Sherin kembali ke restoran untuk membayar makanannya, Ia tak sempat menyentuh satupun pesanannya itu. Padahal jus delima yang ia pesan sangat menggoda. "Sherin, ayo cari mertuamu!" gumamnya pelan. Setelah keluar, ia kembali mencoba menghubungi pak reno dan juga mama julie, namun hasilnya tetap nihil. Sherin semakin panik karena tak ada kabar sama sekali dari mertuanya.
"ini sudah malam, sebentar lagi pasti Bram akan pulang. Ya ampun, bagaimana ini?"
Tidak putus asa, Sherin segera melangkahkan kakinya untuk mencari mertuanya itu. Wanita itu mencari di seluruh lantai mall tersebut, mall itu memiliki 7 lantai, dan Sherin sudah mencari di 4 lantai.
"huft.. kemana mereka sebenarnya? apa mereka memang sengaja meninggalkan ku sendiri disini? Kan tidak mungkin jika mama julie pergi dengan tiba-tiba begini. tapi.. sangat tidak mungkin jika mama julie sengaja meninggalkan ku." Sherin menarik nafas nya kuat-kuat. Wanita itu melanjutkan untuk mencari mama mertuanya di mall tersebut hingga akhirnya iapun menyerah.
Sherin mengatur nafasnya sesaat ia tiba di lantai dasar mall itu, kakinya terasa sakit karena dari tadi berlari kesana kemari. "baru kali ini aku mengelilingi mall dalam waktu singkat. Oh ya ampun, rasanya kaki ku ingin patah" keluhnya seraya mengusap keringat yang ada di dahinya. Sherin meraih ponsel nya dari dalam tas, namun sialnya ponselnya ternyata mati daya. Langit bahkan sudah gelap, dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
"Lelaki menyebalkan itu pasti sudah pulang. Ini sudah hampir jam 9 malam. Bagaimana ini? Apa aku pulang saja? Tapi, bagaimana jika mama belum sampai di rumah?"
"ASTAGA! parkiran. Iya, parkiran! Aku harus mengecek mobil mama" Sherin berlari untuk memastikan apakah mobil yang ia pakai tadi bersama mamanya masih ada atau tidak. Sherin melihat satu persatu mobil yang setipe dengan mobil mertuanya itu, namun ia rasa mobilnya sudah tidak ada.
"huft.. Sepertinya mereka sudah pulang. Baiklah! Kau juga harus pulang Sherin" gumamnya sendiri. Sherin berusaha untuk mencari taxi, namun ia selalu didahului oleh penumpang lain yang baru saja keluar dari mall. Sherin memang tidak berbakat dalam hal mencari taxi seperti ini, karena ia selalu membawa kendaraan pribadinya saat pergi kemanapun.
Tiba-tiba mobil sedan putih berhenti tepat di hadapannya, Sherin menunggu seseorang yang berada di dalam mobil itu untuk turun, namun yang turun hanya kaca mobilnya saja.
"nona, seperti nya kau sedang mencari taxi yah?" Ujar wanita yang ada di dalam mobil itu.
"siapa dia? Sok kenal sekali" batin Sherin. "apa kita saling kenal?" tanya Sherin.
"tidak! aku hanya ingin menawari mu tumpangan. Taxi disini agak sedikit susah, jika kau tidak keberatan, aku bisa mengantarkan mu"
"apa tidak kebalik? Seharusnya kan yang harus keberatan dia! Tapi biarlah, daripada aku harus menunggu lebih lama lagi" batin Sherin. "baiklah, kau yang menawari ku loh yah" Sherin masuk kedalam mobil dengan senang hati, lagipula ia ditawari sendiri, bukan dia yang memintanya.
"aku tinggal di jalan xxx yah." lanjut Sherin tanpa di tanya.
wanita yang berada di sebelahnya nampak tersenyum. "kau sepertinya gadis yang ceria"
"aku? Ah, tidak. Aku sebenarnya sangat pemarah" ucap Sherin. "oh yah, kau kenapa tiba-tiba ingin mengantarku pulang? bahkan kau tidak mengenal diriku sama sekali"
"aku pernah berada di posisimu. Aku tahu persis bagaimana rasanya ingin pulang, namun tak bisa mendapatkan 1 taxi pun. Tadi aku sebenarnya memperhatikan mu hehe" ujar wanita yang tengah mengemudi itu.
"oh begitu.. Kalau begitu terimakasih. Btw, namaku Sherin. Kalau kamu?"
"Jessica"
"baiklah jessica. Suatu saat aku akan membalas kebaikan mu"
Sherin sudah berada di depan pagar rumah, ia melambaikan tangannya saat mobil Jessica pergi dari hadapannya. Sherin melangkahkan kakinya untuk memencet tombol agar satpam segera membuka pagar untuk dirinya.
Sherin masuk kedalam rumah, ia sampai di rumah tepat jam 10 malam. batinnya bertanya-tanya, dimana mama mertuanya, dan kenapa dia tidak melihat pak Reno di depan tadi. Sherin berjalan ke dapur untuk mencari bibi, dan lagi-lagi sepertinya bibi sudah tidur.
"aku lebih baik membersihkan diri terlebih dahulu" Sherin melangkahkan kakinya naik ke atas kamar nya, ia melihat lampu di dalam kamar belum di nyalakan. Apakah suami nya itu sudah tidur?
"loh, lelaki gila itu kemana?" ucapnya saat melihat kamar terlihat rapih seperti saat ia tinggalkan tadi siang ketika ke mall. tak mau ambil pusing, Sherin masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual nya. wanita itu Benar-benar merasa kelelehan.
setelah hampir 30 menit di dalam kamar mandi, akhirnya Sherin keluar dan nampak lebih fresh daripada sebelumnya. Sherin memakai pakaiannya terlebih dahulu sebelum ia kembali turun di dapur untuk mengisi perutnya.
"orang-orang pada kemana yah? Sepi sekali. lelaki gila itu juga tidak ada, apa dia sedang lembur?. Ah sudahlah, aku harus segera mengisi perutku, cacing-cacing yang ada di perutku ini sudah pada berdemo" Sherin membuka lemari pendingin untuk mengambil 2 butir telur, ia berencana untuk menggoreng telur tersebut.
Sherin mengambil piring untuk telur yang sudah ia goreng, wanita itu menambahkan sedikit kecap manis ke atas telur itu, ia sudah tak sabar untuk menyantapnya.
"Hati-hati ma, hati-hati"
"pelan-pelan saja ma"
suara yang berasal dari depan itu menyita perhatian Sherin yang berada di meja makan, Sherin yang baru saja selesai mengambil nasi segera menghampiri sumber suara. Sherin sungguh kaget melihat mama mertuanya, Bram, serta bibi dan Pak reno berada di ruang tamu. Bibi membawa tas milik mama julie, dan pak reno membawa beberapa paper bag miliknya. Sedangkan Bram tengah menuntun mama Julie yang kakinya tengah di perban.
"Ma.. Mama kenapa? Mama kenapa bisa jad.."
"STOP!" Ucapan Bram begitu dingin hingga menembus hati Sherin, ini sudah beberapa kalinya Bram membentak dirinya.
"Aku sudah memperingatkan mu agar mamaku tidak kelelahan. Tapi lihatlah perbuatan mu ini, Kau.."
"Bram sayang. Tenanglah. Ini Bukan salah istrimu nak, mama sendiri yang ceroboh. Mama yang tidak hati-hati. Jangan salahkan menantu mama" Ucap mama Julie menenangkan Bram. Mama julie merasa tidak enak hati kepada Sherin, karena dirinya Bram harus membentak menantunya itu.
"maaf ma, tadi aku pikir mama sudah pulang dengan pak Reno, jadi aku juga.."
"oh, jadi kau meninggalkan mama ku sendiri? Begitu?" sinis Bram kembali.
"tidak! Tidak seperti itu. tadi aku.."
"sudahlah! Mendengarkan penjelasan mu juga tidak akan menyembuhkan kaki mamaku." ujar Bram sinis. "ayo ma, biar aku antar ke kamar. Mama harus istirahat" Lanjut Bram.
Sherin tidak mengerti apa yang sedang terjadi, kenapa kaki mertuanya itu tiba-tiba di perban. "pak, sebenarnya apa yang terjadi dengan mama julie?" tanya Sherin bingung.
Pak reno meletakkan paper bag itu terlebih dahulu. "begini non, tadi pas nyonya berjalan ke arah saya Tiba-tiba ada beberapa wanita yang saling mengejar, dan tidak sengaja menabrak nyonya julie sampai jatuh. Akhirnya kaki nyonya terkilir non. Saya langsung mengantar nyonya ke rumah sakit, dan saya benar-benar minta maaf sama nona. Saya lupa mengabari nona karena saya sudah panik non" ujar pak Reno menundukkan kepala.
"ya ampun. Aku yang seharusnya minta maaf sama bapak. Aku seharusya tidak meninggalkan bapak dan mama tadi. Maaf yah pak" ujar Sherin merasa bersalah.
Sherin mengambil paper bag miliknya dan segera membawa barang-barang itu untuk ke kamarnya, Sherin meletakkan belanjaannya lalu keluar menuju kamar mama Julie. Sejenak Sherin berdiri di depan kamar, wanita itu menarik nafas nya sebelum membuka pintu tersebut.
Sherin dengan pelan berjalan masuk, ia melihat Bram yang tengah membantu mama Julie menaikkan selimut. Ada rasa takut saat ia melihat wajah lelaki itu.
"Dia dingin sekali" batin Sherin.
"Loh sayang, kenapa tidak istirahat?" tanya mama Julie ketika melihat Sherin berdiri di dekat Bram. Bram hanya menoleh sejenak, kemudian kembali merapihkan selimut sang mama.
"Emm.. Sherin minta maaf yah ma, Sherin tidak tahu jika mama tadi.."
"shutt!! Jangan minta maaf. Mama tidak suka!. Lagi pula ini bukan salah mu sayang. Jadi jangan merasa bersalah yah. Sekarang kau kembali lah ke kamar dengan Bram. Ajak suami mu ini, mama mau istirahat"
"Mama istirahatlah, kalau ada apa-apa panggil aku" ujar Bram lembut. Lelaki itu kemudian melenggang pergi tanpa mengajak Sherin yang masih berdiri kikuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments