereka.
"aku sudah selesai" ucap Sherin. Sherin segera berdiri untuk menuju kamarnya kembali, namun suara mommy yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti. "ada apa mom?" tanyanya.
"kau jangan ke kamar dulu. Sebentar lagi tunangan mu dan mama julie akan pulang. Kita antar dulu dong. Ayo kesini!"
"yah tinggal pulang aja kan bisa mom? Kenapa harus di antar segala?"
"jeng, tidak usah memaksanya. Mungkin Sherin masih merasa lelah" ujar mama julie.
Bram mengalihkan tatapannya ke gadis yang masih setia berdiri di dekat meja makan itu, tatapan Bram sungguh tajam. "ekhm!"
Sherin menoleh ke arah Bram, ternyata lelaki itu sedang menatap dirinya dengan tatapan tajamnya. Sherin teringat oleh perjanjian itu. "pasti dia sedang menahan amarahnya? Lihatlah wajah nya yang seperti monster itu, oh astaga. Sungguh sangat jelek." batin Sherin, bukannya takut karena ditatap seperti itu, Sherin malah merasa lucu melihat Bram yang seperti ingin mencabik-cabiknya.
"Bram, apa ada yang ingin kau sampaikan kepadaku? Seperti nya kau sangat suka memandangi wajah cantikku"
Bram ikut berdiri dan mendekati Sherin. Pergerakan mereka tak luput dari perhatian mama julie dan mommy kirana. Bram menaikkan tangan kanannya, lelaki itu tiba-tiba menyibakkan anak rambut Sherin ketelinga.
"di gigimu ada daun bawang" bisik Bram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments